Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PENGAMPUNAN PAJAK
2
Agenda Tax & Risk 1. Riset Pengampunan Pajak 2. 3. Diskusi 4.
3
Dhia Fauza – Dwi Martani
Analisis Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Risiko Perusahaan dengan Moderasi Struktur Kepemilikan Keluarga Dhia Fauza – Dwi Martani
4
Latar Belakang Pembayaran pajak merupakan pendapatan yang akan mengurangi laba perusahaan. Perusahaan melakukan penghindaran pajak Penghindaran pajak mempengaruhi risiko perusahaan Struktur kepemilikan keluarga mempengaruhi penghindaran pajak dan risiko perusahaan
5
1. Untuk menganalisis pengaruh penghindaran pajak terhadap risiko perusahaan.
2. Untuk menganalisis apakah struktur kepemilikan keluarga memperlemah pengaruh penghindaran pajak terhadap risiko perusahaan Tujuan Penelitian
6
Struktur Kepemilikan Keluarga
Landasan Teori Teori Keagenan Penghindaran Pajak Risiko Perusahaan Struktur Kepemilikan Keluarga
7
Pengembangan Hipotesis 1
Masalah keagenan menimbulkan insentif bagi manajemen (agen) mengambil keputusan pembayaran pajak yang menguntungkan dirinya Masalah keagenan menimbulkan asimetri informasi antara pemilik perusahaan dan manajemen yang akan mengurangi transparansi laporan keuangan Hutchen dan Rego (2015) membuktikan penghindaran pajak meningkatkan risiko perusahaan Penghindaran pajak mengakibatkan berkurangnya transparansi penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan yang mengakibatkan ketidakpastian mengenai arus kas masa depan (Guenther et al., 2017) H1: Penghindaran pajak berpengaruh positif pada risiko perusahaan
8
Pengembangan Hipotesis 2
Godfrey et al. (2010) berpendapat bahwa semakin kecil kepemilikan manajemen atas saham perusahaan maka semakin besar kemungkinan manajemen untuk mengambil keuntungan lebih dari pekerjaan Chen et al. (2010) memperoleh bukti bahwa kecenderungan perusahaan keluarga melakukan penghindaran pajak, lebih rendah daripada perusahaan non keluarga Anderson dan Reeb (2003) menganalisis pengaruh kepemilikan keluarga terhadap risiko perusahaan dan memperoleh bukti bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap risiko perusahaan H2: Struktur kepemilikan keluarga akan memperlemah pengaruh penghindaran pajak terhadap risiko perusahaan
9
Struktur Kepemilikan Keluarga
Kerangka Penelitian Penghindaran Pajak Risiko Perusahaan Struktur Kepemilikan Keluarga Financial Leverage Size
10
Model Penelitian Variabel Pengukuran Model tanpa variabel moderasi
𝐹𝐼𝑅𝑀_𝑅𝐼𝑆𝐾 𝑡 tingkat risiko perusahaan yang diukur dengan current return volatility 𝐶𝐴𝑆𝐻_𝐸𝑇𝑅 𝑡 tingkat penghindaran pajak yang dihitung dengan membagi jumlah pajak yang dibayarkan dengan jumlah laba sebelum pajak selama tiga tahun 𝐺𝐴𝐴𝑃_𝐸𝑇𝑅 𝑡 tingkat penghindaran pajak yang dihitung dengan membagi total beban pajak penghasilan dengan jumlah laba sebelum pajak selama tiga tahun 𝐷𝑇𝐴𝑋 𝑡 tingkat penghindaran pajak yang dihitung dengan melakukan regresi perbedaan permanen 𝐹𝐴𝑀 𝑡 struktur kepemilikan keluarga yang dihitung menggunakan dummy variabel, nilai 1 apabila kepemilikan keluarga lebih dari 50% total saham perusahaan dan 0 jika tidak; 𝐿𝐸𝑉 𝑡 tingkat leverage perusahaan yang dihitung dengan membagi total liabilitas terhadap total aset 𝑆𝑖𝑧𝑒 𝑡 ukuran perusahaan yang diukur dengan logaritma natural dari total aset. Model tanpa variabel moderasi Model dengan variabel moderasi
11
Hasil Penelitian dan Analisis
Pemilihan Sampel Deskripsi Jumlah Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 555 Dikurangi dengan: Perusahaan di sektor keuangan 105 Perusahaan di sektor pertambangan 48 Perusahaan di sektor properti, real estate, dan konstruksi 66 Perusahaan di sektor pelayaran 17 Perusahaan yang terdaftar setelah 2010 98 Perusahaan yang tidak menggunakan tahun fiskal 31 Desember 7 Perusahaan dengan saldo laba negatif 108 Perusahaan dengan nilai pajak yang dibayarkan negatif 4 Perusahaan dengan nilai total beban pajak penghasilan negatif 2 Total sampel perusahaan 100 Tahun penelitian Total sampel penelitian 400
12
Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif Variabel Penelitian sebelum Winsorization Variable Min Max Mean Std. Deviation FIRM_RISK 0.6453 0.1017 0.0666 CASH_ETR 0.0030 3.5269 0.3966 0.4625 GAAP_ETR 0.0170 0.8736 0.2541 0.0795 DTAX 0.2960 7.50e-08 0.0290 FAM 1 0.4725 0.4998 LEV 0.1305 1.6592 0.4463 0.1930 Size 24.587 33.134 28.534 1.6086 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian setelah Winsorization 0.3017 0.1002 0.0589 0.0031 1.7842 0.3691 0.3157 0.4928 0.2518 0.0665 0.0542 0.0201 0.0472 1.0254 0.4441 0.1831
13
Analisis Korelasi Pearson
VARIABEL FIRM_RISK CASH_ETR GAAP_ETR DTAX FAM LEV Size 1 0.1198** 0.0165 0.0483 0.1762*** 0.3352 0.0004 0.0435 * 0.3852 0.8935 0.0648 *** 0.148** 0.0156 0.1689 0.0000 0.0030 0.7554 0.0452 *** 0.0672 0.0554 0.3677 0.6885 0.1797 0.2690 0.0179 0.1702*** *** 0.0503 0.1622 0.7207 0.0006 0.1793 0.3155 Keterangan: *** Signifikan pada ɑ = 1%; **Signifikan pada ɑ = 5%; *Signifikan pada ɑ = 10%
14
Hasil Regresi Hipotesis 1
Variabel Dependen: FIRM_RISK Expected Sign Model 3.1 Model 3.2 Model 3.3 Coef Prob CASH_ETR + 0.0246 0.0105** GAAP_ETR 0.0585 0.1250 DTAX 0.0655 0.3250 LEV 0.0195 0.1520 0.0231 0.1180 0.0178 0.1755 SIZE - 0.0890 0.0705* 0.1020 N 400 R2 0.0222 0.0125 0.0083 Prob > chi2 0.0491 0.2814 0.4415 *** signifikan ɑ < 1% ; ** signifikan ɑ < 5% ; * signifikan ɑ < 10%
15
Hasil Regresi Hipotesis 2
Variabel Dependen: FIRM_RISK Expected Sign Model 3.4 Model 3.5 Model 3.6 Coef Prob CASH_ETR + 0.0480 0.018** GAAP_ETR 0.0072 0.4580 DTAX 0.3230 0.0355** FAM - 0.0251 0.1655 0.0315** CASH_ETR*FAM 0.0950* GAAP_ETR*FAM 0.1593 0.0520* DTAX*FAM 0.0080*** LEV 0.0218 0.1270 0.0283 0.0710* 0.0236 0.1075 SIZE 0.0250** 0.0300** N 400 R2 0.0303 0.0350 0.0321 Prob > chi2 0.0490 0.0565 0.0421 *** signifikan ɑ < 1% ; ** signifikan ɑ < 5% ; * signifikan ɑ < 10%
16
Analisis dan Pembahasan
Hipotesis 1 Variabel CASH_ETR, dengan p-value , koefisien (+), mengartikan bahwa penghindaran pajak berpengaruh positif signifikan terhadap risiko perusahaan (FIRM_RISK) Sejalan dengan penelitian Hutchen dan Rego (2015), namun tidak sesuai dengan penelitian Guenther et al. (2017) yang tidak berhasil membuktikan bahwa penghindaran pajak yang tinggi akan meningkatkan risiko perusahaan Hipotesis 2 Variabel CASH_ETR*FAM dan DTAX*FAM, p-value DAN , koefisien (-), mengartikan struktur kepemilikan keluarga memperlemah pengaruh penghindaran pajak terhadap perusahaan Sejalan dengan penelitian Chen et al. (2010), Rusydi dan Martani (2014), dan Anderson dan Reeb (2003). Namun bertolak belakang dengan penelitian Sari dan Martani (2010).
