Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehReza Fahlevi Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
TUGAS DISKUSI KELOMPOK II Syamsuni (PP218039) M. Reza Fahlevi J.A. (PP218046) Sri Wanti Mamonto (PP218015) Asis B. (PP218022) METODE PENELITAN
2
Bab III. Paradigma Penelitian Bab IV. Variabel Penelitian MATERI DISKUSI
3
Dalam bab ini, kita akan mempelajari paradigma dasar tentang penelitian kualitatif dan kuantitatif sehingga diharapkan dapat 1. Memahami paradigma penelitian kuantitatif dan kualitatif. 2. Mengetahui paham para filsuf tentang penelitan. Bab III. Paradigma Penelitian TUJUAN PEMBAHASAN
4
Secara umum, pendekatan penelitian atau sering juga disebut paradigma penelitian yang cukup dominan yaitu : a.Paragidma Penelitian Kualitatif; b.Paradigma Penelitian Kuantitatif; c.Paradigma Penelitian Campuran (Gabungan Kualitatif dan Kauantitatif) BAB III Paradigma Penelitian Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori.
5
Kata Kualitatif menyiratkan penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas, jumlah, intensitas atau frekuensinya. Pendekatan Kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah sosial. Kata Kualitatif menyiratkan penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas, jumlah, intensitas atau frekuensinya. Pendekatan Kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah sosial. Denzin dan Lincoln (2009) Penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami. Creswell (1998) A. Penelitian Kualitatif
6
Penelitian kualitatif memiliki enam jenis penelitian, yaitu : 1.Penelitian Deskriptif 2.Studi Kasus 3.Biografi 4.Fenomenologi 5.Grounded Theory Jenis Penelitian Kualitatif
7
1. Penelitian Deskriptif Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Jenis Penelitian Kualitatif Studi Kasus meliputi analisis mendalam dan konstektual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, dimana sifat dan definisi masalah yang terjadi adalah serupa dengan masalah yang dialami saat ini (Uma Sekaran). 2. Studi Kasus
8
3. Biografi Penelitian Biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip. Tujuan Penelitian ini ialah mengungkapkan turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup seseorang. Jenis Penelitian Kualitatif Penelitian fenomologi mencoba menjelaskan atau mengungkapkan makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. 4. Fenomenologi
9
5. Grounded Theory Tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu. Jenis Penelitian Kualitatif Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. Peneliti menguji kelompok ini dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan dan cara hidup. Etografi merupakan proses dan hasil dari sebuah penelitian. 6. Etnografi
10
Penelitian kualitatif memiliki 4 (empat) jenis penelitian yaitu: 1.Penelitian Survey 2.Studi Kausal Komperatif 3.Studi Korelasional 4.Penelitian Eksperimen B. Penelitian Kuantitatif Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.
11
1. Penelitian Survei Jenis Penelitian Kuantitatif Digunakan untuk pemecahan masalah perilaku organisasi termasuk kepentingan perumusan kebijaksanaan sumber daya manusia. Tujuan utamanya ialah untuk mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekelompok objek (populasi). 2. Studi Kausal Komperatif Studi yang berusaha mengamati alasan atau penyebab terjadinya sebuah fenomena yang diteliti Digunakan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
12
3. Studi Korelasional Jenis Penelitian Kuantitatif Mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Kofisien korelasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antarvariabel atau untuk menyatakan besar kecilnya hubungan antar kedua variabel. 4. Penelitian Eksperimen Metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Merupakan metode inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam metode ini peneliti harus melakukan kegiatan mengontrol, memanipulasi dan observasi
13
