Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Ny. S Dengan Kelemahan Anggota Gerak Kiri

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Ny. S Dengan Kelemahan Anggota Gerak Kiri"— Transcript presentasi:

1 Ny. S Dengan Kelemahan Anggota Gerak Kiri
LAPORAN KASUS Ny. S Dengan Kelemahan Anggota Gerak Kiri Disusun Oleh: Bima Bayu Putra H2A013003P Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, SpS, Msc KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT NEUROLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2018

2 IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. S Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Perempuan Status perkawinan : Sudah Menikah Pendidikan : Sekolah Dasar (SD) Pekerjaan : Petani Alamat : Bumen RT 2 RW 1 Sumowono, Kab Semarang No CM : 153*** - 20** Tanggal masuk RS : 13 Agustus 2018, Pukul 14:24, Pasien diwarat di Dahlia 213

3 KELUHAN UTAMA TANGAN DAN KAKI LEMAH

4 ANAMNESA 2 Jam SMRS Saat Perjalanan Ke IGD RSUD Ambarawa
Anamnesis dilakukan kepada pasien dan anak pasien (Auto dan Alloanamnesis) pada tanggal 14 Agustus 2018 (hari perawatan ke 2). 2 Jam SMRS -Tangan dan kaki kiri lemah, saat bangun tidur dan pasien tidak dapat berdiri dan menopang dirinya Tidak ada faktor memperberat maupun memperingan dari keluhan tersebut. -Nyeri kepala, mual, muntah, pusing, kesemutan, demam, sesaf nafas, pelo , pingsan disangkal oleh pasien. Saat Perjalanan Ke IGD RSUD Ambarawa -Saat perjalanan tangan dan kaki pasien sulit untuk digerakan - Nyeri kepala, mual, muntah, pusing, kesemutan, demam, sesaf nafas, pelo , pingsan disangkal oleh pasien. IGD RSUD Ambarawa - Tangan dan kaki yang lemah. Saat diperiksa pasien juga mengakui masih terasa nyeri dan tidak ada rasa baal pada kulit. - Keluhan seperti nyeri kepala, mual, muntah, pusing, kesemutan, demam, sesaf nafas, pelo , pingsan disangkal oleh pasien. BAB dan BAK dalam batas normal

5 ANAMNESA LANJUTAN . . . BANGSAL DAHLIA Saat di bangsal Dahlia, Pasien mengeluh tangan dan kaki kiri pasien masih lemah dan sulit untuk digerakan. Pasien dapat minum dan makan melalui mulut secara normal. Keluhan seperti nyeri kepala, mual, muntah, pusing, kesemutan, demam, sesaf nafas, pelo disangkal oleh pasien. BAB dan BAK dalam batas normal

6 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
ANAMNESA LANJUTAN . . . RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Riwayat yang sama sebelumnya : disangkal Riwayat Hipertensi : diakui, 5 tahun dan tidak terkontrol Riwayat cephalgia sebelumnya : disangkal Riwayat penyakit jantung dan paru: disangkal Riwayat penyakit diabetes : disangkal Riwayat kejang : disangkal Riwayat keganasan : disangkal Riwayat trauma kepala : disangkal Riwayat Pengobatan/Konsumsi Obat tidak ada

7 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
ANAMNESA LANJUTAN . . . RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat hipertensi : disangkal Riwayat keluhan serupa : disangkal Riwayat penyakit jantung : disangkal Riwayat penyakit diabetes : disangkal Riwayat stroke : disangkal RIWAYAT SOSIAL EKONOMI Pasien tinggal dirumah bersama suami, anak dan menantunya. Pasien berprofesi sebagai petani. Pasien tidak merokok dan meminum alkohol tetapi suka memakan makanan asin dan bersantan. Biaya pengobatan menggunakan UMUM. Kesan ekonomi cukup

8 ANAMNESA SISTEM Sistem serebrospinal : tidak ada keluhan
Sistem neurologis : kelemahan anggota gerak kiri Sistem kardiovaskular : tidak ada keluhan Sistem respirasi : tidak ada keluhan Sistem gastrointestional : tidak ada keluhan Sistem integumen : tidak ada keluhan Sistem urogenital : tidak ada keluhan

