Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SPESIALITE OBAT SALURAN PERNAFASAN Oleh : Dewa Ayu Putri Lestari Dewi (172006) I Gusti Ayu Indah Permatasari (172008) I Made Subawa (172011) Nengah Dwi.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SPESIALITE OBAT SALURAN PERNAFASAN Oleh : Dewa Ayu Putri Lestari Dewi (172006) I Gusti Ayu Indah Permatasari (172008) I Made Subawa (172011) Nengah Dwi."— Transcript presentasi:

1 SPESIALITE OBAT SALURAN PERNAFASAN Oleh : Dewa Ayu Putri Lestari Dewi (172006) I Gusti Ayu Indah Permatasari (172008) I Made Subawa (172011) Nengah Dwi Ari Suka Janiasih (172019) Ni Komang Ari Darmiati (172024) Ni Luh Putu Ari Nirmalayanthi (172025) Ni Putu Eli Ekayani (172030) Yuliana Purwaningsih (172040)

2 DASAR TEORI  Penyakit sistem pernafasan yang paling banyak adalah rhinitis, asma, dan batuk.  Dekongestan seringkali disebut obat pelega pernafasan. Dekongestan menyebabkannkontriksi arteriol di mukosa hidung dan menyebabkan relaksasi bronkhus.  Asma terjadi karena bronkhokonstriksi (menyempitnya saluran bronkhus) yang disebabkan perangsangan syaraf parasimpatik atau hambatan simpatik di bronkhus.  Batuk yang tidak menghasilkan sekret disebut batuk kering, gejalanya adalah gatal, serak sampai suara menghilang. Antitusif adalah obat yang menghambat reflek batuk di SSP,  Infeksi pernafasan dapat menghasilkan mukus (lendir), perubahan dan banyaknya sekret menyebabkan mukus sukar dikeluarkan yang menyebabkan gangguan pernafasan(sesak).

3 PEMBAHASAN A.Bronkodilator Bronkodilator adalah kelompok obat yang digunakan untuk melegakan pernapasan, terutama pada penderita penyakit asma. Penderita asma akan mengalami penyempitan dan penumpukan lendir atau dahak di saluran pernapasan. Ada tiga jenis obat bronkodilator yang umum digunakan, di antaranya: 1.Antikolinergik, contohnya ipratropium dan glycopyrronium. 2.Agonis beta-2, contohnya salmeterol, salbutamol, procaterol, dan terbutaline. 3.Methylxanthines, contohnya teofilin dan aminofilin. Berdasarkan waktu kerjanya, bronkodilator dibagi menjadi dua, yaitu reaksi cepat dan reaksi lambat. Bronkodilator reaksi cepat diberikan untuk seseorang yang mengalami gejala sesak napas secara tiba-tiba. Sedangkan bronkodilator reaksi lambat biasanya ditujukan untuk mengontrol gejala sesak napas pada penderita penyakit paru-paru kronis atau asma.

4 OBAT YANG BERINTERAKSI DENGAN BRONKODILATOR (TERUTAMA THEOPHYLLINE) ANTARA LAIN:  Beberapa antidepresan seperti monoamine oxidase inhibitors (MAOIs) dan tricyclic antidepressant (TCAs)antidepresan  Benzodiazepine, salah satu jenis sedatif yang dapat digunakan sebagai obat jangka pendek untuk kecemasan atau masalah tidur (insomnia)salah satupendekinsomnia  Quinolones, tipe obat antibiotik  Diuretik, salah satu obat yang membantu untuk mengeluarkan cairan dari tubuh  Digoxin, obat yang digunakan untuk mengobati aritmia  Lithium, obat yang digunakan untuk mengobati depresi dan gangguanbipolar yang parah depresigangguanbipolar

5 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGGUNAAN OBAT-OBAT BRONKODILATOR YAITU :  Jangan menggunakan bronkodilator bersamaan dengan obat-obatan lainnya tanpa petunjuk dari dokter.  Ibu hamil, ibu menyusui, atau wanita yang sedang merencanakan untuk hamil. EFEK SAMPING YANG DAPAT TERJADI SETELAH MENGGUNAKAN BRONKODILATOR ADALAH : Gemetar, terutama di tangan, kram otot,sakit kepala, jantung berdebar (palpitasi) atau aritmia, sulit buang air kecil, insomnia, batuk, sulit menelan, sakit tenggorokan, sembelit, mulut kering, mual dan diare

6 B. Mukolitik Mukolitik (mucolytic) adalah suatu jenis obat yang digunakan untuk mengencerkan mukus (dahak) yang kental sehingga mudah dikeluarkan. Sebagai hasil akhir, dahak tidak lagi bersifat kental dan dengan begitu mudah dikeluarkan dari tenggorokan sehingga membuat saluran nafas bebas dari dahak. Mukolitik harus diberikan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat ulserasi peptik karena dapat merusak sawar mukosa lambung. Obat ini biasanya digunakan secara oral atau untuk inhalasi. Berikut adalah beberapa obat yang termasuk agen mukolitik : Erdosteine Acetylcysteine Bromhexin Carbocysteine Guiafenesin Iodinated glycerol Ambroxol Mecysteine Dornasealfa

