Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKAN (SSK)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKAN (SSK)"— Transcript presentasi:

1 SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKAN (SSK)
Sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana dan pembangunan keluarga ke dalam beberapa mata pelajaran dimana di dalamnya terdapat pojok kependudukan sebagai salah satu sumber belajar peserta didik sebagai upaya pembentukan generasi berencana. (EKSTRAKURIKULER, POJOK BUKU = LITERASI = GLS)

2 SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKAN
KKBPK DAN SSK SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKAN (SSK) MASALAH KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA PEMBANGUNAN KELUARGA 8 FUNGSI KELUARGA

3 Ketika seorang remaja sudah memahami
upaya-upaya mengatasi masalah kependudukan sesungguhnya bisa dimulai dengan menyemai benih-benih kependudukan kepada generasi muda. Ketika seorang remaja sudah memahami dengan baik bahaya perkawinan usia muda, ancaman ledakan penduduk akibat kelahiran yang tak terkendali, maupun dampak lain seperti kekurangan pangan, lahan produktif, dan lain-lain MAKA KONSEP KKBPK SUDAH JALAN

4 LATAR BELAKANG KEBIJAKAN DASAR PELAKSANAAN
KESEPAHAMAN BERSAMA ANTARA KEPALA BKKBN DAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL R.I. NOMOR : 184/KSM/D3/2011 13/VIII/KB/2011 Tentang Upaya mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera melalui Pendidikan Berwawasan Kependudukan dan Keluarga Berencana bagi Pendidik, Peserta Didik, dan tenaga Kependidikan

5 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
PIHAK KEDUA  Mengembangkan pendidikan berwawasan Kependudukan dan KB ke dalam kurikulum;  Meningkatkan kompetensi pendidik, peserta didik dan tenaga kependidikan mengenai wawasan kependudukan dan KB, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal;  Melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan secara periodik bersama Pihak Pertama.

6 KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KEBIJAKAN STRATEGI Melaksanakan pendidikan melalui: kerjasama 1. Meningkatkan kerjasama dengan seluruh kependudukan stakeholders dan mitra kerja. Memanfaatkan sumber daya dan potensi jejaring kerja yang telah ada. Mengintegrasikan kegiatan Penduk ke dalam berbagai kegiatan yang telah ada di masyarakat. Meningkatkan kualitas materi Penduk termasuk berbagai buku pegangan, alat Jalur pendidikan formal yaitu pendidikan Menengah SLTA/MA) Tinggi. dasar Pendidikan (SLTP/MTs dan dan Perguruan bantu dengan Jalur pendidikan nonformal yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara berstruktur dan berjenjang. Jalur pendidikan informal yaitu jalur pendidikan pengajaran/fasilitasi serta fasilitasi prinsip based), sasaran berdasarkan fakta dan data (evidence sesuai dengan kebutuhan segmentasi dan mudah digunakan (user friendly) termasuk kebutuhan muatan lokal. Meningkatkan pemanfaatan berbagai media, baik tradisional, cetak maupun elektronik, termasuk teknologi informasi. Meningkatkan kualitas dan kualitas sumberdaya manusia pengelola kerjasama Penduk. keluarga, kelompok, lingkungan, masyarakat, massa. serta media

7 LATAR BELAKANG Sekolah satu-satunya Agent of Change
Kurikulum pendidikan kependudukan kurang kontekstual Materi kependudukan tidak terintegrasi ke semua mapel Pembelajaran kependudukan masih berbasis tekstual,seharusnya aplikatif Guru kurang memiliki pengetahuan kependudukan Semua masalah sosial akibat dari masalah kependudukan Semua kebijakan pembangunan berbasis data kependudukan Kearifan lokal tidak masuk suplemen kurikulum kependudukan Ada korelasi signifikan antara bencana alam dengan masalah kependudukan 10. Tidak ada sosialisasi masalah kependudukan ke jenjang sekolah-sekolah 11. Tidak ada display/population corner

8 KONSEP SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKAN (SSK)
Materi kependudukan diintegrasikan dengan mata pelajaran sesuai dengan pokok bahasan sehingga bukan mata pelajaran baru, tidak menambah jam pelajaran, tidak menganggu kegiatan belajar mengajar namun justru mempertajam materi yang dibahas Program SSK menjadi wadah bagi program-program yang digulirkan BKKBN Sseperti PIK-Remaja, Genre Goes To School, dan lain-lain. Sehingga dapat berjalan berdampingan dan simultan

