Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAB 10 AUDIT SALDO KAS.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAB 10 AUDIT SALDO KAS."— Transcript presentasi:

1 BAB 10 AUDIT SALDO KAS

2 KOMPONEN KAS Penerimaan yang belum disetor, kas di bank dalam rekening giro, kas yang dikelola dengan sistem dana tetap (imprest system), seperti kas kecil dan kas pada rekening gaji di bank. Saldo kas yang tidak bisa digunakan sebagai media pembayaran secara fleksibel, seperti tabungan, deposito, kas untuk cadangan pelunasan obligasi, saldo valuta asing dan kas lain yang penggunaannya dibatasi, tidak bisa dimasukkan sebagai komponen kas.

3 AKTIVITAS YANG MEMPENGARUHI KAS
Seluruh siklus transaksi mempengaruhi saldo kas, oleh sebab itu auditor harus memastikan keandalan Sistem Pengendalian Internal terhadap arus kas di dalam perusahaan.

4 AKTIVITAS YANG MEMPENGARUHI KAS
Kas adalah aset perusahaan yang sangat mudah disalahgunakan, selain sifatnya yang fleksibel, kas juga mengalir pada seluruh aktivitas perusahaan. Secara umum saldo kas dalam neraca relatif kecil, karena untuk membuat kas menjadi produktif, kas harus digunakan pada berbagai aktivitas perusahaan.

5 KAS DAN SIKLUS TRANSAKSI
Siklus Pendapatan: Penjualan  Piutang Dagang  Kas Siklus Pengeluaran: Pembelian  Utang Dagang  Kas Siklus Pendanaan: Emisi saham/obligasi  Kas Siklus Investasi: Pembelian/penjualan Investasi  Kas Siklus SDM/Penggajian: Gaji dan Upah  Kas

6 TUJUAN AUDIT Menguji kewajaran asersi manajemen tentang saldo kas pada laporan posisi keuangan. Kriteria kewajaran asersi kas: Sesuai dengan bukti pembukuan, yaitu bukti transaksi dan catatan akuntansi (accounting records). Sesuai dengan bukti penguat, yaitu bukti- bukti lain yang menguatkan bukti pembukuan. Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

7 TUJUAN AUDIT DAN ASERSI MANAJEMEN
Auditor harus merancang prosedur audit untuk menguji asersi kas, sesuai dengan komponen asersi sebagai berikut: Eksistensi atau Terjadinya Kas yang tersaji dalam laporan posisi keuangan benar-benar ada, dan sesuai dengan transaksi yang terjadi. Kelengkapan Saldo kas mencakup seluruh kas yang dimiliki perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan. Hak dan Kewajiban Kas yang disajikan dalam neraca adalah hak milik perusahaan.

8 TUJUAN AUDIT Penilaian atau Alokasi
Saldo kas dapat direalisasikan sesuai dengan jumlah yang dilaporkan Penyajian dan Pengungkapan Saldo kas disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, dan informasi penting yang berhubungan dengan kas diungkapkan secara memadai.

9 SISTEM PENGENDALIAN KAS
SPI terhadap kas ditujukan untuk mencegah potensi terjadinya kesalahan (error) dan kecurangan (fraud) dalam pengelolaan kas. Auditor harus memahami dan menguji kecukupan dan efektifitas implementasi komponen SPI dalam manajemen kas, yang mencakup (framework COSO): Lingkungan Pengendalian – untuk Kas Asesmen Risiko – untuk Kas Aktivitas Pengendalian – untuk Kas Sistem Informasi dan Komunikasi – untuk Kas Monitoring – untuk Kas

10 SISTEM PENGENDALIAN KAS
Bentuk kongkrit pengendalian kas mencakup antara lain: Pemisahan fungsi otorisasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi pembukuan atas kas masuk dan kas keluar. Kecukupan dan efektifitas dokumen transaksi atas kas masuk dan kas keluar (bukti kas masuk dan bukti kas keluar). Kecukupan dan efektifitas dokumen pembukuan atas kas masuk dan kas keluar.

11 SISTEM PENGENDALIAN KAS
Kecukupan dan efektifitas laporan periodik atas transaksi kas, termasuk praktik rekonsiliasi bank. Kecukupan pengawasan atau pengecekan independen atas transaksi kas masuk dan kas keluar. Kecukupan dan ketepatan teknologi pengendalian transaksi kas. Dokumen Pembukuan: Dokumen pembukuan (termasuk transaksi) berfungsi sebagai: alat bukti transaksi, alat perintah transaksi, dan alat pengendalian transaksi.

