Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

1 Mariella damaris dida nim : PENYAKIT PES Penulis : Piter Dagusti Tari.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "1 Mariella damaris dida nim : PENYAKIT PES Penulis : Piter Dagusti Tari."— Transcript presentasi:

1 1 Mariella damaris dida nim : 1707010142

2 PENYAKIT PES Penulis : Piter Dagusti Tari

3 Pengertian PES Pes merupakan penyakit zoonosis terutama pada tikus atau rodent lain dan dapat ditularkan pada manusia serta merupakan penyakit bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Yersinia Pestis. pes dikenal dengan black death karena menyebabkan tiga jenis wabah, yaitu bubonik, pneumonik dan septikemik Pes juga dikenal dengan nama Pasteurellosis atau Yersiniosis/ Plague. 3

4 Distribusi dan frekuensi PES Pes merupakan penyakit endemik di banyak negara di Afrika, Amerika, dan Asia. Pada 1999, 14 negara melaporkan kepada WHO 2.603 kasus pes yang meliputi 212 kematian. Gambaran ini sesuai dengan perkiraan tahunan sejak 10 tahun lalu (1988-997), yakni sejumlah 2.547 kasus dengan 181 kematian. Lebih dari satu dekade, 76,2% kasus yang terjadi dan 81,8% kasus kematian yang dilaporkan berasal dari Afrika. 4

5  Pes masuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1910 melalui Tanjung Perak di Jawa Timur dan selanjutnya menyebar ke beberapa tempat lain di Indonesia 5

6 GEJALA PENYAKIT Penyakit pes (Plague) memiliki beberapa jenis, yaitu: 1.Plague Bubonik Menggigil, demam tinggi, Detak jantung menjadi cepat dan lemah, tekanan darah dapat turun. gelisah dan mengigau. Terjadi pembesaran kelenjar getah bening (bubo) sebesar buah duku pada selangkangan, ketiak, atau leher.. Lebih dari 60% penderita yang tidak diobati meninggal, biasanya terjadi pada hari ketiga sampai hari kelima sakit. 6 2. Plague Pneumonik Gejala muncul dalam waktu 2-3 hari setelah terinfeksi demam tinggi, menggigil, denyut jantung yang cepat dan sakit kepala hebat. Dalam waktu 24 jam muncul batuk. Awalnya dahak tampak jernih, tetapi dengan cepat terdapat bercak-bercak darah pada dahak, dan akhirnya dahak berwarna merah muda atau merah terang (seperti sirup rasberi) dan berbusa.

7 3. Plague Pestis Minor Gejala-gejala yang muncul berupa pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, dan kelelahan. Gejala-gejala ini biasanya akan hilang dalam waktu seminggu. 4. Plague Septikemik Plague Septikemik merupakan infeksi yang menyebar ke darah. Sekitar 40% penderita mengalami mual, muntah, diare, nyeri perut, pembekuan darah pada saluran darah, pendarahan di bawah kulit atau organ-organ tubuh lainnya. 7

8 Kejadian penyakit Penyakit ini pernah mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia pada tahun 2007 yaitu 80 kasus dengan tingkat kematian sekitar 80 %. Di Indonesia sendiri terdapat empat propinsi yang menjadi daerah pengawasan pes, yaitu di Ciwidey Kabupaten Bandung (Jawa Barat), Cangkringan Kabupaten Sleman (Yogyakarta), di Kecamatan Tutur, Tosari, Puspo, dan Pasrepan Kabupaten Pasuruan (Jawa Timur), dan di Kabupaten Boyolali di Kecamatan Selo dan Cepogo, (Jawa Tengah) (Sub Direktorat Zoonosis, 2008). Di Jawa, kasus pes pertama kali ditemukan di Surabaya pada bulan Oktober tahun 1910. Persebaran pes ke Jawa ini diduga berasal dari Rangoon, Birma. Kasus di Surabaya ini muncul diperkirakan ketika Pemerintah Belanda membangun gudang pangan untuk mengantisipasi kekurangan pangan sebelum panen tiba. 8

9 Kejadian penyakit pada bulan November 1910 penyakit ini mulai menyebar ke daerah Malang bagian selatan tepatnya di distrik Turen. Dari Turen penyakit ini dengan cepat manjalar ke Karanglo dan pada bulan Maret 1911 dilaporkan hampir semua distrik di Malang, Kediri dan Surabaya juga mulai terjangkit. Pada akhir tahun yang sama dilaporkan sekitar 2000 orang meninggal dunia akibat terjangkit penyakit ini dan akhir tahun 1912 jumlah yang sama juga meninggal dunia. Penyebaran yang cepat ini disebabkan oleh cepatnya perkembangbiakan tikus, juga disebabkan oleh frekuensi migrasi da ri satu daerah ke daerah lain. 9