9 Program SSK berbasis kurikulum nasional sehingga tidak akan ada perbedaan karakteristik wilayah baik secara geografis maupun administratif Program SSK bersifat gradual karena meliputi beberapa bidang studi sesuai dengan pokok bahasan pada mata pelajaran tersebut sehingga akan terus menerus mengalami pengembangan Program SSK ini akan konsisten karena akan terus dilaksanakan selama mata pelajaran dan pokok bahasan yang berhubungan dengan kependudukan tetap ada dalam kurikulum

10 Data kependudukan yang diobservasi, dikumpulkan, diolah, dianalisis, dan dikomunikasikan oleh para siswa adalah data kependudukan tempat tinggal para siswa sendiri sehingga diharapkan muncul kesadaran dan tanggung jawab terhadap kondisi kependudukan di daerahnya masing-masing

11 DAN HASIL YANG DIHARAPKAN
STRATEGI DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Muatan pendidikan kependudukan dan program keluarga berencana dalam materi pelajaran INPUT Kegiatan belajar mengajar, ekstrakurikuler dan pojok kependudukan PROSES Memupuk kesadaran akan kondisi kependudukan Menumbuhkan sikap tanggung jawab dan perilaku adaptif berkaitan dengan dinamika kependudukan. OUTPUT Mengembangkan sikap yang tepat dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah- masalah kependudukan kelak ketika mereka menjadi dewasa OUTCOME

12

13 Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
8 FUNGSI KELUARGA Fungsi Agama Fungsi Lingkungan Fungsi Sosial Budaya Fungsi Ekenomi Fungsi Cinta Kasih Fungsi Perlindungan Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan Fungsi Reproduksi

14 Nilai Utama Reli gius Man diri KURIKULUM 2013 SIKAP KI-1 DAN KI-2
Variasi Metode Pembelajaran: Metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) Metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) Metode pembelajaran melalui penemuan/ pencarian/penelitian (inquiry/discovery learning) Dsb SIKAP KI-1 DAN KI-2 PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER Religius Jujur Toleransi Disiplin Kerja Keras Kreatif Mandiri Demokratis Rasa Ingin Tahu Semangat Kebangsaan Cinta Tanah Air Menghargai Prestasi Bersahabat/Komunikatif Cinta Damai Gemar Membaca Peduli Lingkungan Peduli Sosial Tanggung Jawab (dan lain-lain) (Etika) Olah Hati Reli gius (Kinestetika) Olah Raga (Literasi) Olah Pikir Integri tas Nasio nalis Nilai Utama (Estetika) Olah Karsa Man diri Gotong Royong Filosofi Pendidikan Karakter Ki Hajar Dewantara Nilai-nilai Karakter Kristalisasi Nilai-Nilai 19 *Nilai-nilai utamadisesuaikandengan GNRM, kearifanlokal dankreativitassekolah

15 KUANTITAS & KUALITAS PENDUDUK
KKBPK Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) INFORMAL SSK NONFORMAL KUANTITAS & KUALITAS PENDUDUK

16 Pengertian kurikulum menurut UU Sisdiknas 20/2003 “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Pasal 1,butir 19) 21

17 Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
UU No.20/2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 Fungsi Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 22

18 Sisdiknas Reconstructed Philosophy of Education
(Brameld:1965, Oliva:1989, Sisdiknas:2003, Winataputra:2001) Perennialism (iman,taqwa,berilmu, cakap,watak) Essentialism (iman,taqwa, akhlak mulia, cakap, kreatif,Berilmu,watak) Progressivism (kemampuan, cakap, kreatif,mandiri, iman, taqwa) Sisdiknas Reconstructionism (cakap, kreatif, demokratis, bertanggung jawab 23

19 PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL 4. Penyesuaian Beban 3. Penguatan Proses KURIKULUM 2013 KBK 2004 KTSP 2006 Pendalaman dan Perluasan Materi Penataan Pola Pikir dan Tata Kelola TANTANGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL 2424

20 Kurikulum sebagai idea, konsep ASAS META - AKADEMIK/FILOSOFIS
(universal, netral, academic truth) ASAS MAKRO (Pemerintah, DPR Kurikulum Sbg Kebijakan Nasional UUD,UU,PP, Permendikbud Pedoman Implementasi ASAS MESO (institusi, wilayah,) Kurikulum,Diklat, Advokasi dll Kurikulum Riil/ Praktis dalam ARAS MIKRO (satuan pendidikan, situasi belajar, kelas, kehidupan) Konteks belajar Dan pembelajaran SISTEM KURIKULUM (CURRICULUM SYSTEM& CURRICULUM ENGENEERING) (Beaucham:1975, Saylor&Alexander,1978, Oliva:1989, Winataputra;2012) 25

