Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehTityas Indra Pratiwi Tityas Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
NISSA AMALIA SIREGAR (E352190041) TITYAS INDRA PRATIWI (E352190081) PARTISIPASI MATA KULIAH SOSIAL EKONOMI EKOWISATA
2
DEFINISI PARTISIPASI Sastropoetro (2011:01) “Partisipasi adalah keterlibatan mental atau fikiran dan perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong untuk memberi sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan tertentu serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan”
3
Mardikanto (2010) “Partisipasi merupakan suatu keterlibatan secara aktif, baik alasan dari dalam atau dari luar dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan, mencangkup pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian (pemantauan, evaluasi, dan pengawasan), serta pemanfaatan hasil-hasil kegiatan yang dicapai”
4
Sumaryadi (2005:46) “Partisipasi adalah peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan” Partisipasi adalah suatu keterlibatan atau keikutsertaan seseorang didalam kelompok pada keseluruhan proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan serta mendukung pencapaian tujuan yang bertanggung jawab atas keterlibatannya. KESIMPULAN :
5
Membangun Rencana Menetukan tujuan spesifik yang ingin dicapai Mengumpulkan Gagasan Dilakukan dengan cara lisan maupun tertulis untuk mengumpulkan gagasan dari semua orang yang menjadi peserta proses partisipasi Menciptakan visi bersama Merumuskan visi tujuannya untuk menstimulasikan debat & bagaimana mempengaruhi ke masa depan TUJUAN PARTISIPASI Schiller dan Antlov (dalam Hetifah, 2003:152)
6
Menentukan prioritas (membuat pilihan) Bertujuan untuk mengorganisir berbagai ide yang muncul dalam proses partisipasi dengan memanfaatkan kualitatif Menjaring aspirasi (masukan) Melalui proses ini masyarakat memperoleh kesempatan untuk mempengaruhi perumusan kebijakan, pilihan investasi beserta pengelolaannya. Mengumpulkan Informasi (analisis situasi) Mengindentifikasi kekuatan dan peluang serta bagaimana mengoptimalkannya, selain mengindentifikasi kelemahan & ancaman, juga untuk mempermudah merumuskan langkah- langkah untuk mengatasinya.
7
Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karena banyaknya sumbangan yang berarti dan positif Mendorong kemampuan berfikir yang kreatif demi kepentingan bersama 01 02 MANFAAT PARTISIPASI 0303 Mengedepankan komunikasi dua arah sehingga baik bawahan maupun atasan memiliki kesempatan yang sama dalam mengajukan pemikiran.
8
0505 Lebih memungkinkan mengetahui dan mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi. Mendorong orang untuk lebih bertanggung jawab. 04
9
Adanya keterlibatan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang merencanakan program pemberdayaan yang akan dilaksanakan di desa, serta menyusun rencana kerjanya Tahap Perencanaan Tahap terpenting dalam pemberdayaan, sebab inti dari pemberdayaan adalah pelaksanaannya. Wujud nyata partisipasi pada tahap ini dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam bentuk sumbangan pemikiran, bentuk sumbangan materi, dan bentuk keterlibatan sebagai anggota proyek Tahap Pelaksanaan TAHAP PARTISIPASI Uphoff et al. (1979)
10
Indikator keberhasilan partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan program Tahap Menikmati Hasil Sebagai umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan program selanjutnya Tahap Evaluasi
11
BENTUK-BENTUK PARTISIPASI FINANSIAL Pemberian sumbangan, pinjaman, beasiswa dan lain -lain SARANA DAN PRASARANA Buku pelajaran, pengadaan dan bantuan ruangan, gedung, tanah dan lain-lain BENTUK TENAGA DAN KEAHLIAN Partisipasi tenaga baik tenaga pendidikan, tenaga ahli, keterampilan dan lain-lain. BENTUK MORIL Partisipasi buah pikiran, pendapat/ide, saran, pertimbangan, nasehat dukungan dan lain lain
12
USIA EKSTERNAL FAKTOR PARTISIPASI INTERNAL JENIS KELAMIN PENDIDIKAN PEKERJAAN LAMANYA TINGGAL SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA KOMUNIKASI YANG INTENSIF Angell (dalam Ross, 1967: 130) Holil (1980)
13
TIPE PARTISIPASI Partisipasi Pasif / Manipulatif Masyarakat berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana proyek tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat
14
Partisipasi dengan cara memberikan informasi Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan proyek Pembentukan kelompok (biasanya) setelah ada keputusan-keputusan utama yang disepakati
15
Partisipasi Melalui konsultasi Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi Orang luar mendengarkan dan membangun pandangan-pandangannya sendiri untuk kemudian mendefinisikan permasalahan dan pemecahannya, dengan memodifikasi tanggapan-tanggapan masyarakat
16
Partisipasi untuk insentif materil Masyarakat berpartisipasi dengan cara menyediakan sumber daya seperti tenaga kerja, demi mendapatkan makanan, upah, ganti rugi, dan sebagainya Masyarakat tidak mempunyai andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada saat insentif yang disediakan/diterima habis.