10 SUMBER INFEKSI >Apabila seekor tikus menderita pes, maka bakteri Yersinia pestis menggunakan tubuh pinjal sebagai hospes. Tikus terinfeksi oleh Y. pestis melalui gigitan pinjal (Xenopsylla cheopis).Sebelum kondisi tubuh tikus menjadi parah, tikus masih dapat berinteraksi dengan tikus-tikus lain, sehingga memungkinkan terjadi penularan antar tikus. Akibat kejadian penularan antar tikus, maka pada waktu yang bersamaan akan muncul banyak sekali tikus yang menderita pes (epizootie). Kondisi tikus yang terinfeksi Y. pestis menjadi lebih parah maka tikus-tikus ini akan mencari tempat sunyi dan biasanya mendekati lingkungan manusia dengan masuk ke rumah-rumah. >Bila tikus mati, pinjal akan kelaparan dan keluar dari tubuh tikus. Pinjal yang lapar akan menjadi sangat agresif untuk mendapatkan pakan berupa darah, sehingga akan menyerang apa saja yang ditemui terutama darah manusia. 10

11 CARA PENULARAN Penularan Pes dapat terjadi melalui beberapa cara penularan yaitu : penularan secara eksidental (Orang-orang pekerja hutan, perekreasi, camping yang digigit pinjal tikus hutan), penularan pada orang yang berhubungan erat dengan tikus hutan (peneliti di hutan) terkena darah atau organ tikus terinfeksi, penularan dari gigitan pinjal terinfeksi karena mengigit tikus domestik/komersial yang mengandung kuman pes, penularan dari manusia ke manusia melalui pinjal manusia dan penularan pes paru-paru manusia ke manusia melalui droplet. menular dari orang ke orang melalui batuk atau bersin. 11

12 SPESIMEN DIAGNOSA tes darah Sampel cairan dari kelenjar getah bening yang bengkak akan diambil guna memastikan keberadaan pes pada sistem limfatik pes pada paru-paru, pemeriksaan akan dilakukan pada sampel cairan dari lendir saluran napas yang diambil melalui tindakan bronkoskopi 12

13 PEMERIKSAAN LAB Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan leukositosis dengan dominasi neutrofil dan tingkat leukositosis sebanding dengan tingkat keparahan dari sakit, hapusan darah perifer menunjukkan granulasi beracun, trombositopenia adalah umum, dan tingkat produk degradasi fibrin mungkin meningkat, transaminase serum dan kadar bilirubin dapat meningkat, proteinuria mungkin ada, dan temuan tes fungsi ginjal mungkin abnormal, hipoglikemia dapat diamati. Yersinia pestis dapat diamati pada hapusan darah perifer 13

14 PENCEGAHAN Penyuluhan tentang pentingnya kebersihan lingkungan guna memperkecil tempat hidup vektor. Sosialisasi mengenai perbaikan rumah masyarakat agar tidak mudah menjadi sarang tikus. Memperbaiki kondisi lingkungan agar tetap sehat dan bersih. Bagi masarakat pecinta alam ataupun yang senang berburu, diharuskan untuk menggunakan peralatan seadanya agar terhindar dari gigitan tikus. Bagi petugas di gudang-gudang penyimpanan ataupun di pelabuhan, diharuskan untuk menggunakan APD. Bagi petani diharapkan untuk menggunakan insektisida guna pemberantasan hama tikus. 14

15 PENCEGAHAN Membuka beberapa buah genting pada siang hari atau memasang genting kaca sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah sebanyak-banyaknya. Menyimpan bahan makanan dan makanan jadi di tempat yang tidak mungkin dicapai atau mengundang tikus. Melaporkan kepada petugas puskesmas bilamana menjumpai adanya tikus mati tanpa sebab yang jelas. Tinggi tempat tidur lebih dari 20cm dari tanah. 15

16 PENGOBATAN Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik yaitu: Streptomisin 30 mg/ kg BB/ hari secara intramuscular 2 – 4 x sehari. Untuk anak ‐ anak 20 – 30 mg/ kg BB / hari. Tetrasiklin diberikan pada hari ke 4 selama 10 – 14 hari, Dosis loading 15 mg/ kg BB/ hari dalam 4 x pemberian sampai hari pengobatan 10 – 14. Kloramfenikol dosis 50 – 75 mg/ kg BB/hari intravena 4 x pemberian selama 10 hari. Trimetoprim–sulfametoksazol Sulfadiazin 12 g/ hari selama 4 – 7 hari dosis awal 4 g dilanjutkan 2 g tiap jam sampai tercapai suhu badan normal, diteruskan 500 mg tiap 4 jam sampai hari pengobatan 7 – 10. Penggunaan Sulfadiazuin disertai pemberian Sodium Bikarbonat (Soedarto, 2007). 16

17 17 ….Thanks…..


Download ppt "1 Mariella damaris dida nim : PENYAKIT PES Penulis : Piter Dagusti Tari."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google