21 ENTITAS PENDIDIKAN SEBAGAI PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN
SISDIKNAS PEMBELA (INSTRU CAPAIAN BELAJAR (LEARNING) BELAJAR PENILAIAN (ASSESSMENT) JARAN CTION) TUJUAN DIKNAS BUDAYA, KEPEMIMPINAN, DAN MANAGEMEN PENDIDIKAN (Winataputra:2013)

22 Seni Budaya & Keterampilan
Konteks Lingkungan Kerangka Pengembangan Kurikulum Kualitas Hidup HAM SDG Keberagaman Demokrasi NKRI Seni Budaya & Keterampilan IPS PJOK Bahasa Matematika PA-BP PPKn IPA Mata Pelajaran

23 DIMENSI PENGEMBANGAN KURIKULUM
FILOSOFI KURIKULUM 2013 : UU Sisdiknas Pasal 1 Butir 1 dan 2 : Hakikat Pendidikan : peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kompetensi yang berakar pada nilai- nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAAN Perenialism Essentialism Progressivism Reconstructionism RPJMN SEKTOR PENDIDIKAN •Perubahan metodologi pembelajaran •Penataan kurikulum INPRES NOMOR 1 TAHUN 2010 •Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional: Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai Budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa TEORI PENGEMBANGAN KURIKULUM : UU Sisdiknas Pasal 4 : azas, prinsip, sistem, proses, budaya, pola, dan pengendalian mutu. Pasal 3 : fungsi (mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa) Teori berbasis Kecakapan pekerjaan organisasi isi dan kompetensi sebagai pribadi yang dewasa  kepemilikan sikap, keterampilan, pengetahuan secara holistik, atau formal, valuasional dan praksiologi. EVALUASI KURIKULUM: Penetapan Konteks dan Tujuan Pemilihan Model Pelaksanaan Revisi Kurikulum NO STANDAR URAIAN 1. KOMPETENSI LULUSAN Dikembangkan sesuai tuntutan kekinian Indonesia dan masa depan sesuai kebutuhan. 2. ISI Diurai atas kecukupan dan kesesuaian dengan kompetensi. 3. PROSES Dirancang berbasis kompetensi dengan pendekatan scientific 4. PENILAIAN Berbasis proses dan output dengan teknik tes dan non tes (portfolio). KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM DIKEMBANGKAN BERDASARKAN ASPEK RELEVANSI (Pasal 38 UU Sisdiknas) KURIKULUM 2013 (KBK): Penyempurnaan Standar : KOMPETENSI LULUSAN, ISI, PROSES, dan PENILAIAN 28

24 PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN (KTSP)
cannot currently be displayed. This image Pemetaan Regulasi Kurikulum dalam Sistem Pendidikan Nasional (Merujuk pada UU 20/2003 Ttg Sisdiknas dan UU 14/2005 Ttg Guru; Psl. 35 UU 20/2003 Sisdiknas dan PP 19/2003 SNP), diubah dg.PP 32/2013) STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (PP 19/2005 SNP), diubah dg.PP 32/2013) (Permendikbud: 59/2013) SKL SI (Pmd.64/201 3) Spro (Pmd.65/20 13) SPn (Pmd.66/201 3) SPras SPTK SPl SPBia (Psl. 38 ayat (1)) UU 20/2003) 8 Permendukbud: SKL, SI, Spro, Spen, Spras, SPTK, SPI, SPBia Pemerintah : KEMDIKBUD, KERANGKA DASAR KURIKULUM STRUKTUR KURIKULUM Permendikbud Perangkat Kurikulum:( Pmd 67 s/d 70/2013) BUKU PANDUAN GURU BUKU TEKS PELAJARAN Pmd. 71/2013) (Ps l. 38 ayat (2)) UU 20/2003) Pemerintah Daerah: Satuan Pendidikan K T S P PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN (KTSP) (PP 38/2007 –UU 32/2006, Psl. 38 ayat (2) UU 20/2003)

25 RUANG LINGKUP KKBPK

26 KEPENDUDUKAN  DINAMIKA KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN
 JUMLAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK  POTENSI DINAMIKA UMUR PENDUDUK DI INDONESIA  ISU KEPENDUDUKAN DI INDONESIA  PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA DAN DUNIA  REMAJA DI SEKOTAR KITA  PROBLEMA REMAJA  MENINGKATNYA PENDUDUK USIA PRODUKTIF  TANTANGAN DI USIA PRODUKTIF  LANSIA DI SEKITAR KITA  PROBLEMATIKA LANSIA  URBANISASI DAN MASALAH PERKOTAAN  PEDULI DAERAH