ItemPositivismePostpositivismeTeori KritisKonstruktivisme Ontologi Realisme naïf- Realisme nyata namun dapat dipahami. Realisme kritis- Realisme nyata namun hanya dapat dipahami secara tidak sempurna dan secara probabilistik. Realisme historis- Realismen maya yang dibentuk oleh nilai social, politik, ekonomi, etnik dan gender; mengkristal seiring perjalanan waktu. Relativisme-Realitas yang dikonstruksikan secara lokal dan spesifik. Epistemologi Dualis/objek tivis: temuan yang benar. Dualis/objektivis yang dimodifikasi; tradisi/komunitas kritis; temuan yang mungkin benar. Transaksional/ subjektivis; temuan yang diperantarai nilai. Transaksional/ seubjektivis; temuan yang diciptakan. MetodologiEksperimental/ manipulatif; verifikasi hipotesis; terutama metode kuantitatif. Eksperimental/ manipulative yang dimodifikasi; keragaman kritis; falsifikasi hipotesis; bias jadi meliputi metode kualitatif. Dialog/dialektisHermeneutis/ dialektis C. Perbandingan Filosofis (Sumber: Denzin & Lincoln, 2010: 135)
14
NoMetodeKuantitatifMetode Kualitatif 1 Menggunakan hipotesis yang ditentukan sejak awal penelitian. Hipotesis dikembangkan sejalan dengan penelitian/saat penelitian. 2Definisi yang jelas dinyatakan sejak awal.Definisi sesuai konteks atau saat penelitian berlangsung. 3Reduksi data menjadi angka-angka.Deskripsi naratif/kata-kata, ungkapan atau pernyataan. 4 Lebih memperhatikan reliabilitas skor yang diperoleh melalui intrumen penelitian. Lebih suka menganggap cukup dengan reliabilitas penyimpulan. 5 Penilaian validitas menggunakan berbagai prosedur dengan mengandalkan hitungan statistik. Penilaian validitas melalui pengecekan silang atas sumber informasi. 6Menggunakan deskripsi prosedur yang jelas (terperinci).Menggunakan deskripsi prosedur secara naratif. 7Sampling random.Sampling purposive. 8Desain/kontrol statistik atas variabel eksternal. Menggunakan analisis logis dalam mengontrol variabel ekstern. 9 Menggunakan desain khusus untuk mengontrol bias prosedur. Mengandalkan peneliti dalam mengontrol bias. 10Menyimpulkan hasil menggunakan statistik.Menyimpulkan hasil secara naratif/kata-kata. 11 Memecah gejala-gejala menjadi bagian-bagian untuk dianalisis. Gejala-gejala yang terjadi dilihat dalam perspektif keseluruhan. 12Memanipulasi aspek, situasi atau kondisi dalam mempelajari gejala yang kompleks. Tidak merusak gejala-gejala yang terjadi secara alamiah/membiarkan keadaan aslinya. (Sumber: Jack R. Fraenkel & Norman E. Wallen, 1993: 380) Tabel Perbedaan Metode Kuantitatif dengan Kualitatif
15
BAB IV Variabel Penelitian
16
Dalam bab ini, kita akan mempelajari sejumlah isu penting dan konsep dasar penting untuk memahami penelitian ilmiah. Kita akan mulai dengan melihat pada sifat variabel, termasuk penilaian dan jenis hubungan antarvariabel. Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kita dapat: 1. Memahami jenis-jenis variabel. 2. Mengetahui hubungan antarvariabel. Bab IV. Variabel Penelitian TUJUAN PEMBAHASAN
17
Variabel penelitian merupakan kegiatan menguji hipotesis, yaitu menguji kecocokan antara teori dan fakta empiris di dunia nyata. Variabel adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Variabel merupakan pengelompokan secara logis dari atau lebih atribut dari objek yang diteliti. A. Pengertian Variabel
18
Tabel Variabel, Variasi dan Nilai Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis, variabel didefenisikan sebagai apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. VariabelVariasiVariasi Nilai Kepuasan kerjaTingkat kepuasan kerjaTidak puas – puas MotivasiTingkat motivasiLemah – kuat KinerjaTingkat kinerjaRendah - tinggi UsiaTingkat usia0, 1, 2, 3, … dst
19
Variabel dapat diklasifikasikan dalam empat kategori yaitu: 1. Variabel Bebas (Independence Variabel). 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel). 3. Variabel Moderator (Moderator Variable). 4. Variabel Antara (Intervening Variable). B. Kategori Variabel
20