12 SISTEM PENGENDALIAN KAS
Dokumen pembukuan kas mencakup: Bukti otorisasi penerimaan/pengeluaran kas. Bukti penerimaan/pengeluaran kas. Bukti setor kas ke bank. Jurnal penerimaan/pengeluaran kas. Laporan arus kas. Dokumen pembukuan bisa dalam bentuk manual atau dalam bentuk elektronik. Kecukupan dan efektifitas dokumen pembukuan menjadi indikator tentang kecukupan dan efektifitas Sistem Pengendalian Internal kas, termasuk potensi kesalahan dan kecurangan terhadap transaksi kas.

13 PEMAHAMAN DAN PENGUJIAN SPI
Pemahaman dan pengujian SPI, dilaksanakan untuk mengukur tingkat kecukupan dan efektifitas SPI, sebagai perangkat pencegah potensi kesalahan dan kecurangan terhadap kas. Pengujian SPI dilakukan dengan cara menguji tingkat kesesuaian praktik dengan sistem atau prosedur yang berlaku.

14 PEMAHAMAN DAN PENGUJIAN SPI
Tujuan pemahaman dan pengujian SPI adalah untuk mengukur tingkat risiko salah saji kas. Dari sisi perusahaan risiko salah saji kas bisa disebabkan oleh: Risiko bawaan, yaitu risiko kesalahan yang menjadi karakteristik dari kas, yaitu mudah disalahgunakan dan berkaitan dengan seluruh aktivitas organisasi. Risiko pengendalian, yaitu risiko sistem pengendalian internal tidak mampu mencegah dan mendeteksi kesalahan atau kecurangan material pada kas dengan segera.

15 PEMAHAMAN DAN PENGUJIAN SPI
Dari sisi auditor, risiko salah saji kas bisa disebabkan oleh: Risiko deteksi, yaitu risiko auditor gagal mendeteksi kesalahan atau kecurangan material pada kas, setelah audit direncanakan dan dilaksanakan secara cermat dan saksama. Risiko analitis, yaitu risiko auditor salah dalam menyimpulkan hasil pengujian analitis atas transaksi dan saldo kas, setelah pengujian analitis direncanakan dan dilaksanakan secara cermat dan saksama.

16 KECURANGAN TERHADAP KAS
Check Kiting Adalah kecurangan dalam bentuk manipulasi pisah batas (cut-off) transfer kas antar bank untuk menutupi problem likuiditas perusahaan dengan cara memperbesar saldo kas per tanggal neraca. Audit check kiting dilakukan dengan cara menganalisis transfer kas antar bank untuk menguji ketepatan pisah batas transaksi.

17 KECURANGAN TERHADAP KAS
Ilustrasi check kiting PT Permata memiliki dua rekening Bank A dan Bank B. Tanggal 31 Desember mentransfer dana dari Bank A ke Bank B sebesar Rp ,00. PT Permata mencatat setoran di Bank B, tetapi tidak mencatat transfer dari Bank A, sehingga total dana di Bank A dan Bank B bertambah sebesar Rp ,00.

18 KECURANGAN TERHADAP KAS
Ilustrasi Check Kiting Melalui kecurangan transfer kas antar bank (check kiting), saldo kas tanggal 31 Des menjadi Rp ,00, karena transfer dari Bank A ke Bank B baru dicatat pada tanggal 2 Januari 2013.

19 KECURANGAN TERHADAP KAS
Lapping Adalah kecurangan dalam bentuk menggunakan penerimaan kas untuk keperluan pribadi, dan menutupnya dengan penerimaan kas berikutnya. Audit atas lapping: Melakukan konfirmasi piutang Melakukan perhitungan kas mendadak Membandingkan detil penerimaan kas dengan detil setoran bank.

20 KECURANGAN TERHADAP KAS
Ilustrasi Lapping

21 KECURANGAN TERHDAP KAS
Ilustrasi Lapping Dalam ilustrasi lapping di atas, pada penerimaan kas tahap pertama, staf keuangan melakukan lapping sebesar Rp ,00, yaitu penerimaan kas Rp ,00 disetorkan ke bank Rp ,00. Pada penerimaan kas tahap kedua, staf keuangan melakukan lapping sebesar Rp ,00, yaitu dari penerimaan kas sebesar Rp ,00 disetorkan ke bank Rp ,00.

22 PENGUJIAN SUBSTANTIF SALDO KAS
Prosedur pengujian substantif asersi kas sama dengan prosedur pengujian substantif asersi manajemen yang lain, yaitu mencakup: Prosedur Pendahuluan Prosedur Analitis Prosedur Pengujian Detil Transaksi Prosedur Pengujian Detil Saldo Akun Penyajian dan Pengungkapan

23 PENGUJIAN SUBSTANTIF SALDO KAS
Sifat, saat, dan luas pengujian substantif ditentukan oleh potensi kesalahan dan kecuranga terhadap transaksi kas. Potensi kesalahan dan kecurangan terhadap transaksi kas diukur melalui asesmen terhadap kecukupan dan efektifitas SPI transaksi Kas.

