Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SARAF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SARAF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA"— Transcript presentasi:

1 KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SARAF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA
LAPORAN KASUS Disusun Oleh: Rizky Ramadhan Pembimbing: dr. Nurtakdir Setiawan, Sp.S KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SARAF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA SEPTEMBER – OKTOBER 2019

2 ANAMNESIS Diperoleh dari autoanamnesis yang dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2019, pukul di bangsal Dahlia. KELUHAN UTAMA Nyeri kepala bagian belakang

3 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Mengeluh nyeri kepala bagian belakang 5 tahun yang lalu SMRS VAS sekitar 6 hingga 7 Nyeri bisa bertahan bisa 2 hari Keluhan di rasakan terutama di daerah belakang selanjutnya menyebar ke seluruh kepala

4 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Mengeluh nyeri kepala bagian belakang Awal tidak mengganggu Hilang timbul Memberat ketika berdiri dan duduk berkurang saat beristirahat (tiduran telentang). Hilang di beri obat warung

5 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Mengeluh nyeri kepala bagian belakang Keluhan didahului oleh lidahnya pahit, matanya berkunang kunang mual dan terdengar suara “ser-ser” di kepala bagian belakangnya. Hal tersebut di rasakan lebih dari 1 jam.

6 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Mengeluh nyeri kepala bagian belakang 1,5 tahun yang lalu SMRS Keluhan semakin memberat Lemas pada anggota gerak kanan Keluhan di rasakan terutama di daerah belakang selanjutnya menyebar ke seluruh kepala

7 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Mengeluh nyeri kepala bagian belakang 1,4 tahun yang lalu SMRS Keluhan nyeri abdomen dan di diagnosa batu empedu Rujuk RS Kar untuk Pembedahan Keluhan nyeri pada kepala bertambah berat sampai dia tidak bisa bergerak dan tidak bisa berbicara

8 Riwayat Penyakit Sekarang
Pada 8 bulan SMRS dia di opname di RS Ambarawa Nyeri Kepala, lemah anggota gerak sebelah kanan dan tidak bisa berbicara Di diagnosa dengan asthenia post stroke dd migrain komplikata Skor shiriraj -2,7 Pasien di rujuk ke RS Kar untuk melakukan pemeriksaan penunjang yaitu USG , MSCT, MRI, dan DSA

9 Riwayat Penyakit Sekarang
Pada 4 bulan SMRS dia di opname di RS Ambarawa Nyeri Kepala, lemah anggota gerak sebelah kanan dan tidak bisa berbicara Keluhan membaik dan menghilang Pada 2 hari sebelum SMRS Nyeri kepala tiba tiba pada saat bangun tidur sehingga meminum obat dari RS kar mengurangi rasa nyerinya namun keluhan tidak berkurang

10 Riwayat Penyakit Sekarang
1hari sebelum SMRS Keluhan semakin memberat Dengan keluhan sebelum nyeri yang sama dan keluhan yang memberat yang sama di tambah mual muntah 3 jam sebelum SMRS dan pasien pingsan

11 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa sebelumnya : diakui Riwayat trauma pada leher : disangkal Riwayat stroke : diakui Riwayat penyakit jantung : disangkal Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal Riwayat penyakit gula : disangkal Riwayat penyakit maag : diakui Riwayat kolesterol tinggi : diakui Riwayat alergi : diakui(udang) Riwayat pembedahan batu empedu : diakui

12 Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa : disangkal Riwayat penyakit jantung : disangkal Riwayat tekanan darah tinggi : diakui (ibunya) Riwayat penyakit gula : disangkal

13 Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan ibu rumah tangga Sehari-hari pasien hanya melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci dan menyapu rumah. Pasien tinggal dengan suami, orang tuanya, dan 2 orang anak. Kedua anaknya berusia 21 dan 6 tahun. Suami pasien adalah kepala dusun. Pasien tinggal di lingkungan perkampungan yang padat penduduk. Pasien menyangkal pernah minum minuman keras atau merokok. Pasien juga mengaku jarang olahraga. Pasien sedang mengonsumsi obat-obatan rutin dari RS Kariadi

