Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

 Infeksi yang terutama mengenai struktur saluran pernapasan di atas laring, tapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: " Infeksi yang terutama mengenai struktur saluran pernapasan di atas laring, tapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara."— Transcript presentasi:

1

2

3  Infeksi yang terutama mengenai struktur saluran pernapasan di atas laring, tapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara simultan atau berurutan. Gambaran patofisiologi  Meliputii infiltrat peradangan dan mukosa, kongesti vaskuler, bertambahnya sekresi mukus, dan perubahan struktur dan fungsi siliare. etiologi  Disebabkan oleh virus dan mikoplasma

4  Nasofaringitis akut  Faringitis akut  Uvulitis akut  Abses retrofaring  Abses peritonsiler  Sinusitis

5  Merupakan peradangan akibat infeksi virus di saluran pernafasan atas. Nama lain dari nasofaringitis akut antara lain rhinofaringitis akut, rhinitis simpleks, selesma, coryza atau orang awam lebih sering menyebut masuk angin/common cold (CC). Merupakan infeksi anak yang paling lazim. Pada anak-anak sering melibatkan sinus paranasal dan telinga tengah serta nasofaring. Etiologi  Penyebab CC ialah virus. Yang tersering adalah rhinovirus (25- 80%), coronavirus (10-20%), dan virus influenza (10-15%).

6  Perubahan pertama : edema dan vasodilatasi pada submukosa.  Infiltrat sel mononuklear, dalam 1-2 hari menjadi polimorfonuklear  Pada infeksi sedang- berat, epitel superfisial mengelupas.  Produksi mukus banyak, mula-mula encer kemudian mengental dan biasanya purulen

7  Commond cold / Selesma: › Demam: jarang › Sakit kepala : jarang › Nyeri dan pegal : ringan › Lemah : jarang/lemah › Terbaring di tempat tidur : jarang › Pilek : sering › Bersin-bersin : biasa › Tenggorokan sakit : biasa › Batuk : kadang-kadang, ringan-sedang › Komplikasi yang bisa terjadi : Sinus atau infeksi telinga › Sesak nafas dengan/ tanpa sumbatan hidung, bersin-bersin, tenggorokan gatal, hidung meler, batuk, › Suara serak › Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak › Seringkali berlangsung sampai minggu kedua.  Flu / Influenza : › Demam : tiba-tiba, seringkali demam tinggi, berakhir dalam 3-4 hari › Sakit kepala : sering › Nyeri dan pegal : biasa terjadi, dan sering sangat sakit › Lemah : sedang sampai berat, bisa sampai satu bulan › Terbaring di tempat tidur : sering, bisa sampai 5-10 hari › Pilek : kadang-kadang › Bersin-bersin : kadang-kadang › Tenggorokan sakit : kadang-kadang › Batuk : Biasa, bisa menjadi parah › Komplikasi yang bisa terjadi : pneumonia, gagal ginjal, gagal hati, dapat mengancam jiwa

8 Komplikasi  Sinusitis, otitis media, radang tenggorokan, bronkitis, asma bahkan infeksi paru.  Common cold sebenarnya merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya. Namun bila tidak ditangani secara tepat dapat mengakibatkan perburukan keadaan/komplikasi.

9  Disebabkan oleh Streptokokus- hemolitikus grup A.  Gejala: demam, batuk Manifestasi Klinis  Faringitis virus : tanda awal demam, malaise, dan anoreksia dengan nyeri tenggorokan sedang. Nyeri timbul sehari sesudah muncul gejala, mencapai puncak pada hari ke-2 sampai ke-3.  Faringitis streptokokus : Pada anak > 2tahun mulai dengan keluhan nyeri kepala, nyeri perut, muntah, demam setinggi 40 0 C. Beberapa jam setelah keluhan awal, tenggorokan nyeri, pada 1/3 penderita ada pembesaran tonsil, eksudasi dan eritema faring.

10  Otitis media purulenta bakterialis Penatalaksanaan  Obat kumur salin  Bila nyeri tenggorokan berat bisa digunakan asetaminofen atau ibuprofen.  Banyak minum  Bila biakan tenggorok positif thd streptokokkus betahemolitikus  antibiotik selama 10 hari (Antibiotik : faringitis streptokokus paling baik menggunakan penisilin 125-250 mg 3x sehari selama 10 hari)

11  Ditandai dengan demam, nyeri menelan, dan mengeluarkan air liur. Disebabkan oleh streptokokus grup A atau H.  Uvulitis streptokokus sering terjadi pada anak dengan usia > 5 tahun.