17
Partisipasi interaktif Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah pada perencanaan kegiatan & pembentukan lembaga sosial baru atau penguatan kelembagaan yang telah ada Kelompok-kelompok masyarakat mempunyai peran kontrol atas keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka mempunyai andil dalam seluruh penyelenggaraan kegiatan.
18
Mobilisasi Diri Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara bebas (tidak dipengaruhi /ditekan pihak luar) untuk mengubah sistem-sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang ada.
19
SYARAT TERCAPAINYA PARTISIPASI 1. Tersedianya waktu yang cukup untuk mengadakan partisipasi 2. Pembiayaan hendaklah tidak melebihi nilai-nilai hasil yang diperoleh 3. Pelaksanaan partisipasi haruslah memandang penting terhadap kelompok kerja yang akan di partisipasi olehnya
20
4. Pelaku partisipasi haruslah mempunyai kemampuan-kemampuan tertentu misalnya syaratnya tentang kecakapan (intelegensinya) 5. Pelaku partisipasi haruslah dapat berhubungan timbal balik 6. Tidak adanya pihak-pihak yang merasa bahwa posisinya terancam 7. Partisipasi akan dapat efektif jika didasari atas azas adanya kebebasan bekerja
21
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN EKOWISATA
24
PARTISIPASI YANG TERJADI PADA SAAT BERWISATA Partisipasi langsung (promosi dan pemasaran) Perencanaan Partisipasi langsung (akomodasi) Tidak ada partisipasi (penggunaan sarana peribadatan selama perjalanan Perjalanan ke lokasi
25
Partisipasi langsung (petugas parkir, cleaning service, pemandu wisata, pelatihan edukasi lingkungan, rumah makan) Partisipasi tidak langsung (suplier bahan makanan, bahan bangunan, dan kerajinan tangan) Aktivitas di Lokasi Partisipasi langsung (akomodasi) Tidak ada partisipasi (penggunaan sarana peribadatan selama perjalanan Perjalanan dari lokasi (pulang)
26
Partisipasi langsung (pendidikan dan keterampilan yang diajarkan) Partisipasi tidak langsung (souvenir) Mengenang
27
Cohen and Uphoff. 1977. Rural Development Participation. Cornel University. New York. Hetifah, Sumarto, Sj. 2003. Inovasi, Partisipasi dan Good Governance. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Holil. 1980. Partisipasi Sosial dalam Usaha Kesejahteraan Sosial. Bandung. Mardikanto, 2010. Konsep Pemberdayaan Masyarakat, Penerbit TS, Surakarta. Ross, Murray G., dan B.W. Lappin. 1967. Community Organization: theory, principles and practice.Second Edition. NewYork: Harper & Row Publishers. Sastropoetro. 1988. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam Pembengunan Nasional. Bandung: Alumni. Sumaryadi, I Nyoman. 2005. Efektivitas Implementasi Kebijkan Otonomi Daerah. Jakarta: Citra Utama. Westra, P.Sutarto, Syamsi. 1989. Ensiklopedia Administrasi. Jakarta: CV. Haji Masagung DAFTAR PUSTAKA
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.