14 ANAMNESIS SISTEM Sistem cerebrospinal : nyeri kepala(+) Sistem kardiovaskular : tidak ada keluhan Sistem respiratorius : Sesak (+) Sistem gastrointestinal : mual (+) dan konstipasi(+)(1 minggu belum BAB Sistem odontologi : Karies gigi (+) Sistem neuromuskular : tidak ada keluhan Sistem urogenital : tidak ada keluhan Sistem integumen : tetraparese (+) (lemas pada seluruh anggota gerak)

15 RESUME Pasien berusia 41 tahun 2 hari SMRS
Dengan keluhan nyeri kepala bagian belakang Nyeri lebih dari 1jam Keluhan sejak 3 hari SMRS Nyeri terasa berdenyut skala VAS 6-7 Keluhan memberat pada saat berdiri dan aktivitas Keluhan memperingan saat istirahan tiduran Pasien mengeluh dia tidak bisa berbicara dan anggota gerak lemas pada keluhan timbul 2 hari SMRS Keluhan timbul pada saat pagi hari Sebelum timbul bagian kepala belakang terdengar suara “Ser-ser” Mulut terasa pahit dan mencium bau busuk Pada saat

16 DISKUSI Wanita 41 tahun keluhkan nyeri kepala berdenyut sakit dominan pada belakang. Nyeri kepala timbul karena perangsangan terhadap struktur yang peka didaerah kepala dan leher yang peka terhadap rasa nyeri. Bangunan-bangunan peka nyeri pada kepala dibedakan menjadi dua bagian, yaitu bangunan intrakranial meliputi sinus venosus, arteri-arteri basalis, durameter, nervus V, IX, X, dan bangunan ekstrakranial meliputi pembuluh darah dan otot kulit kepala, orbita, membrane mukosa sinus nasalis dan paranasalis, telinga luar dan tengah, gigi dan gusi, nervus cervical II dan III (Lindsay, 2002). Perangsangan bangunan-bangunan ekstrakranial akan dirasakan pada umumnya sebagai nyeri pada daerah terangsang. Sedangkan nyeri kepala sebagai akibat perangsangan bangunan intracranial akan diproyeksikan ke permukaan dan dirasakan di daerah distribusi saraf yang bersangkutan. Nyeri kepala pada pasien kemungkinan disebabkan oleh penyebab primer berupa migren, nyeri kepala klaster, nyeri kepala tegang otot, ataupun bisa disebabkan oleh penyebab sekunder, seperti neoplasma (primer/ sekunder), infeksi (akut/ kronis) virus, bakteri, jamur, vaskuler.

17 DISKUSI Nyeri yang dirasakan pasien, diduga merupakan nyeri yang terbagi atas dua bagian nyeri non neurogenik dan neurogenik. Pada yang non neurogenik merupakan nyeri yang terjadi pada anggota gerak diantaranya, artalgia (patologis pada persendian), myalgia (otot), entesialgia (pr oses patologis pada tendon, fasia jaringan miofasial dan periosteum). Umumnya, hal teresebut disebabkan karena proses patologik setempat berupa peradangan bakterial, imonologik, non in feksi atau perdarahan serta keganasan. Pada nyeri neurogenik, jenis nyeri ini terjadi akibat irita si langsung terhadap serabut sensoris perifer. Ciri khasnya adalah nyeri menjalar sepanjang da erah distal saraf dan perjalanan nyeri tersebut berpangkal pada bagian saraf yang mengalami ir itasi.  Nyeri neurogenik ini juga dapat menyebabkan penurunan kesadaran apabila terjadi sensi tisasi sangat hebat dan tak tertahankan. Hal inilah yang diduga sebagai penyebab pasien pings an saat mengalami nyeri kepala.