12  Adalah suatu peradangan yang disertai pembentukan pus pada daerah retrofaring. Keadaan ini merupakan salah satu infeksi pada leher bagian dalam ( deep neck infection ).  Pada umumnya sumber infeksi pada ruang retrofaring berasal dari proses infeksi di hidung, adenoid, nasofaring dan sinus paranasal, yang menyebar ke kelenjar limfe retrofaring.  Oleh karena kelenjar ini biasanya atrofi pada umur 4 – 5 tahun, maka sebagian besar abses retrofaring terjadi pada anak-anak dan relatif jarang pada orang dewasa.

13 1. Akut.  Sering terjadi pada anak-anak berumur dibawah 4 – 5 tahun. Keadaan ini  terjadi akibat infeksi pada saluran nafas atas seperti pada adenoid,  nasofaring, rongga hidung, sinus paranasal dan tonsil yang meluas ke  kelenjar limfe retrofaring ( limfadenitis ) sehingga menyebabkan supurasi  pada daerah tersebut.  Sedangkan pada orang dewasa terjadi akibat infeksi langsung oleh karena  trauma akibat penggunaan instrumen ( intubasi endotrakea, endoskopi,  sewaktu adenoidektomi ) atau benda asing.  2. Kronis.  Biasanya terjadi pada orang dewasa atau anak-anak yang lebih tua.  Keadaan ini terjadi akibat infeksi tuberkulosis ( TBC ) pada vertebra servikalis dimana  pus secara langsung menyebar melalui ligamentum longitudinal anterior.  Selain itu abses dapat terjadi akibat infeksi TBC pada kelenjar limfe  retrofaring yang menyebar dari kelenjar limfe servikal.

14 Beberapa organisme yang dapat menyebabkan abses retrofaring adalah  1. Kuman aerob : › Streptococcus beta –hemolyticus group A ( paling sering ), › Streptococcus pneumoniae, Streptococcus non – › hemolyticus, Staphylococcus aureus, Haemophilus sp  2. Kuman anaerob : › Bacteroides sp, Veillonella, Peptostreptococcus, › Fusobacteria

15 ANAK demam Sukar menelan, nyeri suara sengau dinding posterior faring bengkak & hiperemis Limfadenopati unilateral kekakuan otot leher air liur menetes obstruksi saluran nafas DEWASA demam sukar dan nyeri menelan rasa sakit di leher keterbatasan gerak leher dispnea

16  Pada pemeriksaan faring bisa menunjukkan pembengkakan asimmetri pada dinding orofaring posterolateral  dinding posterior faring membengkak ( bulging ) dan hiperemis pada satu sisi.  pada palpasi teraba massa yang lunak, berfluktuasi dan nyeri tekan  pembesaran kelenjar limfe leher ( biasanya unilateral ).

17  Laboratorium : a. darah rutin : lekositosis b. kultur spesimen ( hasil aspirasi )  Radiologis : a. Foto jaringan lunak leher lateral Dijumpai penebalan jaringan lunak retrofaring ( prevertebra ) : - setinggi C2 : > 7 mm ( normal 1 - 7 mm ) pada anak-anak dan dewasa - setinggi C6 : > 14 mm ( anak-anak, N : 5 – 14 mm ) dan > 22 mm ( dewasa, N : 9 – 22 mm ) Pembuatan foto dilakukan dengan posisi kepala hiperekstensi dan selama inspirasi. b. CT Scan c. MRI

18  Adenoiditis  Abses peritonsil  Abses parafaring  Epiglottitis  Croup  Aneurisma arteri  Tonjolan korpus vertebra Abses parafaring

19 - Sniffing position - O2 - intubasi endotrakea - trakeostomi / krikotirotomi -Antibiotik -Simptomatik -imbangan elektrolit -Anti TBC -Aspirasi Pus -insisi & drainaseAIRWAYDRUGS OPERATION

