Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENGANTAR PRAKTEK LISTRIK

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENGANTAR PRAKTEK LISTRIK"— Transcript presentasi:

1 PENGANTAR PRAKTEK LISTRIK

2 TEORI ELEKTRON (Asal mula listrik ) BAHAN + - ATOM
MOLEKUL SIFAT = BENDA ASLI + - ATOM SIFAT BERBEDA BENDA ASLI INTI (+) ELEKTRON (-) + - (Proton)

3 Untuk membangkitkan aliran listrik di sepeda motor :
Elektron bebas mudah berpindah ke atom lain. Pergerakan atom bebas yg teratur ke satu arah = aliran elektron. Aliran elektron  Aliran listrik Untuk membangkitkan aliran listrik di sepeda motor : Proses kimia  battery Kemagnetan alternator

4 SUMBER ARUS Arah arus listrik + Beban - + - Arah arus elektron

5 Listrik mengalir pada kawat seperti air mengalir melalui pipa
Tempat tinggi  tempat rendah. Listrik mengalir : Tegangan tinggi  tegangan rendah

6 MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK
CONNECTING IN PARALEL ( GOOD ) CONNECTING IN SERI ( BAD ) CONNECTING IN SERI ( BAD ) CONNECTING IN SERI ( BAD ) CONNECTING IN SERI ( BAD ) V V V 3 3 3 Tujuannya adalah : 1. Memeriksa ada tidaknya tegangan listrik di sirkuit listrik. 2. Mengukur besarnya tegangan listrik  mengetahui komponen listrik bekerja dg baik?

7 MENGUKUR ARUS LISTRIK SAMBUNGAN SERIES ( Betul ) SAMBUNGAN PARALEL
( Salah ) SALAH !!! SALAH !!! SALAH !!! SALAH !!! A A A 3 3 3 Tujuannya adalah untuk mengetahui sebagai berikut. a. Kemampuan pengisian battery. b. Pemakaian energy listrik dari setiap komponen.

8 PERLAWANAN ( Resistence )

9  Mengukur Tahanan : Tujuannya adalah untuk mengetahui.
a. Nilai tahanan. b. Rangkaian terbuka atau putus. c. Hubungan jelek. d. Hubungan singkat. Catatan : Sebelum pemakaian multitester pastikan setiap proses pengukuran tahanan harus dikalibrasi nol(Ø) Pemeriksaan untuk kumparan. Pemeriksaan untuk kabel putus.

10 PERLAWANAN BERDERET ( S E R I ) A B - + A B C D E = 12 VOLT R 1 R 2
100 1500 500 R 1 R 2 R 3 4 2 3 R 1 R 2 R 3 A B C D + - B E = 12 VOLT

11 PERLAWANAN BERJAJAR (PARALEL) A B ( + ) ( - ) I 3 R 3 I 2 R 2 I 1 R 1
600 I 1 I 2 I 3 R 3 A 150 B R 2 100 R 1 E = 12 VOLT Rd = 0 ( + ) ( - )

12 SAMBUNGAN “ SERI “ SAMBUNGAN “PARALEL“ 3 3 3 R1 R2 R1 3 R2 + - + -

13 X X X X DIODE ZENER DIODE CURRENT FLOWS (INORMAL DIRECTION)
NO CURRENT FLOWS BELOW REVERSE VOLTAGE X X X X CURRENT DOES NOT FLOW (REVERSE DITECTION)

14 THYRISTOR THYRISTOR A A K K (+) (-) (+) (-) G G ANODE KATHODE ANODE
NO CURRENT FLOW CURRENT FLOWS WHEN SCR IS ON ANODE KATHODE ANODE A A KATHODE K K (+) (-) (+) (-) VOLTAGE NO CURRENT FLOW NO CURRENT FLOWS GATE G G ( GATE)

