Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehWidya Ratna Jayadi Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
Kajian Tafsir Al-Quran Surah al-An’am Ayat 94
“Urgensi Syafaat & Cara Meraihnya” Bersama : Ust Birrul Walidain
2
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِيَ إِلَيَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَيْءٌ وَمَنْ قَالَ سَأُنْزِلُ مِثْلَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۗ وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ Siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau yang berkata, “Telah diwahyukan kepadaku,” padahal tidak diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata, “Aku akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.” (Alangkah ngerinya) sekiranya engkau melihat pada waktu orang-orang zhalim (berada) dalam kesakitan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), “Keluarkanlah nyawamu.” Pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan, karena kamu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. -Surat Al-An'am, Ayat 93
3
وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَىٰ كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُمْ مَا خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاءَ ظُهُورِكُمْ ۖ وَمَا نَرَىٰ مَعَكُمْ شُفَعَاءَكُمُ الَّذِينَ زَعَمْتُمْ أَنَّهُمْ فِيكُمْ شُرَكَاءُ ۚ لَقَدْ تَقَطَّعَ بَيْنَكُمْ وَضَلَّ عَنْكُمْ مَا كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ Dan kamu benar-benar datang sendiri-sendiri kepada Kami sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya, dan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu, kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia). Kami tidak melihat pemberi syafaat (pertolongan) besertamu yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu (bagi Allah). Sungguh, telah terputuslah (semua pertalian) antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu sangka (sebagai sekutu Allah). -Surat Al-An'am, Ayat 94
4
MATERI BAHASAN A. PENGERTIAN SYAFAAT B. SYAFAAT DI DUNIA C. SYAFAAT DI AKHIRAT D. PEMILIK SYAFAAT E. PEMBERI SYAFAAT F. PENERIMA SYAFAAT G. KESIMPULAN
5
Tafisran Ayat Tidak ada yang lebih dzalim di hadapan Allah kecuali yang membuat kedustaan di hadapan Allah Ayat ini turun terkait dengan Musailamah Al Kazab yang berdusta dan mengaku dirinya utusan Allah. Orang yang seperti ini, disaat sakaratul maut akan banyak mengalami penderitaan yaitu dengan di pukul oleh malaikat dari arah depan dan belakang sehingga memaksa roh nya untuk keluar. Pada saat kita menghadap kepada Allah dalam keadaan sendiri sebagaimana awalmula kita diciptakan atau lahir ke dunia ini. Hadist Nabi: “Anak Adam berkata, “hartaku-hartaku” padahal tidak ada yang kau miliki dari hartamu kecuali apa yang kau makan, lalu engkau habiskan atau apa yang kau pakai, lalu engkau lapukan, atau apa yang engkau sedekahkan, lalu engkau kekalkan sedangkan selain dari itu semunya pergi dan ditinggalkan untuk orang lain.
6
Lanjutan… Hasan Al-Basri: “Ketika kita menghadap Allah, kita tidak membawa apa-apa lalu Allah berfirman, kemanakah hartamu yang pernah engkau kumpulkan? Ia menjawab, semua telah meninggalkannya secara utuh. Allah berfirman, dimanakah amalan-amalanmu yang engkau bawa? Maka Ia menjawab, pada dirinya tidak melakukan suatu amalan apapun, kemudia Hasan Al-Basri membacakan surat Al-An’am ayat 93 Berhala-berhala yang mereka sembah yang dianggap dapat menolong keadaan mereka di hari kiamat ternyata hal tersebut dusta dan mustahil karena berhala-berhala tersebut merupkan mahkluk Allah juga. Dan semuanya itu terputus tidak menyertaimu ketika berhadapan dengan Allah
7
A. Pengertian Syafaat Syafaat merupakan sebuah anugerah dan kemurahan Illahi yang diperoleh melalui doa mustajab Nabi SAW untuk umatnya yang berdosa, di hari kiamat nanti. Syafaat ada dua macam: 1. Syafaat yang bersifat khusus. Ini hanya dimiliki oleh Nabi saja, yaitu syafaat agung (syafaah ‘uzhma) untuk dimulainya hisab dan syafaat beliau kepada penghuni surga agar bisa masuk ke dalamnya. 2. Syafaat yang bersifat umum. Ini dimiliki oleh para Nabi, malaikat dan orang-orang mukmin, yaitu syafaat untuk orang yang berhak masuk neraka agar tidak memasukinya atau untuk orang-orang mukmin yang sudah masuk neraka agar dikeluarkan darinya.