20 1. Massa itu sendiri : obstruksi jalan nafas 2. Ruptur abses : asfiksia, aspirasi pneumoni, abses paru 3. Penyebaran infeksi ke daerah sekitarnya : a. inferior : edema laring, mediastinitis, pleuritis, empiema, abses mediastinum b. lateral : trombosis vena jugularis, ruptur arteri \ karotis, abses parafaring c. posterior : osteomielitis dan erosi kollumna spinalis 4. Infeksi itu sendiri : necrotizing fasciitis, sepsis dan kematian 4

21  Prognosis baik apabila didiagnosis secara dini dengan penanganan yang tepat dan komplikasi tidak terjadi.  Pada fase awal dimana abses masih kecil maka tindakan insisi dan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat menghasilkan penyembuhan yang sempurna.  angka mortalitas : mediastinitis  40 - 50% Ruptur arteri karotis  20 – 40% trombosis vena jugularis  60%.

22  Abses peritonsil terjadi sebagai akibat komplikasi tonsilitis akut atau infeksi yang bersumber dari kelenjar mucus Weber di kutub atas tonsil. Etiologi  Organisme aerob :Streptococcus pyogenes (Group A Beta-hemolitik streptoccus), Staphylococcus aureus, dan Haemophilus influenzae.  Organisme anaerob :Fusobacterium. Prevotella, Porphyromonas, Fusobacterium, dan Peptostreptococcus spp.

23  Odinofagia (nyeri menelan) yang hebat  Nyeri telinga (otalgia)  Muntah (regurgitasi)  Mulut berbau (foetor ex ore)  Banyak ludah (hipersalivasi)  Suara sengau (rinolalia),  Kadang-kadang sukar membuka mulut (trismus), serta pembengkakan kelenjar submandibula dengan nyeri tekan.

24  Infiltrat peritonsil, tumor, abses retrofaring, abses parafaring, aneurisma arteri karotis interna, infeksi mastoid, mononucleosis, infeksi kelenjar liur, infeksi gigi, dan adenitis tonsil.

25  Pada stadium infiltrasi, diberikan antibiotika dosis tinggi dan obat simtomatik. Juga perlu kumur dengan air hangat dan kompres dingin pada leher.  Antibiotik yang diberikan ialah penisilin 600.000-1.200.000 unit atau ampisilin/amoksisilin (Dewasa : 3-4 x 250-500 mg, Anak : 50-100mg/kg/hr) atau metronidazol (Dewasa : 3-4 x 250-500 mg, Anak : 50 mg/kg/hr).  Bila telah terbentuk abses, dilakukan pungsi pada daerah abses, kemudian diinsisi untuk mengeluarkan nanah.

26  Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur.  Secara klinis sinusitis dibagia atas : › Sinusitis akut, bila infeksi beberapa hari sampai beberapa minggu (<3minggu). › Sinusitis subakut, bila infeksi beberapa minggu hingga beberapa bulan (3- 8 minggu). › Sinusitis Kronis, bila infeksi beberapa bulah hingga beberapa tahun( > 8 minggu).

27  Penyebab nonifeksius : rinitis alergika, barotrauma, atau iritan kimia.  Penggunaan pipa nasotrakeal  Virus : rhinovirus, virus parainfluenza, dan virus influenza.  Bakteri :Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan moraxella catarralis.  Jamur : dari spesies Rhizopus, rhizomucor,Mucor, Absidia, Cunninghamella, Aspergillus, dan Fusarium.

28  Sekret nasal purulen, kongesti nasal, rasa tertekan pada wajah, nyeri gigi, nyeri telinga, demam, nyeri kepala, batuk, rasa lelah, halitosis, atau berkurangnya penciuman.  Gejala seperti ini sulit dibedakan dengan infeksi saluran nafas atas karena virus. Pasien dengan gejala diatas selama lebih dari 7 hari mengarahkan diagnosis ke arah sinusitis.

29 Gejala mayorGejala minor Nyeri atau rasa tertekan pada wajahSakit kepala Sekret nasal purulenBatuk DemamRasa lelah Kongesti nasalRasa lelah Obstruksi nasalHalitosis Hiposmia atau anosmiaNyeri gigi

30  Antibiotik. Berikan golongan penisilin selama 10-14 hari meskipun gejala klinik sinusitis akut telah hilang.  Dekongestan lokal. Berupa obat tetes hidung untuk memperlancar drainase hidung.  Analgetik. Untuk menghilangkan rasa sakit.

31


Download ppt " Infeksi yang terutama mengenai struktur saluran pernapasan di atas laring, tapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google