17
Analisis Sensitivitas
Variabel Dependen: FIRM_RISK Expected Sign Model 3.1 Model 3.2 Model 3.3 Model 3.4 Model 3.5 Model 3.6 Coef Prob CASH_ETR + 0.1421 0.0070*** 0.0515 0.233 GAAP_ETR 0.1661 0.0275** 0.1031 0.2485 DTAX 0.1045 0.3545 0.4224 0.1185 FAM - 0.0541 0.0170** 0.0180 0.3300 0.1325 FAM*CASH_ETR 0.2599 0.0150** FAM*GAAP_ETR 0.1295 0.2455 FAM*DTAX 0.0415** LEV 0.2260 0.0016 0.4705 0.0183 0.2605 0.1465 0.0020 0.4635 0.0288 0.1495 SIZE 0.0060*** 0.0110** 0.1845 0.0075*** 0.0090*** 0.0355** N 200 R2 0.0525 0.0268 0.0063 0.1691 0.0260 0.0560 Prob > chi2 0.0025 0.0344 0.7353 0.0592 0.0547 *** signifikan ɑ < 1% ; ** signifikan ɑ < 5% ; * signifikan ɑ < 10%
18
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran
Hipotesis 1 diterima. Penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap risiko perusahaan Hipotesis 2 diterima. Struktur kepemilkan keluarga memperlemah pengaruh penghindaran pajak terhadap risiko perusahaan Implikasi Investor mengetahui tingkat penghindaran pajak tidak hanya dapat dilihat dari jumlah pajak yang dibayarkan dan mempertimbangkan investasi pada perusahaan keluarga Manajemen lebih berhati-hati dalam membuat keputusan perencanaan pajak. Keterbatasan & Saran Tidak berhasil menemukan hubungan penghindaran pajak terhadap risiko perusahaan dengan pengukuran GAAP_ETR dan DTAX sedikitnya jumlah sampel penelitian tidak dapat memasukkan banyak variabel. Disarankan untuk memperbanyak sampel penelitian Tambahkan variabel market. Menggunakan proksi Book-Tax Differences (BTD) dan Abnormal Book-Tax Differences (ABTD) Penelitian dapat dilakukan pada industri lainnya di luar manufaktur
19
PENGAMPUNAN PAJAK Tika Delima Siahaan
20
CONTENTS 1 Latar Belakang 2 Rumusan Masalah 3 Landasan Teori 4
5 Rumusan Masalah Landasan Teori Metode Penelitian Pembahasan 6 Simpulan dan Saran FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM EKSTENSI AKUNTANSI UNIVERSITAS INDONESIA Tika Delima Siahaan Desember, 2017
21
Pelaksanaan Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) di tahun 2016
LATAR BELAKANG Menanggapi terbitnya UU PP tersebut, DSAK IAI mengesahkan PSAK 70 “Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak” Sehubungan dengan pelaksanaan pengampunan pajak tersebut, Pemerintah mengesahkan UU No. 11 tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak (“UU PP”) Pelaksanaan Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) di tahun 2016
22
LATAR BELAKANG PSAK 70 mengatur perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai dengan UU PP. PSAK 70 memberikan pilihan kebijakan akuntansi untuk menyajikan dan mengungkapkan aset dan liabilitas pengampunan pajak PSAK 70 mengakui uang tebusan yang dibayarkan dalam laba rugi pada periode Surat Keterangan disampaikan
23
POKOK PERMASALAHAN Bagaimana karakteristik perusahaan publik yang mengikuti pengampunan pajak tahun 2016 berdasarkan klasifikasi industri, KAP, Compay Size? Kebijakan akuntansi apa yang digunakan dalam menyajikan aset dan liabilitas pengampunan pajak pada laporan keuangan perusahaan publik 2016? Bagaimana penyajian aset dan liabilitas pengampunan pajak serta dampak pada ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan publik 2016? Bagaimana pengungkapan uang tebusan dalam laporan keuangan perusahaan publik 2016?
24
LANDASAN TEORI Pengampunan pajak adalah program pengampunan dengan periode yang ditentukan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak meliputi penghapusan pajak yang seharusnya terutang, sanksi administrasi perpajakan, serta sanksi pidana di bidang perpajakan atas harta yang diperoleh pada tahun 2015 dan sebelumnya yang belum dilaporkan dalam SPT, dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur dalam UU PP (UU No. 11 tahun 2016). FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM EKSTENSI AKUNTANSI UNIVERSITAS INDONESIA Tika Delima Siahaan Desember, 2017
25
LANDASAN TEORI PSAK 70: Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak 2 pilihan kebijakan akuntansi : Ketentuan umum sesuai dengan SAK relevan (PSAK 25) Ketentuan khusus PSAK 70 PSAK 25 Kesalahan material periode lalu dikoreksi dengan penyajian kembali secara retrospektif. PSAK 70 Penyajian secara terpisah dari aset dan liabilitas lainnya dalam laporan posisi keuangan, namun apabila perusahaan mengukur kembali, penyajian direklasifikasi ke dalam aset dan liabilitas serupa.
26
METODOLOGI PENELITIAN
Kualitatif deskriptif yang menggunakan data sekunder, yaitu laporan keuangan tahunan 2016 yang telah diaudit. Ruang lingkup penilitian pada perusahaan yang melakukan pengampunan pajak pada 2016 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan content analysis terhadap laporan keuangan perusahaan publik tahun 2016 dengan keyword “pengampunan pajak” sehingga didapatkan 194 perusahaan publik tahun 2016 yang mengikuti pengampunan pajak dari seluruh perusahaan yang tercatat di BEI.
27
PEMBAHASAN Keikutsertaan Perusahaan dalam Pengampunan Pajak Berdasarkan Klasifikasi Industri Industri properti, real estat dan konstruksi bangunan paling banyak melakukan pengampunan pajak bila dibandingkan dengan total perusahaan yang ada dalam industri tersebut yaitu sebesar 54%.
28
PEMBAHASAN Daftar Kantor Akuntan Publik yang Mengaudit Perusahaan yang Mengikuti Pengampunan Pajak Perusahaan yang mengikuti pengampunan pajak lebih banyak diaudit oleh kategori KAP Non Big-4 dibandingkan dengan kategori KAP Big-4.
29
PEMBAHASAN Kapitalisasi Pasar Perusahaan yang Mengikuti Pengampunan Pajak Lebih cenderung dilakukan oleh perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang kecil, namun perusahaan dengan kapitalisasi besar juga cukup banyak mengikuti pengampunan pajak.
30
PEMBAHASAN Perbandingan Jumlah Penerapan Kebijakan Akuntansi pada Perusahaan yang Mengikuti Pengampunan Pajak Hanya 23 perusahaan yang menyebutkan secara eskplisit pilihan kebijakan akuntansinya, 69 perusahaan menyebutkan secara implisit, sisanya 102 perusahaan tidak menyebutkan secara eskplisit.
31
PEMBAHASAN Penerapan PSAK 25 terhadap Pengampunan Pajak Terdapat 2 perusahaan melakukan penyajian kembali yaitu CNKO dan ICON, informasi penyajian kembali tersebut diungkapkan di Laporan Auditor Independen pada bagian penekanan suatu hal.
32
PEMBAHASAN Penyajian Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak
Perusahaan yang menyajikan dalam aset dan liabilitas serupa lebih banyak dibandingkan yang disajikan terpisah yaitu 139 perusahaan.
33
PEMBAHASAN Penyajian Aset dan Liabilitas secara Terpisah pada Laporan Posisi Keuangan Perusahaan yang menyajikan dalam pos aset terkait aset pengampunan pajaknya yaitu PADI, PANS, dan TIFA, ketiganya berasal dari industri keuangan yang penyajian aset berdasarkan likuiditas sehingga tidak terdapat klasifikasi lancar atau tidak lancar pada laporan posisi keuangan nya, sesuai dengan Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek pada Bab 6 bagian 6.42 Perusahaan yang melakukan penyajian dalam liabilitas jangka panjang terkait dengan liabilitas pengampunan pajak nya adalah SDMU. Sedangkan, aset pengampunan pajak karena telah melakukan pengukuran kembali maka aset pengampunan pajak yang sebelumnya disajikan terpisah telah direklasifikasi dan dicatat dalam aset serupa lainnya. Dalam hal ini aset pengampunan pajak berupa aset tetap yang setelah diukur kembali mengalami penurunan nilai.
34
PEMBAHASAN Penyajian Dampak Pengampunan Pajak
Perusahaan telah menyajikan dampak pengampunan pajak ke dalam ekuitas pada pos tambahan modal disetor yaitu sebanyak 137 perusahaan.
35
PEMBAHASAN Pengungkapan Uang Tebusan Pengampunan Pajak
Terdapat 83 perusahaan yang mengungkapkan nilai uang tebusan yang dibayarkan dan 111 perusahaan yang tidak mengungkapkan nilai uang tebusan yang dibayarkan.
