Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KONSERVASI TANAH DAN AIR DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KONSERVASI TANAH DAN AIR DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT."— Transcript presentasi:

1 KONSERVASI TANAH DAN AIR DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

2 PENDAHULUAN 2 Sebagai sumber daya alam, tanah mempunyai dua fungsi, yaitu (1) sebagai sumber unsur hara bagi tanaman dan (2) sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangkar dan air tanah tersimpan serta tempat unsur-unsur hara dan air ditambahkan. Kedua fungsi tersebut di atas dapat habis atau hilang disebabkan oleh kerusakan tanah. Hilangnya fungsi pertama dapat diperbaruhi dengan pemupukan secara terus-menerus, tetapi hilangnya fungsi kedua tidak mudah diperbaruhi oleh karena diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk pembentukan tanah

3 3 Produksi maksimal suatu tanaman dapat dicapai dengan pemupukan hanya jika sifat-sifat fisik tanah baik. Pemupukan tidak akan menguntungkan sebelum usaha- usaha pencegahan erosi, perbaikan aerasi dan air, pemeliharaan bahan organik tanah, pemulihan tanah- tanah rusak atau perbaikan drainase tanah dilakukan. Pengawetan tanah berarti penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan syarat- syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Sedangkan pengawetan air prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin dan pengaturan waktu aliran, sehingga tidak terjadi banjir yang merusak serta terdapat cukup air pada musim kemarau.

4 4 Konservasi Tanah dan Air Perlakuan Agronomi Secara MekanisSecara Kimiawi  Penanaman LCC  Penggunaan Mulsa  Pengaplikasian JJK  Penyusunan pelepah  Selektifitas Pengendalian Gulma  Penanaman Tanaman vetiver grass dan Flemingia.  Benteng teras  Teras Bersambung  Tapak Kuda  Tapak timbun  Tapak timbun bersambung  Rorak  Water pocket  Parit/kanal  Waduk  Pintu Air  Piezometer  Pemupukan  Pengapuran  Emulsi Bitumen

5 Perlakuan Agronomi  Penanaman LCC  Penggunaan Mulsa  Pengaplikasian JJK  Penyusunan pelepah  Selektifitas Pengendalian Gulma  Penanaman Tanaman vetiver grass dan Flemingia. 5 1

6 Penggunaan Mulsa 6

7 Penyusunan Pelepah ▰ Manfaat penyusunan pelepah dengan rapi, selain untuk menjaga kelembapan tanah dan menekan pertumbuhan gulma yaitu mencegah/mengurangi Aliran Permukaan. ▰ Pada areal teras kontour pelepah disusun antar teras dan antar tanaman (Non Mekanisasi) dapat mengurangi laju aliran air permukaan menuju lereng ▰ Pelapukan pelepah dapat meningkatkan kesuburan dan kandungan BO tanah. 7

8 Selektifitas Pengendalian Gulma ▰ Pengendalian Bukan Eradikasi ▰ Dalam satu ekosistem perkebunan terdapat beberapa jenis tumbuhan yang keberadaan nya menguntungkan, sebagai tempat hidup predator HPT, Menjaga Iklim Mikro atau sebagai Pencegah Erosi. 8

9 9

10 Penanaman vetiver grass dan Flemingia. 10

11 Secara Mekanis  Benteng teras  Teras Bersambung  Tapak Kuda  Tapak timbun  Tapak timbun bersambung  Rorak / Water pocket  Parit/kanal  Waduk  Pintu Air  Piezometer 11 2

12 Kemiringan Lereng Sarana Pencegahan Erosi ▰ Menanam LCC (ground cover ) pada tanah rata. ▰ Mananam pupuk hijau dan pembuatan benteng teras ( contour bund ) serta tapak kuda ( individual terrace = plat form ) pada tanah agak miring dan miring. ▰ Teras bersambung ( continous terrace = contour terrace ) pada tanah miring dan sangat miring. ▰ Tapak kuda ( individual terrace = plat form ) pada tanah miring dan ditanam Flemingia pada tanah timbun. 12