Variabel bebas (independence variabel) merupakan sebab yang diperkirakan dari beberapa perubahan dalam variabel terikat (Robbins, 2009:23), biasanya dinotasikan dalam simbol X. Dengan kata lain, variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam perilaku organisasi, variabel bebas (Robbins, 2009:24) terdiri dari tiga tingkatan yaitu: 1)Variabel tingkat individu (persepsi, pembuatan keputusan individual, pembelajaran dan motivasi); 2)Variabel tingkat kelompok (komunikasi, kepemimpinan, kekuasaan dan politik, dan level-level konflik mempengaruhi kekuasaan dan politik, dan level-level konflik mempengaruhi perilaku kelompok); dan 3)Variabel tingkat sistem organisasi (proses seleksi, program pelatihan dan pengembangan, serta metode evaluasi kinerja) seluruhnya memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. 1. Variabel Bebas (Independence Variabel)
21
Variabel terikat atau dependent variable merupakan faktor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor lain (Robbins, 2009: 23), biasa dinotasikan dengan Y. Dengan kata lain, variabel terikat inilah yang sebaiknya kita kupas tuntas pada latar belakang penelitian. 2.Variabel Terikat (Dependent Variabel) Dalam perilaku organisasi, Robbins mengemukakan enam variabel terikat (2009: 24-30) antara lain: 1)Productivity (produktivitas) 2)Absenteeism (mangkir) 3)Turnover (perputaran karyawan) 4)Deviant workplace behavior (perilaku menyimpang di tempat kerja) 5)Citizenship (kewarganegaraan) 6)Job satisfaction (kepuasan kerja)
22
Variabel moderator juga sering disebut sebagai variabel bebas kedua dan sering digunakan dalam analisis regresi linear, atau pada structural equation modeling. Variabel moderating adalah variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan yang kuat dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas yaitu kehadiran variabel ketiga (variabel moderator). Variabel moderator adalah variabel yang memiliki pengaruh memperkuat atau memperlemah hubungan variabel bebas dengan terikat, biasa dinotasikan dengan X atau Z. Karakteristik dasar variabel moderator yaitu lebih berubah dalam jangka waktu tertentu. 3.Variabel Moderator (Moderator Variable)
23
Variabel antara adalah variabel yang menghubungkan antara veriabel bebas dan terikat yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur. Sehingga menyebabkan hubungan antara X dan Y menjadi hubungan yang tidak langsung, biasa dinotasikan dengan X atau Z. Dengan kata lain variabel antara mengemukakan dan menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. 4. Variabel Antara (Intervening Variable)
24
1.Hubungan Simetris (Korelasi) Hubungan variabel yang satu tidak disebabkan oleh yang lainnya. Jenis-jenis hubungan simetris sebagai berikut: a.Kedua variabel merupakan indicator untuk konsep yang sama. b.Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama. c.Kedua variabel berkaitan secara fungsional atau komplementatif. d.Hubungan kebetulan semata-mata. C. Hubungan Antarvariabel XY
25
2. Hubungan Timbal Balik (Resiprocal) Hubungan suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat disebabkan oleh yang lainnya. C. Hubungan Antarvariabel XY
26
3. Hubungan Asimetris (Kausal) Hubungan variabel satu mempengaruhi variabel lainnya. Dalam hubungan asimetris ini, ada beberapa ketentuan hubungan sebagai berikut: : a.Hubungan antara stimulus (rangsangan) dan respons (tanggapan). b.Hubungan antara disposisi dan respons. c.Hubungan antara prakondisi dan akibat tertentu. d.Hubungan yang permanen. e.Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means). C. Hubungan Antarvariabel XY
27
27 Hubungan antarvariabel dalam sebuah grafik diantaranya: 1.Hubungan Linier Positif 2.Hubungan Linier Positif 3.Tidak ada Hubungan 4.Hubungan Kurvalinier Banyak peneliti mempelajari hubungan antardua variabel. Hubungan antarvariabel itu ialah secara umum dimana nilai-nilai berbeda dari suatu variabel diasosiasikan dengan nilai-nilai berbeda dari variabel satunya lagi. D. Paradigma Hubungan/Pengaruh
28