9 RESUME ANAMNESIS Pasien seorang perempuan berusia 54 tahun datang dengan keluhan utama tangan dan kaki kiri pasien terasa lemah. Sekitar 2 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien merasa tangan dan kaki kiri terasa lemah sehingga pasien sulit berjalan dan menopang dirinya. Keluhan seperti nyeri kepala, mual, muntah, pusing, kesemutan, demam, sesaf nafas, pelo, pingsam disangkal oleh pasien. BAB dan BAK dalam batas normal. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 5 bulan yang lalu dan tidak terkontrol. pasien tinggal bersama suami, anak dan menantunya, pasien bekerja sebagai petani. Pasien tidak merokok dan meminum minuman alkohol, tetapi suka makan makanan yang asin dan bersantan

10 DISKUSI 1 Dari data anamnesis pada pasien didapatkan kelemahan(paresis) pada anggota gerak satu sisi atas dan bawah(hemiparesis) yaitu sebelah kiri yang terjadi tiba tiba dan menetap. Paresis (kelemahan) merupakan berkurangnya kekuatan otot sehingga gerak voluntar sukar tapi masih bisa dilakukan walaupun dengan gerakan yang terbatas. Hemiparese yang terjadi pada pasien ini timbul dengan onset mendadak, tidak terdapat penngkatan tekanan intrakranial seperti nyeri kepala, mual, muntah dan penurunan kesadaran. Selain itu, didapatkan adanya defisit neurologis lainnya yaitu adanya kelemahan anggota gerak secara mendadak. Defisit neurologis yang terjadi mengenai satu sisi anggota gerak tubuh pasien, hal ini mengarahkan pada kemungkinan lesi vaskular serebri yang terjadi adalah pada sisi kontralateralnya, pada pasien ini yaitu di hemisfer dextra mengingat adanya penyilangan saraf motorik di batang otak. Defisit neurologis akut pada pasien ini terjadi tanpa adanya pencetus yang jelas berupa trauma atau infeksi sebelumnya sehingga mengarah pada suatu lesi vaskular, karena onset lesi vaskular timbul secara mendadak sehingga pada pasien ini mengarah pada suatu keadaan yang disebut stroke.

11 Menurut WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang secara cepat akibat gangguan otak fokal atau global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Gejala klinis pasien sesuai dengan gejala klinis dari stroke infark (Stroke Non Hemoragik), namun untuk mendiagnosa stroke infark dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut tidak hanya hanya dari anamnesa saja. Selain itu, pasien memiliki faktor risiko terhadap terjadinya penyakit stroke, menurut literatur faktor tersebut ada dua jenis yaitu faktor resiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi, faktor yang tidak dapat di modifikasi adalah usia, jenis kelamin, herediter, ras, sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi adalah hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, stenosis karotis, alkohol, hyperlipidemia, obesitas, kurang olahraga, stress, gaya hidup, migraine, rokok, penyakit ginjal kronik pada pasien ini memiliki beberapa faktor risiko yang mendukung terhadap kejadian stroke. Faktor resiko stroke pada pasien ini adalah riwayat hipertensi, kebiasaan makan makanan bersantan dan asin.

12 DIAGNOSIS SEMENTARA Kelemahan anggota gerak kiri secara mendadak dan menetap lebih dari 24 jam Diagnosis Klinis Hemisfer dextra Diagnosis Topik Gangguan cerebrovaskular (Stroke infark dd stroke hemoragic) dd TIA, RIND, neoplasma intrakranial Diagnosis Etiologi

13 PEMERIKSAAN FISIK Kesan umum : Compos mentis, E4M6V5
Tanda-Tanda Vital : Tekanan darah : 160/100 mmHg Frekuensi nadi : 89x/menit, reguler, isi cukup, kuat angkat Frekuensi nafas : 20 x/menit, regular Suhu tubuh : 36,8°C