18 Nyeri DEFINISI Nyeri merupakan sebuah pengalaman sensorik dan emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan secara nyata atau potensial. Klasifikasi Berdasarkan durasi Nyeri akut Nyeri somatik luar Nyeri somatik dalam Nyeri visceral Nyeri kronis Berdasarkan derajat Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Berdasarkan Tipe Nyeri Nyeri Setempat Nyeri Referred Pain Nyeri Radikular Nyeri Spasme otot (pegal)

19 Nyeri Kepala (Headache/Cephalgia) Struktur Sensitif nyeri
Definisi Nyeri kepala  adalah  suatu  rasa nyeri  atau  rasa  tidak  enak  pada daerah kepala termasuk meliputi daerah wajah dan tengkuk leher. (Sjahrir dkk, 2013). Struktur Sensitif nyeri Struktur yang sensitif nyeri, yaitu kulit kepala, otot, jaringan subkutan, arteria ekstrakranial periosteum tulang tengkorak, mata, telinga, cavum nasal, gigi, oropharynx, sinus kranial, sinus vena intrakranial, dan cabang-cabang vena, bagian dura yang terdapat pada dasar otak dan arteria dalam dura, saraf kranial trigeminus, fasialis, vagus, dan glossofaringeus, serta saraf saraf servikal (C1, C2, dan C3). Struktur-struktur yang tidak sensitif terhadap nyeri, yaitu parenkim otak, sebagian besar jarin gan meningeal tengkorak (kecuali periosteum), ependim, pleksus khoroid (Neil H. Raskin, Ha rrison’s, Principles of Internal Medicine, 16 th edition).

20 Nyeri Kepala (Headache/Cephalgia)
Epidemiologi Tiga penyebab konsultasi untuk nyeri kepala, baik perawatan primer dan spesialis yaitu migrain, nyeri kepala tipe tegang dan kombinasi keduanya. Menurut IHS, migren sering ter jadi pada pria dengan usia 12 tahun sedangkan pada wanita, migren sering terjadi pada usia diatas 12 tahun. HIS juga mengemukakan cluster headache % terjadi pada pria dan p revalensi sakit kepala akan meningkat setelah umur 15 tahun.

21 Nyeri Kepala Penggunaan obat yang berlebihan Stress Masalah Tidur
Etiologi Penggunaan obat yang berlebihan Stress Masalah Tidur Penyakit atau infeksi

22 Sumber dari Nyeri Kepala
Intra Kranial Arteri cerebri dan dura Durameter di dasar otak Pembuluh darah besar dan sinus venosus Saraf kraniales V, IX, X Saraf spinal servikal atas Ekstra Kranial Mata dan orbita, telinga, sinus paranasales, Hidung, mastoid, orofaring, gigi, kulit kepala, Kuduk dan vertebra servikal (Harsono, 2005)

23 KLASIFIKASI Nyeri kepala sekunder Nyeri kepala karena trauma kepala
Nyeri kepala karena kelainan vaskular Nyeri kepala karena kelainan intrakranial non vaskular Nyeri kepala karena penggunaan suatu zat Nyeri kepala karena infeksi Nyeri kepala karena kelainan metabolik Nyeri kepala atau nyeri wajah karena kelainan wajah atau struktur kranial Nyeri kepala atau wajah karena kelainan saraf (Neil H. Raskin, Harrison’s, Principles of Internal Medicine, 16 th edition) KLASIFIKASI Nyeri kepala primer Migraine Tension Type Headache Nyeri kepala kluster dan hemicrania paroksismal kronik Nyeri kepala lain yang tidak berhubungan dengan lesi struktural

24 Headache Assessment Primary Secondary History PE Migraine Tension
MRI or CT Primary Secondary Migraine Tension Chronic Daily

25 Nyeri Kepala Sifat Nyeri Lokasi Lama Nyeri Frekuensi Gejala Migren umum Berdenyut Unilateral atau Bila teral 6-48 jam Sporadik Mual, munt ah, malaise, fotobia Beberapa kali s ebulan Migren klasik Unilateral 3-12 jam Prodromal v isual, mual, muntah, ma laise, fotobi a Klaster Menjemu-kan , tajam Unilateral, orbita 15-20 menit Serangan berke lompok dengan remisi lama Lakrimasi ip silateral, wa jah merah, hidung ters umbat, horn er

