Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSucianty Muljana Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
Isu-Isu Pendidikan Yang Berkembang Di Indonesia
2
Selain isu-isu yang berkembang, isu-isu yang kritis diantaranya:
1. Mutu pendidikan Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, mutu pendidikan di Indonesia masih rendah, seperti dilaporkan Human Development Index (HDI). Laporan HDI tahun 2016 menunjukkan, Indonesia pada urutan ke-113 (0,689) dari 188 negara. Posisi ini jauh di bawah Singapura yang ada di posisi ke-5 [0,925), Brunei Darussalam ke-30 (0,865), Malaysia ke-59 (0,789), Thailand ke-87 (0,740) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Selain isu-isu yang berkembang, isu-isu yang kritis diantaranya:
3
Isu mutu pendidikan terkait :
Kualitas guru dan tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas) Kurikulum pengajaran, Metode pembelajaran, Bahan ajar, Alat bantu pembelajaran, dan Manajemen sekolah. Keenam elemen ini saling berkait dalam upaya meningkatkan kualitas belajar- mengajar, yang berpuncak pada peningkatan mutu pendidikan.
4
Keenam elemen ini saling berkait dalam upaya meningkatkan kualitas belajar- mengajar, yang berpuncak pada peningkatan mutu pendidikan. Namun, guru tetap merupakan faktor determinan dalam menentukan tinggi- rendahnya mutu pendidikan. Jumlah total guru sekitar 3,1 juta orang, sebagian besar berlatar belakang pendidikan SLTA dan D3 untuk jenjang TK-SD-SMP, dan sebagian kecil tamatan S1 untuk jenjang SM.
5
Selain itu, banyak guru yang mengajar di luar bidang keahliannya, yang secara teknis disebut mismatch. Contoh ekstrem, guru sejarah mengajar matematika dan IPA, yang terutama banyak dijumpai di madrasah (MI, MTs, MA). Guru mismatch ini jelas tidak mempunyai kompetensi untuk mengajar mata pelajaran yang bukan bidang keahliannya sehingga dapat menurunkan mutu aktivitas pembelajaran.
6
2. Pemerataan akses Memperoleh pendidikan yang layak merupakan hak asasi setiap warga bangsa yang dijamin konstitusi. Maka, pemerintah wajib memberi pelayanan pendidikan yang baik kepada seluruh masyarakat. kemiskinan menjadi hambatan utama dalam mendapatkan akses pendidikan. daerah-daerah di luar Jawa yang masih tertinggal juga harus mendapat perhatian guna mencegah munculnya kecemburuan sosial. Dalam konteks ini, kebijakan affirative action amat relevan diterapkan guna mengatasi kesenjangan partisipasi pendidikan antardaerah dan antarkelompok masyarakat.
7
3. Efisiensi anggaran Rendahnya alokasi anggaran pendidikan selalu mengemuka dalam perdebatan publik. Banyak pihak menuntut agar alokasi anggaran pendidikan dinaikkan guna mencapai tujuan : (1) meningkatkan mutu dan (2) memperluas akses (pemerataan). Pemerintah telah memberi komitmen untuk meningkatkan anggaran pendidikan secara bertahap agar mencapai 20 persen dari APBN. Namun, kenaikan anggaran tidak akan berarti bila tidak disertai upaya efisiensi.
8
Biaya operasional organisasi pendidikan harus ditekan seminimal mungkin sehingga dana yang ada dapat disalurkan langsung ke pihak-pihak penerima yang berhak, yaitu sekolah/universitas dan siswa/mahasiswa Karena itu, tuntutan kenaikan anggaran pendidikan 20 persen harus diikuti upaya efisiensi, dengan menetapkan target dan sasaran secara benar dan mengevaluasi pos-pos anggaran yang menjadi sumber inefisiensi.
9
Akses Dan Perluasan Kesempatan
KEBIJAKAN Mutu dan relevansi Manajemen Pendidikan Akses Dan Perluasan Kesempatan
10
Akses Dan Perluasan Kesempatan
Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan ketrampilan kerja mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat
11
Relevansi pendidikan Belum Menghasilkan Life Skill Yang Sesuai dg kebutuhan pelanggan (bisa apa?) 01 Pendidikan Yang Belum Berbasis Pada Masyarakat dan Potensi Daerah 02 Belum Optimalnya Kemitraan Dengan Dunia Usaha / Dunia Industri 03
12
Manajemen dan Efisiensi
Kinerja dan Kesejahteraan Guru Belum Optimal Proses Pembelajaran Yang Konvensional Jumlah dan Kualitas Buku Yang Belum Memadai Keterbatasan Anggaran Mutu SDM Pengelola Pendidikan rendah Manajemen dan Efisiensi
13
Proses pendidikan yang optimal it untk mencapai tujuan pembelajaran ?
Bagi guru : Guru harus mempunyai kompetensi Pemahaman ttg kontek pembelajaran Penguatan penguasaan materi Pengembangan metode mengajar Inovasi pembelajaran Pengalaman teori2 terkini menentukn tujuan belajar siswa Apa yang harus dilakukan siswa Sumber2 belajar siswa mana yang harus dipersiapkan /disediakan Menentukan dan mengarahkan bagaimana cara siswa melakukan kegiatan belajar, mengatur lingkungan belajar, mengoptimalkan sumber2 belajar, mendorong motivasi belajar siswa Proses pendidikan yang optimal it untk mencapai tujuan pembelajaran ?