36
PEMBAHASAN Penyajian Uang Tebusan dalam Rincian Beban Perusahaan
50 perusahaan yang mengungkapkan dalam rincian beban perusahaan secara terpisah sebagai beban tebusan pajak dalam yaitu dalam pos beban umum dan administrasi, pendapatan (beban) lain-lain, beban usaha, dan laba rugi tahun berjalan.
37
KESIMPULAN Dari 194 perusahaan yang mengikuti pengampunan pajak, paling banyak berasal dari industri properti, real estat dan konstruksi bangunan sebesar 54 %, paling banyak diaudit oleh KAP Non Big-4 sebanyak 159 perusahaan, dan cenderung diikuti oleh perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang kecil. Perusahan yang menyebutkan pilihan kebijakan akuntansi pengampunan pajak nya secara eksplisit yaitu 26 perusahaan. Perusahaan yang menyajikan secara terpisah aset dan liabilitas pengampunan pajak ada 26 perusahaan, yang dalam aset dan liabilitas serupa ada 139 perusahaan, dan 29 perusahaan tidak dapat ditentukan penyajiannya. Perusahaan yang mengungkapkan nilai uang tebusan ada 83 perusahaan, dimana 50 perusahaan menyajikan secara terpisah sebagai beban tebusan pajak dalam rincian bebannya.
38
IMPLIKASI SARAN Pengampunan pajak memiliki risiko sehingga cenderung tidak diungkapkan karena alasan dampaknya tidak material, namun hal ini sesuai dengan pernyataan pengantar awal PSAK 70. DJP dapat mengeluarkan ketentuan tambahan apabila menginginkan informasi yang lebih transparan dan akuntabel mengenai penyajian dalam laporan keuangan tentang pengampunan pajak. Terdapat perbedaan ketentuan dalam penyajian dampak pengampunan pajak antara perpajakan dan akuntansi, yang pada prakteknya lebih banyak menyajikan sesuai dengan kebijakan akuntansi, yaitu PSAK 70. Dapat dilakukan penelitian lanjutan sampai tahun 2017 karena masih ada periode terakhir pengampunan pajak yang berlangsung mulai dari Januari – Maret sehingga penelitian ini belum mencakup semua periode pengampunan pajak.
39
Simposium Nasional Akuntansi XXI
Pengaruh Penghindaran Pajak dan Kualitas Audit terhadap Pengampunan Pajak Ni Kadek Rahayu Nadi Dwi Martani
40
Outline Pendahuluan Landasan Teori Metode Penelitian Pembahasan
Kesimpulan dan Saran Outline
41
Pendahuluan Latar Belakang . Rumusan Masalah . Tujuan . Manfaat
42
UU No 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak
Latar Belakang 2016 UU No 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak Fasilitas Pengampunan Pajak pajak yang seharusnya terutang sanksi administrasi & pidana di bidang perpajakan dengan mengungkapkan harta dan mebayar uang tebusan
43
Latar Belakang Kesempatan bagi
Perusahaan yang melakukan penghindaran pajak di masa lalu Kesempatan bagi Wajib Pajak Menimbang beban & manfaat Tidak Patuh Patuh
44
Latar Belakang Aset & Liabilitas yang belum dilaporkan
Risiko Keandalan Laporan Keuangan Tidak Lengkap Auditor Big Four memberikan keandalan LK yang lebih tinggi Eksternal Auditor
45
Latar Belakang Secara Internasional Di Indonesia
Penelitian terkait pengampunan pajak masih terbatas Secara Internasional Teori | Arah | Kepatuhan | Penegakan Pajak | Pengampunan Pajak di Amerika Di Indonesia Implementasi| Efektivitas | Sejarah Pengampunan pajak Studi Empiris pengaruh penghindaran pajak dan kualitas audit terhadap pengampunan pajak Studi Empiris Isu Terkini di Indonesia
46
? Rumusan Masalah Apakah perusahaan dengan penghindaran pajak tinggi memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengikuti pengampunan pajak? Apakah perusahaan dengan kualitas audit yang lebih tinggi memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk mengikuti pengampunan pajak?
47
+ Manfaat Penelitian Literatur Regulator Investor
48
Landasan Teori Teori Keagenan|Pengampunan Pajak|Penghindaran Pajak|Kualitas Audit|Penelitian Terdahulu & Pengembangan Hipotesis
49
Teori Keagenan dan Teori Cost & Benefit
Pemisahan Prinsipal (pemilik) Agen (manajemen) Peluang mengurangi kewajiban perpajakan selama manfaat lebih besar dari biaya (Hanlon dan Heitzman, 2010) Perusahaan terdorong mengikuti pengampunan pajak Menggunakan auditor eksternal sebagai alat pengawasan (Gray dan Manso, 2015) Semakin handal laporan keuangan, maka perusahaan tidak perlu mengikuti pengampunan pajak
50
Pengampunan Pajak Fasilitas Syarat Konsekuensi
Pengampunan pajak memberikan wajib pajak peluang untuk membayar pajak yang belum dibayar tanpa ada hukuman atau tuntutan, yang sebenarnya merupakan risiko dari para penghindar pajak (Bayer, Oberhofer dan Winner, 2015; Sawyer, 2005; Alm, McKee, dan Beck, 1990) UU No 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak Periode 1 Periode 2 Periode 3 Syarat Fasilitas Konsekuensi Mengungkapkan harta Membayar uang tebusan Melunasi tunggakan pajak Melunasi pajak yang tidak/kurang dibayar Menyampaikan SPT terakhir Mencabut permohonan Penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan SKP Penghapusan sanksi administrasi Tidak dilakukan pemerikssaan Penghentian pemeriksaan Tidak berhak: Mengompensasi rugi fiskal Mengompensasi kelebihan pembayaran pajak Mengajukan permohonan pengembalian pajak Pembetulan SPT PSAK 70: Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak
51
Penghindaran Pajak Effective Tax Rate (ETR) Book Tax Difference (BTD)
Menghindari Pajak Memaksimalkan laba Tindakan pengurangan pajak secara eksplisit (Hanlon dan Heitzman, 2010) Effective Tax Rate (ETR) GAAP ETR Current ETR Cash ETR Kemampuan untuk membayar hutang pajak secara rendah relatif terhadap laba sebelum pajak Dyreng, Hanlon, dan Maydew et al. (2010) Book Tax Difference (BTD) Abnormal Book Tax Difference (ABTD)
52
Kualitas Audit Kemampuan auditor dalam mendeksi kesalahan material pada laporan keuangan yang disebabkan oleh error atau fraud ((Elder, Beasley, dan Arens, 2011) Kantor akuntan public besar Kualitas audit lebih tinggi Auditor Big Four (Lawrence, Meza, Zhang , 2011) (DeAngelo, 1981) Aset & Liabilitas disajikan dengan lengkap Completeness (Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2014)
53
Penelitian Terdahulu & Pengembangan Hipotesis
Penelitian terdahulu terkait pengampunan pajak: Buckwalter, Sharp, Wilde, dan Wood (2014) Tofan (2017); Tilman (2006); Ross (1986) ; Leonard dan Zeckhauser (1987); Dubin, Graetz, dan Wilde (1992) Pengampunan pajak dan ketidakpatuhan laporan keuangan Pelaksanaan pengampunan pajak di negara tertentu Alm, McKee, dan Beck (1990) Bayer, Oberhofer dan Winner (2015) Bose dan Jetter (2012) Dampak jangka panjang dari pengampunan pajak Faktor yang menentukan diterapkannya pengampunan pajak Liberalisasi ekonomi dan pengampunan pajak Perusahaan dengan penghindaran pajak tinggi memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengikuti pengampunan pajak H1 H2 Perusahaan dengan kualitas audit yang lebih tinggi memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk mengikuti pengampunan pajak
54
Metode Penelitian Kerangka Penelitian|Kriteria Sampel|Model Penelitian
55
Kerangka Penelitian Variabel Independen Variabel Dependen
Penghindaran Pajak Pengampunan Pajak Kualitas Audit Variabel Control Profitabilitas Ukuran Perusahaan Leverage
56
TAi = α0 + β1TAVi + β2AUDi + β3ROAi + β4LEVi + β5SIZEi + εi
Model Penelitian TAi = α0 + β1TAVi + β2AUDi + β3ROAi + β4LEVi + β5SIZEi + εi Operasionalisasi variabel Variabel Pengukuran TA pengampunan pajak, variabel dummy, nilai 1 untuk perusahaan mengikuti pengampunan pajak dan 0 untuk sebaliknya; TAV penghindaran pajak, diukur dengan abnormal book tax difference, nilai residual regresi dari book tax difference (BTD); AUD kualitas audit, variabel dummy, nilai 1 untuk perusahaan yang diaudit Big Four, dan 0 untuk sebaliknya; ROA profitabilitas, laba sebelum pajak dibagi total aset; LEV leverage, total liabilitas dibagi total aset; SIZE ukuran perusahaan, log natural dari total aset.