26 Nyeri Kepala Sifat Nyeri Lokasi Lama Nyeri Frekuensi Gejala Tipe tegang Tumpul, diteka n Difus,  Bilateral Terus menerus Konstan Depresi, ansietas Neuralgia tri geminus Ditusuk-tusuk Dermaton saraf V Singkat, detik Beberapa kali seh ari Zona pemicu ny eri Atipikal Tumpul Unilateral atau Bilate ral Depresi, kadang -kadang psikosis

27 Nyeri Kepala Sifat Nyeri Lokasi Lama Nyeri Frekuensi Gejala Sinus Tumpul/ tajam Di atas sinus Bervariasi Sporadik atau ko nstan Rinore Lesi desak ru ang Bervariasi` Unilateral (awal), Bil ateral (lanjut) Bervariasi, pro gresif Bervariasi, semak in sering Papiledema, defi sit neurologik fo kal, gangguan m ental atau perila ku, kejang

28 Arif Mansjoer (2000) Basuki Pramana (2007)
Pemeriksaan Fisik Palpasi tengkorak Palpasi pada otot Perabaan arteri temporalis superfisalis dan Perabaan arteri karotis komunis Pemeriksaan leher, mata, tenggorokan, telinga, mulut, dan gigi geligi Pemeriksaan neurologis lengkap Funduskopi, fungsi motorik, sensorik serta koordinasi Foto Rontgen terhadap tengkorak Pemeriksaan kadar Lemak darah ( kolesterol, Trigliuseride HDL dan LDL) Kadar Hemoglobin darah ( Hb ) dll pemeriksaan

29 Pemeriksaan Penunjang
CT-Scan atau resonansi magnetik (MRI) otak Elektroensefalogram Foto sinus paranasal

30

31

32

33 www. ebmedicine.net

34 01 02 03 DIAGNOSA BANDING CEPHALGIA MIGRAIN TENSION TYPE HEADACHE
CLUSTER HEADACHE

35 DIAGNOSIS SEMENTARA Diagnosis klinis Cephalgia Kronik Paroksismal
Diagnosis topis Intrakranial Ekstrakranial Diagnosis etiologis Migrain Tension type headache Nyeri Kepala Kluster

36 Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Sabtu, 12 September 2019 pukul di bangsal Dahlia. Status Generalis Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis, GCS = E4M6V5 VAS : 6 dari 10 Vital Sign TD : 140/80 mmHg Nadi : 76x/ menit Pernapasan : 20x/ menit Suhu : 36,6° C (axilla) Sp. O2 : 98%

37 Pemeriksaan Fisik Status Internus
Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Sabtu, 12 September 2019 pukul di bangsal Dahlia. Status Internus Kepala : mesocephal, rambut tidak bisa terlihat memakai kerudung Wajah : simetris, nyeri tekan maxillaris (-) Mata :Pupil isokor, diameter pupil 3mm/3mm, refleks cahaya langsung +/+, refleks kornea +/+, ptosis -/-, eksoftalmus -/-, katarak -/- Hidung : rhinorea (-) Mulut : mukosa hiperemis (-) Gigi : Karies dentis (+) Edema ginggiva (-) Hiperemis ginggiva (-) Telinga : otorhea -/-, tinnitus -/- Leher : nyeri tekan trakea (-), p embesaran KGB (-)

38 Pemeriksaan Fisik Thorax : Pulmo -Perkusi Inspeksi
Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Sabtu, 12 September 2019 pukul di bangsal Dahlia. Thorax : Pulmo Inspeksi - Simetris, retraksi (-), ketertinggalan gerak (-) Palpasi - Vokal fremitus lobus superior kanan sama dengan kiri - Vocal fremitus lobus inferior kanan sama dengan kiri -Perkusi Sonor pada seluruh lapang paru -Auskultasi Suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-/-), RBH (-/-), RBK (-/-)