8
Syafaat yang dibenarkan adalah syafaat yang terpenuhi di dalamnya 3 syarat, yaitu:
1. Ridho Allah terhadap orang yang memberi syafaat. 2. Ridhonya Allah bagi orang yang akan diberi syafaat. Namun, pada saat terjadi syafaat ‘udhma (syafaat bagi seluruh orang) kelak di mauqif (tempat berkumpulnya seluruh manusia), 3. Dan mendapat izin Allah di dalam memberi syafaat. Sedangkan izin ini tidak mungkin diperoleh melainkan setelah terpenuhi dua syarat diatas, ridho Allah terhadap orang yang memberi syafaat dan yang akan memperoleh syafaat.
9
B. Syafaat di Dunia Semua orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya pasti akan masuk Surga, bahkan dengan iman seberat atom sekalipun. Hal tersebut merupakan janji Allah yang tidak akan diingkari. Itu bisa terjadi, karena setiap manusia akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan yang mereka usahakan. Allah SWT menegaskan dengan firman-Nya: ﻭَﺃَﻥ ﻟَّﻴۡﺲَ ﻟِﻠۡﺈِﻧﺴَٰﻦِ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺎ ﺳَﻌَﻰٰ ( ٣٩ ) ﻭَﺃَﻥَّ ﺳَﻌۡﻴَﻪُۥ ﺳَﻮۡﻑَ ﻳُﺮَﻯٰ ( ٤٠ ) ﺛُﻢَّ ﻳُﺠۡﺰَﻯٰﻪُ ﭐﻟۡﺠَﺰَﺍٓﺀَ ﭐﻟۡﺄَﻭۡﻓَﻰٰ ( ٤١) 39. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. 40. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).41. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.
10
C. Syafaat di Akhirat Beberapa ayat menafikan adanya syafaat pada hari kiamat. Misalnya terdapat Firman Allah berikut ini: ﻳٰٓﺄَﻳُّﻬَﺎ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮٓﺍْ ﺃَﻧﻔِﻘُﻮﺍْ ﻣِﻤَّﺎ ﺭَﺯَﻗۡﻨَٰﻜُﻢ ﻣِّﻦ ﻗَﺒۡﻞِ ﺃَﻥ ﻳَﺄۡﺗِﻲَ ﻳَﻮۡﻡٞ ﻟَّﺎ ﺑَﻴۡﻊٞ ﻓِﻴﻪِ ﻭَﻟَﺎ ﺧُﻠَّﺔٞ ﻭَﻟَﺎ ﺷَﻔَٰﻌَﺔٞۗ ( ٢٥٤ ) ﻭَﭐﻟۡﻜَٰﻔِﺮُﻭﻥَ ﻫُﻢُ ﭐﻟﻈَّٰﻠِﻤُﻮﻥَ َ 254. Hai orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli, dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafaat.
11
D. Pemilik Syafaat Allah menyatakan bahwa seluruh syafaat adalah hak-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ﭐﻟﻠَّﻪُ ﻟَﺎٓ ﺇِﻟَٰﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﻫُﻮَ ﭐﻟۡﺤَﻲُّ ﭐﻟۡﻘَﻴُّﻮﻡُۚ ﻟَﺎ ﺗَﺄۡﺧُﺬُﻩُۥ ﺳِﻨَﺔٌ ﻭَﻟَﺎ ﻧَﻮْﻡٌ ﻟَّﻪُۥ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﭐﻟﺴَّﻤَٰﻮَٰﺕِ ﻭَﻣَﺎ ﻓِﻲ ﭐﻟۡﺄَﺭۡﺽِۗ ﻣَﻦ ﺫَﺍ ﭐﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺸۡﻔَﻊُ ﻋِﻨﺪَﻩُۥٓ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺈِﺫۡﻧِﻪِۦۚ ﻳَﻌۡﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﺑَﻴۡﻦَ ﺃَﻳۡﺪِﻳﻬِﻢۡ ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠۡﻔَﻬُﻢۡۖ ﻭَﻟَﺎ ﻳُﺤِﻴﻄُﻮﻥَ ﺑِﺸَﻲْﺀٍ ﻣِّﻦۡ ﻋِﻠۡﻤِﻪِۦٓ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﻤَﺎ ﺷَﺎٓﺀَۚﻭَﺳِﻊَ ( ٢٥٥ ) ﻛُﺮۡﺳِﻴُّﻪُ ﭐﻟﺴَّﻤَٰﻮَٰﺕِ ﻭَﭐﻟۡﺄَﺭۡﺽَۖ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺌُﻮﺩُﻩُ ﺣِﻔۡﻈُﻬُﻤَﺎۚ ﻭَﻫُﻮَ ﭐﻟۡﻌَﻠِﻲُّ ﭐﻟۡﻌَﻈِﻴﻢُ 255. Allah, tidak ada tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
