Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRizal malik Telah diubah "5 tahun yang lalu
2
Overview
4
PROSES KELISTRIKAN
5
PROJECT STATEMENT M eningkatkan keandalan pasokan energi listrik dengan meng-interkoneksi-kan seluruh pembangkit di PKG dengan jaringan PLN, berikut sarana pendukung monitoring, control, proteksi dan keamanan operasinya. GTG
6
6 STG Revamp
7
7
8
TR.12 TR-15 150KV TR. 13 Phnsk 1 TR.11 08 02 1006 05 08 10 11 09 01 03 01 03 04 02 25 MVA 20 MVA35 MVA 33 MW 11,5 /8,5 MW 32 MW 20 MVA 16 MVA Int.GI UBB STG GTG Pabrik II TR.14 Pabrik III Pabrik I Intern.UBB PLN 02 13 Kantor&Anper 0707 EXISTING 17 MW KETERANGAN : : UBB + PLN : STG Pabrik III : GTG Pabrik I
9
9
10
Sistem Kelistrikan Pabrik II Training Internal HAR II 2016 - Listrik September 2016
11
GTG PB I 24 MW* PLN 17 MW UBB PB III 21 MW** STG PB III 17 MW PABRIK I 16 MW PABRIK II 24.8 MW PABRIK III 16.6 MW 11.5kV 20 kV DAYA MAMPU SUPPLY 109 MW PERKANTORAN & ANPERS 2 MW 20 kV KONSEP JARINGAN INTERKONEKSI * Daya Mampu GTG 26 MW ** Include internal load UBB 5 MW BEBAN RIIL MAXIMUM 59.4 MW Penggabungan jaringan kelistrikan GTG, UBB, STG Pabrik III, STG Revamp dan PLN 150kV 20 kV 6kV 20 kV 6kV 20 kV CABLE & BUSBAR STG REVAMP 17.5 + 12.5 MW 6kV 20 kV
12
Salah satu bagian dari pengaturan mode generator adalah pengaturan mode operasi governor pembangkit FILOSOFI OPERASI
13
Frekuensi & tegangan sistem jaringan ditentukan oleh kontribusi dari masing- masing generator Kontribusi tiap generator akan diatur melalui control masing2 pembangkit, dikoordinasikan levelnya oleh operator SCADA Unit pembangkit yang memiliki respon dan rating besar akan berfungsi sebagai pengatur frekuensi (swing/isochronous mode), dipilih GTG/UBB INTERKONEKSI PETRORAYA TANPA PLN (1)
14
Bila sistem kelebihan beban (kurang daya), maka frekuensi sistem cenderung turun Unit Swing akan merespon dengan menaikkan suplai daya hingga frekuensi sistem kembali normal Unit lain akan bekerja pada mode base load/droop yang terkontrol INTERKONEKSI PETRORAYA TANPA PLN (2)
15
Ketika sistem interkoneksi melibatkan PLN, maka semua unit pembangkit lain dioperasikan dalam mode base load Jaringan PLN dianggap sebagai unit generator Swing yang sangat kuat karena memiliki spinning reserve sangat besar dibanding Petroraya Nilai supply pembangkitan diatur oleh masing2 unit pengatur Generator yang berkoordinasi dgn operator SCADA INTERKONEKSI PETRORAYA DENGAN PLN (1)
16
OBJECTIVES : Membangun sinkro panel di GI PLN dan PB III untuk memfasilitasi interkoneksi GTG dan STG PB3 ke PLN dan UBB
17
17 ●Membangun sistem SCADA untuk keperluan control, monitoring, supervisi terpusat, yang mencakup seluruh jaringan 20KV dan stasiun Pembangkitan.
18
18 ●Membangun sistem generator sharing berbasis SCADA, dengan Mode operasi Base Load, yang melibatkan dan menjangkau Pembangkit GTG di Pabrik 1, Pabrik III, UBB dan PLN.
19
19 ●Membangun sistem proteksi baru di saluran interkoneksi, termasuk memasang Reactor/Current Limiter baru, dan sistem konfigurasi pentanahan baru.