27 MASALAH KEPENDUDUKA N INDONESIA
••• •••• Penduduk BESAR dengan kualitas relatif rendah LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK masih TINGG/ Fertilitas relatif masih TINGGI dengan penyebaran TIDAK MERATA Mortalitas •••• Angka Kematian anak masih T/NGGI Angka Kematian /bu masih T/NGG/ Angka Harapan Hidup relatif RENDAH •• Mobilitas Persebaran TIMPANG Urbanisasi Transmigrasi TKl/TKW, di/

28 KELUARGA BERENCANA PERENCANAAN KELUARAGA MENIKAH DI USIA YANG TEPAT
PROGRAM KB KESEHATAN IBU DAN ANAK RENCANA JUMLAH ANAK EKONOMI KELUARGA

29 1. INTEGRASI INTRAKURIKULER: PEMEBLAJARAN

30 STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN MENENGAH 2013
MATA PLAJARAN KELAS X XI XII Kelompok Umum Kelompok A 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia 4 Matematika 5 Sejarah Indonesia 6 Bahasa Inggris Kelompok B 7 Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan (termasuk muatan lokal) 9 Prakarya dan Kewirausahaan (termasuk muatan lokal) Jumlah jam pelajaran Kelompok Wajib 24 Kelompok C (Peminatan) Matapelajaran peminatan akademik (untuk SMA) 18 20 Matapelajaran p3/2e8m/201i9natan voHkWasi (untuk SMK)

31 STRUKTUR KURIKULUM PEMINATAN SMA 2013
MATA PELAJARAN KELAS X XI XII Kelompok A dan B (Umum) 24 Kelompok C (Peminatan) I. Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam 1 Matematika 3 4 2 Biologi Fisika Kimia II. Peminatan Ilmu-ilmu Sosial Geografi Sejarah Sosiologi Ekonomi III. Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa dan Sastra Inggeris Bahasa dan Sastra Asing lainnya Antropologi Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat 6 Jumlah Jam Pel Ya3n/28g/201h9 arus DHiWtempuh per minggu 42 44 348 4

32 Langkah-langkah integrasi
Menginventasirasi KI dan KD masing-masing mata pelajaran Mengkaji KI dan KD yang selaras dan dapat diintegrasikan Mengkaji silabus Menyusun RPP Menyusun Bahan Ajar

33 TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
(UU No 20 Tahun 2003 ttg Sisdiknas Pasal 3) Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Penjelasan UU: kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan) SIKAP SPIRITUAL beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (KI-1) SOSIAL berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, bertanggung jawab (KI-2) PENGETAHUAN berilmHW u 40 (KI-3) KETERAMPILAN cakap dan kreatif (KI-4)

34 INTI KOMPETENSI INTI DAN KD SIKAP SPIRITUAL SIKAP SOSIAL PENGETAHUAN
KI-1 SIKAP SPIRITUAL INTI KI-2 SIKAP SOSIAL KI-3 PENGETAHUAN KD-1 KD-2 dst KI-4 KETERAMPILAN KD-1 KD-2 Dst 41

35 INTEGRASI INTRAKUEIKULER
KKBPK DAN SSK INTEGRASI MAPEL (KD) KEPENDUDUKAN GEOGRAFI, BIOLOGI, EK, BAHASA KEAGAMAAN AGAMA, BAHASA SOCIAL BUDAYA SOSIOLOGI, PPKn, BAHASA CINTA KASIH SEMUA MAPEL PERLINDUNGAN SEMUA MAPEL REPRODUKSI BIOLOGI, BAHASA SOSIALISASI & PENDIDIKAN SOSIOLOGI, BAHASA EKONOMI EKONOMI, PKWU, BAHASA PEMBINAAN LINGKUNGAN BIOLOGI, BAHASA

36 BENTUK INTEGRASI PADA KD
BIOLOGI PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.12 Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam system reproduksi manusia 4.12 Menyajikan hasil analisis tentang dampak pergaulan bebas, penyakit dan kelainan pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia serta teknologi sistem reproduksi 3.13 Menganalisis penerapan prinsip reproduksi pada manusia dan pemberian ASI ekslusif dalam program keluarga berencana sebagai upaya meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) 4.13 Menyajikan karya tulis tentang pentingnya menyiapkan generasi terencana untuk meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM)

37 BENTUK INTEGRASI PADA KD
EKONOMI PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.3 Menganalisis permasalahan ketenagakerjaan dalam pembangunan ekonomi. 4.3 Menyajikan hasil analisis masalah ketenagakerjaan dalam pembangunan ekonomi dan cara mengatasinya. PJOK PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.9 Memahami konsep dan prinsip pergaulan yang sehat antar remaja dan menjaga diri dari kehamilan pada usia sekolah 4.9 Mempresentasikan konsep dan prinsip pergaulan yang sehat antar remaja dan menjaga diri dari kehamilan pada usia sekolah