14 Kepala : Bentuk kepala normocephal, rambut hitam, terdistribusi merata, tidak mudah dicabut.
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening pada leher. Kaku kuduk (-), burdzinsky I (-), cervikal spasme (-). Wajah : Raut muka pasien baik dan tidak terdapat kelainan facies. Mata : Edema palpebra (-/-), alis mata hitam dan tersebar merata, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor Ø 3mm/3mm, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+), refleks kornea (+/+) Telinga : AD : Bentuk telinga normal, serumen (+), membran timpani sulit dinilai, nyeri tekan dan tarik (-) AS : Bentuk telinga normal, serumen (+), membrane timpani sulit dinilai, nyeri tekan dan tarik (-) Hidung : Bentuk hidung normal. Tidak tampak deviasi. Tidak tampak adanya secret. Tidak tampak nafas cuping hidung. Mulut : Mukosa gusi dan pipi tidak hiperemis, ulkus (-), perdarahan gusi (-), sianosis (-), merot (+)

15 COR PULMO Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi :ictus cordis teraba 2 cm medial di ICS 5 linea midclavikula sinistra, sternal lift (-), pulsus parasternal (-), pulsus epigastrium (-), thrill (-). Perkusi : Batas kanan bawah jantung : ICS V linea sternalis dextra Batas atas jatung :ICS II linea parasternal sinistra Batas pinggang jantung : ICS III linea parasternal sinistra Batas kiri bawah jantung :ICS V linea midclavicularis sinistra konfigurasi jantung : kesan dalam batas normal Auskultasi : reguler Suara jantung murni: SI,SII (normal) reguler. Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) PULMO I : datar, simetris statis dinamis P : nyeri tekan (-), stem fremitus ka=ki P : sonor seluruh lapang paru A : suara dasar vesikuler, suara tambahan

16 ABDOMEN Ekstremitas Inspeksi : Datar, supel.
Auskultas i: Bising usus (+), normal (2-6 detik sekali) Perkusi : Timpani di semua kuadran abdomen Palpasi : Dinding perut supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-), turgor baik Ekstremitas Simetris, sianosis (-/-), akral hangat (+/+), pembesaran kelenjar getah bening inguinal (-), laseque (-), kerniq (-), patrick (-), kontra patrick (-), brudzinksi II (-)

17 STATUS PSKIATRI Tingkah Laku : Normoaktif Perasaan Hati : Normotimik
Orientasi : Dalam batas normal Kecerdasan : Dalam batas normal Daya Ingat : Dalam batas normal

18 Status Neurologis : Sikap tubuh : Simetris Gerakan Abnormal : Tidak ada Cara berjalan : Tidak bisa dinilai Ekstremitas : Lateralisasi dekstra

19 Refleks cahaya langsung
Nervus Pemeriksaan Kanan Kiri N. I. Olfaktorius Daya penghidu Tidak Dilakukan N. II. Optikus Daya penglihatan N Pengenalan warna Lapang pandang N. III. Okulomotor Ptosis - Gerakan mata ke medial + Gerakan mata ke atas Gerakan mata ke bawah Ukuran pupil 3mm 3 mm Bentuk pupil Bulat Refleks cahaya langsung N. IV. Troklearis Strabismus divergen Gerakan mata ke lat-bwh Strabismus konvergen N. V. Trigeminus Menggigit Normal Membuka mulut Sensibilitas muka Refleks kornea Trismus N. VI. Abdusen Gerakan mata ke lateral

20 N. VIII. Vestibulokoklearis
N. VII. Fasialis Kedipan mata + Lipatan nasolabial - Sudut mulut Dbn Merot minimal Mengerutkan dahi Menutup mata Meringis Normal Menggembungkan pipi Daya kecap lidah 2/3 ant Tidak dilakukan N. VIII. Vestibulokoklearis Mendengar suara bisik Tes Rinne Tes Schwabach

21 N. XII (HIPOGLOSUS) Keterangan Sikap lidah Deviasi ke kiri Artikulasi Dalam Batas Normal Tremor lidah Dalam batas normal Menjulurkan lidah Kekuatan lidah Trofi otot lidah Fasikulasi lidah N.IX (GLOSSOFARINGEUS) Keterangan Arkus Faring Simetris Daya Kecap 1/3 Belakang Tidak dinilai Reflek Muntah Tidak Dilakukan Sengau Tidak Tersedak N. XI (AKSESORIUS) Keterangan Memalingkan Kepala Dalam batas normal Sikap Bahu Mengangkat Bahu Trofi Otot Bahu Tidak N. X (VAGUS) Keterangan Arkus faring Dalam batas normal Reflek muntah Tidak Dilakukan Bersuara Menelan

