Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Metodologi Penelitian Komunikasi 2
Tinjauan Pustaka dalam Penelitian (Konsep dan Teori dalam Penelitian Kualitatif)
2
Perspektif Komunikasi
KONTEN MATERI Teori Komunikasi Teorisasi Perspektif Komunikasi Peta Teori Tinjauan Pustaka
3
MENCOBA MENJELASKAN MASALAH TERSEBUT DARI TEORI YANG RELEVAN
SETELAH MASALAH KITA TEMUKAN, APA YANG HARUS KITA LAKUKAN? MENCOBA MENJELASKAN MASALAH TERSEBUT DARI TEORI YANG RELEVAN
4
Jaring-jaring untuk menangkap apa yang kita sebut sebagai “dunia”
Theories are nets cast to catch what we call “the world” (Miller, 2005) Theories provide the lenses with which we observe and experience the world A theory is not just an explanation; it is a way of packaging reality, a way of understanding it
5
FUNGSI TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF
Teori tidak bersifat statis. Kita terus-menerus memodifikasi teori-teori lama dan mengembangkan teori baru. Pada intinya, kita menggunakan teori sosial untuk mengatur dan menyusun pemikiran kita serta untuk memperdalam dan memperluas pemahaman. Karena menyusun pengetahuan, teori juga menjadi cara berkomunikasi secara efektif satu sama lain.
6
APA ITU TEORI KOMUNIKASI?
Sebuah istilah untuk memayungi prinsip-prinsip umum dan berorientasi pada pernyataan-pernyataan yang didesain untuk menjelaskan sebab-sebab dan hubungan-hubungan kunci diantara aspek-aspek yang ada pada fenomena dan perilaku komunikasi
7
TEORISASI? The process of systematically formulating & organizing ideas to understand a particular phenomenon (West & Turner, 2007)
8
Level realita sosial yg dijelaskan
TEORISASI Arah penalaran Level realita sosial yg dijelaskan Cakupan teori Penjelasan teori
9
TEORISASI ARAH PENALARAN
Deduktif --- bermula dr gagasan abstrak (konsep) mengarah pd bukti empiris ---- pendekatan kuantitatif Induktif --- bermula dr observasi empiris (data) mengarah pd generalisasi teoritis yg abstrak --- pendekatan kualitatif
10
LEVEL REALITA YANG PERLU DIJELASKAN
TEORISASI Mikro --- interaksi antara individu Meso --- organisasi atau institusi Makro --- masyarakat atau sosial LEVEL REALITA YANG PERLU DIJELASKAN
11
Level Realitas TEORI Arah Analisis Mikro
Teori sosial yang berfokus pada kehidupan sosial tingkat mikro yang terjadi selama jangka waktu yang singkat (misal, interaksi berhadapan muka dan pertemuan antara beberapa individu atau kelompok kecil). Menengah Teori sosial yang berfokus pada hubungan, proses, dan struktur pada kehidupan sosial tingkat menengah (misal, organisasi, pergerakan, dan komunitas) serta peristiwa yang beroperasi dalam jangka waktu menengah (beberapa bulan, beberapa tahun, atau satu dekade) Makro Teori sosial yang berfokus pada kehidupan sosial tingkat makro (misal, lembaga sosial, masyarakat sektor utama, keseluruhan masyarakat, atau dunia) dan proses yang terjadi dalam jangka waktu yang lama (beberapa tahun, beberapa dekade, seabad atau lebih lama)
12
TEORISASI CAKUPAN TEORI Grand theory
Menjelaskan semua fenomena seperti perilaku komunikasi dengan cara yang benar secara universal. Menyatukan semua pengetahuan tentang fenomena menjadi satu kerangka teoritis yang terintegrasi Contoh: Marxism adalah sebuah grand theory
13
TEORISASI Mid-range theory (Soen: Substantive theory)
Explain the behavior of a specific group of people rather than everyone or tries to explain the behavior of all people within a specified time or context Contoh: Many theories of communication fall into this category Narrow theory Concern only certain people in certain situations Contoh: the communication rules pertinent to standing in an elevator; tips to have date with someone)
14
TEORISASI Penjelasan kausalitas (causal explanation) PENJELASAN TEORI
Penjelasan struktural (structural explanation) Penjelasan interpretif (interpretive explanation)
15
APAKAH PENELITIAN KUALITATIF BUTUH TEORI?