13 Klasifikasi Kemiringan Lereng 13

14 14 Kemiringan Pesentase Derajat Gradien a 12 m 3 m = Jarak Vertikal : Jarak Horizontal = 13 : 12 Atau di perkecil jadi = 1 : 4 Jarak Vertikal Jarak Horizontal X 100 =....l = 3 12 X 100 = 25 % = a = Tan (3/12) = 14,03°

15 Benteng Teras Pembuatan Benteng Teras : ▰ Ukur persentase slope rata-rata pada kawasan tersebut. ▰ Tetapkan suatu titik P, dimana pemancangan dimulai baik untuk arah benteng secara timbang air ( water pass ) maupun jarak antara dua benteng teras. ▰ Pedoman dasar pembuatan benteng teras, dapat lihat pada Tabel 15 Klasifikasi Kemiringan Slope ( % ) Sudut Miring Jarak Horizontal antara dua benteng ( m ) 1 0 0 34 ’ 60 2 1 0 9 ’ 40 Tanah3 1 0 44 ’ 30 Agak4 2 0 18 ’ 25 Miring5 2 0 52 ’ 20 6 3 0 26 ’ 18

16 Gambar Penampang Benteng Teras 16 Setelah pemancangan selesai, maka parit digali dan tanah galian ( lapisan ± 15 cm dari permukaan tanah ) ditimbun memanjang menurut arah pancang benteng dan kemudian dibentuk menurut ukuran serta dipadatkan (digeblek).

17 17

18 Teras Bersambung ▰ Sebelum pembuatan teras dilakukan pemancangan teras terlebuh dahulu. ▰ Jarak Antar teras Rata-rata 7,5 s/d 8,5 m. ▰ Teras dibuat pada lahan dengan kemiringan > 6o, menggunakan Bulldozer. ▰ Pembutan teras kontur dimulai dari puncak bukit dengan kemiringan tanah paling terjal pada lot yang akan dibuat terasan dengan mengikuti arah anak pancang teras. ▰ Teras dibuat agak miring 8% kearah dinding teras 18

19 Layout Teras Kontur 19

20 20

21 Tapak Kuda 21 Pembuatan tapak kuda hanya pada tanah miring dengan sudut kemiringan 8º - 28º ( slope : 15 – 54% ) dimana luas arealnya sempit. Areal yang akan dibuat tapak kuda terlebih dahulu harus dipancang menurut pancang tanam (berbeda dengan pembuatan contour = teras bersambung). Pembuatan tapak kuda tepat pada pancang tanam. Mula- mula permukaan tanah dibersihkan dari humus, akar-akar tunggul dan kayu. Tanah galian disusun untuk bagian yang ditimbun. Setelah terbentuk diadakan pengerasan (penggeblekan) hingga padat pada tanah timbun tersebut dan harus membentuk kemiringan 10 - 15º. Kemudian dibuat benteng kecil di pinggir tanah timbun. Norma prestasi pembuatan 2 - 3 tapak kuda/HK.

22 22

23 Tapak Kuda 23

24 Tapak Timbun ▰ Pada areal rawa atau low land, dimana air sulit untuk dialirkan maka harus dibuat tapak timbun dengan diameter 4 m dan tinggi timbunan 40-60 cm dari level permukaan air tertinggi. 24

25 Gambar Tapak Timbun 25

26 Tapak Timbun Bersambung ▰ Pada areal rawa atau low land dengan cakupan areal luas, dimana air sulit untuk dialirkan maka harus dibuat tapak timbun bersambung dengan lebar 12 m dan ketinggiannya tergantung level permukaan air tertinggi. ▰ Pembuatan tapak timbun bersambung dilakukan dengan cara melakukan penggalian parit pada kiri kanan tapak timbun bersambung dengan ketinggian sesuai kondisi ketinggian air. ▰ Sistem jarak tanam pada tapak timbun bersambung adalah 7 m (jarak antar barisan) x 8,5 m (jarak dalam barisan). Dalam satu tapak timbun bersambung terdapat 2 barisan tanaman. Jarak tanaman adalah 2,5 m dari bibir tapak timbun bersambung dan 2,5 m dari tepi collection road. 26

