Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Kelembagaan Pengarustamaan gender
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Cilegon Kelembagaan Pengarustamaan gender Oleh : Drs. Hj. Heni Anita Susila M.Pd Cilegon, 2019
2
Perda Kota Cilegon No. 11 Tahun 2015
Pengertian Gender Adalah suatu konsep yang mengacu pada pembedaan peran, fungsi, dan juga tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial budaya masyarakat. Perda Kota Cilegon No. 11 Tahun 2015
3
Perda Kota Cilegon No. 11 Tahun 2015
Gender Adalah suatu konsep yang mengacu pada pembedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial budaya masyarakat. Perda Kota Cilegon No. 11 Tahun 2015
4
Perda Kota Cilegon No. 11 Tahun 2015
Kesetaraan Gender Adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan. Perda Kota Cilegon No. 11 Tahun 2015
5
Tujuan PUG Secara umum tujuan PUG adalah : Memastikan apakah perempuan dan laki-laki diperlakukan adil dan setara dalam memperoleh Akses, Kontrol, Partisipasi, dan memperoleh Manfaat (AKPM) yang sama atas pembangunan.
6
LATAR BELAKANG Kontribusi perempuan terhadap pendapatan keluarga khususnya pada saat krisis ekonomi kini semakin diperlukan. Berdasarkan penelitian dilakukan oleh Pemerintah terdapat Indikasi para istri yang suaminya terkena dampak krisis telah dengan rela mengambil alih peran suami untuk merantau ke Kota mencari pekerjaan bahkan menjadi TKI.
7
Arti Kewirausahaan Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, tehnologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh keuntungan yang lebih besar. (Instruksi Presiden RI No. 4 tahun 1995)
8
Menurut Istilah Asing KEWIRAUSAHAAN ------ Enterpreunership
WIRAUSAHA Enterpreneur
9
4 Fase Perkembangan Kewirausahaan
Fase Kelahiran Fase Pertumbuhan Masa Stabill Masa Penurunan 4 Fase Perkembangan Kewirausahaan
10
Apa Yang Perlu Dilakukan
Mengembangkan Produk Baru Mengganti Desain Merek dan Kemasan Jaringan Usaha Baru dan Kemitraan Gencarkan Kembali Promosi Mengubah Teknik Pemasaran Memperbaiki Sistem Pelayanan
11
Masalah Perempuan Pengusaha (Widyastuti, 2009)
•Adanya ketidakadilan gender •Pengembangan kapasitas usaha •Pengembangan kapasitas pengusaha
12
KIAT-KIAT SUKSES Kreatif Mau Mengambil Resiko Percaya Diri
Berbuat Sesuatu untuk Dunia Menikmati Pekerjaan yang di lakukan Belajar Seumur Hidup Berpikir Positif Motivator diri sendiri Kerja Total
13
Perempuan dan industri rumahan (woman and cottage industry)
Saat ini, Indonesia memiliki penduduk lebih dari 237 juta orang, dimana separuhnya adalah penduduk perempuan. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencatat dari 46 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang diketahui, sebagian dari padanya merupakan industri Rumahan yang sekitar 60 persen pengelolanya adalah kaum perempuan. Dengan jumlah yang cukup banyak itu, peran perempuan pengusaha menjadi cukup besar bagi ketahanan ekonomi karena mampu menciptakan lapangan kerja, menyediakan barang dan jasa dengan harga murah serta mengatasi masalah kemiskinan.
14
Sebagai pilot project..... Cilegon merupakan pilot project industri rumahan yang ditunjuk langsung oleh Kemen PPPA pada tahun 2016 yaitu kelurahan Ketileng dan Kelurahan Bendungan Kecamatan Cilegon, dan merupaka binaan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Cilegon. Hasil pendataan pelaku industri rumahan di wilayah pilot project sebanyak 209 sampai saat ini.