22

23 Refleks Fisiologis Refleks Patologis Refleks Biceps Normal Meningkat
Refleks Triceps Refleks ulna dan radialis Refleks Patella Refleks Achilles Refleks Patologis Babinski - + Chaddock Oppenheim Gordon Schaeffer Rosollimo Gonda Hofman Trommer

24 FUNGSI SENSORIK Kanan Kiri Eksteroseptif Terasa Rasa nyeri Rasa raba
Kanan Kiri Eksteroseptif Terasa Rasa nyeri Rasa raba Rasa suhu Propioseptif Rasa gerak dan sikap Rasa getar Diskriminatif Rasa gramestesia Rasa barognosia Rasa topognosia

25 PEMERIKSAAN RANGSANG MENINGEAL
Kaku Kuduk : - Kernig sign : - Brudzinski 1 : - Brudzinski 2 : - Brudzinski 3 : - Brudzinski 4 : - PEMERIKSAAN FUNGSI LUHUR Fungsi luhur : normal Fungsi Vegetatif : BAK lancar dengan pispot, BAB belum selama perawatan

26 SKOR SIRIRAJ ALGORITMA GAJAH MADA
( 2,5 x 0 ) + ( 2 x 0 ) + ( 2 x 0) + ( 0,1 x 100 ) - ( 3 x 1 ) – 12 = -5 Hasil dari Siriraj <-1 : infark serebri ALGORITMA GAJAH MADA Nyeri kepala (-) Penurunan kesadaran (-) Refleks Babinski (+) Dalam kasus ini didapatkan hanya reflex Babinski yang positif yang artinya stroke yang terjadi adalah stroke infark atau stroke non hemoragik

27 Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Hematologi Darah perifer lengkap Hb 11.7 11,5 – 15,5 gr/dl Ht 40.0 % Eritrosit 5,93 H 3.8– 5,2 juta/µL MCV 92 82 – 98 fL MCH 30 27 – 32 pg MCHC 33.2 32 – 37 gr/dL Trombosit 311000 – /µL Leukosit 76500 3.600 –11.000/µL Hitung Jenis Eosinofil 0,05 % Basofil 0,0 0-0.2% Neutrofil 4.58 % Limfosit 22.6 25-40 % Monosit 0.23 0.2-1 % RDW-CV 10.7 10-18% Kimia Klinik GD PUASA 100 mg/dl GD 2 PP 62 <120 SGOT 17 0-35 U/L SGPT 26 Ureum 35.3 10-50 mg/dL Kreatinin 0,63 0, mg/dL HDL DIRECT 643 37-92 LDLCHOLESTEROL 201.2 H <150 ASAM URAT 5,40 2-7 CHOLESTEROL 273 H <200 dianjurkan resiko sedang >= 240 resiko tinggi TRIGLISERIDA 144 H 70-140 HBsAg Non Reaktif

28 CT SCAN Ekspertise: Tak tampak soft tisue swelling extracranial
Gyri dan sulci tak tampak prominent maupun menyempit Batas grey matter dan white matter tampak tegas Tak tampak hipodens maupun hiperdens intracerebral Sistema ventrikel dan cysterna dalam batas normal Tak tampak deviasi struktur mediana Air cellulae mastiodea dalam batas normal Kesan: Tak tampak kelainan pada head ct scan saat ini Tak tampak gambaran infark maupun hemoragic Saran : MRI kepala untuk melihat kemungkinan adanya akut infark

29 DISKUSI 2 Pada pemeriksaan fisik status generalisata didapatkan tidak adanya penurunan kesadaran dengan penilaian GCS mata adanya kontak mata, motorik pasien dapat menggerakan sesuai instruksi pemeriksa dan verbal pasien dapat menjawab pertanyaan. Pada pemeriksaan tanda vital tekanan darah 160/100 mmHg masuk pada kategori hipertensi grade 2, nadi 98x/menit dengan irama regular dan isi cukup, laju nafas 20x/mnt dalam batas normal, suhu 36,8 derajat (afebris), dan saturasi dalam keadaan baik walau tanpa oksigen. Pada pemeriksaan fisik lokalis ditemukan adanya kelainan yaitu bibir merot (+).Selanjutnya pemeriksaan status psikiatri tidak ditemukan adanya kelainan seperti perilaku yang tidak normal atau hilangnya ingatan. Pada pemeriksaan neurologis saraf kranialis ditemukan adanya deviasi sudut bibir kearah lesi, hal ini menunjukkan adanya kelemahan nervus VII dekstra. Ditemukan adanya parese nervus XII yang mempersarafi lidah dengan adanya deviasi lidah ke arah kiri. Tidak ditemukan adanya lesi nervus IX dan X yang ditandai adanya kesulitan mengunyah dan menelan makanan, karena pasien tidak mengalami kesulitan dalam makan dan minum.