YA (tentatif) & TIDAK!!!
16
TEORI & DESAIN PENELITIAN
Keberadaan teori tergantung desain (Creswell,1994) Contoh Strategi Penelitian Fenomenologi Peneliti tidak punya bayangan sebelumnya terkait dengan paham, ekspektasi atau kerangka kerja tertentu yang digunakan untuk memandunya dalam analisa data Desain grounded research & fenomenologi tidak butuh teori (!)
17
Bagaimana cara memetakan teori
Pemetaan teori : memahami teori itu seperti apa dan posisi teori tsb dalam ilmu komunikasi berada dimana. Hal yang harus diperhatikan dalam memetakan teori : Teori itu masuk ke dalam konteks apa? Tradisi teoritis dari teori tersebut dimana (Tradisi teoritis akan menjelaskan cara berpikir teori tsb ttg komunikasi) Teori tsb masuk ke dalam paradigma mana?
18
Tentukan Perspektif Penelitian Anda!
Masalahnya Adalah Ada Begitu Banyak Teori Komunikasi Yang Bisa Kita Gunakan Untuk Menjelaskan Sebuah Realita Komunikasi. Bagaimana Cara Yang Mudah Untuk Bisa Memahami Beragam Teori Tersebut? Tentukan Perspektif Penelitian Anda!
19
APA ITU PERSPEKTIF? Kerangka konseptual; seperangkat asumsi2; seperangkat nilai2 & seperangkat gagasan2 yg pengaruhi persepsi kita & pengaruhi tindakan dlm suatu situasi (Charon, 1998) Standpoint; Viewpoint; Outlook, Position
20
MACAM-MACAM PERSPEKTIF
Konteks informal (perspektif dalam kehidupan sehari-hari). Misal, jelaskan kecelakaan dikaitkan dengan mahluk halus, dll Konteks formal (perspektif ilmiah dan non ilmiah). Misal, ilmiah melalui prosedur riset ketat dan non ilmiah tidak berdasar prosedur riset Disiplin ilmu (sosiologi, psikologi, antropologi, komunikasi, dll)
21
MACAM PERSPEKTIF TEORI KOMUNIKASI
Tradisi (semiotika, fenomenologi, dll) Disiplin ilmu (sosiologi, psikologi, dll) Level (tataran) (interpersonal, group, dll) Level observasi (mikro, meso & makro) Metodologi (objektif & subjektif) Wilayah (barat & timur) Paradigma (positivistik, interpretif, kritis)
22
PERSPEKTIF KOMUNIKASI
Perspektif – Fisher (78) Mekanistik Psikologi Interaksional Pragmatik MACAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI Perspektif – Katherine Miller 1(02), 2(05) Postpositivistik Interpretif Kritis Mahzab --- Fiske (82;90) Transmisi Semiotika Tradisi --- Robert T. Craig (99) (Littlejohn 7 (02),8(05),9(08); Griffin 4(00),5(03); Miller 1,2 Retorika Semiotika Fenomenologi Sibernetika Sosio-psikologis Sosio-kultural Kritis Cetak Biru --- Stacks dkk (91) System Rule Law Genre --- Littlejohn 5(96),6(99) Struktural & fungsional Kognitif & perilaku Interaksi Interpretif Kritis
23
TRADISI TRADISI DALAM ILMU KOMUNIKASI
TRADISI SEMIOTIK Semiotik atau penyelidikan mengenai simbol-simbol membentuk tradisi pemikiran yang penting dalam teori komunikasi. Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, kondisi di luar tanda itu sendiri.Konsep dasar yang membangun tradisi ini adalah TANDA yang didefinisikan sebagai sesuatu yang menandakan atau menunjukkan beberapa kondisi lain, seperti ketika asap menandakan adanya api. Konsep dasar kedua adalah SIMBOL yang biasanya menandakan tanda yang kompleks dengan banyak arti, termasuk yang sangat khusus.