57
BTDi = α0 + β1CapINTi + β2∆REV + β3LEVi + β4SIZEi + β5PrevBTDi + εi
Model Penelitian Model variabel independen penghindaran pajak, ABTD: BTDi = α0 + β1CapINTi + β2∆REV + β3LEVi + β4SIZEi + β5PrevBTDi + εi Operasionalisasi variabel Variabel Pengukuran BTD book tax difference, laba sebelum pajak dikurangi laba kena pajak dibagi total aset; CapInt capital intensive, total aset tetap dibagi total aset; ∆REV perubahan pendapatan dari tahun t-1 ke tahun t; LEV leverage, total liabilitas dibagi total aset SIZE ukuran perusahaan, log natural dari total aset PrevBTD book tax difference, laba sebelum pajak dikurangi laba kena pajak dibagi total aset di tahun t-1;
58
Kriteria Pemilihan Sampel
Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2017 Perusahaan yang tidak bergerak di sektor yang memiliki peraturan perpajakan khusus. Perusahaan dengan tahun fiskal yang berakhir pada 31 Desember. Perusahaan yang tidak memiliki saldo negatif untuk laba sebelum pajak, total beban pajak, jumlah pajak kini, & jumlah pajak yang dibayarkan. Perusahaan memiliki data lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu tersedia dalam laporan keuangan dari tahun 2015 hingga 2017.
59
Analisis Hasil Regresi
60
Hasil Pemilihan Sampel
Kriteria Jumlah Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2017 556 Dikurangi dengan: Perusahaan di sektor keuangan 98 Perusahaan di sektor pertambangan 42 Perusahaan di sektor properti, real estate, dan konstruksi 67 Perusahaan di sektor pelayaran 15 Perusahaan dengan laba sebelum pajak negatif 107 Perusahaan yang tidak menggunakan tahun fiskal 31 Desember 2 Perusahaan yang datanya tidak berhasil diperoleh 14 Perusahaan dengan ETR negatif, nol, lebih dari satu, atau tidak tersedia 47 Perusahaan dengan informasi untuk penghitungan ABTD yang tidak tersedia Jumlah sampel penghitungan 149
61
Statistik Deskriptif Variabel N Rata-Rata Min Max Standar Deviasi TAV
149 0,0187 0,000139 0,1386 0,0222 ROA 0,1025 0,000008 0,5779 0,0973 LEV 0,4668 0,070742 0,8912 0,1949 SIZE 28,5489 24,5877 33,1341 1,5949 Variabel dummy Nilai 1 (%) Nilai 0 (%) TA 65 (44%) 84 (56%) AUD 60 (40%) 89 (60%)
62
Hasil Uji Regresi Model Probability Percentage Signifikansi (P>|z|)
Variabel Prediksi Tanda Coef. Odds Ratio Probability Percentage Signifikansi (P>|z|) TAV + -11,16312 0, -99,99% 0,224 AUD - -1,083248 0, -66% 0,013** ROA -0, 0, -46% 0,779 LEV -0, 0, -11% 0,900 SIZE -0, 0, -23% 0,065* Prob > chi2 = 0,0004 Pseudo R2 = 0,1102 N = 149
63
Analisis Sensitivitas
Cash ETR (Effective Tax Rate ) Proksi Penghindaran Pajak Abnormal Book Tax Difference (ABTD) BTD (Book Tax Difference) SKP (Surat Ketetapan Pajak) Variabel Prediksi Tanda CashETR BTD SKP Odds Ratio P>|z| Prob (%) - 0,507 0,519 + 0,003 0,287 1,048 0,908 AUD 0,326 0,012** 0,334 0,343 0,014** ROA 0,422 0,700 0,607 0,276 0,553 LEV 0,787 0,806 0,777 0,795 0,849 0,867 SIZE 0,790 0,085* 0,067* 0,788 0,086*
64
Kesimpulan & Saran Kesimpulan|Implikasi|Keterbatasan dan Saran
65
Mengikuti pengampunan pajak
Kesimpulan H1 Perusahaan dengan penghindaran pajak tinggi tidak terbukti memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengikuti pengampunan pajak 55% Periode pertama 45% 28% Sektor industri perdagangan, jasa, dan investasi H2 Perusahaan dengan kualitas audit yang lebih tinggi memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk mengikuti pengampunan pajak 19% Mengikuti pengampunan pajak Auditor Big Four
66
Keterbatasan dan Saran
Implikasi Literatur Investor Keterbatasan dan Saran
67
Yolanda Saskia Bregina
Pengaruh Revisi PSAK 46 (2013) terhadap Penyajian Pajak Penghasilan Final pada Laporan Keuangan Emiten Konstruksi dan Properti Tahun Yolanda Saskia Bregina
68
About this template Latar Belakang
Indonesia mengadopsi IAS sebagai referensi penyusunan PSAK mulai tahun 1995 Proses konvergensi IFRS dilakukan dalam 3 tahap: Selama tahap implementasi PSAK direvisi beberapa kali, salah satunya PSAK 46 tentang Pajak Penghasilan PSAK 46 mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan; pajak kini dan pajak tangguhan
69
About this template Latar Belakang (Cont’d)
Perkembangan PSAK 46 sejak pertama kali diterbitkan serta proses adopsi IAS 12: Income Tax
70
Latar Belakang (Cont’d) About this template
71
Latar Belakang (Cont’d)
Penyajian pajak final dalam laporan keuangan menjadi beragam, which depends on management decision. The impact: financial statement becomes uncomparable akan diukur menggunakan 3 rasio keuangan yaitu; Effective Tax Rate Cash ETR Operating Profit Margin
72
Tujuan Penelitian
73
Ruang Lingkup Penelitian
Emiten konstruksi dan properti untuk tahun dan menggunakan tahun sebagai pembanding. Fokus untuk melihat bagaimana tingkat keberagaman penyajian pajak final dalam LK setelah revisi PSAK 46 (2013) dan identifikasi penyajian pajak final.
74
About this template Landasan Teori
Standar Akuntansi: tujuan dan manfaat, karakteristik kualitatif laporan keuangan (dapat dipahami, relevan, material, andal, lengkap dan dapat dibandingkan) serta proses konvergensi IFRS di Indonesia PSAK 46: Pajak Penghasilan proses adopsi di Indonesia, perbandingan revisi tahun 2010 dan 2013, pengaturan perlakuan akuntansi pajak kini dan tangguhan IAS 12: Income Tax basis for conclusion, definisi laba akuntansi, laba kena pajak, pajak penghasilan Konsep Pajak Penghasilan Final dan Tidak Final: pajak final tidak diperhitungkan dalam SPT badan dan tidak dapat dikreditkan, biaya yang muncul atas perolehan objek pajak final tidak dapat dikurangkan pada perhitungan PPh badan. Kewajiban Perpajakan Perusahaan Jasa Konstruksi: PP No. 40/2009 tarif berkisar 2-4% tergantung jenis jasa konstruksi yang diberikan (pelaksanaan, perencanaan dan pengawasan). Dasar pengenaan pajak adalah jumlah pembayaran (tidak termasuk PPN) dikali tarif pajak.
75
About this template Landasan Teori (Cont’d)
Kewajiban Perpajakan Perusahaan Properti: PP No. 71/2008, 5% dari jumlah bruto nilai hak atas tanah & bangunan, khusus rumah susun tarif 1%. Nilai yang tertinggi antara nilai pada Akta Pengalihan hak dengan NJOP Effective Tax Rate: perbandingan antara pajak riil yang dibayarkan perusahaan dengan laba komersial sebelum pajak, diperoleh dari beban pajak dibagi laba sebelum pajak. Menjadi salah satu komponen penilaian investor. Cash ETR: merefleksikan kemampuan perusahaan untuk membayar sejumlah nilai cash taxes per dollar dari pretax income, dihitung dari kas untuk membayar pajak penghasilan dibagi laba sebelum pajak. Semakin besar kas yang dikeluarkan, maka semakin besar nilai dari cash ETR. Operating Profit Margin: alat monitoring perusahaan untuk mengontrol laba dengan perbandingan antara laba usaha dan pendapatannya.