39 Pemeriksaan Fisik Cor Inspeksi Perkusi - Ictus cordis tidak tampak
Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Sabtu, 12 September 2019 pukul di bangsal Dahlia. Cor Inspeksi - Ictus cordis tidak tampak Palpasi - Ictus cordis teraba di SIC V linea axillaris anterior, kuat angkat Perkusi Batas jantung kanan atas SIC II LPSD Batas jantung kanan bawah SIC V LPSD Batas jantung kiri atas SIC II LPSS Batas pinggang jantung SIC IV LPSS Auskultasi S1 > S2, murmur (-), gallop (-)

40 Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Sabtu, 12 September 2019 pukul di bangsal Dahlia. Superior Inferior Akral dingin -/- Edema Sianosis Gerak Hemiparese Motorik 4/5 Nyeri Hiperemis

41 Pemeriksaan Fisik Status Psikiatri Tingkah laku : Normoaktif
Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Sabtu, 12 September 2019 pukul di bangsal Dahlia. Status Psikiatri Tingkah laku : Normoaktif Perasaan hati : Normotimik Orientasi : Orientasi orang, waktu, dan tempat baik Kecerdasan : Normal Daya ingat : Normal

42 Pemeriksaan Fisik Status Psikiatri Tingkah laku : Normoaktif
Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Sabtu, 12 September 2019 pukul di bangsal Dahlia. Status Psikiatri Tingkah laku : Normoaktif Perasaan hati : Normotimik Orientasi : Orientasi orang, waktu, dan tempat baik Kecerdasan : Normal Daya ingat : Normal

43 Pemeriksaan Fisik Status Neurologis
Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Sabtu, 12 September 2019 pukul di bangsal Dahlia. Status Neurologis Pemeriksaan Fungsi Luhur dan Vegetatif Fungsi luhur : Baik Fungsi vegetative : BAK dan BAB l ancar Pemeriksaan Provokasi Tes Lhermite : tidak dilakukan Tes Valsava : tidak dilakukan Tes Naffziger : tidak dilakukan

44 Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium, tanggal 11 Oktorber 2019 PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL Hematologi Hemoglobin 12.9 11.7 – 15.5 Leukosit 6.94 3.6 – 11.0 Eritrosit 4.37 3.8 – 5.2 Hematokrit 35.0 35 – 47 Trombosit 248 150 – 400 MCV 84.5 82 – 98 MCH 29.4 27 – 32 MCHC 34.8 32 – 37 RDW 12.5 10 – 16 MPV 9.25 7 – 11 Limfosit 0.909 1.0 – 4.5 Monosit 0.764 0.2 – 1.0 Eosinophil 0.156 0.04 – 0.8 Basophil 0.086 0 – 0.2 Neutrophil 5.0 1.8 – 7.5 Limfosit % 20 25 – 40 Monosit % 5.38 2- 8 Eosinophil % 1.11 2 – 4 Basophil % 0.612 0 – 1 Neutrophil % 67,8

45 Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium, tanggal 11 Oktorber 2019 Kimia Klinik GDS 89 74 – 106 SGOT 19 0 – 35 SGPT 8 Ureum 49 10 – 50 Kreatinin 0,65 0.45 – 0.75 Trigliserida 113 70 – 140 Asam urat 3 2 – 7 Kolesterol 179 < 200 HDL – Kolesterol 36 37 – 92 LDL - Kolesterol 120.4 < 150 Natrium 139 Kalium 3,6 3,5-5,1 Chloride 100 98-106

46 Pemeriksaan Penunjang
DSA Hasil pemeriksaan DSA: Tampak thrombus yang menyebabkan stenosis parsial d sinus Tranversus kiri sampai proksimal sinus Sigmoideus kiri Tampak PCom A kanan dan kiri d ominan. Tampak infundibulum P ComA kiri USG ABDOMEN Hasil Pemeriksaan Abdomen: Tak tampak struktur vesika felea (post operasi) Tak tampak gambaran appendicitis akut secara sonografi Tak tampak kelainan lain pada sonografi organ-organ intraabdomen di atas

