Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAB II PRINSIP PENDIDIKAN ORANG DEWASA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAB II PRINSIP PENDIDIKAN ORANG DEWASA"— Transcript presentasi:

1 BAB II PRINSIP PENDIDIKAN ORANG DEWASA

2 A. Pendahuluan Prinsip pendidikan orang dewasa terdiri atas : hukum belajar, penetapan tujuan, pemilihan materi, pengembangan sikap, idealisme, minat, mengembangkan kemampuan mempertimbangkan atau menilai, kemampuan manipulatif, kemampuan berfikir dan memecahkan masalah, pembentukan kebiasaan, pengajaran isu yang kontroversial.

3 B. Hukum Belajar Keinginan belajar : Keinginan belajar akan timbul karena rasa tertarik yang mendalam terhadap suatu objek, kebutuhan akan suatu pengetahuan, dorongan dan motivasi dari orang lain. Tanpa keinginan belajar, peserta didik sulit berhasil. Pengertian terhadap tugas : apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Harus mengerti apa yang harus dibaca, apa yang perlu dicatat, apa yang perlu dipelajari, apa yang perlu dilatihkan, apa yang perlu didiskusikan, apa yang perlu diteliti, apa yang perlu dipraktikkan, dan apa yang perlu dilakukan agar dipelajarinya di rumah.

4 Lanjutan … Hukum asosiasi : Belajar dengan menghubungkan ide atau fakta dengan ide atau fakta lain cenderung dapat menghasilkan ingatan yang lebih permanen daripada apabila tidak menghubungkannya. Belajar dengan menghubungkan tersebut adalah salah satu ciri kelebihan orang dewasa dibanding anak-anak, sebab orang dewasa mempunyai banyak stok ide atau informasi yang dapat menarik pelajaran baru. Minat, keuletan, dan Intensitas : dengan hanya sekedar latihan atau pengulangan tanpa didasari dengan minat, hasil belajar tidak akan efektif. Sebagai contoh, jika anak disuruh belajar dengan cara mengerjakan sesuatu secara berulang-ulang. Keuletan dan intensitas dari suatu pengelaman mempunyai pengaruh yang mebekas terhadap ingatan. Ketetapan Hati : ketetapan hati sangat menentukan, apakah seseorang akan tetap melanjutkan aktivitasnya atau tidak sama sekali. Sedangkan prasangka, kecurigaan , dan ketertutupan semuanya akan menghambat proses belajar yang efektif.

5 Pengetahuan tentang keberhasilan dan Kegagalan : seorang peserta dalam pendidikan orang dewasa tidak akan memperoleh kemajuan dalam proses belajarnya kecuali jika ia mengetahui dalam hal apa saja ia berhasil dengan baik dan dalam hal apa saja ia gagal.

6 C. PENETAPAN TUJUAN

7 1. Tujuan Umum Tujuan umum pendidikan orang dewasa sangat bervariasi, tergantung pada visi dan misi lembaga yang menyelenggarakannya. Kunci keberhasilan dalam pendidikan orang dewasa adalah mempunyai perilaku maupun performansi yang jelas dan bergerak menuju ke tujuan tersebut secara konsisten.

8 a. Prinsip Utama Kesehatan : fisik, mental, dan keamanan / keselamatan. Anggota keluarga yang berguna Pekerjaan : bimbingan, latihan, dan efisiensi ekonomi Pendidikan kewarganegaraan : prinsip demokrasi yang benar, lokal, negara bagian, dan nasional. Pemanfaatan waktu luang : rekreasi jasmani, pikiran, dan spiritual, pengayaan, dan pengembangan kepribadian. Etika : nilai moral, jiwa pelayanan, dan tanggung jawab pribadi. Penguasaan pengetahuan dasar : sarana belajar, seperti : membaca, menulis, bahasa, dan metode berfikir secara ilmiah.

9 b. Maksud Pendidikan Tujuan pendidikan di Amerika : penyadaran diri, hubungan masyarakat, efisiensi ekonomi dan tanggung jawab warga negara (Morgan, 1976) Pendidikan di Indonesia untuk pengembangan dan pembinaan daya yang melekat pada tubuh manusia, yaitu daya fisik, daya nalar, daya cipta, daya rasa, daya karsa, dan daya budi. Dalam PKn daya tersebut bertujuan agar masyarakat Indonesia sehat jiwa dan raga, takwa kepada tuhan YME, luhur budi pekertinya, mencintai bangsa dan sesama manusia, menghayati kedudukan, hak dan kewajibannya selaku warga negara dan anggota masyarakat, serta memiliki kemampuan dan tanggung jawab sosial untuk berpartisipasi didalam proses pembangunan nasional menuju terwujudnya masyarakat adil dan makmur.