76
Metodologi Penelitian About this template
77
Pengumpulan Data Total 62 emiten konstruksi dan properti
52 yang masuk sampel: 10 perusahaan tereliminasi karena IPO setelah tahun 2014 Laporan keuangan tahun 2014 akan dijadikan sebagai pembanding Pengumpulan data dari LK: penyajian pajak final, pendapatan, laba usaha, laba sebelum pajak, beban pajak, beban pajak final Identifikasi letak penyajian pajak final dan KAP: big four dan non big four
78
Klasifikasi Penyajian Pajak Final About this template
79
Klasifikasi Penyajian Pajak Final (Cont’d) About this template
80
Klasifikasi Penyajian Pajak Final (Cont’d) About this template
81
Analisis Penyajian Pajak Final
One line in all expenses Operating expense Other expense Net-off revenue One line before EBT Current tax expense SESUAI PSAK 46 TIDAK SESUAI PSAK 46
82
Penyajian Pajak Final Berdasarkan KAP dan AP About this template
83
Hasil Wawancara Akuntan Publik, dalam penyajian LK selalu mengacu kepada PSAK. Sehingga sesuai dengan PSAK, pajak final bukan merupakan pajak penghasilan. Namun, ada juga yang beranggapan karena PSAK tidak mengatur secara spesifik letak pajak final, sehingga tetap menyajikan pajak final sebagai pajak penghasilan (bagian dari pajak kini). Penyajian tergantung pada kebutuhan perusahaan dan keputusan manajemen EBITDA (akusisi/merger); Laba Usaha (Kompensasi Direktur). “Manajemen biasanya akan menyetujui klasifikasi penyajian yang diusulkan oleh auditor selama tidak berdampak signifikan terhadap rasio profitabilitas perusahaan”. “Keandalan dan kualitas laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan selama ada pengungkapan yang dapat membantu pengguna laporan keuangan mengetahui bagaimana pajak penghasilan final disajikan”.
84
About this template Effective Tax Rate
Hasil uji beda rata-rata untuk ETR: Rata-rata ETR perusahaan tahun 2013 dan 2014 (26.08%) dan ETR tahun 2015 dan 2016 (9.3%). Berdasarkan hasil uji statistik perbedaan tersebut dengan Z = dan Prob > z = 0.000 Hasil uji beda ETR perusahaan yang menyajikan pajak final sebagai pajak kini (14.47%) dibandingkan dengan perusahaan yang menyajikan pajak final sebagai bukan komponen pajak kini (4.08%). Hasil uji signifikan dengan Z = dan Prob > z = 0.000
85
CASH ETR dan OPM Hasil uji beda rata-rata untuk Cash ETR:
Rata-rata cash ETR perusahaan yang menyajikan terpisah (3.39%), dengan perusahaan yang menyajikan digabung (29.73%). Berdasarkan hasil uji statistik perbedaan tersebut dengan Z = dan Prob > z = 0.000 Hasil uji beda rata-rata untuk OPM: Rata-rata cash OPM perusahaan yang menyajikan sebagai komponen beban usaha (32.57), dengan perusahaan yang menyajikan bukan sebagai komponen beban usaha (26.20%). Berdasarkan hasil uji statistik perbedaan tersebut dengan Z = dan Prob > z =
86
Kesimpulan PSAK 46 (2013) berdampak pada keberagaman penyajian pajak final perusahaan: 6 klasifikasi penyajian Penyajian paling banyak adalah one line in all expense (2016: 20 perusahaan, 2015: 18 perusahaan) dan operating expense ( : 13 perusahaan). Masih terdapat perusahaan yang menyajikan pajak final sebagai current tax (2016: 5 perusahaan, 2015: 9 perusahaan). Hasil wawancara: AP akan selalu mengacu pada PSAK 46 untuk penyajian pajak final, but based on management decision. Manajemen memilih penyajian yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tingkat comparability LK dapat dipertahankan keandalannya selama memiliki pengungkapan yang memadai. Tiga rasio keuangan yang dijadikan pengukuran dampak keterbandingan LK menunjukkan bahwa penyajian pajak final yang beragam berpengaruh signifikan terhadap 3 rasio tersebut.
87
Implikasi dan Keterbatasan
Keberagaman Penyajian Pajak Final dalam LK Rasio keuangan (ETR, Cash ETR, OPM) tidak dapat dibandingkan Pengguna LK harus hati-hati dan teliti dalam membaca LK Regulator perlu membuat pedoman spesifik untuk penyajian pajak final Keterbatasan: Penelitian hanya menggunakan sampel perusahaan konstruksi dan properti; size dan operasional berbeda-beda Perbedaan ini jika signifikan menyebabkan hasil pengujian timpang dan tidak konsisten Saran untuk penelitian selanjutnya menggunakan study case pada perusahaan yang setara sehingga dampak dari revisi PSAK 46 terhadap penyajian pajak final akan terlihat lebih rinci
88
Rina Indah Sari Ginting and Dwi Martani
Analysis of Tax Aggressiveness and Financial Reporting Aggressiveness on Public Companies in Indonesia Rina Indah Sari Ginting and Dwi Martani
89
Conclusion and Recommendation
Agenda Introduction Literature Review Research Method Result and Analysis Conclusion and Recommendation
90
Introduction The quality of financial statements is important to stakeholder in making decisions related to investment, credit and improves market efficiency. The intended use of the financial statements may create incentives for the management company to manipulate financial statements in order to report the company's best performance and meet the expectations of stakeholders. Companies are trying to manage their net income profit which is often called by financial reporting aggressiveness. Financial reporting aggressiveness actions can have negative impacts for the company through the payment of taxes. Frank et al (2009) states that the tax planning by lowering the value of the taxable income, either through tax evasion or not, is referred to tax aggressiveness. Tax aggressiveness can be done in various ways, including finding a gap (loopholes) contained in the tax laws so often referred to as tax avoidance, tax sheltering and tax management (Hanlon and Heitzman, 2010).
91
Introduction Frank et al (2009) conducted a research on the relationship of tax and financial reporting aggressiveness in America using residual permanent differences (DTAX) as the measurement. He found that there is a strong positive relation between these two constructs. It means that the company able to increase the level of corporate profits but reported a low tax payment. Tanya and Fifth (2012) developed another way to measures tax aggressiveness, that called abnormal book tax differences (ABTD). The purpose: Expand the Fank et al (2009) by using Indonesian capital market data Using the other proxy of tax aggressiveness that developed by Tanya and Fifth (2012)
92
Literature Review Quality of Financial Reporting
Financial statements contains a lot of information that can be used by stakeholders to assist the decision making process. High financial statements quality can be used to make the right decision. To meet stockholder expectation, management used to do the earning management to maximize profits and increase the value of the company's market value. This earnings management activities will impact the difference in taxable income and hide the actual condition of the company. At which time the company reported accounting profit is higher than the burden of the tax to be paid will be higher also. Such conditions indicate a tradeoff between earnings management activities and management of corporate taxes.
93
Literature Review Financial Reporting Aggressiveness
Frank et al (2009) states that the activities aimed at increasing the company's profit with earnings management, whether appropriate or not in accordance with generally accepted accounting principles known as the financial reporting aggressiveness. In this study, financial reporting aggressiveness have the same context with earnings management. Aggressive financial reporting can be measured by discretionary accruals. Several measure that usually used in detected aggressive financial are Model Jones (1991), Dechow et al (1995), Kasznik (1999) and Kothari (2005).
94
Literature Review Tax Aggressiveness
Tax avoidance is define as the reduction of explicit taxes ( Hanlon and Heitzman, 2010 ;Dyreng et al., 2008). The tax aggressiveness represents a continuum of tax planning strategies of the company. Different people will have different opinions about the degree of aggressiveness of a transaction. So those tax planning behavior of the company and can be discuss in various terms such as tax aggressiveness, tax sheltering, tax evasion or non- compliance. Hanlon and Heitzman (2010) emphasizes that the definition of tax aggressiveness are not limited to specific measurement methods. Tax avoidance measure by several methods such as effective tax rate, long run effective tax rate, book tax differences, discretionary or abnormal measure of tax avoidance, unrecognized tax benefits and tax shelter firms.
95
Literature Review Tax Aggressiveness Measurement
Frank et al (2009) is the first literature conducted research about the relationship of tax and financial reporting aggressiveness. Using their own of proxy of discretionary permanent differences (DTAX), Frank et al (2009) include that tax and financial reporting aggressiveness are significantly and positively related. It indicates that there is nonconformity between financial accounting standards and tax law allows firm to manage book income upward and taxable income downward. Similar studies have also been carried out in Indonesia by Kamila (2014) and Ridha (2014). The results show that there is no tradeoff between tax and financial reporting aggressiveness in Indonesia’s manufacturing company.
96
Literature Review Tax Aggressiveness Measurement
Frank et al (2009) is the first literature conducted research about the relationship of tax and financial reporting aggressiveness. Using their own of proxy of discretionary permanent differences (DTAX), Frank et al (2009) include that tax and financial reporting aggressiveness are significantly and positively related. It indicates that there is nonconformity between financial accounting standards and tax law allows firm to manage book income upward and taxable income downward. Similar studies have also been carried out in Indonesia by Kamila (2014) and Ridha (2014). The results show that there is no tradeoff between tax and financial reporting aggressiveness in Indonesia’s manufacturing company.