47 Pemeriksaan Penunjang
MRI Kepala dengan Kontras Tak tampak perdarahan maupun SOL intracranial, maupun infeksi intracranial 3D TOF tak tampak malformasi vascular/aneurisma MRV : sinus Transversus kiri lebih kecil dari kanan, tak tampak thrombus, masih mungkin variasi normal Tak tampak tanda peningkatan tekanan intracranial Sinusitis maksilaris kanan Hipertrofi chonca nasi inferior kanan kiri MSCT Kepala Tanpa Kontras Infark pada crus posterior capsula interna kanan, nucleus lentiformis kiri dan capsula eksterna kanan Tak tampak perdarahan maupun SOL intracranial Tak tampak tanda peningkatan t ekanan intracranial

48 Diskusi KEdua Berdasarkan data-data diatas, maka pada pasien ini ditemukan: Nyeri kepala belakang berdenyut lebih dari 60 menit Ada Aura visual Kelemahan anggota gerak Secara radiologis, Tampak thrombus yang menyebabkan stenosis parsial d sinus Tranvers us kiri sampai proksimal sinus Sigmoideus kiri Secara radiologis, Infark pada crus posterior capsula interna kanan, nucleus lentiformis k iri dan capsula eksterna kanan Secara DSA terdapat adanya trombus di otak sehingga mengakibatkan pasokan darah ke otak terganggu yang mana manifestasi klinis apabila otak kekurangan bahan nutrisi dan mengakibatkan rangsangan nyeri dan terjadi kelemahan tanga n dan kaki tersebut.

49 Diagnosis Akhir Diagnosis klinik : Cephalgia Kronis Paroksismal
Diagnosis topis : Intrakranial Diagnosis etiologis : Primer ec Migrain complikata (Migran ous Infark) dd Asthenia post stroke

50 Terapi dan planing Terapi (Planning)
Pada pasien ini diberikan terapi : Planning Hb Rutin Pemeriksaan Elektrolit Asam Urat Terapi saraf Farmakologis : Inf RL 20tpm Inj. Piracetam 2x500 mg Inj. Depakote 2x1 amp Inj. Mecobalamin 1x1 Inj Ketolorac 2x30 mg P.O Amitripilin 2x1/2 P.O Paracetamol 2x650mg

51 beberapa faktor harus dipertimbangkan :
Diskusi Ketiga beberapa faktor harus dipertimbangkan : Tipe Nyeri Durasi Nyeri Intensitas Nyeri

52 MIGRAIN DEFINISI Migrain adalah “nyeri kepala sebelah” atau gangguan kronis yang ditandai dengan terjadinya sakit kepala ringan hingga sangat berat yang seringkali berhubungan dengan gejala-gejala sistem syaraf otonom. EPIDEMIOLOGI Prevalensi migrain dapat menurun seiring bertambahnya usia 2:1 lebih banyak pada perempuan mungkin memburuk selama menopause (Price and Wilson, 2005).

53 MIGRAIN Etiologi Menurut Harsono (2011), sampai saat ini belum diketahui dengan pasti faktor penyebab migren. Diketahui ada beberapa teori timbulnya serangan migren yaitu: Teori Vaskular Teori Neurovascular-Neurokimia (Trigeminovascular) Teori Cortical Spreading Depresion1

54 MIGRAIN Teori Vascular
Adanya gangguan vasospasme menyebabkan pembuluh darah otak berkonstriksi sehingga terjadi hipoperfusi otak yang dimulai pada korteks visual dan menyebar ke depan. Penyebaran frontal berlanjutan dan menyebabkan fase nyeri kepala di mulai.

55 MIGRAIN Teori Neurovascular-Neurokimia (Trigeminovascular)

56 MIGRAIN Teori Cortical Spreading Depresion
Dimana pada orang migrain nilai ambang saraf menurun sehingga mudah terjadi eksitas i neuron lalu berlaku short-lasting wave depolarization oleh pottasium-liberating depression ( penurunan pelepasan kalium) sehingga menyebabkan terjadinya periode depresi neuron yang memanjang. Selanjutnya, akan terjadi penyebaran depresi yang akan menekan aktivitas neur on ketika melewati korteks serebri.