10 c. Ciri Tujuan Khusus Pendidikan
Harus ada sasarannya Harus menunjukan perubahan perilaku yang spesifik, dapat didemonstrasikan, dan dapat diukur. Harus diterima oleh sasaran sebagai tujuannya sendiri dan memberikan kesempatan kepada sasaran untuk bergerak menuju apa yang mereka inginkan Harus mengarah ke tujuan umum Biasanya dinyatakan dalam istilah pengetahuan, pengertian, kemampuan, keterampilan, minat atau rasa tertarik, penghargaan, idelaisme, penerapan, dan kebiasaan

11 Klasifikasi Tujuan Khusus
Ranah kognitif (cognitive domain) : tujuan khusus yang berhubungan dengan proses intelektual peserta didik Ranah afektif (affective domain) : tujuan khusus yang mempengaruhi sikap, emosi, dan nilai perilaku. Ranah psikomotor (psychomotor domain) : tujuan khusus yang meliputi proses manipulatif dan mekanik atau keterampilan.

12 d. Memilih Materi Pelajaran
Didalam pendidikan orang dewasa, banyak program pendidikan berdasarkan jenis kegiatan yang tidak mengandalkan pokok bahasan tradisional. Ada suatu prinsip yang dapat digunakan dalam pemilihan jenis pokok bahasan, materi, dan kegiatan pembelajaran.

13 Cara Memilih Materi Pelajaran
Apakah materi tersebut menarik perhatian peserta didik ? Apakah materi tersebut dapat dimengerti oleh peserta ? Apakah materi tersebut bermanfaat bagi peserta? Apakah materi tersebut dapat membantu para peserta untuk mencapai tujuan pendidikan? Apakah materi tersebut sesuai dengan subjek yang telah ditetapkan?

14 D. Mengembangkan Sikap, Idealisme, dan Minat
Sikap, idealisme, minat dan selera adalah dasar tujuan khusus ranah afektif dan merupakan suatu kualitas emosi yang penting. Emosi adalah faktor yang sangat penting dalam pendidikan, karena emosi cenderung menentukan apa yang dilakukan orang terhadap suatu hal.

15 1. Sikap Istilah sikap disini adalah perasaan seseorang terhadap orang lain, ide, lembaga, fakta, dan lainnya. Program pendidikan pada umumnya mengembangkan sikap positif terhadap hal yang baik menurut norma yang berlaku di masyarakat. Sikap tidak dapat diajarkan secara langsung seperti fakta, namun biasanya diajarkan secara tidak langsung melalui contoh, bacaan, dan kegiatan yang baik.

16 2. Idealisme Idealisme adalah suatu standar kesempurnaan yang diterima oleh individu atau kelompok. Idealisme cenderung bersifat subjektif, tetapi nyata dan sangat penting dalam pendidikan anak-anak maupun orang dewasa. Hampir dalam setiap hal yang dilakukan manusia terdapat standar kesempurnaan. Ada idealisme berpikir, berbicara, menulis, dan mendengar. Idealisme yang harus ditanamkan yaitu kejujuran, kedisiplinan, etos kerja, dan keberisahan.

17 3. Minat Minat merupakan keinginan yang datang dari hati nurani untuk ikut serta dalam kegiatan belajar. Makin besar minatnya, makin besar semangat dan makin besar hasil kerjanya. Minat yang sementara akan mempertahankan perhatian dan mendorong keaktifan orang dewasa lebih banyak. Minat permanen merupakan hasil yang paling bernilai dalam semua pendidikan.

18 Saran untuk mengembangkan minat
Pembimbing atau pendidik harus menunjukan antusias yang tulus untuk menyukseskan kegiatan pendidikan Peserta didik harus diberi kesempatan untuk mengetahui secara jelas melalui jalan pikirannya sendiri tentang subjek yang dipelajari, kegiatan yang dilakukan akan membantu mereka secara pribadi dalam kehidupan sehari-hari atau membantu masyarakat secara keseluruhan Peserta didik harus memperoleh pengetahuan pokok yang berhubungan dengan topik yang dipelajari. Rasa tertarik yang tinggi harus dipertahankan. Pendidik harus membantu peserta didik untuk mengukur kemajuan mereka sendiri. Pendidik harus menunjukan rasa senang terlibat dalam proses pembelajaran Suasana pertemuan harus akrab, gembira, sopan, dan demokratis.

19 E. Mengajar Pengetahuan
Pengetahuan jumlahnya yang banyak tidak mungkin diajarkan semuanya. Oleh karena itu harus ada penyeeksian materi yang penting dan esensial. Hanya pengetahuan yang relevan untuk mencapai tujuan khusus program pendidikan yang sedang dijalankan, itulah yang dipilih. Pengetahuan terbagi dua, yaitu : pengetahuan yang harus dipelajari secara mendetail dan harus diingat secara permanen, dan pengetahuan yang dipelajari untuk mengetahui di mana memperolehnya dan bagimana menggunakannya.