97
Literature Review Tax Aggressiveness Measurement
Tang and Fifth (2012) develop ABTD and NBTD measures that does not generate temporary differences into account the uniqueness of Chinese accounting and tax system. Tang and Firth (2012) using estimation models that can divide the book- tax differences into two sources, normal and abnormal book tax differences. Normal book-tax differences (NBTD) is estimated by regression of total BTDs on discretionary items and using the unexplained portion of BTDs as measure of ABTD. Tang and Firth (2012) proved that ABTD negative effect on earnings because it contains information of relevance earnings management and tax management.
98
Literature Review Hyphotesis
H1 Tax aggressiveness measured by discretionary permanent differences (DTAX) positively related to financial reporting aggressiveness. H2 Financial reporting aggressiveness positively related with tax aggressiveness measured by discretionary permanent differences (DTAX). H3. Tax aggressiveness measured by abnormal book tax differences (ABTD) positively related to financial reporting aggressiveness. H4. Financial reporting aggressiveness positively related with tax aggressiveness measured by abnormal book tax differences (ABTD).
99
Research Method Models
𝐷𝐴𝐶 𝐶 𝑖𝑡 = 𝛼 0 + 𝛼 1 𝐷𝑇𝐴 𝑋 𝑖𝑡 + 𝛼 2 𝑃𝑇𝑅𝑂 𝐴 𝑖𝑡 + 𝛼 3 𝐿𝐸 𝑉 𝑖𝑡 + 𝛼 4 𝐿𝐶 𝐹 𝐷 𝑖𝑡 + 𝛼 5 𝐹𝑂 𝑅 𝐷 𝑖𝑡 + 𝛼 6 𝑆𝐼𝑍 𝐸 𝑖𝑡 + 𝜀 𝑖𝑡 𝐷𝐴𝐶 𝐶 𝑖𝑡 = 𝛼 0 + 𝛼 1 𝐴𝐵𝑇 𝐷 𝑖𝑡 + 𝛼 2 𝑃𝑇𝑅𝑂 𝐴 𝑖𝑡 + 𝛼 3 𝐿𝐸 𝑉 𝑖𝑡 + 𝛼 4 𝐿𝐶 𝐹 𝐷 𝑖𝑡 + 𝛼 5 𝐹𝑂 𝑅 𝐷 𝑖𝑡 + 𝛼 6 𝑆𝐼𝑍 𝐸 𝑖𝑡 + 𝜀 𝑖𝑡 DACCit : dicretionary accrual DTAXit : dicretionary permanent differences ABTDit : abnormal book tax differences PTROAit : pretax income diveide by total asset at year t-1 LEVit : sum of long term debt divided by total asset LCF_Dit : dummy variable that equals 1 when an entity reported loss carryforwads FOR_Dit : dummy that equals 1 when the value of foreign income > 0 SIZEit : natural log of total assets
100
Research Method Models
𝐷𝑇𝐴 𝑋 𝑖𝑡 = 𝛼 0 + 𝛼 1 𝐷𝐴𝐶 𝐶 𝑖𝑡 + 𝛼 2 𝑃𝑇𝑅𝑂 𝐴 𝑖𝑡 + 𝛼 3 𝐿𝐸 𝑉 𝑖𝑡 + 𝛼 4 𝐿𝐶 𝐹 𝐷 𝑖𝑡 + 𝛼 5 𝐹𝑂 𝑅 𝐷 𝑖𝑡 + 𝛼 6 𝑆𝐼𝑍 𝐸 𝑖𝑡 + 𝜀 𝑖𝑡 𝐴𝐵𝑇 𝐷 𝑖𝑡 = 𝛼 0 + 𝛼 1 𝐷𝐴𝐶 𝐶 𝑖𝑡 + 𝛼 2 𝑃𝑇𝑅𝑂 𝐴 𝑖𝑡 + 𝛼 3 𝐿𝐸 𝑉 𝑖𝑡 + 𝛼 4 𝐿𝐶 𝐹 𝐷 𝑖𝑡 + 𝛼 5 𝐹𝑂 𝑅 𝐷 𝑖𝑡 + 𝛼 6 𝑆𝐼𝑍 𝐸 𝑖𝑡 + 𝜀 𝑖𝑡 DACCit : dicretionary accrual DTAXit : dicretionary permanent differences ABTDit : abnormal book tax differences PTROAit : pretax income diveide by total asset at year t-1 LEVit : sum of long term debt divided by total asset LCF_Dit : dummy variable that equals 1 when an entity reported loss carryforwads FOR_Dit : dummy that equals 1 when the value of foreign income > 0 SIZEit : natural log of total assets
101
Research Method Financial Reporting Aggressiveness Measurement
To measure financial reporting aggressiveness in this study, we use the Modified - Jones model ( Dechow et al ) as our proxy according to prior research of Frank et al (2009 ). T𝐴𝐶 𝐶 𝑖𝑡 = 𝛼 0 + 𝛼 1 ∆𝑅𝐸 𝑉 𝑖𝑡 − ∆𝐴 𝑅 𝑖𝑡 + 𝛼 2 𝑃𝑃 𝐸 𝑖𝑡 + 𝜀 𝑖𝑡 TACCit : total accruals = ((EBEIit +TTEit) – (CFOit+ITPit)) EBEIit : earning before extra orndinary item TTEit : total tax expense CFOit : cash flow from operating activities ITPit : income tax paid ∆REVit : change in sales from year t-1 to year t ∆ARit : change in account receivables from year t-1 to year t PPEit : gross property, plant and equipment ԑit discretionary accruals
102
Research Method Tax Aggressiveness Measurement
The proxy used in this study are ABTD adopted by ABTD developed by Tang and Fifth (2012). The abnormal tax differences is the residual value of BTD’s equation regression. BTD it = β0 + β1 ∆INVit + β2 ∆REV it + β3 NOL it + β4 TLU it + β5 BTD it-1 + ԑ it BTDit : book tax differences ∆INVit : changes in gross fixed asset from year t-1 to year t ∆REVitt : change in sales from year t-1 to year t TLUit : the value of tax losses utilized BTDit-1 : book tax differences from year t-1 Ԑit : error term
103
Research Method Tax Aggressiveness Measurement
The proxy used in this study are DTAX adopted by Frank et al (2009) and Kamila (2014). The discretionary permanent differences is the residual value of PERMDIFF’s equation regression. PERMDIFFit = α0 + α1INTANGit + α2UNCONit + α3MIit + α4CSTEit + α5∆NOLit + α6LAGPERMit + εit PERMDIFFit : permanent differences divided by total aset at t-1 INTANGit : goodwill and other intangibles divided by total aset at t-1 UNCONit : consolidated net income (loss) divided by total aset at t-1 MIit : Minority net income or loss divided by total aset at t-1 CSTEit : current state tax expense divided by total aset at t-1 ∆NOLit : changes in net operating loss carryforward divided by total aset at t-1 LAGPERMit : permanent differences in year t-1 divided by total aset at t-1 εit : discretionary permanent differences
104
Data and Analysis DACC it =α0 + α1DTAXit + α2PTROAit + α3LEVit + α4LCF_Dit + α5FOR_Dit + α6SIZEit + εit Hypothesis Coeff t-stat p-value DPERM + 6.50 0.000*** PTROA - 9.36 LEV -1.06 0.296 LCF-D -2.62 0.095* FOR-D 0.60 0.380 SIZE -2.90 0.074* CONS 2.16 0.139 N 785 R-square 0.1435 F-statistics 0.0000 *** significant at alpha 1%; **significant at alpha 5%; *significant at alpha 10%
105
Data and Analysis DACCit =α0 + α1ABTDit + α2PTROAit + α3LEVit + α4LCF_Dit + α5FOR_Dit + α6SIZEit + εit Hypothesis Coeff t-stat p-value ABTD + 6.78 0.000*** PTROA - 10.1 LEV -0.86 0.333 LCF-D -3.42 0.043** FOR-D 0.70 0.365 SIZE -3.26 0.050** CONS 2.90 0.074 N 785 R-square 0.1445 F-statistics 0.0000 *** significant at alpha 1%; **significant at alpha 5%; *significant at alpha 10%
106
Data and Analysis DTAX it = α0 + α1DACCit + α2PTROAit + α3LEVit + α4LCF_Dit + α5FOR_Dit + α6SIZEit + εit Hypothesis Coeff t-stat DACC + 6.50 PTROA - 23.44 LEV -3.76 LCF-D -5.86 FOR-D 5.44 SIZE -4.72 CONS 6.84 N 785 R-square 0.2150 F-statistics 0.0000 *** significant at alpha 1%; **significant at alpha 5%; *significant at alpha 10%
107
Data and Analysis ABTDit = α0 + α1DACCit + α2PTROAit + α3LEVit + α4LCF_Dit + α5FOR_Dit + α6SIZEit + εit Hypothesis Coeff t-stat p-value DACC + 6.78 0.000*** PTROA - 18.56 LEV -5.30 0.004*** LCF-D 0.94 0.320 FOR-D 4.54 0.011** SIZE -1.52 0.224 CONS 0.68 0.368 N 785 R-square 0.1450 F-statistik 0.0000 *** significant at alpha 1%; **significant at alpha 5%; *significant at alpha 10%
108
Comparison Result Hypothesis DPERM ABTD Coeff p-value DPERM/ABTD +
Hypothesis DPERM ABTD Coeff p-value DPERM/ABTD + 0.000*** PTROA - LEV 0.333 0.030** LCF-D 0.043** 0.001*** FOR-D 0.365 0.003*** SIZE 0.050** 0.009*** CONS 0.074 0.000 N 785 R-square 0.1435 0.1445 F-statistik 0.0000
109
Comparison Result Hypothesis DPERM ABTD Coeff p-value DACC + .0442028
Hypothesis DPERM ABTD Coeff p-value DACC + 0.000*** PTROA - LEV 0.030** LCF-D 0.001*** 0.004*** FOR-D 0.003*** 0.320 SIZE 0.009*** 0.011** CONS 0.000 0.224 N 785 R-square 0.2150 0.1450 F-statistik 0.0000
110
Data and Analysis Research results shows that both proxies have the same F stat value for all the equations. The positive coefficient and the same value of significancy (0,001) showed that consistently DPERM and ABTD show that tax aggressiveness influence the financial reporting aggressiveness and vice versa. Control variables effect on the research results also show a similar value between DPERM and ABTD proxy. ABTD as proxy to measuring tax aggressiveness show the consistent result with DPERM . The result refers to prior research by Hanlon and Heitzman (2010 ) which states that the various method of measurement of tax aggressiveness with permanent differences content show consistent results. But in this study ABTD can not be said to be better in measuring the tax aggressiveness compared with DPERM proxy because we need to do further research.