12
Sementara itu beberapa ayat menyatakan adanya syafaat dan keberadaannya dikaitkan dengan izin Allah bagi orang-orang yang diridhai-Nya, misalnya disebutkan dalam Firman Allah berikut ini: ﻳَﻮۡﻣَﺌِﺬٖ ﻟَّﺎ ﺗَﻨﻔَﻊُ ﭐﻟﺸَّﻔَٰﻌَﺔُ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﻦۡ ﺃَﺫِﻥَ ﻟَﻪُ ﭐﻟﺮَّﺣۡﻤَٰﻦُ ﻭَﺭَﺿِﻲَ ﻟَﻪُۥ ﻗَﻮۡﻟٗﺎ ( ١٠٩ ) 109. Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali dari orang yang telah diberi izin kepadanya oleh Allah Yang Maha Pemurah, dan yang perkataannya telah diridhai. Demikian juga pada Firman Allah: ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻨﻔَﻊُ ﭐﻟﺸَّﻔَٰﻌَﺔُ ﻋِﻨﺪَﻩُۥٓ ﺇِﻟَّﺎ ﻟِﻤَﻦۡ ﺃَﺫِﻥَ ﻟَﻪُۥ … ( ٢٣ ) 23. Dan tiadalah berguna syafaat disisi Allah melainkan bagi orang-orang yang telah diizinkan-Nya.
13
E. Pemberi Syafaat Hikmah di balik adanya syafaat adalah Allah ingin menghormati para pemberi syafaat, menegaskan kedudukan mereka, dan menampakkan ketinggian derajat mereka. Syafaat hanyalah milik Allah semata. Ia akan memberikan syafaat kepada siapa saja yang diridhai-Nya dan dicegah dari siapa saja yang dilarang-Nya. Jika kita meneliti ayat-ayat Al Quran Al-Karim dengan cermat, kita akan berkesimpulan bahwa Allah SWT dalam kitab suci terakhir-Nya tidak pernah menyebutkan nama seorang pun yang kelak di hari kiamat akan memberikan syafaat. Namun, dengan menyebutkan beberapa sifat dan kriteria syafi’ atau pemberi syafaat, Al Quran menjelaskan bahwa siapa saja yang memiliki sifat-sifat tersebut berarti ia adalah syafi’ di hari kiamat.
14
Ada beberapa kelompok yang disebut oleh Al Quran Al-Karim sebagai syafi’. Di antaranya adalah para nabi a.s., malaikat, dan kaum mukminin yang saleh. Selain itu amal perbuatan yang baik juga dapat memberikan syafaat kepada pelakunya. Berikut ini adalah kelompok-kelompok yang mampu berikan syafaat: 1. Para Nabi. Allah SWT berfirman: ﻳَﻌۡﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﺑَﻴۡﻦَ ﺃَﻳۡﺪِﻳﻬِﻢۡ ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠۡﻔَﻬُﻢۡ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺸۡﻔَﻌُﻮﻥَ ﺇِﻟَّﺎ ﻟِﻤَﻦِ ﭐﺭۡﺗَﻀَﻰٰ ﻭَﻫُﻢ ﻣِّﻦۡ ﺧَﺸۡﻴَﺘِﻪِۦ ﻣُﺸۡﻔِﻘُﻮﻥَ ( ٢٨ ) 28. Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka. Mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang telah diridai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.