30 Pada pemeriksaan fungsi motorik didapatkan adanya keterbatasan gerak, kelemahan kekuatan otot, dan peningkatan tonus pada tangan dan kaki kiri. Hal ini disebabkan adanya lesi pada korteks motorik yang mengatur pergerakan otot. Peningkatan refleks fisiologis juga didapatkan pada ekstremitas yang mengalami kelemahan, hal ini terjadi karena hilangnya pengaruh inhibisi ke motor neuron. Didapatkan adanya refleks patologi yang positif pada ekstremitas yang mengalami kelemahan diantaranya refleks Babinski (+) dan chaddock (+). Temuan-temuan diatas merupakan tanda khas pada lesi susunan saraf pusat atau lesi upper motoric neuron. Selanjutnya tidak ditemukkan adanya kelainan sensoris seperti berkurangnya kepekaan terhadap rangsang yang diberikan. Hal ini kemungkinan kortkes somatosensoris tidak ikut terlibat dalam proses lesi infark. Jika diaplikasikan pada Skor Siriraj didapatkan skor pada pasien ini adalah -5, yang interpretasinya adalah jika skor <-5 berarti infark serebri sehingga. Perasat lain yang biasa digunakkan adalah algoritma gajah mada dengan menilai 3 gejala dan tanda yaitu penurunan kesadaran, nyeri kepala, refleks Babinski. Pada pasien ini didapatkan satu tanda yaitu refleks babinski (+) sehingga menurut perasat ini pasien juga dimasukkan kedalam jenis stroke infark serebri. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar cholesterol yang tinggi, hal ini merupakan faktor resiko dari stroke. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang CT Scan kepala dan didapatkan tidak adanya kelainan baik kearah infark, hemoragik maupun tumor.

31 DIAGNOSIS AKHIR Hemiparesis Sinistra, parese N VII dan N XII dekstra UMN, akut Diagnosis Klinis Hemisfer cerebri dextra Diagnosis Topik Stroke infark Diagnosis Etiologi

32 PENATALAKSANAAN NON MEDIKEMENTOSA MEDIKEMENTOSA Tirah baring
Edukasi keluarga mengenai penyakitnya: Diagnosis pasien Tatalaksana yang akan dilakukan Prognosis dari penyakit yang diderita pasien Rehabilitasi Medik inf Asering 20 tpm Inj. Piracetam 4 x 3 gr Inj. Citicolin 2 x 500 mg Inj. Ranitidine 2x1 amp Inj. Mecobalamin 1x1 PO Unalium (Flunarizin) 2x5mg PO Herbesser CD (Diltiazem) 1 x 100mg PO CPG 1 x 75mg PO Atorvastatin 1x20mg

33 DISKUSI 3 INF ASERING 20 tpm
Injeksi piracetam 4 x 3 gr> Meningkatkan ATP otak sehingga ada perbaikan defisit neurologi Injeksi Ranitidin 2×1 amp > Gastroprotektor Injeksi Citicolin 2 x 500 > perbaikan membran sel saraf Injeksi Mecobalamin 1 x 1 > metabolit dan vit B12 untuk memelihara fungsi saraf Injeksi Diltiazem > CCB untuk menurunkan TD Peroral flunarizin > Meringankan penyakit pusing dan nyeri kepala Peroral CPG 1x75mg > anti platelet mencegah agregasi trombosit Peroral Atorvastatin > Menurunkan Kolestrol