111
Conclusion Conclusion
The results show that there is a positive and significant relation between tax and financial reporting aggressiveness. This indicates that in accordance with the study of Frank et al (2009), a public company in Indonesia does not face the problem of trade-offs in decision making related to the value of net income and tax payment. This may be an indication that the accounting rules and taxation Indonesia has loopholes that can be exploited by companies to manage their book tax income. The results also showed that aggressiveness measurement using a permanent tax differences (DPERM) or abnormal book tax differences (ABTD) showed consistent results. This proves that the content of permanent differences in both proxies are able to be used as a method of measuring tax aggressiveness in accordance with the research done by Hanlon and Heitzman (2010).
112
Conclusion Implication
The implications of this research for the regulator is that the results show that in accordance with previous studies that companies in Indonesia does not have a tradoff in doing the tax and financial reporting aggressiveness. This indicates that the company can reduce taxable income without reducing net income for accounting purposes. So the regulator needed to increase awareness in examinations because of of tax and financial reporting aggressiveness increasingly difficult to detect. Furthermore, for academics , through the study found that ABTD measurement showed consistent results with DPERM . Thus, ABTD can be used as an alternative method of measuring the tax aggressiveness or tax avoidance .
113
Conclusion Limitation
Due to limited time , the study was conducted within only 5 years period. Further research is recommended to add the study period for the activities of tax and financial reporting aggressiveness can be seen more reliably. The model is limited research on the model of aggressiveness taxes by Frank et al (2009 ) and Tang and Fifth ( 2012) as well as a model of financial reporting aggressiness by modified Jones ( Dechow et al, 1995). Further research can be done using different measuring methods. This study also limited to controlling only five control variables, which are PTROA , LEV , LCF_D , FOR_D and SIZE. Further research can add the control variables such as family ownership structure , the effectiveness of corporate governance and changes in corporate tax rates .
114
FLORENCY MARBUN DAN DWI MARTANI
ANALISIS PENGARUH TARIF PAJAK DAN ADOPSI IFRS TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI) PADA NEGARA-NEGARA BERKEMBANG DI ASIA FLORENCY MARBUN DAN DWI MARTANI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA
115
Outline Presentasi Pendahuluan Teori dan Tinjauan Pustaka
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Penutup
116
Pendahuluan Latar Belakang Globalisasi pisah batas negara hilang
Perusahaan ekspansi ke luar negeri, salah satunya FDI FDI memberi manfaat bagi negara penerima pertumbuhan ekonomi (Hansen dan Rand, Johnson, 2006,) Untuk negara berkembang FDI sumber pembiayaan. Negara-negara berkembang Asia regional penerima FDI terbesar dan terus meningkat dari tahun (UNCTAD, 2015) Peran penting FDI membuat determinan FDI menjadi menarik untuk diteliti, diantaranya: tarif pajak dan kualitas laporan keuangan adopsi IFRS.
117
Pendahuluan Rumusan Masalah Tujuan Penelitian
Apakah tarif pajak berpengaruh terhadap arus masuk FDI pada negara-negara berkembang di Asia? Apakah adopsi IFRS yang dilakukan oleh negara-negara berkembang di Asia berpengaruh terhadap arus masuk FDI? Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh tarif pajak terhadap arus masuk FDI Mengetahui pengaruh adopsi IFRS terhadap arus masuk FDI
118
Pendahuluan Manfaat dan Kontribusi Penelitian
Melengkapi dan memperkaya penelitian terdahulu tentang pengaruh tarif pajak dan pengaruh adopsi IFRS terhadap FDI dengan berfokus pada negara berkembang di Asia. Modifikasi pengukuran adopsi IFRS Menambahkan faktor pajak dalam model Bahan pertimbangan bagi regulator terkait kebijakan untuk menarik investasi asing.
119
Teori dan Tinjauan Pustaka
FDI sebagai sebuah investasi jangka panjang yang menghasilkan lasting interest dan kontrol oleh suatu entitas ekonomi di suatu negara dalam entitas di negara lain (UNCTAD) Teori FDI Teori Fisher, Keynes, Hecksher-Ohlin, Hymer, Buckley-Casson, Dunning Dunning OLI (Ownerhip advantage – Location Advantage – Internalisation advantage). Motif FDI motif menguasai sumber daya (resource-seeking), motif mencari pasar yang luas (market-seeking), dan motif efisiensi (efficiency-seeking) (UNCTAD) Faktor yang mempengaruhi FDI : Tarif Pajak dan Adopsi IFRS
120
Teori dan Tinjauan Pustaka
Penelitian Terdahulu Peneliti Metode Objek Hasil Hunady dan Orviska (2014) OLS 26 negara Uni Eropa ,tahun 2004 s.d. 2011 Statutory tax rate dan tarif pajak efektif tidak berpengaruh signifikan terhadap FDI Marquez-Ramos (2011) Gravity Model 27 negara Uni Eropa, tahun 1999 s.d. 2007 Adopsi IFRS berpengaruh positif terhadap perdagangan dan FDI dkarenakan peningkatan informasi akuntansi, yang mendukung adanya transparansi dan komparabilitas, dan mengurangi asimetri informasi serta unfamiliarity antar negara. Nnadi (2015) PLS 34 negara Afrika, tahun 1999 s.d. 2014 Efek komparabilitas dari adopsi IFRS berpengaruh negatif dan signifikan terhadap FDI
121
Teori dan Tinjauan Pustaka
Hipotesis Penelitian Tarif pajak (-) Hal yang akan mempengaruhi keputusan perusahaan multinasional untuk terjun ke FDI adalah pertimbangan faktor perpajakan (Devereux dan Griffith, 2002). Talpos dan Vancu (2009) menemukan hubungan negatif antara jumlah beban pajak yang dibayarkan dengan keputusan investasi di suatu Negara. Tarif pajak berpengaruh negatif terhadap arus masuk FDI Adopsi IFRS (+) Dengan melakukan adopsi IFRS terdapat pengurangan biaya informasi antara negara-negara Eropa setelah mereka melakukan adopsi IFRS. Transparansi meningkatkan efek komparabilitas, mengurangi informasi yang asimetris, dan akhirnya mampu meningkatkan aliran investasi asing langsung yang masuk (Marquez-Ramos (2011). Gordon (2012) dampak adopsi IFRS terhadap arus modal FDI di negara maju: tidak signifikan dan negara berkembang : positif dan signifikan Adopsi IFRS berpengaruh positif terhadap arus masuk FDI
122
Variabel Kontrol Ukuran perusahaan (+)
Salah satu tujuan FDI adalah market-seeking (UNCTAD). Semakin besar ukuran pasar, mendorong semakin besar arus masuk FDI. Tingkat pembangunan ekonomi (+) Semakin tinggi tingkat pembangunan ekonomi -> semakin sejahtera masyarakat -> meningkatkan permintaan. Semakin tinggi daya beli masyarakat di suatu negara selanjutnya dapat menarik aliran FDI yang masuk (Zhu, Eden, Miller, Thomas & Fields, 2012) Keterbukaan Perekonomian (+) Keterbukaan perekonomian -> semakin sedikit hambatan untuk masuk ke pasar negara tersebut. Keterbukaan perekonomian merupakan salah satu faktor institusional yang mampu menarik arus masuk FDI (Buckley, Forsans, & Munjal, 2012) Infrastruktur (+) ICT merupakan salah satu determinan FDI di negara berkembang. ICT membantu perkembangan inovasi dan transparansi yang akhirnya dapat menambah volume investasi ( Addison & Heshmati, 2003) Level of Governance (+) Tata kelola suatu negara membantu kenyamanan investor dalam berinvestasi. Salah satu proksi yang digunakan adalah tingkat korupsi. Tingkat korupsi yang tinggi mengarah pada penurunan arus masuk FDI (Wei, 2000)
123
Metodologi Penelitian
Objek penelitian: FDI pada negara berkembang di Asia selama 9 tahun (2005 s.d. 2013) Populasi Penelitian: 32 negara berkembang di Asia (berdasarkan klasifikasi UNDP, 2014) Sampel: 22 negara Bentuk Data: Data Panel Model Penelitian
124
Operasionalisasi Variabel
125
Hasil Penelitian Statistik Deskriptif Variable N Mean Median Maximum
Minimum Std. Dev. FDI_GDP 198 0.044 0.031 0.209 -0.004 0.045 TAX 31.457 32.400 49.302 11.300 11.842 ADOPT 1.333 1.000 2.000 0.000 0.683 LN_SIZE 25.782 25.863 29.881 22.978 1.425 GDP_PC OPENNESS 89.735 32.072 57.889 ICT 31.836 27.541 74.429 0.242 23.438 CPI 40.340 37.000 69.000 13.000 13.768
126
Hasil Penelitian Uji Outlier Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas uji korelasi Pearson tidak terdapat multikolinearitas Uji Heterokedastisitas uji Breusch-Pagan terdapat heterokedastisitas Uji autokorelasi uji Durbin-Watson terdapat autokorelasi Karena terdapat masalah heterokedastisitas dan autokorelasi pada data, sehingga OLS tidak dapat digunakan menggunakan GLS.