15 E C E C B B TRANSISTOR SYMBOLS TRANSISTOR SYMBOLS ( PNP TYPE )
( NPN TYPE ) E C E C (EMITOR) (COLLECTOR) B (BASE) B

16 PRISIP KERJA TRANSISTOR PNP PRISIP KERJA TRANSISTOR NPN
3 3 E Base Current C B B C Base Current E

17 MAGNET U S ARAH GARIS GAYA MEDAN MAGNIT
Magnet = logam yg mempunyai gaya tarik terhadap besi lainnya. Gaya tarik terbesar terdapat pd ujung magnet  Kutub magnet Arah gaya tarik magnet dinyatakan gari-garis gaya magnet dan di luar batang magnet bergerak dari kutup Utara ke kutup Selatan. Bahan yg mempunyai sifat magnet terbentuk dari magnet-magnet kecil  magnet molekuler. Magnet molekuler besi tidak teratur letaknyadiatur ke satu arah menjadi teratur magnet. Magnet remanen : mudah menjadi magnet dan mudah hilang kemagnetannya. Magnet permanen = sukar menjadi magnet, tetapi setelah menjadi magnet akan mempertahankan kemagnetannya. ARAH GARIS GAYA MEDAN MAGNIT U S

18 ARAH GARIS GAYA MEDAN MAGNIT
U U U U U U U U Kutup sejenis saling tolak menolak U U U U S S S S S S S S S S S S Kutup berlawanan jenis saling tarik menarik

19 ELEKTROMAGNET Kawat yg dialiri listrik akan menimbulkan kemagnetan  Elektromagnet Garis-garis gaya magnet bergerak menurut arah perputaran jarum jam, kalau dilihat dari arah datangnya arus listrik. X Arus Garis Gaya Arus listrik menjauhi kita, garis gaya magnet searah jarum jam Arus listrik mendekati kita, garis gaya magnet berlawanan arah jarum jam

20 KUMPARAN Apabila suatu kawat beraliran listrik dilengkungkan membentuk lingkaran  garis-garis gaya menuju satu arah Gaya medan magnet ini akan bertambah besar jika kawat membentuk gulungan/kumparan Kuat medan magnet tergantung : Besarnya aliran listrik Banyaknya kumparan S U Letak kutup magnet kumparan : Arah arus listrik searah jarum jam = kutup Selatan

21 KUMPARAN DENGAN TERAS BESI
Kumparan dg teras besi, jumlah garis gaya magnetnya lebih banyak (± 6000 X) Magnet molekuler besi  magnet S S S S U U U U Kumparan Primer Kumparan Sekunder Saat saklar di ON-OFF kan  medan magnet berubah-ubah pd gulungan sekunder timbul arus listrik  tegangan induksi +

22 KUMPARAN DENGAN TERAS BESI
Kumparan Primer Perubahan medan magnet di kump primer menimbulkan timbulnya potensial induksi diri : Saat saklar dihubungkan  bersifat menentang aliran arus listrik dari sumbernya. Saat saklar dilepaskan  listrik tambahan/extra bersifat searah dengan arus listrik dari sumbernya Arus listrik  timbul bunga api Pada teras besi mengalir fluks magnetik. Pada teras besi pejal fluks magnetik kurang teratur  arus pusar (Eddy Current)  panas  Teras besi dibuat dari plat-plat tipis ditumpuk menjadi satu. +

23 SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR

24 WARNA KABEL DAN FUNGSINYA
Menghubungkan accu dgn kunci kontak dan rectifier regulator (kiprok) DC Menghubungkan accu dgn massa/ground Menghubungkan spull lampu dgn sakelar lampu dan rectifier regulator (kiprok) AC Menghubungkan spull pengisian dgn rectifier AC Menghubungkan spull pengapian dgn CDI Unit AC Menghubungkan fixed pulser dgn CDI Unit AC