57

58

59

60 Klasifikasi Menurut IHS : Migren dengan gangguan Intrakranial
Migren Tanpa Aura Migren dengan Aura Migren Retinal Migren dengan gangguan Intrakranial Komplikasi Migren Status migrenous 2. Infark Migrenous

61 Migren tanpa Aura Sekurang-kurangnya 10 kali serangan termasuk B-D
Serangan nyeri kepala berlangsung antara 4-72 jam (tidak diobati atau pengobatan yang tidak adekuat) dan diantara serangan tidak ada nyeri kepala Nyeri kepala yang terjadi sekurang-kurangnya dua karakteristik sebagai berikut: 1. Lokasi unilateral 2. Sifatnya berdenyu 3. Intensitas sedang sampai berat Selama serangan sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut di bawah ini: 1. Mual atau dengan muntah 2. Fotofobia atau dengan fonofobia Sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut dibawah ini: 1. Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menunjukkan adanya kelainan organic 2. Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik diduga adanya kelainan organik tetapi pemeriksaan neroimaging dan pemeriksaan tambahan lainnya tidak menunjukkan kelaianan Migren tanpa Aura

62 Komplikasi Migren a. Status Migrenosus
b. Infark Migrenosus Dahulu disebut migren komplikata. Migren komplikata adalah keadaan satu atau lebih gejala aura yang tidak sepenuhnya hilang dalam waktu 7 hari dan atau didapatkan infark iskemik pada konfirmasi pemeriksaan neuroimaging. Insidensi sangat rendah, biasanya jenis migren ini terjadi setelah lama menderita migren dengan aura. Patogenesis belum diketahui, tetapi faktor hiperaglutinasi dan hiperviskositas mempunyai peranan penting. a. Status Migrenosus Serangan migren dengan fase nyeri kepala lebih dari 72 jam, mendapat pengobatan atau tidak, dengan interval bebas nyeri kurang 4 jam (tidak termasuk tidur) (Headache Classification Comittee of International Headache Society ,2013). Komplikasi Migren

63 Phases of a Migraine Attack
STAGES OF MIGRAINE Phases of a Migraine Attack Pre-HA Headache Post-HA Intensity Moderate to Severe HA Premonitory/ Prodrome Aura Mild Postdrome Time Adapted from Cady RK. Clin Cornerstone. 1999;1(6):21-32.

64

65 MIGRAIN Medikamentosa
1.     Anti-Inflamasi Non Steroid (NSAID), misalnya aspirin, ibuprofen, yang merupakan obat lini pertama untuk mengurangi gejala migren. 2.      Triptan (agonis reseptor serotonin). Obat ini diberikan untuk menghentikan  serangan migrain akut secara cepat. Triptan juga digunakan untk mencegah migrain haid. 3.      Ergotamin, misalnya Cafegot, obat ini tidak seefektif triptan dalam mengobati migrain. 4.       Midrin, merupakan obat yang terdiri dari isometheptana, asetaminofen, dan dikloralfenazon. 5.      Analgesic, mengandung butalbital yang sering memuaskan pada terapi 6.      Opioid analgesics, pada umumnya lapang perantaranya memberikan hasil yang mengecewakan 7.      Corticosteroids unsur yang membutuhkan waktu singkat untuk mengurangi tingkat nyeri migren 8.      Isometheptene, tidak dapat digunakan pada vasoconstrictor.

66 TENSION TYOE HEADACHE

67 Tension Type headache DEFINISI
(TTH) adalah sakit kepala yang terasa seperti tekanan atau ketegangan di dalam dan disekitar kepala. Nyeri kepala karena tegang yang menimbulkan nyeri akibat kontraksi menetap otot- otot kulit kepala, dahi, dan leher yang disertai dengan vasokonstriksi ekstrakranium. Nyeri ditandai dengan rasa kencang seperti pita di sekitar kepala dan nyeri tekan didaerah oksipitoservikalis (Hartwig dan Wilson, 2006). ETIOLOGI Tension (keteganggan) dan stress. Tiredness (Kelelahan). Ansietas (kecemasan). Lama membaca, mengetik atau konsentrasi (eye strain) Posture yang buruk. Jejas pada leher dan spine. Tekanan darah yang tinggi. Physical dan stress emotional (Emergency d epartment factsheet, 2008).