38 BENTUK INTEGRASI PADA KD
PPKn PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.6 Menganalisis ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dalam bingkai Bhinneka 4.6 Menyaji hasil analisis tentang ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya di bidang Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan Tunggal Ika keamanan SOSIOLOGI PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.2 Menganalisis permasalahan sosial dalam kaitannya dengan pengelompokan sosial dan kecenderungan eksklusi sosial di masyarakat dari sudut pandang dan pendekatan Sosiologis. 4.2 Memberikan respons dalam mengatasi permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat dengan cara memahami kaitan pengelompokan sosial dengan kecenderungan eksklusi dan timbulnya permasalahan sosial.

39 BENTUK INTEGRASI PADA KD
PKWU PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.1 memahami karakteristik kewirausahaan (misalnya berorientasi ke masa depan dan berani mengambil risiko) dalam menjalankan kegiatan usaha 4.1 mengidentifikasi karakteristik wirausahawan berdasarkan keberhasilan dan kegagalan usaha GEOGRAFI PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.5 menganalisis dinamika kependudukan di Indonesia untuk perencanaan pembangunan 4.5 menyajikan data kependudukan dalam bentuk peta, tabel, grafik, dan/atau gambar

40 SMP

41 BENTUK INTEGRASI PADA KD
PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.7 Menganalisis interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya serta dinamika populasi akibat interaksi tersebut Kls VII 4.7 Menyajikan hasil pengamatan terhadap interaksi makhluk hidup dengan lingkungan sekitarny 3.1 Menghubungkan sistem reproduksi pada manusia dan gangguan pada sistem reproduksi dengan penerapan pola hidup yang menunjang kesehatan reproduksi Kls IX 4.1 Menyajikan hasil penulusuran informasi dari berbagai sumber terkait kesehatan dan upaya pencegahan gangguan pada organ reproduksi

42 BENTUK INTEGRASI PADA KD
IPS PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.3 Memahami konsep interaksi antara manusia dengan ruang sehingga menghasilkan berbagai kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, permintaan, dan penawaran) dan interaksi antarruang untuk keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia. Kls VII 4.3 Menjelaskan hasil analisis tentang konsep interaksi antara manusia dengan ruang sehingga menghasilkan berbagai kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, permintaan, dan penawaran) dan interaksi antarruang untuk keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia. 3.3 Menganalisis ketergantungan antarruang dilihat dari konsep ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, harga, pasar) dan pengaruhnya terhadap migrasi penduduk, transportasi, lembaga sosial dan ekonomi, pekerjaan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat Kls IX 4.3 Menyajikan hasil analisis tentang ketergantungan antarruang dilihat dari konsep ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, harga, pasar) dan pengaruhnya terhadap migrasi penduduk, transportasi, lembaga sosial dan ekonomi, pekerjaan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat

43 BENTUK INTEGRASI PADA KD
PJOK PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.9 Memahami perkembangan tubuh remaja yang meliputi perubahan fisik sekunder dan mental. Kls VII 4.9 Memaparkan perkembangan tubuh remaja yang meliputi perubahan fisik sekunder dan mental. 3.9 Memahami perlunya pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” Kls VIII 4.9 Memaparkan perlunya pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas”

44 BENTUK INTEGRASI PADA KD
PPKn PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.2 Memahami norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan Kls VII 4.2 Mengampanyekan perilaku sesuai norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat untuk mewujudkan keadilan 3.5 Menganalisis prinsip harmoni dalam keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sosial, budaya, ekonomi, dan gender dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika Klas IX 4.5 Menyampaikan hasil analisis prinsip harmoni dalam keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sosial, budaya, ekonomi, dan gender dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

45 INTEGRASI PADA komponen rpp
BENTUK INTEGRASI 1. IDENTITAS 2. KI KI-1 dan KI-2 terintegrasi nilai pembangunan keluarga yaitu nilai fungsi keluarga dan implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) 3. KD Konten materinya selaras dengan muatan KKBPK 4. INDIKATOR Menyelaraskan indikator muatan KD dengan muatan KKBPK yang sesuai 5. TUJUAN Menambah keterangan spesifikasi tujuan yang berhubungan dengan KKBPK

