Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Implementasi TPM dan Jishu Hozen

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Implementasi TPM dan Jishu Hozen"— Transcript presentasi:

1 Implementasi TPM dan Jishu Hozen
Teknik Industri Universitas Brawijaya

2 Total Productive maintenance (TPM)
Merupakan aktivitas perawatan yang mengikutsertakan semua elemen dari perusahaan, yang bertujuan untuk menciptakan suasana massive action guna mencapai zero breakdown, zero defect, dan zero accident. Bertujuan memaksimalkan efisiensi penggunaan peralatan dan memantapkan system perawatan preventif yang dirancang untuk keseluruhan peralatan dengan mengimplementasikan suatu aturan dan memberikan motivasi kepada seluruh bagian dalam sebuah perusahaan. Semua tingkatan level manajemen harus terlibat mulai dari top-low level.

3 ASAS TPM Seiri : Ringkas, pemilahan barang-barang
Seiton : Rapi diletakkan pada tempatnya Seiso : Resik, pembersihan peralatan & tempat kerja Seiketsu : Rawat, menjaga dan mematuhi aturan Shitsuke: Rajin, memelihara kedisipilan dan membiasakan diri

4 Jishu Hozen Pengembangan konsep TPM dimana aktivitas perawatan tidak selalu harus dilakukan oleh teknisi khusus namun dapat dilakukan oleh operator yang bekerja dengan mesin tersebut. Operator memiliki kewajiban untuk menggunakan dan memelihara peralatan yang digunakan semaksimal mungkin antara lain: Inspeksi rutin peralatan Pelumasan Penggantian komponen sederhana Deteksi dini ketidaknormalan Memeriksa kepresisian peralatan

5 Tujuan jishu hozen Sasaran dari perawatan mandiri oleh operator (autonomous maintenance) : Mengembangkan operator yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam memelihara dan mendeteksi gejala sebelum terjadi kerusakan Menciptakan tempat kerja yang teratur, sehingga setiap penyimpangan dari kondisi normal dapat dideteksi secara dini. Training dan kaderisasi

6 Implementasi jishu hozen pada staf produksi
Aktivitas pencegahan kerusakan. Bentuk kegiatannya antara lain: Melakukan aktivitas produksi dengan tepat sehingga dapat mencegah kesalahan. Peningkatan kondisi dasar peralatan, melalui aktivitas pembersihan, pelumasan, dan pengencangan. Melakukan penyesuaian dalam kegiatan produksi dan set-up, sehingga dapat mencegah cacat produksi Memprediksi dan mendeteksi awal ketidak normalan pada peralatan dan mesin sehingga dapat mencegah kegagalan dan kecelakaan Mencatat data perawatan sebagai bukti rekaman kegiatan Pengukuran kerusakan, bentuk kegiatannya adalah; inspeksi rutin, dan inspeksi berkala Memperbaiki kerusakan. Dilakukan saat terjadi kerusakan, antara lain: Perbaikan ringan, penggantian komponen sederhana, dan langkah darurat dalam kondisi mendesak Pemberitahuan informasi kerusakan dengan cepat pada pihak maintenance Membantu perbaikan sewaktu-waktu

7 Implementasi jishu hozen pada staf perawatan
Pelatihan mengenai petunjuk, struktur, dan fungsi kerja peralatan dan mesin Penanganan secara cepat atas permintaan perbaikan yang disampaikan oleh staf produksi Pengembangan metode dan teknologi perawatan Menentukan standar perawatan Mencatat hasil perawatan, membangun system pengukuran hasil perawatan Mengembangkan analisa mengenai kegagalan dan penerapan aktivitas untuk mencegah terjadinya kecelakaan serius Pengawasan atas suku cadang,jig, tools, data teknologi.

8 Pembersihan dan inspeksi
Pembersihan berarti menghilangkan kotoran (debu, noda, bercak oli dan zat lain) yang menempel di peralatan dan mesin. Hal-hal yang harus dilakukan saat pembersihan: Menggunakan alat pembersihan dan pendukung keselamatan operator Dalam melepas bagian mesin lakukan sesuai urutan assembly menggunakan alat yang sesuai, jangan melakukan pembersihan semata-mata hanya tampilan luar Rencanakan aktivitas pembersihan secara berkala Catat setiap aktivitas pembersihan dalam form atau doc tag dan diletakkan dekat mesin agar dapat dipantau kondisi terakhirnya. Pasang bagian yang dilepas dengan benar menggunakan alat dan metode yang sesuai

9 Membersihkan dan memeriksa
Cara membersihkan Singkirkan kotoran, debu, dan kontaminasi lainnya Mulai Gunakan peralatan dan pelindung diri Raba setiap bagian mesin Temukan penyimpangan fungsi mesin (panas, getaran, suara, penyimpangan indicator, dll Periksa perubahan teknis Cegah masalah sebelum terjadi

10 Form Laporan ketidaksesuaian
Tanggal Area Tindakan Departemen Nama Tanggal penyelesaian Produksi Maintenance Engineering Target Realisasi

11 Penanganan sumber masalah
Pengendalian sumber-sumber kontaminasi/masalah Mencegah penyebaran kontaminasi Memperbaiki tempat-tempat yang sulit dijangkau untuk menyingkat waktu pembersihan Tetapkan waktu perkiraan waktu pembersihan Tetapkan target perbaikan

12 Membuat standar kerja Melakukan pelatihan standar kerja
Mengembangkan metode inspeksi Menyusun sistem pengendalian Menetapkan standar kebersihan

13 Standar perawatan standar perawatan peralatan
Merupakan metode untuk mengukur kerusakan peralatan, menghentikan laju kerusakan, dan memperbaiki peralatan. Standar perawatan dapat diklasifikasikan menjadi: Standar inspeksi Standar pelayanan Standar perbaikan Standar kegiatan perawatan Prosedur kerja perawatan Hal-hal yang terkait prosedur kerja; prosedur perawatan, metode kerja, waktu dan inspeksi.

