Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dhifaf Syafiqah rianto Dwi Putri Hidayati

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dhifaf Syafiqah rianto Dwi Putri Hidayati"— Transcript presentasi:

1 Dhifaf Syafiqah rianto Dwi Putri Hidayati
Motivating Athletes Dhifaf Syafiqah rianto Dwi Putri Hidayati

2 What is Motivation? Motivasi berasal dari kata Latin yaitu movere, yang berarti “to move”. Motivation is typically defined as the tendency for the direction and selectivity of behavior to be controlled by its connection to consequences, and the tendency of this behavior to persist until a goal is achieved. The purpose of motivation is to prolong desirable feelings and actions of athletes.

3 What is Motivation? Cont’
Agar individu termotivasi, maka ia harus terlibat dalam tugas yang memiliki goals jangka pendek dan jangka panjang. The individual’s anticipation of meeting some goal is called motive. Hal tersebut berguna untuk melihat seberapa penting atlet harus mempertimbangkan konsekuensi dari tindakannya dan seberapa kuat keinginannya (approach motive) atau justru menolak (avoidance motive) konsekuensi tersebut.

4 Sources of Motivation Keinginan Karakteristik individu
Participant-Centered View Pelatih, tim Keluarga dan lingkungan Situational View Kombinasi dari karakteristik individu Dan situasi Interaction View

5 Theories of Motivation
1. Need Achievement Fokus utama dari teori ini >> beberapa individu memperoleh kepuasan yang luar biasa dari keberhasilannya. Hasil kinerja (winning) >> ego goal orientation.

6 Theories of Motivation Cont’
Ciri orang dengan high need achievement: Mengalami kepuasan yang lebih akan keberhasilannya Memiliki gairah fisiologis (heart rate, respiration rate, sweat) yang sedikit/lemah Merasa bertanggung jawab atas hasil dari tindakannya Memilih untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan segera mungkin Memilih situasi yang memiliki beberapa risiko.

7 Theories of Motivation Cont’
2. Competence Motivation (CM) Harter dalam teori CM, mengklaim bahwa individu termotivasi, dan berusaha untuk menunjukkan skill matery dalam situasi prestasi seperti olahraga. Faktor lain yang mempengaruhi motivasi kompetensi dan prestasi adalah goal orientation. Goal orientation mengacu pada sejauh mana seorang atlet termotivasi dengan menetapkan dan kemudian mencapai tujuan. Goal orientation dalam konteks olahraga mencerminkan 2 proses berprikir, yaitu tujuan/sasaran prestasi yang dimiliki oleh atlet dan kepekaan akan kemampuannya – self-evaluation.

8 Theories of Motivation Cont’
Sasaran dari CM adalah persepsi individu akan kemampuannya. Persepsi ini di pengaruhi oleh peningkatan kemampuan seseorang dalam salah 1 dari 2 cara: peningkatan terus-menerus (selalu) lebih baik daripada meningkatkan kemampuan saat ini (task involvement) atau menunjukkan kompetensi berdasarkan pembuktian kemampuan saat ini dengan mengalahkan orang lain (ego involvement).

9 Cognitive Evaluation Theory: Intrinsic and Extrinsic Motivation
Teori kognitif dan motivasi berisikan tentang hubungan antara pikiran dan bagaimana pikiran-pikiran tersebut memengaruhi tindakan. Pendekatan kognitif terhadap motivasi melibatkan pembuatan pilihan akan perilaku yang goal- directed.

10 Cognitive Evaluation Theory: Intrinsic and Extrinsic Motivation Cont’
Teori Deci didasarkan pada 2 primary drives (or innate needs) untuk mempersiapkan individu berperilaku goal-directed. Instrinsic Motivation (IM) : orang yang berpartisipasi dalam kegiatan untuk kesenangan sendiri dan tanpa imbalan eksternal. IM dibutuhkan pada olahraga karena bentuk motif individu untuk berpartisipasi dalam olahraga

11

12 The Hierarchical Model of Int. & Ext. Motivation
Konsep mengenai motivasi : Motivasi manusia yang kompleks Motivasi merupakan gabungan dari cerminan kecenderungan intrapersonal seseorang untuk merasa termotivasi dan juga pengaruh sosial yang ditentukan oleh konteksnya, atau latarbelakang dimana orang tersebut termotivasi. Berdasrakan Vallerand's model, Motivasi mengarah ke konsekuensi penting, yang masing-masing dapat terjadi pada tiga tingkat umum. Motivasi intrinsik situasional akan memfasilitasi motivasi intrinsik kontekstual.