24
B. TRADISI FENOMENOLOGIS Teori teori dalam tradisi fenomenologis berasumsi bahwa orang-orang secara aktif menginterpretasikan pengalaman-pengalamannya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya. Tradisi ini memperhatikan pada pengalaman sadar seseorang. Fenomenologi merupakan cara yang digunakan manusia untuk memahami dunia melalui pengalaman langsung. Anda hendak mengetahui sesuatu dengan sadar menganalisis persepsi dan perasaan tentangnya. Fenomenologi membuat pengalaman nyata sebagai data pokok sebuah realitas. Semua yang dapat Anda ketahui adalah apa yang Anda alami. Titik tekan dari tradisi ini adalah Interpretasi. Interpretasi adalah proses aktif pikiran dan tindakan kreatif dalam memaknai pengalaman pribadi.
25
C. TRADISI SIBERNETIKA Sibernetika merupakan tradisi sistem sistem kompleks yang di dalamnya banyak orang saling berinteraksi, memengaruhi satu sama lainnya. Teori-teori dalam tradisi sibernetika menjelaskan bagaimana proses fisik, biologis, sosial, dan perilaku bekerja. Dalam sibernetika, komunikasi dipahami sebagai sistem bagian-bagian atau variabel-variabel yang saling memengaruhi satu sama lainnya, membentuk, serta mengontrol karakter keseluruhan sistem, dan layaknya organisme, menerima keseimbangan dan perubahan.
26
D. TRADISI SOSIOPSIKOLOGIS Kajian individu sebagai makhluk sosial merupakan tujuan dari tradisi sosiopsikologis. Berasal dari kajian psikologi sosial, tradisi ini memiliki tradisi yang kuat dalam komunikasi. Teori-teori tradisi ini berfokus pada perilaku sosial individu, variabel psikologis, efek individu, kepribadian dan sifat, persepsi serta kognisi. Pandangan tradisi ini melihat pikiran individu sebagai tempat memproses dan memahami informasi serta menghasilkan pesan, tetapi pandangan ini juga mengakui kekuatan pengaruh serta efek informasi pada pikiran manusia.
27
E. Tradisi Sosiokultural
Tradisi sosiokultural lebih terfokus pada pola-pola interaksi antar manusia dari pada hal yang terkait dengan sifat atau jiwa individu. Tradisi ini lebih tertarik untuk mempelajari bagaimana masyarakat secara bersama-sama menciptakan realitas dari kelompok sosial, organisasi, dan budaya mereka. Tradisi ini juga menjelaskan bagaimana makna diciptakan dalam interaksi sosial. Identitas dibangun melaui interkasi yang terjadi dalam berbagai kelompok sosial dan budaya. Kebudayaan juga dipandang sebagai hasil penting dari interaksi sosial. Budaya memberikan konteks bagi tindakan dan interpretasi dalam situasi komunikasi. Teori sosiolkultural memberikan arti sangat penting bagi konteks yang terkait dengan bentuk-bentuk komunikasi dan makna yang muncul
28
F. Tradisi Retorika Tradisi retorika merupakan tradisi yang membahas mengenai kemampuan berkomunikasi untuk mengembangkan diri dalam berargumen dan berdebat. Pada awalnya, ilmu ini berhubungan dengan persuasi, sehingga retorika adalah seni menyusun argument dan pembuatan naskah pidato. Focus dari retorika telah diperluas bahkan mencakup segala cara manusia dalam menggunakan symbol untuk memengaruhi lingkungan di sekitarnya dan untuk membangun dunia tempat mereka tinggal. Gagasan utama dari tradisi ini berpusat pada lima karya agung retorika: penemuan, penyusunan, gaya, penyampaian, dan daya ingat.