46 KOMPONEN RPP BENTUK INTEGRASI 6. MATERI PEMB Mengintegrasikan materi KKBPK ke dalam komponen ruang lingkup yang memiliki keterkaitan 7. METODE/MODEL Sesuai dengan karakteristik materi 8. MEDIA/ALAT DAN BAHAN Berkaitan dengan muatan materi KD dan Muatan KKBPK 9. LANGKAH PEMB MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Melalaui indirect teaching (berupa penanaman nilai KKBPK) Melalui direct teaching (konsep materi yang berhubungan dengan konsep KKBPK) 10. PENILAIAN Mengintegrasikan konsep KKBPK dalam instrumen penilaian

47 BAHAN AJAR BUKU TEKS BUKU REFERENSIPENDUKUNG KKBPK MATERI DALAM BENTUK POWER POINT NASKAH MODUL MATERI LEMBAR KERJA SISWA

48 PEMBELAJARAN

49 sesuai dengan kaidah keilmuan.
KI 3 KI 4: Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung jawab, f. responsif, dan g. pro- aktif, Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan : n n a ya KI 1 Menghayati da mengamalka ajaran agam yang dianutn anak di lingkungan, MANDIRI MANDIRI MANDIRI MANDIRI ah, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. keluarga, sekol kreatif, c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f. masyarakat dan kolaboratif, g. komunikatif, dan h. solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan. lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional. 56

50 KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENDEKATAN SAINTIFIK MENGAMATI, MEMBACA, MENDENGAR , MENYIMAK, MENELAAH, DSB MELAKUKAN EKSPERIMEN, MENGUMPULKAN INFORMASI, MENCOBA, DSB MENANYA, TANYA- JAWAB, BERDISKUSI, DSB MENGASOSIASI, MENGOLAH INFORMASI, MENGANALISIS, MENALAR, DSB MENGOMU- NIKASIKAN, MELAPORKAN, MENYAJIKAN, DSB 57

51 2. INTEGRASI EKSTRAKURIKULER

52 MUATAN KURIKULUM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI EKSTRAKURIKULER
a. EKSTRA KURIKULER WAJIB YAITU PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN a. EKSTRA KURIKULER PILIHAN, YAITU : OLAHRAGA, RISMA; PASKIBRA; PMR; OLIMPEADE ENGLISH CLUB; KIR; PENCINTA ALAM; KESENIAN; PRAMUKA SAINS; PIK-R ROBOTIK

53 INTEGRASI EKSTRAKUEIKULER
KKBPK DAN SSK INTEGRASI EKSTRA KEPENDUDUKAN PIK-R, PRAMUKA, PMR KEAGAMAAN SEMUA EKSTRA SOCIAL BUDAYA CINTA KASIH PERLINDUNGAN REPRODUKSI PIKR, PRAMUKA, PMR SOSIALISASI & PENDIDIKAN EKONOMI PEMBINAAN LINGKUNGAN PRAMUKA

54 3. INTEGRASI LITERASI: POJOK KEPENDUDUKAN POJOK BUKU MADING

55 Sekolah menyediakan ruang khusus yang digunakan untuk menempatkan referensi yang berhubungan dengan muatan kependudukan, keluarga berencana, pembangunan keluarga (KKBPK). Referensi tersebut bisa berupa buku, ensiklopedia, video, video feature, film, model dan lain-lain. Selain pojok kependudukan memanfaatkan sekolah (GLS) sekolah pojok yang siaga kependudukan (SSK) juga bisa buku dalam program gerakan literasi terdapat di sudut setiap kelas untuk menempatkan referensi tersebut dan mading . Sehingga pojok kependudukan dan pojok buku serta mading dapat dijadikan sarana untuk menjalankan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang berkonten KKBPK dan guru dapat memanfaatkannya dalam implementasi Literasi Pembelajaran yang berintegrasi KKBPK. (diperlukan panduan literasi sekolah berkonten KKBPK di Sekolah Siaga Kependudukan (SSK)).

56 2. TAHAP PELAKSANAAN RUTIN
A. TAHAP PEMBIASAAN

57 1) Tujuan kegiatan literasi di tahap pembiasaan
meningkatkan pelajaran; meningkatkan bacaan; meningkatkan rasa cinta baca di kemampuan luar jam memahami rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik; dan menumbuhkembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan.