25 Menghubungkan switch gigi 1 dgn lampu gigi 1 DC
Menghubungkan switch gigi netral dgn lampu netral DC Menghubungkan switch gigi 2 dgn lampu gigi DC Menghubungkan switch gigi 3 dgn lampu gigi DC Menghubungkan switch gigi 4 dgn lampu gigi DC

26 Titik Kontak pada saklar

27 Warna Kabel

28 ASTREA GRAND s 3 OFF ON + - 3 ACCU M.STARTER COIL FUEL METER E F F E
UNIT 3 Bulb Top 3 Bulb Netral SWITCH REM ( Fr ) 3 SWITCH REM ( Rr ) ON OFF TOMBOL HORN M. STARTER TOMBOL 3 R.WINKER 3 Rr Fr RELAY s R L 3 L.WINKER 3 Rr Fr RECTIFIER B. PANEL 3 B. POSITION 3 OFF P H ACCU + - P B.TAILIGHT 3 H CDI UNIT SWICTH DIMMER B.HEAD LIGHT STATOR M.STARTER 3 3 M.STARTER COIL

29 GL NEOTECH 3 OFF ON + - 3 ACCU COIL FUEL METER F E E F FUEL UNIT
Bulb Netral SWITCH REM ( Fr ) 3 SWITCH REM ( Rr ) OFF ON TOMBOL HORN 3 R.WINKER 3 Rr Fr RELAY R L 3 L.WINKER 3 Rr Fr RECTIFIER E B. PANEL 3 B. POSITION 3 OFF P H ACCU + - P B.TAILIGHT 3 H CDI UNIT SWICTH DIMMER B.HEAD LIGHT STATOR 3 3 COIL

30 KHARISMA (NF125/D) M 3 OFF ON + - TSS 3 N 1 2 3 4 ACCU M.STARTER COIL
SPEEDOMETER KHARISMA (NF125/D) F E 3 N E F FUEL UNIT 3 1 OFF ON 2 SWITCH REM ( Fr ) 3 3 SWITCH REM ( Rr ) 3 3 3 4 3 R.WINKER 3 Rr Fr RELAY R SWITCH M. STARTER L 3 Rr L.WINKER 3 Fr RECTIFIER TOMBOL HORN M M.STARTER OFF B. PANEL P H 3 ACCU + - P TSS H B. POSITION 3 B.TAILIGHT CDI UNIT 3 M.STARTER STATOR 3 3 B.HEAD LIGHT COIL SWICTH DIMMER

31 DIAGRAM SISTEM PENGAPIAN
ASTREA SUPRA

32 SISTEM PENGAPIAN SUPRA

33 DIAGRAM SISTEM PENGAPIAN
KHARISMA

34 DIAGRAM SISTEM PENGAPIAN DC
GL PRO NEOTECH/MEGA PRO

35 ALTERNATOR Rotor Alternator : Alat pembangkit arus listrik AC
Bekerja berdasarkan prinsip elektro magnetik. Prinsip kerja : Sebuah magnet yang digerakkan melintasi kumparan, maka akan timbul garis gaya magnet di sekitar kumparan. Apabila magnet telah melintasi kumparan, maka garis gaya medan magnet di sekitar kumparan hi9lang. Akibat berubah-ubahnya garis gaya medan magnet, maka akan dihasilkan tegangan induksi pada kumparan yang Besarnya tergantung : Kecepatan gerakan magnet Besarnya medan magnet Jumlah gulungan Stator

36 PEMERIKSAAN KUMPARAN PEMBANGKIT ALTERNATOR
Ukur tahanan kumparan pembangkit alternator antara terminal Hitam/Merah dan Massa. STANDAR: W (NF100) PEMERIKSAAN KUMPARAN PULSA PENGAPIAN Ukur tahanan generator pulsa pengapian antara terminal Biru/Kuning dan Hijau. STANDAR: W (NF100)