15
2. Para Malaikat ﻭَﻛَﻢ ﻣِّﻦ ﻣَّﻠَﻚ ﻓِﻲ ﭐﻟﺴَّﻤَٰﻮَٰﺕِ ﻟَﺎ ﺗُﻐۡﻨِﻲ ﺷَﻔَٰﻌَﺘُﻬُﻢۡ ﺷَﻴًۡٔﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻣِﻦۢ ﺑَﻌۡﺪِ ﺃَﻥ ﻳَﺄۡﺫَﻥَ ﭐﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻤَﻦ ﻳَﺸَﺎٓﺀُ ﻭَﻳَﺮۡﺿَﻰٰٓ ( ٢٦ ) 26. Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan ridhai-(Nya). 3. Mukminin ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻤۡﻠِﻚُ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺪۡﻋُﻮﻥَ ﻣِﻦ ﺩُﻭﻧِﻪِ ﭐﻟﺸَّﻔَٰﻌَﺔَ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﻦ ﺷَﻬِﺪَ ﺑِﭑﻟۡﺤَﻖِّ ﻭَﻫُﻢۡ ﻳَﻌۡﻠَﻤُﻮﻥَ ( ٨٦ ) 86. Dan para sesembahan selain Allah tidak dapat memberikan syafaat. (Yang dapat memberi syafaat hanyalah) mereka yang bersaksi atas kebenaran dan mereka yang mengetahui.
16
Imam Nawawi mengatakan bahwa syafaat itu ada lima macam, yaitu :
(1) Syafaat yang khusus bagi Nabi Muhammad SAW, yaitu adanya kelapangan di hari kiamat dan segera diadakannya perhitungan (hisab) bagi umatnya, (2) Syafaat berupa masuknya suatu kaum ke dalam surga tanpa perhitungan, (3) Syafaat yang diberikan kepada mereka yang seharusnya masuk ke dalam neraka, tetapi karena syafaat Nabi Muhammad SAW dengan izin Allah SWT mereka selamat, (4) Syafaat bagi mereka yang berdosa dan telah masuk ke dalam neraka, tetapi karena syafaat Nabi Muhammad SAW mereka dikeluarkan dari sana, dan (5) Syafaat berupa peningkatan derajat bagi penghuni surga. Macam syafaat yang terakhir ini tidak ditolak oleh kaum muktazilah (Ensiklopedi Islam 1994, 4 : 326).
17
EMPAT SEBAB MENDAPAT SYAFA’AT NABI
1. Membaca Doa Sesudah Adzan Diriwayatkan Muslim dan beberapa rawi hadits dari Ibnu Umar –radliyallahu ‘anhuma—Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam—bersabda: ﺇﺫﺍ ﺳﻤﻌﺘﻢ ﺍﻟﻤﺆﺫﻥ ، ﻓﻘﻮﻟﻮﺍ ﻣﺜﻞ ﻣﺎ ﻳﻘﻮﻝ ، ﺛﻢ ﺳﻠﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻲ ﺍﻟﻮﺳﻴﻠﺔ ، ﻓﺈﻧﻬﺎ ﻣﺰﻟﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻻ ﺗﻨﺒﻐﻲ ﺇﻻ ﻟﻌﺒﺪ ﻣﻦ ﻋﺒﺎﺩ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻭﺃﺭﺟﻮﺍ ﺃﻥ ﺃﻛﻮﻥ ﺃﻧﺎ ﻫﻮ ، ﻓﻤﻦ ﺳﺄﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻲ ﺍﻟﻮﺳﻴﻠﺔ ﺣﻠﺖ ﻟﻪ ﺍﻟﺸﻔﺎﻋﺔ Artinya: “Jika kalian mendengar mu’adzin, maka ucapkanlah seperti ucapannya. Lalu mintalah untukku wasilah kepada Allah. Wasilah ialah tempat di surga, yang tidak diberikan kecuali untuk seoranng hamba dari hamba-hamba Allah. Dan saya berharap ia adalah aku. Barang siapa memintakan untukku wasilah kepada Allah, maka halal banginya syafaatku”.