13 The Science of Goal Setting
Goal setting merupakan aspek motivasi yang bertujuan untuk memfokuskan upaya seseorang dan menyediakan sarana untuk memantau kemajuan atau kesuksesan orang tersebut (Burton) Goal setting memiliki 2 basic components : Direction → fokus terhadap satu perilaku. Amount → menunjukkan standar minimal kinerja yang diantisipasi dan diinginkan. Goal dapat mendeskripsikan personality traits.

14 The Foundation of GSS : Menerima kompetensi dan kemampuan merupakan faktor penting yang bertanggung jawab terhadap perilaku motivasi Personal’s goal diperkirakan dapat mempengaruhi bagaimana kemampuan seseorang mengembangkan dan bagaimana hal itu mempengaruhi achivement behavior. Performance goal orientation mencerminkan kemampuan seorang atlet yang dirasakan meningkat terhadap penguasaan tugas, dan juga peningkatan keterampilan baru.

15 Athletes should use the following goal strategies:
Use performance, not outcome Be Realistic Negotiate Make goals challenging Make goal spesific to the type and demands of the task Ensure goal ownership Make goals short term and long term Teach goal setting techniques to coaches and athletes

16 Team Goals Penetapan tujuan tim dapat membantu untuk meningkatkan kinerja yang ditargetkan Penetapan tujuan tim dapat secara optimal efektif bila tugas sangat saling bergantung Tujuan kelompok cenderung untuk meningkatkan kerjasama dan komunikasi antara pemain

17 How Not to Motivate Athletes
10 hal yang paling umum digunakan oleh para pemimpin olahraga Hal tersebut adalah mitos, karena pelatih menggunakan teknik ini dan percaya akan efektivitas mereka, namun berbagai studi menunjukkan bahwa hal tersebut cenderung menurunkan motivasi

18 Exercise for punishment → hukuman bertujuan untuk menghilangkan sebuah perilaku
The Pregame Pep Talk → persiapan saat latihan, komunikasi antara pelatih dan atlet Cut ‘em Down to Put ‘em Down → sebagian besar pemain tidak nyaman mendengar pelatih merendahkan lawan Our Goal is to Win → berfokus pada kinerja individu bukan pada hasil kompetisi akan lebih produktif Treating Team Players Differently → setiap atlet harus diperlakukan dengan sama rata

19 If They Don’t Complain, They’re Happy → pelatih menganggap atlet yang diam, berarti merasa nyaman
What Do Athletes Know, Anyway? → pelatih yang baik memantau dan berkomunikasi secara konstruktif dengan atlet mereka selama latihan, tidak meremehkan atlet The Postgame Rampage → bukan saatnya untuk mendiskusikan strategi atau menyampaikan amarah The Napoleon Complex → pelatih yang menikmati kekuatan posisi mereka cenderung kurang percaya diri Fear! → pelatih yang dianggap sebagai ancaman lebih membuat cemas daripada memberi motivasi pada atlet

20 Strategies for Motivating Athletes and Teams
Kemampuan pelatih untuk mempengaruhi perilaku, perasaan, dan sikap dari atlet dimulai dengan hubungan antara pelatih-atlet Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan oleh pelatih untuk memotivasi atlet agar mencapai potensi mereka

21 Mengenal seluruh pemain
Merencakan segalanya Menyepakati tindakan masa depan Mengembangkan keterampilan Disiplin Membentuk persepsi pada atlet Membuat segalanya menyenangkan Konsisten Kemenangan bukanlah satu- satunya hal yang harus dirayakan Mengerti atlet butuh pengakuan

22 Motivating the Child Athlete
Pemain yang lebih tua memiliki keterampilan yang lebih unggul dan lebih baik dalam menangani stres. Anak-anak seringkali tidak memiliki keterampilan yang memadai, mudah marah, dan tidak mampu mengatasi stres. Mereka berolahraga untuk bersenang-senang dan belajar keterampilan baru

23 Motivating the Nonstarter
Membuat starters senang dan menjaga mereka tetap termotivasi lebih mudah dibandigkan memberi efek yang sama pada substitutes Tugas pelatih adalah untuk membantu setiap substitutes merasa bahwa mereka ialah seorang anggota tim yang penting.

24 Bagaimana pelatih dapat memotivasi atlet yang memiliki keterbatasan waktu bermain?
Hindari labeling siapapun yang menjadi substitute. Setiap atlet harus merasa bahwa mereka berkontribusi terhadap kesejahteraan tim Memberikan kesempatan belajar dan menunjukkan kemampuan bagi substitute, terutama dalam kondisi praktek yang mensimulasikan kompetisi yang sebenarnya

25 Compatible group and personal goals
Agreement on team goals Dealing with group heterogeneity Awareness of role Planning interaction Allowing for team-coach communication Before the contest After the contest

26 Daftar Pustaka Anshel, Mark H., Sport Psychology Fourth Edition. San Fransisco.

27


Download ppt "Dhifaf Syafiqah rianto Dwi Putri Hidayati"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google