20 Cara Memperoleh Ingatan Permanen
Kembangkan rasa tertarik yang kuat dan tahan lama terhadap suatu objek secara keseluruhan maupun pada bagian pentingnya. Dapatkan pengertian sejelas mungkin dari setiap bagian subjek tersebut Tempatkan proses belajar sejalan dengan pola pikir peserta sedapat mungkin Berikan problema atau pertanyaan yang berhubungan dengan hal-hal yang diterapkan. Berikan ilustrasi visual atau gambar tentang apa yang diajarkan.

21 F. Mengembangkan Kemampuan
Pendidik atau instruktur harus tahu tipe kemampuan apa yang diinginkan peserta didik.

22 1. Mengembangkan Kemampuan Menilai atau Mempertimbangkan
Pilih situasi tertentu yang akan dinilai dan dianalisis. Persiapkan peserta didik : a. kembangkan pengenalan terhadap kebutuhan, b. tumbuh- kan keinginan untuk memperoleh kemampuan Tentukan kriteria dan standarnya, beri bobot pada masing-masing kriteria. Peserta didik kemudian harus menggunakan kriteria tersebut terhadap sejumlah kasus dan beritahukan cara menilainya. Instruktur maupun peserta didik harus selalu ingat bahwa latihan dalam menilai/mempertimbangkan tanpa pengertian dan penerapan prinsip adalah sia-sia Minta peserta didik berlatih membuat penilaian, dibawah bimbingan instruktur, sampai ia mampu membuat penialian dengan baik.

23 2. Mengembangkan Kemampuan Manipulatif atau Psikomotor
Persiapkan peserta didik : usahakan mereka santai, terangkan yang harus dikerjakan, mengapa itu harus dikerjakan, dapatkan perhatian peserta didik, Ajarkan apa yang harus diajarkan : ajarkan tahap demi tahap pada satu waktu, ceritakan, perlihatkan, dan jelaskan setiapa tahapan. Praktikkan kepada peserta didik : beri kesempatan mereka mencoba, minta mereka menjelaskan kata kuncinya, tanyakan kepada mereka dan perbaiki semua kesalahan, teruskan sampai mereka tahu. Berikan tindak lanjut.

24 3. Mengembangkan Kemampuan Memecahkan Masalah
Pengenalan problema Buat daftar kemungkinan pemecahan masalah Kumpulkan semua fakta yang bisa diambil untuk memecahkan masalah Organisasikan dan pertimbangkan semua fakta yang mendukung dan fakata yang tidak mendukung Tetapkan kesimpulan tentatif Cek kesimpulan tentatif Perbaiki semua kelemahan sesuai dengan temuan Generalisasikan kesimpulan jika semua sudah setuju.

25 G. Mendiskusikan Isu Kontroversial

26 1. Pentingnya Mendiskusikan Isu Kontroversial
Isu kontroversial perlu didiskusikan dalam suasana demokratis yang dapat mendorong orang memutuskan isu krusial melalui proses diskusi terbuka dan dengan menggunakan argumentasi bebas.

27 2. Kriteria Memilih Isu Kontroversial
Apakah isu itu penting dan waktunya tepat? Apakah isu tersebut menarik perhatian masyarakat ? Apakah isu tersebut dapat dimengerti oleh masyarakat pada waktu yang terbatas ? Apakah ada materi yang dapat dipercaya sebagai petunjuk terhadap isu tersebut? Apakah pimpinan mengetahui tentang isu tersebut atau adakah kelompok tertentu yang meminta bantuan kepada pihak yang mengetahuinya? Apakah pemikiran terhadap isu tersebut nantinya dapat diterima oleh masyarakat?

28 3. Cara Mendiskusikan isu Kontroversial
Temukan isu atau problem secara jelas. Bagi isu tersebut menjadi beberapa segmen. Buat daftar kemungkinan pemecahan yang diusulkan oleh anggota. Kumpulkan dan catat informasi tentang isu tersebut. Sebarkan informasi tersebut kepada semua anggota kelompok. Susun informasi secara berurutan Nilai informasi tersebut Setiap pemecahan masalah harus ada data Susun kesimpulan apabila informasi menunjang.

29 H. Cara Membentuk Kebiasaan

30 Cara Membentuk Kebiasaan Baru yang Baik dan Meninggalkan kebiasaan Lama yang Buruk
Temukan nkonsep kebiasaan baru yang ingin dikembangkan sejelas mungkin Mulailah kebiasaan baru dengan kemauan yang kuat Jangan biarkan pengecualian terjadi sampai kebiasaan baru tersebut benar-benar berakar Latihlah kebiasaan baru itu pada setiap kesempatan, walaupun dalam keadaan sibuk, carilah kesempatan untuk berlatih Latihan denga selang waktu yang agak lama akan lebih baik daripada latihan secara intensif dalam waktu yang relatif singkat.

31 Lanjutan Latihan hendaknya dilakukan sesempurna mungkin
Situasi dan kondisi hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga menyenangkan Pembentukan kebiasaan baru hendaknya sebagai hasil daridorongan dirinya sendiri

32 TERIMA KASIH


Download ppt "BAB II PRINSIP PENDIDIKAN ORANG DEWASA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google