29
G. Tradisi Kritis Tradisi ini berangkat dari asumi teori-teori kritis yang memperhatikan terdapatnya kesenjangan di dalam masyarakat. Proses komunikasi dilihat dari sudut kritis. Bahwa komunikasi disatu sisi telah ditandai dengan proses dominasi oleh kelompok yang kuat atas kelompok masyarakat yang lemah. Pada sisi lain, aktifitas komunikasi mestinya menjadi proses artikulasi bagi kepentingan kelompok masyarakat yang lemah. Tradisi ini dapat menjelaskan baik lingkup komunikasi antar personal maupun komunikasi bermedia. Tradisi ini tampak kental dengan pembelaan terhadap kalangan yang lemah. Komunikasi diharapkan berperan dalam proses transformasi masyarakat yang lemah
30
PETA TEORI KOM INTERPERSONAL VIA GRIFFIN
PARADIGMA/ PERSPEKTIF/ TEORI/ METODA P PP I C METODA Sosiopsiko Sibernetika Retorika Semiotika Sosiokultur Kritis Fenomeno Symbolic Interactionism X S Coordinated Management of Meaning Expectancy Violations Theory O Interpersonal Deception Theory Constructivism Social penetration Theory Uncertainty Reduction Theory The Interactional View Relational Dialectics Social Judgment Theory Elaboration Likelihood Model Cognitive Dissonance Theory
31
PETA TEORI KOM KELOMPOK & PUBLIK GRIFFIN
PP I C METODA Sosiopsiko Sibernetika Retorika Semiotika Sosiokultur Kritis Fenomeno Functional Perspective on Group Decision Making X O Adaptive Structuration Theory S Symbolic Convergence Theory Information System Approach Cultural Approach Critical Theory of Communication Approach The Rhetoric Dramatism Narrative paradigm
32
PETA TEORI KOM MASSA GRIFFIN
PP I C METODA Sosiopsiko Sibernetika Retorika Semiotika Sosiokultur Kritis Fenomeno Technological Determinism X S Semiotics Cultural Studies Cultivation Theory CO Agenda-Setting Theory O The Media Equation
33
PETA TEORI KOM KULTURAL GRIFFIN
PP I C METODA Sosiopsiko Sibernetika Retorika Semiotika Sosiokultur Kritis Fenomenologi Anxiety/ Uncertainty Management Theory X O Face-Negotiation Theory Speech Codes Theory S Genderlect Styles Standpoint Theory Muted Group Theory
34
SELAIN TEORI, KONSEP DAN PERSPEKTIF YANG DITENTUKAN
WAJIB MENENTUKAN PARADIGMA APA YANG TEPAT DALAM PENELITIAN KITA
35
KUCING binatang penyebab gangguan kesehatan
KUCING binatang lucu sahabat manusia
36
BEKERJA untuk menghidupi keluarga & harga diri
BEKERJA untuk membantu penghasilan suami
37
TUJUAN PELAJARI PARADIGMA
Ketika seseorang melakukan penelitian dalam paradigma tertentu, ia berkomitmen untuk menggunakan aturan aturan dan standar standar tertentu sebagaimana diugemi (diyakini) dalam paradigma tersebut
38
MACAM PARADIGMA Guba dan Lincoln (1994; 2000) Neuman (2000)
Positivisme; Post positivisme; Konstruktivisme; Teori Kritis; Partisipatori. Guba dan Lincoln (1994; 2000) Positivisme; Interpretif; Kritis Neuman (2000) Positivisme; Ilmu Pengetahuan Sosial Interpretif; Teori Kritis Sarantakos (1993)
39
MACAM PARADIGMA Schwandt (Patton, 2002) Crotty (Patton, 2002)
Interpretivisme, Hermeneutik & Konstruksionisme Sosial Schwandt (Patton, 2002) Positivisme (dan Pospositivisme), Interpretivisme (Interaksi Simbolik, Fenomenologi, dan Hermeneutika), Kritis, Feminisme, & Posmodernisme Crotty (Patton, 2002) Kuantitatif ; Kualitatif Creswell (1994)
40
FUNGSI PARADIGMA DALAM PENELITIAN KUALITATIF
Paradigma sebagai cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi realitas. The basic beliefs or worldview that guides the investigator, not only in choices of method but in ontologically & epistemologically fundamental way (Guba & Lincoln, 1994) Pemilihan paradigma penelitian menggambarkan pilihan atau kepercayaan yang akan mendasari dan memberi pedoman seluruh proses penelitian untuk menentukan masalah apa yang dituju dan tipe penjelasan apa yang dapat diterimanya.