14
Mengontrol /mengawasi kegiatan belajar siswa
Mengawasi,memberi bantuan,bimbingan ,petunjuk,mencatat kekurangan, dan kesalahan untuk dibahas dan diperbaiki Menilai proses belajar dan hasil belajar yg dicapai mengelola kelas Melakukan hub sosial dg siswa Memahami individu siswa Memberikan bimbingan belajar Demokratis dldm PBM dg ciri2
15
KEBIJAKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PADA DIMENSI PENINGKATAN MUTU DAN RELEVANSI Implementasi Implementasi dan dan Penjaminan Penjaminan mutu mutu secara secara Perluasan Perluasan dan dan penyempurnaan penyempurnaan terprogram terprogram dengan dengan peningkatan peningkatan mutu mutu SNP SNP oleh oleh BSNP BSNP mengacu mengacu pada pada SNP SNP akreditasi akreditasi Mendorong Mendorong Jumlah Jumlah Jurusan Jurusan Perbaikan Perbaikan sarana sarana dan dan di di PT PT yg yg masuk masuk dalam dalam 100 100 prasarana prasarana besar besar Asia Asia Perluasan Perluasan Pendidikan Pendidikan Akselerasi Akselerasi Jumlah Jumlah Prodi Prodi Kecakapan Kecakapan Hidup Hidup Kejuruan Kejuruan , , Vokasi Vokasi , , dan dan MUTU DAN MUTU DAN MUTU DAN MUTU DAN Profesi Profesi Pengembangan Pengembangan sekolah sekolah RELEVANSI RELEVANSI RELEVANSI RELEVANSI berbasis berbasis keunggulan keunggulan PENDIDIKAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN Peningkatan Peningkatan jumlah jumlah dan dan lokal lokal di di setiap setiap mutu mutu publikasi publikasi ilmiah ilmiah , , dan dan kabupaten/kota kabupaten/kota HAKI HAKI Pembangunan Pembangunan sekolah sekolah Penerapan Penerapan Telematika Telematika bertaraf bertaraf internasional internasional di di dalam dalam pendidikan pendidikan setiap setiap provinsi provinsi dan/atau dan/atau kabupaten/kota kabupaten/kota Pengembangan Pengembangan guru guru Pengembangan Pengembangan sebagai sebagai profesi profesi kompetensi kompetensi pendidik pendidik dan dan tenga tenga pendidikan pendidikan
16
Latar Belakang Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya makin rendah. Berdasarkan Survey United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kulitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak
17
Para pendidik seringkali memaksakan faktor kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi para siswa. Pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa diarahkan.
18
Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram. Kurikulum hanya didasarkan pada pengetahuan. pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. Lebih parah lagi,pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan yang kreatif. Ini salahnya, kurikulum dibuat secara sentralistik dan tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah.
19
Jadi, para lulusan hanya pintar cari kerja dan tidak pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas. Kualitas pendidikan Indonesia sangat memprihatinkan. Berdasarkan analisa dari badanpendidikan dunia (UNESCO), kualitas para guru Indonesia menempati peringkat terakhir dari 14 negara berkembang di Asia Pacifik.
20
Posisi tersebut menempatkan negeri agraris ini dibawah Vietnam yang negaranya baru merdeka beberapa tahun lalu. Sedangkan untuk kemampuan membaca, Indonesia berada pada peringkat 39 dari 42 negara berkembang di dunia. Lemahnya input quality, kualitas guru kita ada diperingkat 14 dari 14 negara berkembang. Ini juga tidak serius untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
21
Masalah Mendasar Pendidikan di Indonesia
1. Kurang seimbang antara belajar yang berpikir (kognitif) dan perilaku belajar yang merasa (afektif). Jadi Masalah pertama adalah bahwa pendidikan, khususnya di Indonesia, menghasilkan “manusia robot”. Orang yang sedang belajar tersebut melakukan berbagai macam kegiatan, seperti mengamati, membandingkan, meragukan, menyukai, semangat dan sebagainya. (5.M)
22
sistem pendidikan yang top-down (dari atas ke bawah) atau kalau menggunakan istilah Paulo Freire (seorang tokoh pendidik dari Amerika Latin) adalah pendidikan gaya bank. Sistem pendidikan ini sangat tidak membebaskan karena para peserta didik (murid) dianggap manusia-manusia yang tidak tahu apa-apa. Guru sebagai pemberi mengarahkan kepada murid-murid untuk menghafal secara mekanis apa isi pelajaran yang diceritakan. Guru sebagai pengisi dan murid sebagai yang diisi.
23
Otak murid dipandang sebagai safe deposit box, dimana pengetahuan dari guru ditransfer kedalam otak murid dan bila sewaktu-waktu diperlukan, pengetahuan tersebut tinggal diambil saja. Murid hanya menampung apa saja yang disampaikan guru. Freire mengatakan bahwa dalam pendidikan gaya bank pengetahuan merupakan sebuah anugerah yang dihibahkan oleh mereka yang menganggap dirinya berpengetahuan kepada mereka yang dianggap tidak mempunyai pengetahuan apa-apa.
24
model pendidikan yang demikian maka manusia yang dihasilkan pendidikan ini hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap zamannya. Manusia sebagai objek (yang adalah wujud dari dehumanisasi) merupakan fenomena yang justru bertolak belakang dengan visi humanisasi, menyebabkan manusia tercerabut dari akar-akar budayanya (seperti di dunia Timur/Asia). Bukankah kita telah sama-sama melihat bagaimana kaum muda zaman ini begitu respon dengan hal-hal yang berbau Barat?
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.