24 PROSEDUR PENDAHULUAN Memahami industri dan bisnis klien, untuk tujuan:
Memahami sumber serta volume arus kas masuk dan arus kas keluar. Memahami titik-titik penerimaan dan pengeluaran kas yang rawan terhadap kecurangan. Memahami kebijakan serta pengendalian terhadap penerimaan dan pengeluaran kas. Melalui pemahaman arus kas pada industri dan bisnis klien, diharapkan auditor akan mendapatkan pemahaman yang baik terhadap risiko kesalahan dan kecurangan asersi manajemen tentang transaksi dan saldo kas.

25 PROSEDUR PENDAHULUAN Mendapatkan dokumen pembukuan transaksi kas, mencakup: Meminta data kas per audit periode sebelumnya. Meminta data anggaran kas periode berjalan dan periode sebelumnya. Meminta jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Meminta bukti-bukti penerimaan kas dan bukti-bukti pengeluaran kas. Meminta laporan bank tentang mutasi kas perusahaan. Meminta daftar transfer kas antar bank. Meminta laporan rekonsiliasi bank. Meminta laporan arus kas.

26 PROSEDUR PENDAHULUAN Melalukan reviu terhadap dokumen pembukuan transaksi kas, mencakup: Mencocokkan saldo kas awal dengan saldo kas per periode sebelumnya. Mereviu kemungkinan adanya perbendaan signifikan elemen anggaran kas periode berjalan dengan periode sebelumnya. Mereviu kemungkinan adanya transaksi kas yang tidak lazim, baik dari sisi jumlah maupun dari sisi jenis transaksinya. Mereviu kesesuaian komponen serta jumlah antar dokumen pembukuan kas. Membuat catatan terhadap komponen serta jumlah transaksi kas yang memerlukan investigasi lebih lanjut.

27 PROSEDUR ANALITIS Tujuan prosedur analitis adalah untuk menganalisis kemungkinan adanya transaksi yang jenis dan jumlahnya di luar kelaziman, dan diduga mengandung kesalahan atau kecurangan. Prosedur analitis bisa dilakukan dengan banyak cara, misalnya dengan melakukan perbandingan angka abosulut atau angka rasio, untuk dibandingkan dengan angka anggaran, angka periode sebelumnya, angka industri, atau angka-angka lain yang relevan sebagai angka pembanding.

28 PROSEDUR ANALITIS Analisis transaksi kas bisa dilakukan dengan berbagai prosedur, antara lain: Membandingkan saldo kas dengan saldo per anggaran atau saldo tahun lalu. Membandingkan rasio kas terhadap aset lancar dengan rasio yang sama menurut rasio anggaran, rasio tahun lalu, atau rasio rata-rata industri. Mengidentifikasi dan mencatat rasio-rasio yang memerlukan investigasi lebih lanjut, untuk menguji validitas asersinya (reviu kembali kompenen asersi manajemen).

29 PENGUJIAN TRANSAKSI Melakukan vouching atau tracing terhadap transaksi-transaksi yang memerlukan investigasi khusus, untuk memeriksa eksistensi transaksi serta ketepatan perlakuan akuntansinya. Melakukan pengujian terhadap ketepatan cut-off transaksi atau ketepatan tanggal pencatatan transaksi, seperti:

30 PENGUJIAN TRANSAKSI Memeriksa ketepatan tanggal pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas pada akhir periode. Memeriksa rekonsiliasi bank, untuk memastikan ketepatan pencatatan seluruh transaksi dengan bank. Memeriksa ketepatan tanggal pencatatan transfer kas antar bank, untuk menguji kemungkinan adanya check kiting.

31 PENGUJIAN SALDO AKUN Tujuan pengujian saldo akun adalah untuk mendapatkan bukti penguat atas eksistensi asersi saldo akun, dalam hal ini saldo kas. Prosedur pengujian saldo akun untuk asersi kas bisa mencakup: Menghitung kas yang belum disetorkan ke bank serta memastikan bahwa jumlah tersebut telah termasuk dalam saldo kas.

32 PENGUJIAN SALDO AKUN Mendapatkan konfirmasi bank atas rekening giro, tabungan, pinjaman, saldo kompensasi, garansi pinjaman, serta komitmen-komitmen lain yang berhubungan dengan saldo kas di bank. Menguji kesesuaian klasifikasi saldo kas dengan klausul-klausul dalam jawaban konfirmasi bank.