68 2.Frequent episodic tension -type headache
Paling tidak terdapat 10 ep isode serangan dalam hari/bulan dalam waktu paling tidak selama 3 bula n (atau hari pertah unnya) nyeri kepala berakhir dala m 30 menit- 7 hari, bilater al, menekan, mengikat, tid ak berdenyut, mild or mod erate tidak ada mual/ muntah, m ungkin ada fonopobia/ fot opobia, sama sekali tidak a da hubungannya dengan p enyakit nyeri kepala lain. Klasifikasi Menurut International Headache Society Classification, TTH terbagi atas 3 yaitu: 1. Episodik tension-type headache 2. Chronik-tension type Headache 3. Headache of the tension type not fulfilling above criteria (International Headache Society, 1988). 1. Infrequent episodic tension -type headache Paling tidak terdapat 10 epis ode serangan dalam <1 hari/ bulan (atau <12 hari/ tahun) nyeri kepala berakhir dalam 30 menit – 7 hari bilateral, m enekan mengikat, tidak berd enyut, mild atau moderate tidak ada mual/ muntah, mun gkin ada fonofobia/ fotofobi a, sama sekali tidak ada hubu ngannya dengan penyakit ny eri kepala lain.

69 Klasifikasi Menurut International Headache Society Classification, TTH terbagi atas 3 yaitu: 1. Episodik tension-type headache 2. Chronik-tension type Headache 3. Headache of the tension type not fulfilling above criteria (International Headache Society, 1988). 3.Chronic tension-type headache Nyeri kepala yang berasal dari ETTH yang timbul >15 hari/bulannya dalam waktu > 3 bulan (atau >180 hari/tahun).

70 Tension type Headache Medikamentosa
Analgesik simpel (sendiri atau kombinasi dengan kafein) dan NSAID efektif untuk terapi akut ringan sampai sedang. Asetaminofen, aspirin, ibuprofen, naproxen, ketoprofen, indometasin, ketorolak

71 CLUSTER HEADACHE

72 CLUSTER TYPE HEADACHE DEFINISI
Cluster headache merupakan kelainan nyeri kepala yang paling berat, dengan ciri khas serangan yang berat, nyeri kepala unilateral yang terjadi selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan (cluster periods) yang dipisahkan oleh periode remisi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun (Deborah S.King and Katherine C.Herndon,Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 2005).

73 CLUSTER TYPE HEADACHE DEFINISI
Cluster headache merupakan kelainan nyeri kepala yang paling berat, dengan ciri khas serangan yang berat, nyeri kepala unilateral yang terjadi selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan (cluster periods) yang dipisahkan oleh periode remisi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun (Deborah S.King and Katherine C.Herndon,Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 2005). Epidemiologi Pria lebih banyak dari pada wanita >20 tahun > Genetik

74 CLUSTER TYPE HEADACHE ETIOLOGI
Penekanan pada nervus trigeminal (nervus V) akibat dilatasi pembuluh darah sekitar. Pembengkakan dinding arteri carotis interna. Pelepasan histamin. Letupan paroxysmal parasimpatis Abnormalitas hipotalamus. Penurunan kadar oksigen

75 CLUSTER TYPE HEADACHE Medikamentosa TERAPI ABORTIF OKSIGEN
DERIVAT ERGOTAMIN TRIPTAN TERAPI PROFILAKSIS VERAPAMIL LITHIUM ERGOTHAMIN METHYSERGIDE CORTICOSTEROID

76

77

78

79 Thank you FOLLOW UP

80 Fully Editable Icon Sets : A
You can Resize without losing quality You can Change Fill Color & Line Color FREE PPT TEMPLATES

81 Fully Editable Icon Sets : B
You can Resize without losing quality You can Change Fill Color & Line Color FREE PPT TEMPLATES

82 Fully Editable Icon Sets : C
You can Resize without losing quality You can Change Fill Color & Line Color FREE PPT TEMPLATES


Download ppt "KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SARAF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google