41
FUNGSI PARADIGMA DALAM PENELITIAN KUALITATIF
Scientific paradigm (paradigma ilmiah) Bersumber dari pandangan positivisme August Comte dan Emile Durkheim. Mencari fakta dan penyebab fenomena sosial, dan kurang mempertimbangkan subyektif individu. Mempertimbangkan fakta sosial atau fenomena sosial sebagai sesuatu yang memberikan pengaruh dari luar atau memaksakan pengaruh terhadap perilaku manusia Naturalistic paradigm (paradigma alamiah) Bersumber pada pandangan fenomenologis. Max Weber dan Irwin Deutcher. Berusaha memahami perilaku manusia dari segi yang dibayangkan atau dipikirkan oleh orang-orang itu sendiri. Hatcer menggambarkan sebagai berikut: REALITAS SUBYEKTIF REALITAS OBYEKTIF Realitas yang disadari Realitas yang tampak Realitas yang tidak tampak Realitas yang tidak disadari
42
PARADIGMA DALAM PENELITIAN KUALITATIF
43
Paradigma Klasik/Positivis
Berangkat dari pemikiran Auguste Comte dan dikembangkan oleh John Stuart Mill Paradigma ini melihat melihat ilmu-ilmu sosial layaknya ilmu alam yang harus diukur secara objektif dengan menggunakan metode yang sama Peneliti dengan paradigma ini selalu menggunakan pengukuran data secara kuantitatif, melakukan eksperimen dan survey Riset harus dilakukan secara objektif, ukuran yang tepat, melakukan pengujian terhadap teori atau hipotesis dengan menganalisis data kuantitatif. Asumsi awal adalah adanya hubungan sebab dalam sebuah fenomena sosial
44
Paradigma Konstruktivis/Interpretive
Analisis yang sistematis yang didapatkan melalui observasi yang detail terhadap terhadap tindakan – tindakan sosial yang bermakna yang dilakukan individu dalam lingkungan alamiahnya. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman dan interpretasi bagaimana mereka menciptakan dan mengkonstruksi dunianya Realitas merupakan hal yang subjektif yang dikonstruksikan oleh individu
45
Paradigma Kritis Proses mengungkapkan struktur atau realitas yang tersembunyi dalam dunia yang bersifat material untuk membantu individu merubah kondisi dan membangun dunia yang lebih baik Adanya ketidakteraturan dan realitas palsu yang harus diungkap karena hal tersebut merugikan masyarakat
46
PERSPEKTIF TRADISI & METODOLOGI GRIFFIN
WILAYAH OBJEKTIF FENOMENOLOGI SIBERNETIKA SEMIOTIKA KRITIS RETORIKA WILAYAH INTERPRETIF SOSIOPSIKOLOGI SOSIOKULTURAL
47
PARADIGMA & PERSPEKTIF TRADISI VIA GRIFFIN
POSTPOSITIVISM INTERPRETIVE FENOMENOLOGI SIBERNETIKA SEMIOTIKA KRITIS CRITICAL RETORIKA SOSIOPSIKOLOGI SOSIOKULTURAL POSITIVISM INTERPRETIVE
48
KALAU BINGUNG PEGANGAN YA.......! WELCOME LOH... FOR DISCUSSION
TERIMA KASIH KALAU BINGUNG PEGANGAN YA ! WELCOME LOH... FOR DISCUSSION
49
MENYUSUN BAB II PENELITIAN (TINJAUAN PUSTAKA)
Konsep Teori Eksplikasi Konsep Kerangka Berpikir Penelitian
50
Tinjauan Pustaka/Literatur
Menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan saat itu Menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada Mengisi celah-celah dalam penelitian sebelumnya Menyediakan kerangka kerja dan tolak ukur untuk mempertegas pentingnya penelitian tersebut. Seraya membandingkan hasil-hasilnya dengan penemuan-penemuan lain