33 PENGUJIAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
Tujuan pengujian penyajian dan pengungkapan adalah untuk menguji kesesuaian penyajian dan pengungkapan asersi kas dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Pengujian penyajian dan pengungkapan bisa mencakup:

34 PENGUJIAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
Memeriksa ketepatan identifikasi dan klasifikasi kas. Menentukan kecukupan pengungkapan atas klausul-klausul yang berhubungan dengan status saldo kas di bank.

35 CHECKLIST AUDIT ASERSI KAS
Pemahaman Industri: Dapatkan informasi tentang kinerja industri, peluang dan tantangannya. Dapatkan informasi tentang kebutuhan pendanaan serta sumber pendanaan pada industri, baik untuk memenuhi tuntutan investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. Dapatkan informasi tentang kompetisi bisnis pada industri serta konsekuensinya terhadap kinerja arus kas.

36 CHECKLIST AUDIT ASERSI KAS
Dapatkan informasi tentang kebutuhan cadangan kas untuk dana taktis. Dapatkan sampel laporan arus kas dari beberapa perusahaan yang berada pada bisnis yang sama dengan ukuran perusahaan yang sama.

37 CHECKLIST AUDIT ASERSI KAS
Pemahaman Bisnis: Dapatkan informasi tentang kebutuhan pendanaan serta sumber pendanaan perusahaan, baik untuk memenuhi tuntutan investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. Dapatkan informasi tentang strategi perusahaan dalam menghadapi kompetisi bisnis, serta konsekuensinya terhadap kebutuhan pendanaan serta arus kas perusahaan.

38 CHECKLIST AUDIT ASERSI KAS
Dapatkan informasi tentang kebutuhan cadangan kas untuk dana taktis taktis perusahaan. Dapatkan laporan arus kas perusahaan, serta lakukan reviu terhadap komponen arus kas perusahaan. Pemahaman dan Pengujian SPI: Dapatkan informasi tentang fungsi-fungsi yang terkait dengan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.

39 CHECKLIST AUDIT ASERSI KAS
Lakukan evaluasi terhadap kecukupan dan efektifitas pemisahan fungsi untuk mencegah potensi kesalahan dan kecurangan kas. Dapatkan informasi tentang prosedur otorisasi penerimaan kas dan pengeluaran kas, baik otorisasi umum maupun otorisasi khusus.

40 CHECKLIST AUDIT ASERSI KAS
Lakukan evaluasi terhadap kecukupan dan efektifitas prosedur otorisasi penerimaan dan pengeluran kas dalam mencegah potensi kesalahan dan kecurangan kas. Dapatkan dokumen-dokumen pembukuan penerimaan dan pengeluaran kas, termasuk dokumen- dokumen pendukungnya.

41 CHECKLIST AUDIT ASERSI KAS
Lakukan evaluasi terhadap kecukupan dokumentasi penerimaan dan pengeluaran kas, dalam mencegah potensi kesalahan dan kecurangan kas. Dapatkan informasi tentang ketersediaan program aplikasi untuk pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas.

42 CHECKLIST AUDIT ASERSI KAS
Lakukan evaluasi tentang kecukupan dan efektifitas program aplikasi dalam mencegah potensi kesalahan dan kecurangan kas. Dapatkan informasi tentang kualifikasi SDM yang terkait dengan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Lakukan evaluasi tentang kecukupan kualifikasi SDM dalam mencegah potensi kesalahan dan kecurangan kas.

43 CHECKLIST AUDIT ASERSI KAS
Pengukuran Materialitas Salah Saji Buat kesimpulan tentang kecukupan dan efektifitas SPI atas penerimaan dan pengeluaran kas dalam mencegah potensi kesalahan dan kecurangan kas. Tentukan batas materialitas temuan salah saji berdasarkan pertimbangan profesional auditor, sesuai dengan hasil evaluasi kecukupan dan efektifitas SPI terhadap kas.

44 CHECKLIST AUDIT ASERSI KAS
Gunakan angka materialitas salah saji untuk menentukan material tidaknya temuan kesalahan dalam audit kas. Jika temuan salah saji dinyatakan material, maka diperlukan pengujian tambahan untuk meyakinkan kewajaran asersi kas.

45 CHECKLIST AUDIT ASERSI KAS
Pengujian Substantif: Dapatkan informasi industri dan bisnis tentang karakteristik transaksi kas. Dapatkan bukti-bukti pembukuan dan bukti penguat tentang transaksi kas. Lakukan pengujian terhadap bukti-bukti pembukuan dan bukti penguat yang telah diperoleh, untuk menentukan kewajaran asersi kas.

46 Terimakasih


Download ppt "BAB 10 AUDIT SALDO KAS."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google