58 Kegiatan membaca ini didukung oleh penumbuhan iklim literasi sekolah yang baik. Dalam tahap pembiasaan, iklim literasi sekolah diarahkan pada pengadaan fasilitas dan pengembangan lingkungan fisik, seperti: a. buku-buku nonpelajaran (contohnya novel, kumpulan cerpen, buku ilmiah populer, majalah, komik, surat kabar dan sebagainya sudut baca kelas untuk tempat koleksi bacaan; dan b. poster-poster tentang motivasi pentingnya membaca bahan

59 2. Prinsip kegiatan literasi di tahap pembiasaan
Guru menetapkan waktu minimal 15 menit membaca setiap hari. Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajara. Buku yang dibaca/dibacakan adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan kesenangannya. tahap pembiasan ini tidak diikuti oleh tugas-tugas yang bersifat tagihan/penilaian. dapat diikuti diskusi informal tentang buku yang dibaca/dibacakan. tahap pembiasaan ini berlangsung dalam suasana yang santai, tenang, dan menyenangkan. Dalam kegiatan membaca dalam hati, guru sebagai pendidik juga ikut membaca buku minimal selama 15 menit.

60 3. Jenis Kegiatan Tahap Pembiasaan
Membaca minimal selama 15 Menit setiap hari melalui kegiatan: guru atau peserta didik dapat membacakan kutipan buku dengan nyaring dan mendiskusikannya, b) peserta didik membaca mandiri. Tujuan kegiatan ini adalah: memotivasi peserta didik untuk mau dan terbiasa membaca; menunjukkan bahwa membaca sesuatu kegiatan menyenangkan; yang memperkaya kosakata (dalam bahasa tulisan); menjadi sarana berkomunikasi antara peserta didik dan guru; mengajarkan strategi membaca; guru sebagai teladan membaca (reading role model).

61 Contoh Kegiatan Pembiasan di dalam kelas
Contoh Kegiatan Pembiasan Terpusat di Lapangan Sekolah

62 Membaca Buku dengan Memanfaatkan Peran Perpustakaan
Tujuan ; Memperkenalkan proses membaca. Mengembangkan kemampuan membaca secara efektif. Meningkatkan kemampuan pemahaman bahan bacaan yang efektif.

63 Langkah-langkah Membaca Buku dengan Memanfaatkan Peran Perpustakaan

64 3. Membaca terpandu (Guided Reading)
Guru memandu peserta didik membaca, bisa dilakukan dalam kelompok yang lebih kecil. Tujuan ; a)Strategi untuk secara aktif meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap bacaan. b)Menganalisis bacaan. Membuat tanggapan terhadap bacaan. Membuat peserta didik mampu membaca mandiri

65 4. Membaca Mandiri (Independent Reading)
Peserta didik diberi tug membaca dan menuangkan pokok pikiran bacaan, baik secara terbuka maupun dipandu dengan pertanyaan. Tujuan : a)Mengasah kemandiri peserta didik dalam membaca. b)Mengevaluasi kefasihan peserta didik dalam memahami isi bacaan. c)Membangun tanggun jawab. as an g

66 Sarana literasi mencakup
Menata Sarana dan Lingkungan Kaya Literasi Sarana literasi mencakup perpustakaan sekolah, sudut buku kelas, dan area baca di luar kelas.

67 Perpustakaan Sekolah adalah pusat sumber belajar di SMA;
merupakan bagian penting dari GLS; perlu ditata agar ramah anak dan menumbuhkan minat baca peserta didik; merupakan pusat pengelolaan sudut baca kelas, area baca sekolah, dan prasarana literasi lain di SMA.

68 Pohon Baca

69 B. TAHAP PENGEMBANGAN

70 1) Tujuan Kegiatan Literasi di Tahap Pengembangan
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan di tahap pembiasaan, kegiatan minimal 15 menit membaca di tahap pengembangan diperkuat dengan berbagai kegiatan tindak lanjut yang bertujuan untuk: mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi jurnal membaca harian secara lisan dan tulisan; membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan guru tentang buku yang dibaca; mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif, dan inovatif; dan, mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku yang dibaca dengan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.

71 2. Prinsip-prinsip Literasi di Tahap Pengembangan
Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajaran. Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta didik. Peserta didik diperkenankan untuk membaca buku yang dibawa dari rumah. Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap Pengembangan ini dapat diikuti oleh tugas-tugas presentasi singkat, presentasi sederhana, kriya, atau seni peran untuk menanggapi bacaan, menulis sederhana berupa ulasan buku yang telah dibaca yang disesuaikan dengan jenjang dan kemampuan peserta didik. Tugas-tugas presentasi, menulis, kriya, atau seni peran dapat dinilai secara nonakademik dengan fokus pada sikap peserta didik selama kegiatan. Tugas-tugas yang sama nantinya dapat dikembangkan menjadi bagian dari penilaian akademik bila kelas/sekolah sudah siap mengembangkan kegiatan literasi ke tahap pembelajaran.

