Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)
2
Pengertian Kurang gizi karena konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari menurun sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi yang dianjurkan Tipe KEP berat : 1. Marasmus 2. Kwashiokor 3. Marasmic – Kwashiorkor
3
Klasifikasi KEP ringan : BB/U 70 – 80% & atau BB/TB 80 – 90
KEP sedang : BB/U 60 – 70% & atau BB/TB 70 – 80% KEP berat : BB/U < 60% & atau BB/TB < 70% (Standar baku Median WHO-NCHS)
4
Klasifikasi BB/PB atau BB/TB Klinis Status Gizi 2SD Tidak ada Baik
Buruk <-3SD Tidak Ada
5
Marasmus Terjadi pertumbuhan yang berkurang/terhenti disertai dengan atrofi otot dan menghilangnya lemak di bawah kulit Terjadi pemecahan jaringan (untuk memenuhi kebutuhan gizi dan sintesa glukosa serta asam amino) Asam amino dalam serum tetap normal (oleh hepar albumin terbentuk)
6
Marasmus (lanjutan) Gejala Klinis :
Tampak sangat kurus seperti tulang terbungkus kulit Wajah seperti orang tua : pipi kempot, tulang pipi & tulang hidung terlihat lebih menonjol, mata terlihat cekung Cengeng, rewel, perut cekung Tulang rusuk terlihat jelas, kulit paha terlihat keriput Tulang belakang tampak lebih menonjol & kulit di bokong berkeriput disebut sebagai baggy pant Sering disertai penyakit infeksi, umumnya kronis dan diare
7
Kwashiorkor Terjadi karena kekurangan protein dalam diet
Kekurangan asam amino untuk sintesis Asam amino dalam serum menurun (tidak ada pembentukan albumin dan pembentukan beta lipoprotein terganggu) Kadar albumin dalam darah menurun, terjadi edema
8
Kwashiorkor (lanjutan)
Gejala Klinis : edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki (dorsumpedis) Wajah membulat dan sembab Pandangan mata sayu Rambut tipis, kemerahan, mudah dicabut Perubahan status mental, apatis dan rewel Pembesaran hati Otot mengecil Perubahan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatitis) Sering disertai infeksi umumnya akut, anemia dan diare
9
Marasmus - Kwashiorkor
Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinis marasmus dan kwashiorlkor, dengan BB/U < 60% baku median WHONCHS disertai edema yang tidak mencolok
10
Tatalaksana Diet KEP Tujuan
Memberikan makanan tinggi energi dan protein dan cukup vitamin, mineral secara bertahap guna mencapai status gizi optimal Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh lebih lanjut
11
Tatalaksana Diet KEP Latar Belakang
Krisis moneter berpengaruh pada aspek kesehatan terutama pada balita, bumil dan busui Data 1997 – 1998, peningkatan KEP pada usia 6 – 24 bulan Masalah tumbuh kembang, gangguan tumbuh kembang otak permanen, kualitas generai penerus menurun
12
Tatalaksana Diet KEP Syarat Diet
Mencakup 3 fase pemberian : stabilisasi, transisi dan rehabilitasi Kebutuhan energi bertahap, mulai 80 – 220 kal/kg BB/hari Kebutuhan protein bertahap, mulai 1 – 6 gr/kg BB/hari Kebutuhan cairan bertahap, mulai 130 – 200 cc/kg BB/hari (bila edema 100 cc/kg/ BB/hari) Porsi makanan kecil dan frekuensi sering, cara pemberian oral atau melalui pipa net menambah vitamin & mineral bertahap sesuai dengan kemampuan ASI diteruskan sampai usia 2 tahun Mudah cerna, makanan padat diberikan pada fase rehabilitasi & berdasarkan BB yaitu BB < 7 kg diberi mak bayi, BB 7 kg diberi makanan usia anak
13
10 Langkah Tatalaksana KEP Berat
Atasi/cegah hipoglikemi Bila kadar gula < 50 mg/dl diberikan 50 ml larutan gula 10% (1 sdt gula dalam 5 sdm air) setiap 30 menit selama 2 jam 2. Atasi/cegah hipotermia Selalu selimuti dan hindari dari basah 3. Atasi/cegah dehidrasi Semua anak KEP berat dengan diare dianggap mengalami dehidrasi sehingga harus diberi cairan rehidrasi untuk malnutrisi (resomal) 5 ml/kg BB setiap 30 menit selama 2 jam.