18
Al-Bukhari meriwayatkan dari Jabir –radliyallahu ‘anhu sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam—bersabda: “Barang siap berkata sesudah mendengar adzan: ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺭﺏ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﺍﻟﺘﺎﻣﺔ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﺍﻟﻘﺎﺋﻤﺔ ﺁﺕ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﺍﻟﻮﺳﻴﻠﺔ ﻭﺍﻟﻔﻀﻴﻠﻰ ﻭﺍﺑﻌﺜﻪ ﻣﻘﺎﻣﺎ ﻣﺤﻤﻮﺩﺍ ﺍﻟﺬﻱ ﻭﻋﺪﺗﻪ maka halal baginya syafaatku”. Al-Baihaqi menambahkan dalam riwayatnya: ﺇﻧﻚ ﻻ ﺗﺤﻠﻒ ﺍﻟﻤﻴﻌﺎﺩ
19
ﻣﻦ ﺯﺍﺭﻧﻲ ﻛﻨﺖ ﻟﻪ ﺷﻔﻴﻌﺎ ﺃﻭ ﺷﻬﻴﺪﺍ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ
2. Berziarah Ke Makam Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam Dari Hathib –radliyallahu ‘anhu—ia berkata bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﻣﻦ ﺯﺍﺭﻧﻲ ﺑﻌﺪ ﻣﻮﺗﻲ ﻓﻜﺄﻧﻤﺎ ﺯﺍﺭﻧﻲ ﻓﻲ ﺣﻴﺎﺗﻲ ، ﻭﻣﻦ ﻣﺎﺕ ﺑﺄﺣﺪ ﺍﻟﺤﺮﻣﻴﻦ ﺑﻌﺚ ﻣﻦ ﺍﻵﻣﻨﻴﻦ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ “Barang siapa berziarah kepadaku sesudah aku mati, maka seakan-akan ia berziarah kepadaku semasa aku hidup. Barang siapa mati di salam satu dua tanah haram, maka ia akan dibangkitkan bersama orang-orang yang selamat di hari kiamat”. Dari ‘Umar radliyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﻣﻦ ﺯﺍﺭﻧﻲ ﻛﻨﺖ ﻟﻪ ﺷﻔﻴﻌﺎ ﺃﻭ ﺷﻬﻴﺪﺍ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ “Barang siapa berziarah kepadaku, maka aku akan menyafaatinya atau menjadi saksi di hari kiamat”.
20
ﻣﻦ ﺯﺍﺭﻧﻲ ﻣﺤﺘﺒﺴﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺟﻮﺍﺭﻱ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ
Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari Anas –rsdliyallahu ‘anu—bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﻣﻦ ﺯﺍﺭﻧﻲ ﻣﺤﺘﺒﺴﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺟﻮﺍﺭﻱ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ “Barang siapa berziarah kepadaku maka ia akan bersamaku di hari kiamat”. Dari Abdullah bin Umar radliyallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW bersabda: ﻣﻦ ﺯﺍﺭ ﻗﺒﺮﻱ ﻭﺟﺒﺖ ﻟﻪ ﺷﻔﺎﻋﺘﻲ “Barang siapa berziarah ke makamku, maka wajib baginya syafaatku” Yakni Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam akan memberi kekhususan kepadanya dengan syafaat, bukan untuk yang lain, berupa ditambahkannya kenikmatan surga, diringankannya kesusahan di hari itu, masuk surga tanpa melewati hisab, diangkatkan derajatnya di surga, ditambahkannya (masa) melihat kepada Allah subhanahu wa ta’ala, atau nikmat-nikmat dan kemulian yang lain. Hadits-hadit di atas adalah dalil sharih (jelas) tentang anjuran dan disyariatkannya ziarah Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam.
21
ﺇﻥ ﺃﻭﻟﻲ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﻲ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺃﻛﺜﺮﻫﻢ ﻋﻠﻲ ﺻﻼﺓ
3. Merperbanyak Shalawat Kepada Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban dari Ibnu Mas’ud radliyallahu anhu bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﺇﻥ ﺃﻭﻟﻲ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﻲ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺃﻛﺜﺮﻫﻢ ﻋﻠﻲ ﺻﻼﺓ “orang yang paling berhak atas syafaat dan kemuliaanku di hari kiamat ialah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku”. Dari Ruwaifi’ bin Tsabit Al-Anshari radliyallahu ‘anhu, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﺃﻧﺰﻟﻪ ﺍﻟﻤﻘﻌﺪ ﺍﻟﻤﻘﺮﻱ ﻋﻨﺪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻭﺟﺒﺖ ﻟﻪ ﺷﻔﺎﻋﺘﻲ “Barang siapa berkata ‘ya Allah limpahkanlah rahmat ta’dzim kepada nabi Muhammad dan tempatkanlah beliau di tempat tertinggi di surga’, maka wajib baginya syafaatku”.