Tinggi Motivasi Rendah Rendah Kepuasan Kerja Tinggi Grafik 4.1. Hubungan Linier Positif Pada Grafik 4.1. memperlihatkan hubungan linier positif. Nilai-nilai dari variabel pertama diposisikan pada sumbu horizontal (Y) dan dilabeli dengna rendah hingga tinggi. Nilai variabel kedua diposisikan pada sumbu vertikal (X). Jadi, grafik tersebut menunjukkan bahwa peningkatan nilai motivasi kerja dibarengi dengan peningkatan nilai kepuasan kerja 1. Hubungan Linier Positif
29
D. Paradigma Hubungan/Pengaruh Pada Grafik 4.2. memperlihatkan hubungan linier negatif. Dalam hubungan ini, peningkatan variabel satu dibarengi dengan penurunan pada variabel kedua. Jadi, grafik tersebut menunjukkan bahwa peningkatan nilai stres kerja dibarengi dengan penurunan nilai kinerja Contoh: Ketika orang sering berbicara di depan umum, tingkat kecemasan semakin berkurang. Tinggi Stress Kerja Rendah Rendah Kinerja Tinggi Grafik 4.2. Hubungan Linier Negatif 2. Hubungan Linier Negatif
30
D. Paradigma Hubungan/Pengaruh Pada Grafik 4.3. mengilustrasikan hubungan antar keramaian dan kinerja yang dijumpai dalam sebuah studi Ketika tidak ada hubungan apapun antardua variabel, grafiknya sekedar berbentuk garis datar. Jadi, kebisingan tidak berhubungan dengan perubahan kinerja, karena itu, sebuah garis datar menggambarkan ketiadaan hubungan antara dua variabel itu Tinggi Tidak ada hubungan Kebisingan Rendah Rendah Kinerja Tinggi Grafik 4.3. Tidak ada Hubungan 3. Tidak Ada Hubungan
31
D. Paradigma Hubungan/Pengaruh Pada Grafik 4.4. memperlihatkan sebuah hubungan kurvalinier antara kompleksitas stimulus visual dan referensi. Peningkatan pada nilai sebuah variabel dibarengi dengan peningkatan maupun penurunan variabel yang lain. Arah hubungan berubah dari positif ke negatif Contoh: Kinerja para pemain sepak bola meningkat setelah gairah meningkat dari level rendah ke level sedang, kemudian menurun setelah gairah mencapai level tertinggi Tinggi Stress Kerja Rendah Rendah Kinerja Tinggi Grafik 4.4. Hubungan Kurvalinier 4. Hubungan Kurvalinier
32
1.Hubungan Variabel Bebas (VB) dan Terikat (VT) 2.Hubungan Variabel Bebas, Antara dan Terikat 3.Hubungan Variabel Bebas, Moderator, Antara, dan Terikat. D. Paradigma Hubungan/Pengaruh Dilihat dari segi keterkaitan jumlah antarvariabel, ada beberapa hubungan/ pengaruh antarvariabel diantaranya:
33
D. Paradigma Hubungan/Pengaruh Dalam menerapkan sistem pemasaran perusahaan mempunyai beberapa cara diantaranya periklanan (VB), dimana periklanan yang baik dapat memberikan image yang baik pula terhadap barang yang ditawarkan sehingga dapat meningkatkan volume penjualan (VT). 1. Hubungan Variabel Bebas (VB) dan Terikat (VT) IKLAN (X) PENJUALAN (Y) Gambar 4.4. Hubungan Dua Variabel
34
D. Paradigma Hubungan/Pengaruh 2. Hubungan Variabel Bebas, Antara dan Terikat OTONOMI (X) TANGGUNG JAWAB (Z) Gambar 4.5. Hubungan Tiga Variabel MOTIVASI (Y) Pada Gambar 4.5. dimana variabel bebas otonomi mempengaruhi variabel terikat motivasi, variabel antara yang menemukan sebagai fungsi otonomi pada karyawan adalah tanggung jawab. Pekerjaan yang mempunyai otonomi memberikan individu rasa tanggung jawab pribadi untuk hasil,sehingga semakin tersedianya tanggung jawab yang diberikan kepada individu semakin besar pula motivasi karyawan Variabel antara berupa tanggung jawab membantu kita untuk mengkonsepkan dan memahami bagaimana otonomi karyawan menghasilkan motivasi.
35
D. Paradigma Hubungan/Pengaruh Pada Gambar 4.6. pertumbuhan karyawan memoderatkan hubungan antara otonomi dan tanggung jawab. Dengan kata lain, tanggung jawab akan muncul disesuaikan dengan kekuatan dari kebutuhan pertumbuhan individu tersebut, yaitu dengan keinginan karyawan untuk penghargaan diri dan aktualisasi diri. Ini berarti bahwa individu dengan kebutuhan tinggi kemungkinan besar mengalami tanggung jawab ketika pekerjaan mereka diperkaya 3. Hubungan Variabel Bebas, Moderator, Antara dan Terikat OTONOMI (X) TANGGUNG JAWAB (Z) Gambar 4.6. Hubungan Empat Variabel MOTIVASI (Y) PERTUMBUHAN KARYAWAN (X2)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.