37 PEMERIKSAAN STATOR *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai

38 CDI ( CAPASITIFE DISCHARGE IGNITION )
Pengganti platina  Mengontrol arus listrik ke Ignition Coil Keunggulan CDI >< Platina : Tidak memerlukan penyetelan. Menghasilkan tegangan listrik lebih besar dan stabil. Saat pengapian lebih tepat, sesuai putaran mesin. Berdasarkan sumber arus CDI : CDI – AC : Astrea Series, GL Series, Tiger, NSR 150R CDI – DC : GL Neotech, Karisma, Kirana, NSR 150RR, Sonic

39 PRINSIP KERJA CDI

40 PENGAJUAN WAKTU PENGAPIAN

41

42 PRINSIP PENGAJUAN SAAT PENGAPIAN
Kecepatan mesin naik  tegangan kump pembangkit pulsa naik  ambang batas tegangan picu ke SCR dicapai lebih awal.

43 Pemeriksaan waktu pengapian

44

45 PEMERIKSAAN CDI UNIT ASTREA GRAND EXT (Bl/R) IGN (Bl/Y) SW (Bl/W) PC
(Bu/Y) E (G) KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai

46 ASTREA PRIMA/ STAR/ WIN
PEMERIKSAAN CDI UNIT ASTREA PRIMA/ STAR/ WIN EXT (Bl/R) IGN (Bl/Y) SW (Bl/W) PC (Bu/Y) E (G) KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai

47 PEMERIKSAAN CDI UNIT GL SERIES EXT (Bl/R) IGN (Bl/Y) SW (Bl/W) PC
(Bu/Y) E (G) KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai

48 PEMERIKSAAN CDI UNIT TIGER SW (Bl/W) EXT (Bl/R) E (G) IGN (Bl/Y) PC
(Bu/Y) KOSONG KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai

49 PEMERIKSAAN CDI UNIT NEOTECH SW (R/Bl) KOSONG KOSONG IGN (Bl/Y) E PC
(Bu/Y) KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai

50 PEMERIKSAAN CDI UNIT NSR EXT Bl/R IGN (Bl/Y) CNL W/R E (G) PC (Bu/Y)
SW (Bl/W) KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai

51 CDI, REGULATOR RECTIFIER, IGNITION COIL NF 125/D
Y G R W R/Bl Bu/Y Bl/Y E Bl R

52 IGNITION COIL Fungsi : Meningkatkan tegangan listrik dari sumber arus baik dari accu maupun dari alternator sampai mencapai tegangan lebih dari V, sehingga mampu membentuk loncatan api di busi. Terdiri 2 kumparan : Kumparan Primer Diameter kawat lebih besar, lilitan lebih sedikit Kumparan Sekunder  Diameter kawat lebih kecil, lilitan lebih banyak. Pemeriksaan Kump. Primer Pemeriksaan Kump. Sekunder

53 PEMERIKSAAN IGNITON COIL

54 B U S I Fungsi : Menghasilkan percikan bunga api listrik .
Tingkat panas (Heating Range) = Kemampuan busi melepaskan panas Busi Panas (Nomor Kecil) Pelepasan panas lambat Busi Dingin (Nomor Besar) Pelepasan panas cepat, cocok untuk kecepatan tinggi. Contoh : BUSI NSR STD = W24 ES, Kecep Tinggi = W 27 ES Pemakaian busi yang salah : Busi tipe dingin  susah start, pembakaran tidak sempurna, timbul kerak Busi tipe panas  Over heating, pre ignition, electrode meleleh.

55

56 PEMERIKSAAN LONCATAN API BUSI

57 SISTEM PENGISIAN Fungsi :
Untuk mengisi kembali energi listrik pada battery yang telah terpakai, sehingga battery selalu dalam kondisi penuh (full charged). Komponen : Generator sebagai pembangkit listrik. Rectifier sebagai penyearah dan pengatur tegangan pengisian. Battery sebagai penyimpan arus.