72 Kegiatan membaca/membacakan buku berlangsung dalam suasana yang menyenangkan.
Terbentuknya Tim Literasi Sekolah (TLS). beranggotakan guru (sebaiknya guru bahasa atau guru yang tertarik dan berlibat dengan masalah literasi) serta tenaga kependidikan atau pustakawan sekolah.

73 3. Jenis Kegiatan Tahap Pengembangan
a. Menulis komentar singkat terhadap buku yang dibaca di jurnal membaca harian. Bedah Buku Reading Award Lomba Tulis, Lisan, dan Seni Peran Jurnal tanggapan membaca dan Majalah dinding. Perpustakaan / Sudut Baca Kelas/ Area baca Pengadaan Poster-poster Kampanye Membaca Mendokumentasikan dalam bentuk buku hasil karya peserta didik. Pameran hasil karya peserta didik/book expo j. Seminar literasi sekolah

74 C. TAHAP PEMBELAJARAN

75 1) Tujuan Kegiatan Literasi di Tahap Pembelajaran
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang hayat; mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif (verbal, tulisan, visual, atau digital) melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan dan buku pelajaran (cf. Anderson & Krathwol, 2001)

76 2) Prinsip-prinsip Literasi Tahap Pembelajaran
Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 yang mensyaratkan buku nonteks pelajaran. peserta didik membaca Beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam tahap pembelajaran ini, antara lain: a. buku yang dibaca berupa buku nonteks pelajaran yaitu tentang khusus, dikaitkan pengetahuan umum, kegemaran, atau teks multimodal, dan juga minat dapat dengan mata pelajaran tertentu; dan b. ada tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran).

77 3) Jenis Kegiatan Tahap Pembelajaran
A. Minimal lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran dimulai melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non- akademik atau akademik. Guru mengaitkan kewajiban peserta didik dalam mengikuti kegiatan membaca minimal 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai dan mengisi jurnal membaca harian dengan penilaian sikap yang di monitoring oleh tim literasi sekolah. Laporan tersebut dapat dijadikan pertimbangan wali kelas dalam mendeskripsikan sikap sosial yang akan di cantumkan dalam laporan peserta didik.

78 Pengembangan berbagai strategi membaca
Peserta didik diharapkan mampu menggunakan strategi membaca, yaitu : Scanning, merupakan suatu strategi membaca secara cepat keseluruhan bahan bacaan. Skimming, merupakan suatu strategi membaca berbagai sepintas dengan kecepatan tinggi untuk mencari hal-hal yang penting atau ide pokok dari suatu bacaan. SQ3R, yaitu survey, Question, Read, Recite, Review. Dimana peserta didik dibekali langkah yang sistematis agar pemahaman bacaan terhadap isi bacaan menjadi lebih baik. Dari berbagai strategi tersebut diatas, peserta didik diharapkan mampu menuangkan hasil bacaan dapat dalam bentuk resume tulisan, peta konsep (mind mapping) atau graphic organizers.

79 C. Kegiatan literasi dalam pembelajaran dengan tagihan akademik
Literasi dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi scanning, skimming, atau SQ3R, guru melakukan kegiatan lanjutan misalnya ruang kepada peserta didik untuk memberikan menjawab, menanggapi atau mengomunikasikan hasil dari bacaan berkaitan dengan mata pelajaran dalam mata yang sedang bahasa berlangsung. Contoh pelajaran Inggris, peserta didik diarahkan untuk membaca sebuah teks yang diberikan guru untuk kemudian di komunikasikan dalam bentuk lisan atau tulisan.

80 Menggunakan lingkungan sekitar, sosial dan afektif, dan akademik disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, atau digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran. Contoh dalam mata pelajaran Sosiologi, peserta didik diberikan sebuah contoh kasus sosial di masyarakat untuk kemudian dicari penyelesaiannya melalui penelitian yang sumbernya menggunakan lingkungan sekitar, sosial dan afektif, dan akademik disertai beragam bacaan yang kaya literasi. Membaca Biografi tokoh penting yang ada kaitannya dengan pelajaran masing-masing yang dapat dilakukan diawal atau akhir pelajaran sebagai bahan inspirasi dan motivasi peserta didik. Contoh dalam pelajaran Fisika, peserta didik di arahkan untuk membaca biografi Thomas Alva Edison, Ibnu Sina (Avicenna), maupun tokoh-tokoh lainnya. Penulisan biografi peserta didik -peserta didik, guru, atau tokoh masyarakat sebagai salah satu proyek kelas. Melakukan kerjasama dengan media masa untuk mempublikasikan hasil karya tulis peserta didik maupun guru.

81 POJOK BUKU

82

83 Terima Kasih


Download ppt "SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKAN (SSK)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google