Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehGlenna Hermanto Telah diubah "4 tahun yang lalu
1
PENGETAHUAN DASAR AKNOP IRIGASI IR.FERDINAND PAKPAHAN,ME
2
Legal Aspek Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Permen PUPR nomor 17 tahun 2015 tentang KOMIR. Permen PUPR nomor 30 tahun 2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan sistem irigasi. Kriteria perencanaan Irigasi KP-01 s/d KP-09 tahun 2013. Pengukuran Topografi PT Dan lain-lain Permen PUPR NOMOR 12 Tahun 2015
3
DEFINISI Sebagian besar studi berkesimpulan bahwa penyebab utama adalah lemahnya kegiatan operasi dan pemeliharaan (OP) yang dilakukan oleh pengelola irigasi. Kerusakan daerah irigasi diakibatkan oleh karena gangguan alam dan kurang optimalnya pengelolaan irigasi terhadap infrastruktur irigasi.
4
Kelemahan OP irigasi ditandai dengan rendahnya prioritas kegiatan OP, kurang konsistennya komitmen pemerintah dalam menangani OP. Pembiayaan yang tidak memadai, tidak sesuai dengan Angka Kebutuhan Nyata akan Operasi dan Pemeliharaan ( AKNOP ) dan rendahnya tenaga pelaksana OP baik dari segi kualitas maupun kuantitas Perhitungan biaya OP umumnya di hitung berdasarkan luas areal bukan berdasar angka kebutuhan Nyata lapangan sesuai kondisi jaringan yang ada
6
Perhitungan AKNOP Perhitungan AKNOP Bendung
a) Tubuh Bendung Hasil inventori sekitar Bendung, yang telah ditetapkan berdasar skala prioritas, estimate besar volume dan biaya nya. b) Tembok Sayap Depan (Kiri Dan Kanan) bagian upstream, dicermati volume dan besar biayanya. c) Tembok Sayap Belakang (Kiri Dan Kanan) bagian hilir tembok bendung juga harus di hitung sesuai hasil inventori.
7
d) Pilar Bendung Pilar pada Bendung , dihitung volume dan biaya berdasar hasil inventori.
Pintu intake agar tetap berfungsi maka setidaknya di lihat apakah ada hal yang menganggu dalam operasinya, dalam kurun waktu setidak nya satu tahun, kalo ada maka harus dimasukan dal perhitung volume dan biaya. Pintu penguras cukup sering digerakkan perlu perhatian kita agar biaya rutin tidak mengalami hambatan, volume dan biaya perlu di perhatikan.
8
g) Khusus kantong lumpur disarankan termasuk bagian kegiatan sekitar Bendung, kegiatan disini adalah galian dan perbaikan saluran serta pintu. h) Bangunan bagi pertama adalah batas dari kegiatan POB, volume dan biaya harus di hitung untuk pintu dan beton atau pasangan batu.
10
2). Perhitungan AKNOP Saluran dan Bangunan
Saluran Sekunder ( ruas 1 ) Besar volume dan biaya harus di hitung berdasar hasil inventor, Hm sepanjang saluran harus jelas serta bangunan pelengkap yang ada. Bangunan sadap 1 Bangunan sadap pertama, di hitung berdasar prioritas kegiatan pada inventori, domain kegiatan adalah pasangan batu, beton, pintu dan sedikit galian. Saluran sekunder ruas 2 Perhitungan aknop sama dengan butir butir diatas, batas disesuaikan pada batas wilayah juru.
12
3). Perhitungan AKNOP Bendung Gerak
Bendung gerak dibagi dalam beberapa bagian, dibatasi oleh pilar-pilar dan tembok tepi satu ke tepi lainnya. Pintu Gerak Bendung Bendung gerak dengan pembilas sungai Vs/Vp ˃ 1 Bendung gerak tanpa pembilas sungai
13
Contoh Perhitungan Biaya Operasi Sub Total 1 = Rp 850.200.000,-
Data Existing/D.I , ini diambil dari data skema DI dan skema Bangunan sbb: D.I Barang A = Ha Biaya Operasi 1) Gaji/Upah/Honor -Pengamat *) (1) x Rp x 12 = Rp , -Juru *) (6) x Rp x 12 = Rp , -Penjaga Bendung *) (1) x Rp. 1, x 12 = Rp ,- -Penjaga Pintu Air (7) x Rp x 12 = Rp ,- *) (7) x Rp x 12 = Rp , -Pekerja Saluran (28) x Rp. 1, x 12 = Rp , -Staf administrasi *) (3) x Rp ,000 x 12 = Rp , Sub Total 1 = Rp ,-
14
c) Biaya Pemeliharaan (Asumsi)
2) Biaya Administrasi -Rapat dan Adm 12 x Rp = Rp ,- -Bahan Habis Pakai 12 x Rp = Rp ,- Sub Total 2 = Rp , c) Biaya Pemeliharaan (Asumsi) -Bendung (1) x Rp x 12 = Rp , -Bangunan bagi/sadap (26) x Rp x 12 = Rp ,- -Bangunan Pelengkap (31) x Rp x 12 = Rp ,- -Saluran (27.000) x Rp = Rp ,- Sub Total 3 = Rp ,-
15
Total biaya OP pertahun b+c
= Rp ,- atau ± Rp ,. dibulatkan Rp 459,000/ha. Catatan: perkiraan kerusakan/ perbaikan agar air tetap mengalir, seharusnya di lakukan dengan detail pada masing masing ruas dicatat masalahnya, lalu dihitung besarnya volume, sesuai gambar yang ada.
16
Untuk kegiatan Administrasi Operasional kegiatan OP yaitu sebesar Rp
Untuk kegiatan Administrasi Operasional kegiatan OP yaitu sebesar Rp atau sekitar 45,59 % , kebutuhan biaya ini harus dipenuhi yang tidak bisa dikurangi ini merupakan kebutuhan dana minimal untuk kegiatan Operasional administrasi OP sedang sisanya yaitu sebesar Rp. 1, , atau sekitar 54,41 % harus digunakan untuk kegiatan fisik Pemeliharaan.
17
Besarnya biaya OP, sangat tergantung pada topografi dan posisi D
Besarnya biaya OP, sangat tergantung pada topografi dan posisi D.I, apakah di daerah hulu atau hilir. Untuk perkiraan besarnya dana OP kedepan bisa dilakukan pada 3 type, yaitu hulu,tipe 1, tengah tipe 2,dan hilir.tipe 3
19
TERIMAKASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.