17
RAKAPITULASI HASIL PENDATAAN PELAKU INDUSTRI RUMAHAN
KOTA CILEGON TAHUN 2018 NO KECAMATAN KELURAHAN IR 1 IR 2 IR3 JUMLAH 1 PURWAKARTA TEGAL BUNDER 33 3 36 2 PABEAN 24 KEBON DALEM 25 28 4 KOTABUMI 29 5 14 16 6 RAMANUJU 10 135 7 143 JOMBANG JOMBANG WETAN 34 38 MASIGIT 32 PANGGUNG RAWI SUKMAJAYA 39 GEDONG DALEM 147 12 163 CITANGKIL KEBON SARI 80 84 DERINGO 65 66 83 WARNASARI 85 TAMAN BARU 68 69 LEBAK DENOK SAMANG RAYA 79 494 506 CILEGON BENDUNGAN 108 119 KETILENG 70 15 90 CIWADUK 45 BAGENDUNG 41 CIWEDUS 35 299 330
18
RAKAPITULASI HASIL PENDATAAN PELAKU INDUSTRI RUMAHAN
KOTA CILEGON TAHUN 2018 KECAMATAN KELURAHAN IR 1 IR 2 IR3 JUMLAH 5 CIBEBER 1 KEDALEMAN 30 2 KALITIMBANG 80 3 83 CIKERAI 4 45 46 BULAKAN 75 6 KARANG ASEM 76 81 JUMLAH 386 11 403 GROGOL RAWA ARUM 97 98 KOTASARI 60 61 GEREM 64 67 44 265 271 7 CIWANDAN TEGAL RATU 26 27 RANDAKARI 34 KUBANG SARI 10 KEPUH 9 BANJARNEGARA 8 GUNUNG SUGIH 23 15 101 123 PULO MERAK MEKAR SARI 51 55 LEBAK GEDE 12 41 53 SURALAYA 14 16 TAMAN SARI 17 136 154 KOTA CILEGON 43 54 1963 2093
19
REKAPITULASI HASIL PENDATAAN PELAKU INDUSTRI RUMAHAN
KOTA CILEGON TAHUN 2018 NO KECAMATAN IR 1 IR 2 IR 3 JUMLAH 1 PURWAKARTA 135 7 143 2 JOMBANG 4 147 12 163 3 CITANGKIL 494 506 CILEGON 6 299 25 330 5 CIBEBER 386 11 403 GROGOL 265 271 CIWANDAN 15 101 123 8 PULO MERAK 17 136 154 TOTAL 54 1963 76 2093
20
Klasifikasi IR Berdasarkan pada tingkat keberlanjutan usaha, besarnya modal, teknologi proses produksi yang digunakan, jumlah tenaga kerja, lama usaha, pola produk dan sistem penjualan produknya maka klasifikasi IR dapat dikelompokan menjadi 3 tipe yakni sebagai berikut ini: IR Pemula IR Berkembang IR Maju Ciri pola produksi tidak kontinyu atau mudah berganti produk yang dijual, memproduksi barang berdasar pesanan konsumen, sistem penjualan lepas, manajemen keuangan usaha masih bergabung dengan keuangan keluarga, modalnya relatif kecil kurang dari 5 jt, proses produksi manual tanpa bantuan mesin, jumlah tenaga kerja sekitar 1-2 orang termasuk pemiliknya. Ciri pola produksi semi kontinyu dengan sistem penjualan lepas, modalnya masih relatif kecil sesuai dengan kemampuan sendiri dan sudah mulai meminjam dana dari Lembaga Keuangan Mikro (LKM) nonformal sekitar 5 jt s,d 25 jt rupiah, lama usaha sekitar 1-2 tahun. Proses produksi menggunakan teknologi/semi masinal, jumlah tenaga kerja 3-5 orang termasuk pemiliknya. Ciri pola produksi sudah kontinyu dengan sistem penjualan tertentu, modalnya masih relatif besar dan sudah mulai meminjam dana dari Lembaga Keuangan Mikro (LKM) nonformal sekitar 25 jt s.d 50 jt rupiah, lama usaha lebih dari 2 tahun. Proses produksi menggunakan teknologi canggih dan bersih, jumlah tenaga kerja 6-10 orang termasuk pemiliknya.
22
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.