22
ﻣﻦ ﺍﺳﺘﻄﺎﻉ ﺃﻥ ﻳﻤﻮﺕ ﺑﺎﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻓﻠﻴﻤﺖ ﺑﻬﺎ ﻓﺈﻧﻲ ﺃﺷﻔﻊ ﻟﻤﻦ ﻳﻤﻮﺕ ﺑﻬﺎ
4. Meninggal di Madinah Sebab mendapatkan syafaat Rasulullah yang lain ialah meninggal di Kota Madinah. Diriwayatkan At-Tirmidzi dari Ibnu Umar radliyallahu anhuma bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﻣﻦ ﺍﺳﺘﻄﺎﻉ ﺃﻥ ﻳﻤﻮﺕ ﺑﺎﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻓﻠﻴﻤﺖ ﺑﻬﺎ ﻓﺈﻧﻲ ﺃﺷﻔﻊ ﻟﻤﻦ ﻳﻤﻮﺕ ﺑﻬﺎ “Barang siapa mampu mati di Madinah, maka matilah disana. Sesungguhnya aku akan memberi syafaat bagi orang yang mati di sana”. Dari Abdullah bin Ibad, ia berkata bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﺃﻭﻝ ﻣﻦ ﺃﺷﻔﻊ ﻟﻪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ، ﺛﻢ ﺃﻫﻞ ﻣﻜﺔ ﺛﻢ ﺃﻫﻞ ﻃﺎﺋﻒ “Orang yang pertama kali mendapat syafaatku ialah penduduk Madinah, lalu penduduk Mekah lalu penduduk Thoif”.
23
At-Thabrani dengan sanad yang baik (jayyid) dari Abu Darda’ radliyallahu ‘anhu, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﻣﻦ ﺻﻠﻰ ﻋﻠﻲ ﺣﻴﻦ ﻳﺼﺒﺢ ﻋﺸﺮﺍ ، ﻭﺣﻴﻦ ﻳﻤﺴﻲ ﻋﺸﺮﺍ ﺃﺩﺭﻛﺘﻪ ﺷﻔﺎﻋﺘﻲ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ “Barang siapa bershalawat kepadaku ketika pagi sepuluh kali dan ketika sore sepuluh kepada kami, maka ia akan bertemu syafaatku di hari kiamat”. .
24
F. Penerima Syafaat ﻟَّﺎ ﻳَﻤۡﻠِﻜُﻮﻥَ ﭐﻟﺸَّﻔَٰﻌَﺔَ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﻦِ ﭐﺗَّﺨَﺬَ ﻋِﻨْﺪَ ﭐﻟﺮَّﺣۡﻤَٰﻦِ ﻋَﻬْﺪًﺍ ( ٨٧ ) 87. Mereka tidak berhak mendapat syafaat kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Allah Yang Maha Pemurah. Yaitu orang-orang mukmin yang di masa hidupnya di dunia telah mempersiapkan diri untuk mendapat syafaat itu dengan amal ibadatnya dan perjuangannya menegakkan kalimat Allah. Syafaat pada hari itu hanya dimiliki oleh para Nabi, ulama dan para syuhada sesuai dengan amal dan bakti mereka masing-masing.
25
Kesimpulan Surah al-An’am Ayat 94 “ Urgensi Syafaat & Cara Meraihnya”
26
1. Kita sebagai Umat Nabi Muhammad dituntun untuk selalu mengikuti ajaran-ajaran Beliau. Mencintai Nabi Muhammad tidak hanya dengan mengikuti ajarannya saja, tetapi juga dengan cara bershalawat atas Beliau. Betapa cintanya Rasul kepada umatnya, itu ditandai dengan adanya pemberian syafaat Rasul kepada umatnya besok di hari kiamat. 2. Syafaat Nabi untuk umatnya terdiri dari syafaat didunia, syafaat Nabi di padang mahsyar yang dinamakan syafaat al-Qubra, dan syafaat Nabi setelah masa peritungan yang dinamakan dengan syafaat al-Udma. 3. Kita semua percaya bahwa amal shaleh yang kita lakukan jauh lebih sedikit dari amal salah yang sering kita perbuat. Oleh karena itu, karena kasih-Nya kepada kita, Allah memberikan wewenang kepada rasul untuk memberi syafaat. Alangkah bahagianya kita jikalau mendapatkan syafaat Rasul besok di hari akhir.
27
Semoga selalu istiqomah, dan dalam Ridha-Nya Allah SWT
Selesai.... Semoga selalu istiqomah, sehat selalu, dan dalam Ridha-Nya Allah SWT Aamiin…
Presentasi serupa
© 2025 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.