51
Langkah-Langkah Melakukan Tinjauan Pustaka/Literatur
Mengidentifikasi keywords Carilah jurnal-jurnal dan buku-buku terkait Temukanlah laporan penelitian yang sejenis Bacalah laporan/jurnal/buku terkait dan tentukan kontribusinya bagi penelitian Anda Buatlah peta literatur Susun daftar pustaka dari peta literatur tersebut
52
Peta Literatur Penelitian
Merupakan ringkasan visual dari penelitian-penelitan yang sudah dilakukan orang lain Cara yang paling umum adalah top –down, dimana bagian paling bawah merupakan penelitian yang diajukan
53
BEDA TEORI DAN KONSEP Teori : terdiri dari beberapa konsep yang saling berkaitan satu dengan lainnya, dan karena hubungan antar konsep tsb kita bisa menjelaskan suatu hal. Konsep : terdiri dari konsep itu sendiri Komunikasi kelompok, teori atau konsep?
54
INGAT ! Dalam penelitian, kita harus mengeksplikasikan. Jangan hanya menerima apa yang tertulis di buku saja, menerima apa kata ahli tanpa menyesuaikan dan membandingkan
55
Variasi Penggunaan Teori
Sebagai penjelasan atas perilaku dan sikap-sikap tertentu Panduan umum untuk meneliti gender, kelas, ras, dsb Poin akhir dalam penelitian Beberapa penelitian kualitatif tidak menggunakan teori yang terlalu eksplisit
56
Logika Induktif dalam Penelitian Kualitatif (Creswell, 2012, h. 96)
Peneliti mengemukakan generalisasi-generalisasi atau teori-teori dari literatur-literatur dan pengalaman-pengalaman pribadinya Peneliti mencari pola-pola umum, generalisasi-generalisasi, atau teori-teori dari tema-tema atau kategori –kategori yang dibuat Peneliti menganalisis data berdasarkan tema-tema dan kategori-kategori Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka pada partisipan dan merekam catatan-catatan lapangan Peneliti mengumpulkan informasi (misalnya dari wawancara atau observasi)
57
Pengorganisasian Literatur Per Topik
Pengorganisasian dilakukan dengan membagi sumber informasi tersebut berdasarkan konsep-konsep utama yang digunakan. Selanjutnya konsep tersebut dibagi berdasarkan sub bagian untuk penulisan lebih lanjut
58
Contoh Media Baru A. Perkembangan Media Baru
B. Media Baru dalam Masyarakat Komunitas Virtual A. Pembantukan Komunitas Virtual B. Jenis-Jenis Komunitas Virtual C. Komunikasi dalam Komunitas Virtual Teori Computer Mediated Communication I. Teori Medium Sikap Peduli Lingkungan I. Perwujudan sikap peduli lingkungan I. Sikap Peduli Lingkungan dalam Masyarakat I. Cara Membentuk Sikap Peduli Lingkungan
59
KERANGKA BERPIKIR PENELITIAN
Kerangka Berpikir Penelitian didesain dengan tujuan untuk mengarahkan alur penelitian dan membantu peneliti saat melakukan analisa data Kerangka berpikir penelitian sangat ditentukan dari tujuan penelitian dan konsep serta teori penelitian
60
TUGAS BUATLAH BAB II PENELITIAN
BAWA BUKU YANG DIGUNAKAN DALAM MENULISKAN BAB II PENELITIAN
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.