34 Folow Up 14/8/18 HP 3 S : lemah anggota gerak kiri, lidah celat ke kiri, kontak mata dan mengerti pembicaraan (+), nyeri kepala (-), pusing(-), mual (-), muntah (-), pelo (-), saat makan tidak tersedak, BAB (+) N, BAK (+) N. O : KU : Compos mentis. E4M6V5 TD :140/90 mmHg Nadi :91x/mnt RR : 20x/mnt Suhu : 36,8 0C Ekstremitas: motorik gerakan batas / terbatas dan batas / terbatas motoric kekuatan 5 / 3 dan 5 / 3 Hasil lab darah rutin, profil lipid, gula darah, fungsi ginjal dan fungsi hati terlampir A : Stroke Infark H-3 P : INF Asering 20 tpm Inj. Piracetam 3 x 3 gr Inj. Brainact (Citicolin) 2 x 500 mg Inj. Ranitidine 2x1 amp Inj. Mecobalamin 1x1 Po Unalium (Flunarizin) 2x5mg Po Clopidogrel 1x75mg Herbeser CD (diltiazem) 1x100 Po Atorvastatin 1x20 mg

35 15/8/18 HP 4 S : lemah anggota gerak kiri, lidah celat ke kiri, kontak mata dan mengerti pembicaraan (+), nyeri kepala (-), pusing(-), mual (-), muntah (-), pelo (-), saat makan tidak tersedak, BAB (+) N, BAK (+) N. O : KU : Compos mentis. E4M6V5 TD :160/80 mmHg Nadi :78x/mnt RR : 19x/mnt Suhu : 36,7 0C Ekstremitas: motorik gerakan bebas / terbatas dan bebas / terbatas motoric kekuatan 5 / 1 dan 5 / 1 A : Stroke Infark H-4 P : INF Asering 20 tpm Inj. Piracetam 4 x 3 gr Inj. Brainact (Citicolin) 2 x 500 mg Inj. Ranitidine 2x1 amp Inj. Mecobalamin 1x1 Po Unalium (Flunarizin) 2x5mg Po Clopidogrel 1x75mg Herbeser CD (diltiazem) 1x100 Po Atorvastatin 1x20 mg

36 16/8/18 HP 5 S : lemah anggota gerak kiri, lidah celat ke kiri, kontak mata dan mengerti pembicaraan (+), nyeri kepala (-), pusing(+), mual (-), muntah (-), pelo (-), saat makan tidak tersedak, BAB (+) N, BAK (+) N. O : KU : Compos mentis. E4M6V5 TD : 180/100 mmHg Nadi : 94x/mnt RR : 19x/mnt Suhu : 36,9 0C Ekstremitas: motorik gerakan bebas / terbatas dan bebas / terbatas motoric kekuatan 5 / 1 dan 5 / 1 A : Stroke Infark onset H - 5 P : INF Asering 20 tpm Inj. Piracetam 4 x 3 gr Inj. Brainact (Citicolin) 2 x 1000mg Inj. Ranitidine 2x1 amp Inj. Mecobalamin 1x1 Po Unalium (Flunarizin) 2x5mg Po Clopidogrel 1x75mg Herbeser CD (diltiazem) 1x100 Po Atorvastatin 1x20 mg Po Ingatol (B1,B6,B12) 3x2mg

37 17/8/18 HP 6 S : lemah anggota gerak kiri, lidah celat ke kiri, kontak mata dan mengerti pembicaraan (+), nyeri kepala (-), pusing(+), mual (-), muntah (-), pelo (-), saat makan tidak tersedak, BAB (+) N, BAK (+) N. O : KU : Compos mentis. E4M6V5 TD :150/90 mmHg Nadi :78x/mnt RR : 19x/mnt Suhu : 36,5 0C Ekstremitas: motorik gerakan bebas / terbatas dan bebas / terbatas motoric kekuatan 5 / 3 dan 5 / 4 A : Stroke Infark onset H-6 P : INF Asering 20 tpm Inj. Piracetam 4 x 3 gr Inj. Brainact (Citicolin) 2 x 1000 mg Inj. Ranitidine 2x1 amp Inj. Mecobalamin 1x1 Po Unalium (Flunarizin) 2x5mg Po Clopidogrel 1x75mg Herbeser CD (diltiazem) 1x100 Po Atorvastatin 1x20 mg Po Ingatol (B1,B6,B12) 3x2mg Bila stasioner hari minggu pasien rawat jalan

38


Download ppt "Ny. S Dengan Kelemahan Anggota Gerak Kiri"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google