7 1.ERDOSTEIN Erdostein tersedia dalam bentuk sediaan kapsul dengan dosis 300mg. Dengan merk dagang vostrin.  Dosis : Dewasa: PO 300 mg dua kali sehari. Durasi Maximal: 10 hari.  Kontra indikasi : Aktif ulkus peptikum  Interaksi : Dari hasil penelitian tidak didapat interaksi yang berbahaya dengan obat lain dan obat dapat diberikan bersamaan dengan antibiotic, bronkodilator (teofilin, B-2 mimetik, pereda batuk, dll).  Efek samping : Epigastralgia, mual, muntah, mencret, radang usus spasmodik, sakit kepala Erdosteine tidak boleh diberikan pada penderita sirosis hati dan kekurangan enzim crystathionine sintetase, fenilketonuria (hanya pada granul), pasien gagal ginjal (dengan klirens keratin < 25 ml / menit).

8 MEKANISME KERJA ERDOSTEIN  Erdostein yang berfungsi sebagai mukolitik untuk mengencerkan sekret atau lendir pada saluran pernafasan, sehingga dapat memudahkan espektorasi. Erdostein berubah menjadi metabolit aktif yang mempunyai gugus SH. Metabolit ini mencegah gugus SH dan menyebabkan pengurangan elastisitas dan viskositas mukus sehingga dapat memepermudah espektorasi.  Erdostein dapat diabsorpsi cepat setelah pemberian oral, setelah dosis tunggal tmax adalah 1,2jam.  Farmakokinetik erdostein tidak berubag dengan pemberian berulang dan Usia tidak mengubah farmakokinetik erdostein dan metabolitnya.

9 2. AMBROXOL Ambroxol tersedia dalam bentuk sediaan tablet dengan dosis 30mg. Dengan merk dagang epexol.  Dosis : Dewasa dan anak > 12 tahun : 2-3 kali sehari 1 tablet.  Kontra indikasi : Gangguan gastrointestinal ringan Reaksi alergi  Interaksi :Jika diberikan bersamaan dengan antibiotik seperti amoxicillin, cefuroxime, eritromisin, atau doksisiklin, maka konsentrasi antiobiotik-antibiotik tersebut di dalam jaringan paru meningkat. Efek samping : Gangguan saluran cerna ringan (seperti mual, muntah, diare atau sembelit) Reaksi alergi/ Ambroxol tidak boleh digunakan untuk jangka waktu yang lama tanpa diresepkan oleh dokter. Jika digunakan oleh pasien-pasien penderita insufisiensi ginjal, akumulasi dari metabolit ambroxol terbentuk di hati. MEKANISME KERJA AMBROXOL : Ambroxol mempunyai sifat sekretolitik dapat memepermudah pengeluaran sekret yang kental dan lengket di dalam salaruan pernafasan.

10 HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PASIEN SAAT MENGGUNAKAN OBAT-OBAT AGEN MUKOLITIK :  Keamanan pemakaian obat-obat agen mukolitik untuk ibu menyusui belum diketahui dengan jelas.  Obat-obat ini sebaiknya digunakan setelah makan atau bersama makanan, karena diketahui bisa merusak sawar mukosa lambung.

11 C. ANTITUSIF Menurut Martin (2007) antitusif atau cough suppressant merupakan obat batuk yang menekan batuk, dengan menurunkan aktivitas pusat batuk di otak dan menekan respirasi. Secara umum berdasarkan tempat kerja obat antitusif dibagi atas antitusif yang bekerja di perifer dan antitusif yang berkerja di sentral. Berikut adalah beberapa obat yang termasuk antitusif :  Dextrometorfan  Codein

12 1.Codein Codein tersedia dalam bentuk sediaan tablet dengan dosis 10mg. Dengan merk dagang codikaf.  Dosis : Dws 10-20 mg tiap 4-6 jam. Maks: 60 mg/hari. Anak 6-12 thn 5-10 mg tiap 4-6 jam. Maks: 60 mg/hari. Anak 2-6 thn 1 mg/kg BB/hari dalam dosis terbagi. Maks: 30 mg/hari. Analgesik Dws 30-60 mg tiap 4-6 jam. Anak 0.5 mg/kg BB/hari tiap 4-6 jam.  Kontra indikasi : Asma bronkial, emfisema paru, trauma kepala, peningkatan TIK, alkoholik akut, pasca op saluran empedu.  Interasksi : Obat anti depresan lainnya, obat anestesi, trankuilizer, sedatif, hipnotik, alkohol. Trankuilizer terutama fenotiazin bekerja secara antagonis terhadap efek analgesik dari agonis opiat. Dekstroamfetamin dapat menghambat efek analgesik dari agonis opiat. Jangan diberikan bersama dengan MAOI & dalam waktu 14 hari sesudah pemberian MAOI.