58 PERUBAHAN KIMIA SELAMA PENGISIAN DAN PEMAKAIAN
Pelat Positif Elektrolit Pelat Negatif PbO H2SO Pb Timbal Asam sulfat Timbal Peroksida dan air berpori Pelat Positif Elektrolit Pelat Negatif PbO H2O PbSO4 Timbal Air Timbal sulfat sulfat PEMAKAIAN PENGISIAN

59 PERBEDAAN MF BATTERY DENGAN CONVENTIONAL / MAINTENANCE BATTERY
Larutan ( cairan ) elektrolit tidak berkurang sehingga : tak perlu mengecek level cairan tak perlu menambah cairan ( air aki) Setelah diisi dengan larutan elektrolit, lubang pengisian langsung ditutup secara permanen Cairan elektrolit terjaga konstan penggunaan senyawa Timbal Kalsium dan Separator husus menyerap gas yang timbul saat overcharge

60 KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN MF BATTERY
Tidak perlu check level dan tambah cairan elektrolit Dapat diletakkan dalam segala posisi Self discharge lebih kecil Life Time lebih lama Cranking power lebih tinggi KEKURANGAN Manufacturing cost tinggi

61 PERLAKUAN TERHADAP MF BATTERY
CHARGING Special Charger untuk menghindari kesalahan charging Ada 2 alternatif type : Current control Timer

62 KARAKTERISTIK LIFE TIME
MF BATTERY DAN MAINTENANCE BATTERY

63 KARATERISTIK SELF DISCHARGE MF BATTERY DAN MAINTENANCE BATTERY

64 X SISTEM PENGISIAN BATTERY D2 D1 Gate ZD SCR Regulator
Regulator / Rectifier

65 SISTIM PENGISIAN PHASE TUNGGAL DENGAN
RECTIFIER GELOMBANG PENUH

66 PEMERIKSAAN TINGGI ELEKTROLIT

67 PEMERIKSAAN BERAT JENIS ELEKTROLIT

68 PEMERIKSAAN BERAT JENIS ELEKTROLIT

69 PERAWATAN TERMINAL BATTERY

70 CARA KERJA BATTERY

71 S - M RELAY STARTER SWITCH (TIGER 2000 ) + GS (Gigi netral) 3 STARTER
FUSE 15A S + - GS M STARTER STARTER SWITCH IGNITION SWITCH 3 DEODE BULB NETRAL NETRAL SWITCH KOPLING SWITCH

72

73

74

75

76

77 S - M RELAY SRARTER SWITCH (TIGER 2000 ) + GS X (Gigi Masuk) 3 STARTER
FUSE 15A S + - GS M STARTER STARTER SWITCH IGNITION SWITCH X 3 DEODE BULB NETRAL NETRAL SWITCH KOPLING SWITCH

78 ARUS SEARAH ( DIRECT CURRENT - DC )
2 1 t1 t2 t3 t4 t5 Waktu (detik) 2 1 t1 t2 t3 t4 t5 t6 Waktu (detik)

79 ARUS BOLAK BALIK ( ALTERNATING CURRENT - AC )

80 dst t0 t2 t4 t6 t8 t10 t12 t14 ( A ) dst t0 t2 t4 t6 t8 t10 t12 t14
Arah dari A ke B ( detik ) dst t0 t2 t4 t6 t8 t10 t12 t14 ( A ) dst t0 t2 t4 t6 t8 t10 t12 t14 ( detik ) Arah dari B ke A 1 2 1 kali getar ( 1 periode ) ( B )

81 dst t2 t4 t6 t8 t10 t12 t14 Harga Maksimum +2 Harga puncak (amplitudo)
Arah dari A ke B +1 ( detik ) dst t2 t4 t6 t8 t10 t12 t14 Arah dari B ke A -1 +2 1 periode (1 getar)

82


Download ppt "PENGANTAR PRAKTEK LISTRIK"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google