20
20 ●Membangun Sistem Load Shedding baru
21
Membangun filosofi operasi baru Sinkronisasi pembangkit Load sharing Load shedding 21
22
Sinkronisasi Pembangkit Syarat Sinkron – Tegangan Sama – Urutan phase sama – Sudut Phasa sama – Frekuensi generator sama atau lebih besar sedikit daripada sistem
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
LOAD SHEDDING 30
31
31 LOAD SHEDDING
32
32
33
33
34
34
35
How to build a system? Interconnection Synchro Panel di GI dan Pabrik III Modifikasi beberapa Panel MV: Prodiag, Installasi CT, VT, Metering, Relays, wiring untuk keperluan Akuisisi Data dan L/S Marshaling Cabinet, RTU Cabinet, Server, Reactor / Current Limiter Sistem SCADA & Load Shedding Interfacing dengan GCP untuk keperluan Load Sharing FO dan saluran komunikasi data untuk SCADA FO untuk Relay Proteksi 87L Power and Control Cable
36
Sistem Interkoneksi Synchro Point 2 Sinkronisasi antara GTG (berbeban) ke sistem BTG (baik terinterkoneksi dengan PLN atau tidak) Synchro Point 3 Sinkronisasi antara pabrik 3 dengan sistem Synchro Point 1 Synkronisasi antara PLN dengan sistem Generator 20kV 6kV
37
Sistem Interkoneksi ISP
38
Sistem Interkoneksi dan Manajemen Pentanahan ISP
39
81R 87L Penambahan Relay Proteksi New LBS 1Phase New LBS 3Phase + Ztrafo
40
M M M MM M M Penggantian Metering
41
PLC Architecture MODIFIKASI SWITCHGEAR HVS-00-20kV/GI 10 Unit PABRIK 1 SS0: 17 Unit SS2: 26 Unit SS3: 4 Unit SS5: 13 Unit HVS-00 50 Unit HVS-21 24 Unit HVS65/6kV PABRIK 3 HVS 6511/6kV 1 Unit HVS 6511/20kV 1 Unit Modifikasi Juga meliputi pengujian keserempakan CB
42
PLC Architecture UPS HVS-00-20kV/GI 1 Unit PABRIK 1 SS0: 1 Unit SS2: 1 Unit HVS-00 1 Unit HVS-21 1 Unit HVS65/6kV PABRIK 3 1 Unit UBB 1 Unit
43
PLC Architecture IFJB HVS-00-20kV/GI 1 Unit + 1 lot Cable PABRIK 1 SS0: 1 Unit + 1 lot Cable SS2: 1 Unit + 1 lot Cable HVS-00 1 Unit + 1 lot Cable HVS-21 1 Unit + 1 lot Cable HVS65/6kV PABRIK 3 1 Unit + 1 lot Cable
44
TR.12 TR-15 150KV TR. 13 Phnsk 1 TR.11 08 02 1006 05 08 10 11 09 01 03 01 03 04 02 25 MVA 20 MVA35 MVA 20 MVA 16 MVA Int.GI Pabrik II TR.14 Pabrik III Pabrik I Intern.UBB 02 13 Kantor&Anper 0707 Reactor Trafo Zig-zag SCADA CCR s PENAMBAHAN ITEM ITEM : 1.TRAFO ZIG-ZAG (Pemusatan Proteksi Grounding) 2.REACTOR (Reducer SC ke Pb3) 3.CCR SCADA (Monitoring & control utama) 4.SYNCHRONIZER 5.TRAFO 25 MVA (Penambahan kapasitas supply ke Pb1) 33 MW 11,5 /8,5 MW 32 MW UBB STG GTGPLN 17 MW 25 MVA s
45
PLC Architecture RTU-SS0 RTU-GI RTU-SS2 RTU HVS 65 RTU-PFII SCADA RTU-UBB Primary Server RTU-PFI Secondary Server RTU-CCR
46
Sistem SCADA 4x Komunikasi Fiber Optic Komunikasi Ethernet Komunikasi RS 485 Hard wire Control
47
Load Shedding System 4x Komunikasi Fiber Optic Komunikasi Ethernet Komunikasi RS 485 Hard wire Control
48
HAMBATAN JARINGAN PABRIK II Usia trafo jaringan (20/6 kV) yang sudah melewati batas standar usia trafo (± 25 tahun) Kabel 20 kV dari GI ke Pabrik II dengan usia lebih dari 20 tahun, kemampuan isolasinya menurun, ditambah dengan beban-beban pabrik yang semakin bertambah 48
49
PROBLEM INTERKONEKSI Biaya kVarh PLN tinggi Trip UBB & STG Revamp Load Shedding SCADA tidak bekerja sesuai skenario 49
50
TROUBLESHOOTING BIAYA PLN (1) 50
51
TROUBLESHOOTING BIAYA PLN (2) mengubah mode pembangkit ke voltage control mencari root cause cos-phi PLN yang turun ketika posisi sinkron menjaga fluktuasi pembangkitan daya PLN rata-rata di 1,1 MW memaksimalkan capasitor bank di masing-masing pabrik (optimalisasi jaringan) memaksimalkan pembangkitan var masing-masing pembangkit (optimalisasi pembangkit) memaksimalkan peran operator scada untuk memonitor pemakaian energi (Kvar/KW) melengkapi data2 yang dibutuhkan di masing2 pembangkit / pabrik untuk optimalisasi pemakaian power PLN meliputi: 1. Capasitor Bank 2. Karakteristik Pembangkit (kurva kapabilitas pembangkit) 51
52
Contoh kurva kapabilitas pembangkit COGEN 12.5 MW Revamp 52
53
TROUBLESHOOTING TRIP UBB Pemasangan EOCR di UT-09 untuk membatasi arus yang mengalir ke arah pabrik III dan mencegah PLN kelebihan beban dan terjadi trip 53
54
TROUBLESHOOTING LOAD SHEDDING Instalasi Power Meter (PM) sebagai mata untuk membaca daya aktual pada suatu CB dan ditarik ke sistem SCADAPM Menurunkan Upper PLN sebesar 4 MW Memperbaiki status invalid CB GI-10 dan CB UT-01 pada SCADA 54
55
Modifikasi panel & instalasi PM 55
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.