13  Efek samping: Dapat menyebabkan ketergantungan obat. Mual, muntah, idiosinkrasi, pusing, konstipasi. Depresi pernapasan terutama pada pasien dengan asma, depresi pada jantung, syok MEKANISME KERJA CODEIN : Efek codein terjadi apabila codein berikatan secara aganois dengan reseptor opioid di berbgai tempat di susunan saraf pusat. Codein dapat perfungsi sebagai antitusif dan sebagai analgesik. Codein sebagai antitusif bekerja pada susunan saraf pusat dengan menekan pusat batuk.

14 D. Dekongestan  Dekongestan adalah obat yang bisa digunakan untuk meredakan kongesti nasal atau hidung tersumbat yang umumnya disebabkan oleh Flu, Pilek, Sinusitis, Alergi. Cara menggunakan dekongestan tergantung dari produknya. Ada yang dihirup dan ada juga yang diminum. Dekongestan bekerja dengan cara meredakan pembengkakan pembuluh darah di dalam hidung yang disebabkan oleh kondisi-kondisi yang disebutkan di atas sehingga saluran napas menjadi terbuka dan napas menjadi lega. Dosis dekongestan berbeda-beda tergantung dari cara pemakaian atau usia penderita. Untuk jenis dekongestan hirup, dosis yang dianjurkan biasanya 5-7 kali sehari.  Cara penggunaan dekongestan yang benar dengan mengikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan produk dekongestan sebelum menggunakannya.Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk menggunakan dekongestan pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalkan efeknya. obat-obat dekongestan: oxymetazoline, pseudoephedrine, ephedrine, ipratropium bromide, dan phenylephrine.

15 3. Oxymetazoline  Dosis : Dewasa dan anak > 6 tahun : 2 x sehari 2-3 semprot kedalam tiap lubang hidung, pagi & malam hari. Lama terapi maximum : 3 hari  Kontraindikasi : Inflamasi mukosa dan kulit vestibulum nasal dengan inkrustasi (rinitis sika)  Efek samping : Kadang kadang rasa panas terbakar ringan, kekeringan pada mukosa hidung, bersin bersin. Hidung seperti tersumbat (jarang) MEKANISME KERJA OXYMETAZOLINE : Iliadan (merk dagang) dapat melegakan hidung yang tersumbat dengan mula kerja kurang dari 10 menit dan dapat bekerja aktif 5-8 jam.

16 1. Efedrin  Dosis : Dewasa : 1 kaplet 3 kali sehari. Anak – anak usia 6-12 tahun : ½ kaplet 3 kali sehari.  Kontraindikasi : Penderita tukak lambung, hipertiroid, jantung, diabetes, hipertensi  Interaksi : Berpotensial dengan depresan sistem saraf pusat, efek diperpanjang dengan MAOI. Menurunkan bersihan hati dan meningkatkan waktu paruh di serum pada pemakaian bersama dengan alopurinol, simetidin, vaksin flu, propanolol, eritromisin dan makrolid lain. Bersihan ditingkatkan oleh fenitoin.  Efek samping : Mengantuk, pusing, mulut kering, kejang seperti epileptik (pada penggunaan dengan dosis besar). Gangguan saluran pencernaan, perdarahan saluran pencernaan, insomnia (sulit tidur), sakit kepala, kecemasan, dan berdebar.

17 2. Pseudoephedrine kombinasi  Dosis : Dws & anak >12 th 1 tablet atau 2 sdt. Anak 6-12 thn 1/2 tablet atau 1 sdt, 2-5 thn 1/2 sdt. Slrh dosis diberikan 3-4 x/hari.  Kontraindikasi: Penyakit saluran napas bwh, termasuk asma. Glaukoma, hipertensi, diabetes, penyakit arteri koroner, tera pi MAOI.  Interaksi : Penggunaan bersama dengan furazolidon dan penghambat monoamine oxidase dapat menaikan efek alpha-adrenergic dari simpatomimetik, seperti sakit kepala, krisis hipertensif.  Efek samping: Mulut, hidung & tenggorokan kering. Sedasi, pusing, gangguan koordinasi, tremor, insomnia, halusinasi, tinitus. MEKANISME KERJA : tremenza (merk dagang), merupakan kombinasi antara pseudoefedrin suatu dekongestan nasal dan tripolidin suatu antihistamin. Pseudoefedrin adalah suatu amin simpatomimetik yang bekerja pada reseptor alfa adrenergik dalam mukosa saluran pernafasan sehingga menghasilkan vasokonstruksi serta mengurangi pembekangkan karena inflamasi pada membran mukosa sehingga melancarkan jalan nafas pada hidung. Tripolidin adalah suatu antihistamin yang bekerja sebagai antagonis reseptor histamin H1 pada pengobatan alergi pada sel efektor.


Download ppt "SPESIALITE OBAT SALURAN PERNAFASAN Oleh : Dewa Ayu Putri Lestari Dewi (172006) I Gusti Ayu Indah Permatasari (172008) I Made Subawa (172011) Nengah Dwi."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google