14 Maintenance history records
Jenis2 catatan yang menunjang aktivitas manintenance: Catatan perawatan rutin. Berisi informasi kondisi dan posisi dari peralatan/ mesin. Contoh : catatan pengisian dan penggantian pelumas, inspeksi rutin. Catatan inspeksi periodik. Hasil pengukuran terhadap kerusakan mesin oleh departemen yang bersangkutan, biasanya berisi parameter untuk mengukur toleransi sebelum dilakukan perbaikan. Laporan perawatan. Berisi data riwayat kerusakan beserta aktivitas perbaikan, disimpan oleh departemen maintenance. Aktivitas perbaikan yang dilakukan baik yang terencana maupun yang tidak. Catatan pengembangan perawatan. Berisi upaya memodifikasi peralatan/mesin untuk meningkatkan reliabilitas dan maintainabilitas. Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menganalisa data kerusakan yang ada dan dibandingkan dengan data yang didapat setelah proses pengembangan dilakukan.

15 Maintenance history records
Catatan analisa MTBF. Biasa dikenal dengan MTBF analysis chart, membantu menjelaskan dan mengelompokkan tingkat kemunculan kerusakan, dan menunjukkan frekuensi kerusakan mesin dan komponennya. Catatan biaya perawatan. Meliputi biaya resourches, material, subkontrak, dan biaya lain yang timbul sehubungan dengan aktivitas maintenance Catatan peralatan. Berisi daftar semua peralatan yang dimiliki oleh perusahaan beserta detail spesifikasinya.

16 Penggantian suku cadang
Penggantian suku cadang erat kaitannya dengan aktivitas logistic sebuah gudang. Dimana proses penyimpanan dikategorikan menjadi : Metode penyimpanan permanen. Dilakukan dengan cara mengidentifikasi variasi dari persediaan, besar quantity order, dan durasi pengiriman. Metode penyimpanan berdasarkan kontrak special dengan supplier.

17 Metode ordering Diklasifikasikan menjadi: Metode order point.
Dipakai untuk suku cadang dengan jumlah pemakaian kecil dengan tingkat konsumsi stabil. Quantity order selalu tetap, waktu pemesanan dilakukan saat berada pada order point, dan kedatangan barang tiba saat tingkat stok minimum. Metode double bin. Pemesanan sekaligus 2 paket/container, dimana yang satu dipakai sebagai quantity order dan yang lain dipakai untuk menjada stok minimum. Digunakan untuk sparepart dengan kuantitas yang besar. Metode package. Pemesanan dilakukan saat sparepart yang bersangkutan dipakai (lepas package).

18 Metode ordering Metode batch issue.
Setiap batch produksi memiliki standar jumlah sparepart yang diperlukan. Seseorang dapat meminta sparepart saat sparepart tersebut sudah memiliki jumlah standar pemesanan. Metode fixed quantity ordering. Kuantitas persediaan maksimum ditentukan sekecil mungkin dan order dilakukan ketika sebuah suku cadang telah digunakan. Jumlah persediaan stabil dan tetap. Dipakai untuk sparepart yang mahal/ Metode fixed interval ordering. Melakukan pemesanan secara konstan dan tetap, interval pemesanan tetap (6 bln atau 1 th) dan setiap pemesanan jumlahnya relative besar.

19 Metode ordering Special contract dengan supplier
Metode pengiriman parsial berdasarkan kontrak harga per unit. Harga unit setiap part ditetapkan melalui rata-rata kuantitas barang yang digunakan selama periode pemesanan. Biasanya setiap pemesanan dikirim dengan jumlah batch yang kecil. Sistem deposit. Pada system ini, warehouse memberikan pinjaman lokasi/space kepada supplier (konsinyasi), barang baru dibayar saat ada penggunaan.

20 Pemilihan stok secara permanen
Karakteristik sparepart yang akan dipilih sebagai stok permanen adalah: Sparepart harus tersedia saat terjadi kerusakan sebagai cadangan mesin atau peralatan. Suku cadang tersebut harus dapat dibeli secara rutin atau berkala 3-4x dlm setahun, sehingga tidak berpotensi terjadi kelangkaan Waktu pengiriman order tidak melebihi jangka waktu perbaikan yang telah ditentukan

21 Economic order quantity for material & parts
Beberapa asumsi dalam model EOQ: Demand kebutuhan diketahui dan konstan Receipt inventory dapat dilakukan segera (instantaneous) Waktu antara order dan receipt adalah konstan Tidak terjadi stock out karena dilakukan pada saat yang tepat Variable cost berupa holding cost dan order/setup cost 𝑞= 2𝜃𝑥𝑆𝑂𝐶 𝐻𝐶 q : economic order quantity SOC : setup/order cost HC : Holding cost θ : demand in unit

22 Reorder point 𝑅= 𝐷 𝑥 𝐿 12 𝑢𝑛𝑖𝑡 jika L dalam satuan bulan D: daily demand 𝑅= 𝐷 𝑥 𝐿 52 𝑢𝑛𝑖𝑡 jika L dalam satuan minggu L: lead time B Q A C R L L


Download ppt "Implementasi TPM dan Jishu Hozen"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google