14
10 Langkah Tatalaksana KEP Berat
4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit Tambahan K dan Mg dapat diberikan dengan menambahkan 20 ml larutan elektrolit 1 lt formula 5. Pengobatan dan pencegahan infeksi Memberikan antibiotik spectrum luas, bila anoreksia menetap setelah 5 hari teruskan antibiotik hingga 10 hari 6. Mulai pemberian makanan Pada awal fase stabilisai fungsi hati, ginjal dan saluran cerna anak sangat lemah. Mereka tidak mampu mencerna protein, lemak dan natrium dalam jumlah biasanya, karena itu formula yang diberikan rendah zat gizi tersebut dan rendah kalori (KH)
15
10 Langkah Tatalaksana KEP Berat
7. Perhatian tumbuh kejar Bila kenaikan BB : Kurang (< 5 gr/kg BB/hr) perlu reevaluasi menyeluruh Sedang (5 – 10 gr/kg BB/hr) cek masukan makanan 8. Koreksi defisiensi nutrien mikro Berikan setiap hari makanan tambahan multivitamin dan mineral zat besi mulai diberikan setelah BB mulai naik (setelah minggu ke-2)
16
10 Langkah Tatalaksana KEP Berat
9. Berikan stimulasi sensorik Berikan kasih sayang, lingkungan yang ceria, terapi bermain dan keterliatan ibu dalam mengasuh anak 10. Tindak lanjut rumah Bila BB sudah mencapai 80% BB/U dan nafsu makan baik sedah boleh pulang dari RS. Sarankan melanjutkan pola makan yang baik, kontrolkembali imunisasi dasar dan ulang, pemberian vitamin A setiap 6 bulan
17
Hipotermia Su/ keadaan tubuh, suhu aksiler < 36.50C
Hipotermia biasanya terjadi bersaman dg hipoglikemia Hipotermia & hipoglikemia pada anak gizi buruk biasanya mrp tanda adanya infeksi sistemik yg serius Cadangan E sangat terbatas, sehingga tdk mampu memproduksi panas Tindakan menghangatkan tbh adl usaha utk menghemat penggunaan cadangan E
18
Tanda Renjatan Keadaan berbahaya yg ditandai dg tubuh yg sangat lemah, letargis, kehilangan kesadaran, tangan & kaki dingin serta nadi yg cepat & lemah Penyebab paling sering diare, dehidrasi, perdarahan & sepsis Dpt diketahui dg capilary refill , menekan kuku pd ibu jari selama 2 detik, bila perubahan warna putih menjadi merah > 3 detik maka cf dianggap lambat dan ini adalah tanda RENJATAN
19
Tanda-Tanda Dehidrasi
Letargis Anak gelisah dan rewel Tidak ada air mata Mata cekung Mulut dan lidah kering Haus Kembalinya cubitan/turgor kulit lambat
20
Hipoglikemia Kadar gula darah sangat rendah < 54 mg/dl
Tanda lain : letargis, nadi lemah Kematian krn hipoglikemia pada anak gizi buruk kadang2 hy didahului dg tanda seperti mengantuk saja Di unit pelayanan yg belum mampu memeriksa kadar gula darah, setiap anak gizi buruk harus dianggap mengalami hipoglikemia
21
Cara Mengatasi Hipoglikemia
Sadar/tdk letargis : diberikan larutan glukosa 10% atau gula pasir 10% scr oral atau NG sebanyak 50 ml Tidak sadar/letargis : - Glukosa 10% iv sebanyak 5ml x kg BB - Glukosa 10% scr oral sebanyak 50 ml Renjatan/shock : - RL & glukosa 10% dg perbandingan 1:1 sebanyaki 15 ml x kg BB untuk 1 jam
22
Klasifikasi Tanda Bahaya
Variabel Hasil Pengukuran Klasifikasi Denyut nadi & Pernafasan Bila denyut nadi 25 kali/menit Nadi cepat : > 160 x/mnt (<1 thn) > 140 x/mnt (>1 thn) Disertai pernafasan 5 kali/menit Infeksi atau Gagal jantung (overhidrasi pd saat pemberian makan) Pernafasan 60 x/menit (< 2 bulan) 50 x/menit (2-12 bulan) 40 x/menit (12 bln-5 tahun) Pneumonia Suhu Setiap kenaikan a/ penurunan scr tiba-tiba Suhu < 36.50C atau teraba dingin Infeksi Hiponatremi
23
Tanda Bahaya Lain Anoreksia Perubahan kondisi mental (jadi letargis)
Jaundis/ikterus (kulit/konjungtiva) Sesak nafas Perut kembung Ada edema baru Perubahan BB yang berlebihan (penurunan/ peningkatan) Muntah terus Bercak merah pada kulit
24
Kriteria Balita Gizi Buruk yg Dirawat di Rumah Tangga
Sdh melewati fase stabilisasi (masa kritis) Tdk menderita komplikasi atau tanda2 gawat darurat medis yang mengancam jiwa, seperti : campak, diare, pneumonia, kejang & kesadaran (letargis) Ada tim penanggulangan gizi buruk di tkt puskesmas & petugas yg bisa melakukan kunjungan rumah scr terjadwal Fasilitas di Rumah tangga memungkinkan
25
Penyuluhan Gizi Gunakan leaflet yg berisi : jumlah, jenis, frekuensi pemberian makan Berikan contoh menu Promosikan ASI bagi anak dibawah usia 2 tahun Perhatikan riwayat gizi Pertimbangkan sosial ekonomi Demontrasikan praktek memasak makanan
26
Tatalaksana Diet Pada Fase Tindak Lanjut (Minggu 7-26) di RT
Berikan anak makanan beraneka ragam dalam porsi kecil dengan frekuensi sering Suapi anak dengan sabar dan tekun Beri ASI sampai usia 2 tahun
27
Tatalaksana Diet Pada Fase Tindak Lanjut (Minggu 7-26) di Posyandu
Berikan PMT-Pemulihan dengan komposisi E = 350 kkal, protein = 15 gr Bentuk PMT-P :kudapan a/ dr bhn mentah t, beras, susu bubuk, gula, minyak, lauk pauk Lama pemberian PMT selama 3 bulan (90 hr) diberikan setiap hari Cara penyelenggaraan : - diberi setiap hr di pusat pemulihan gizi - seminggu sekali adakan demonstrasi pembuatan MP-ASI & kemudian dibagikan
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.