127
Hasil Penelitian Hasil Regresi Random Effect GLS Variabel Hipotesis
Koefisien Std. Error t-Statistic Prob C TAX - ** ADOPT + * LN_SIZE GDP_PC ** OPENNESS *** ICT *** CPI R-squared Prob (F) Adjusted R Observations 198 S.E.Regression
128
Penutup Kesimpulan Tarif pajak berpengaruh negatif secara signifikan (level 1%) terhadap arus masuk FDI Tingkat adopsi IFRS berpengaruh secara positif dan signifikan (level 10%) terhadap arus masuk FDI Implikasi Hasil Penelitian Menjadi pertimbangan bagi regulator untuk melakukan trade off penerimaan atau penurunan tarif pajak untuk memancing investasi asing yang masuk Bagi badan penyusun standar dalam kebijakan penerapan adopsi IFRS
129
Penutup Keterbatasan Penelitian Saran
penggunaan skor yang sederhana dalam pengukuran tingkat adopsi IFRS. ketersediaan data Saran Memperluas ruang lingkup penelitian Menggunakan pengukuran yang lebih rinci mengenai tingkat adopsi IFRS -> cek list penerapan standar akuntansi di tiap negara
130
ANALISIS PENGARUH PENGHINDARAN PAJAK DAN KEPEMILIKAN KELUARGA TERHADAP WAKTU PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN Ivan Brian Dwi Martani
131
Latar Belakang Relevansi dan reliabilitas adalah dua hal utama agar informasi akuntansi berguna (FASB, 1980) Keputusan Ketua Bapepam LK No: KEP-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik Waktu pengumuman laporan keuangan tahunan dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor internal (contoh: penghindaran pajak, manajemen laba) dan faktor eksternal (contoh: kualitas auditor) Mayoritas perusahaan Indonesia memiliki struktur kepemilikan keluarga (Arifin, 2003)
132
Tujuan Penelitian Memperoleh bukti empiris atas:
Pengaruh penghindaran pajak terhadap waktu pengumuman laporan keuangan tahunan Pengaruh kepemilikan keluarga terhadap waktu pengumuman laporan keuangan tahunan 1. 2.
133
Pengembangan Hipotesis 1
Penghindaran pajak cenderung dipandang negatif oleh pemegang saham (Cloyd et al., 2003) Penghindaran pajak biasanya ditutupi dengan struktur pajak yang kompleks, sehingga proses audit memakan waktu lebih lama (Crabtree dan Kubick, 2014) Penghindaran pajak membutuhkan perumusan strategi teknis yang memakan waktu Hipotesis 1: Tingkat penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap lama waktu pengumuman laporan keuangan tahunan
134
Pengembangan Hipotesis 2
Pada perusahaan dengan struktur kepemilikan terpusat, agency problem antara pemegang saham dan manajemen dapat diminimalkan Perusahaan dengan kepemilikan keluarga diasosiasikan dengan tingkat profitabilitas yang lebih tinggi (Maury, 2006) Family-owned firms are not less timely in their financial reporting (Lim, 2012) Hipotesis 2: Perusahaan dengan persentase kepemilikan keluarga di atas 50% lebih cepat melakukan pengumuman laporan keuangan tahunan dibandingkan perusahaan dengan persentase kepemilikan keluarga di bawah 50%
135
UE, LOSS, OPIN, BIG4, SIZE, MTB, LEV, DISTR, VOL, PPE, ACC
Kerangka Penelitian Variabel Independen DTAX FAM Variabel Dependen DELAY Variabel Kontrol UE, LOSS, OPIN, BIG4, SIZE, MTB, LEV, DISTR, VOL, PPE, ACC
136
Model Penelitian Model Utama : Model Estimasi 1 : Model Estimasi 2 :
DELAYi,t = β0+ β1DTAXi,t + β2FAMi,t + β3UEi,t + β4LOSSi,t + β5OPINi,t + β6BIG4i,t + β7SIZEi,t + β8MTBi,t + β9LEVi,t + β10DISTRi,t + β11VOLi,t + β12PPEi,t + β13ACCi,t + εi,t Model Estimasi 1 : PERMDIFFi,t = α0 + α1INTANGi,t + α2UNCONi,t + α3MIi,t + α4CSTEi,t + α5ΔNOLi,t + α6LAGPERMi,t + εi,t Model Estimasi 2 : TACCi,t = α0 + α1(ΔREVi,t - ΔARi,t) + α2PPEi,t + εi,t
137
Statistik Deskriptif Variabel Mean Maksimum Minimum Standar Deviasi
DELAY 179 49 16,4279 DTAX 0,0023 0,1902 -0,2076 0,0413 FAM 0,6883 1 0,4636 UE 0,0228 3,75 -2,2592 0,3161 LOSS 0,1744 0,3799 OPIN 0,0860 0,2807 BIG4 0,4209 0,4942 SIZE 20,9487 25,8034 17,7767 1,5867 MTB 1,6335 38,74 -6,44 3,4144 LEV 0,1587 2,8673 -2,4257 0,4010 DISTR 1,5321 16,5966 -2,0109 2,7121 VOL 0,1116 0,3152 PPE 0,4071 0,7885 0,0052 0,1957 ACC -0,0149 3,4474 -2,0088 0,2891
138
Hasil Regresi dan Uji Robustness
DTAX BTD ETR Koefisien P > |z| 56,3665 0,006*** - 55,9894 0,002*** 7,4443 0,041** FAM -3,8357 0,047** -3,6157 0,058* -4,0763 0,038** UE -7,7508 0,152 -8,0339 0,142 -3,5679 0,316 LOSS -0,8269 0,342 -0,7540 0,355 -0,9365 0,323 OPIN -4,8103 0,063* -5,4387 -5,3573 0,044** BIG4 -3,8410 0,073* -3,7149 0,081* -4,4204 SIZE -0,5608 0,277 -0,6330 0,253 -0,3780 0,345 MTB -1,7018 0,017** -1,7680 0,014** -1,7461 0,015** LEV 6,5244 0,021** 6,1862 0,027** 7,2204 0,012** DISTR 0,0382 0,000*** 0,0394 0,0345 VOL 4,5642 0,010** 4,3438 0,013** 4,6790 0,009*** PPE 1,0313 0,411 1,2365 0,393 0,5081 0,456 ACC -8,3026 -8,0663 0,042** -6,5793 0,080 N 430 Adj R-square 0,1823 0,1864 0,1805 Prob > chi2 0,0000
139
Kesimpulan Penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap lama waktu pengumuman laporan keuangan tahunan Perusahaan dengan persentase kepemilikan keluarga di atas 50% lebih cepat melakukan pengumuman laporan keuangan tahunan dibandingkan perusahaan dengan persentase kepemilikan keluarga di bawah 50%
140
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
TERIMA KASIH Dwi Martani atau
Presentasi serupa
© 2025 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.