27 Tapak Timbun Bersambung ▰ Dengan menggunakan sistem jarak tanam diatas, untuk tapak timbun bersambung per ha akan diperoleh populasi tanaman 133 pokok per Ha. ▰ Pembuatan tapak timbun bersambung menggunakan excavator PC 200 semi long arm. 27 Layout Tapak Timbun BersambungContoh Tapak Timbun Bersambung

28 Rorak/Water Pocket 28 Pembuatan Rorak/water Pocket bertujuan untuk menyimpan Air hujan agar meresap kedalam tanah. Menghindari genangan air di badan jalan. Mencegah terjadinya aliran permukaan. Di buat di bagian kiri dan kanan jalan secara zig zag.

29 Parit/Kanal ◆ Parit dibuat pada areal yang memiliki areal kemiringan datar sampai bergelombang, areal rendahan (lowland), areal gambut atau areal yang memiliki drainase terhambat atau tergenang. Dibuat secara mekanis dengan menggunakan excavator. ◆ Pembuatan parit sebaiknya sudah dilakukan sebelum penanaman kelapa sawit (setelah dilakukan pemancangan) yang dimaksudkan agar tanaman kelapa sawit dapat tumbuh optimal. Namun pada kondisi tertentu, parit masih dapat dibuat setelah penanaman. 29

30 Secara Umum jenis-jenis parit, Antara Lain ; ▰ Parit yang terletak sejajar dengan barisan tanaman, jumlahnya menentukan intensitas drainasenya. Pada tanah gambut umumnya dibuat dengan perbandingan 1 parit untuk 2, 4 atau 8 baris tanaman (sesuai kebutuhan) dan pada tanah mineral 1 parit tiap 8 baris tanaman (sesuai kebutuhan). 30 1. Field drain (1 m x 1 m x 1 m).

31 31 Parit 1x1 Perbandingan 4 : 1

32 32 2. Parit kaki bukit (1 m x 1 m x 1 m) Parit kaki bukit mengalirkan air menuju ke collection drain/ main drain

33 33 3. Collection Drain ( 2 m x 2 m x 1.5 m ) Parit yang menampung air dari field drain atau dari dalam Blok kemudian dialirkan menuju ke Main Drain. biasanya sejajar dengan jalan produksi (collection road).

34 34 4. Main Drain ( ukuran 4 m x 4 m x 2 m ) Main drain mengalirkan air dari sejumlah collection drain menuju ke batas kebun dan pintu air.

35 35 4. Outlet Drain dan Inlet Drain Outlet Drain parit yang mengalirkan air ke pintu air atau ke luar kebun menuju ke sungai. Ukuran lebar outlet drain lebih besar daripada main drain atau disesuaikan dengan debit air. Inlet Drain Parit yang berfungsi untuk memasukkan air dari sungai di sekitar kebun, untuk menjaga level air terutama di musim kemarau

36 36 ▻ Pemeliharaan parit dilakukan menggunakan excavator/bechoe loader yang bertujuan untuk membersihkan dan mendalamkan parit yang telah dangkal dan tersumbat sehingga air dapat mengalir lancar menuju outlet/sungai terdekat. ▻ Pencucian Parit harus dilakukan dari hulu ke hilir dengan rotasi 1 kali setahun ▻ Tanah dan lumpur hasil penggalian ditaruh di bahu jalan dengan membuat kaki lima. ▻ Pemeliharaan parit secara manual dapat dilakukan dengan membersihkan rumput/sampah yang ada dipinggir parit dengan menggunakan parang babat, dan cangkul digunakan untuk mendalamkan parit yang mengalami pendangkalan oleh lumpur, kayu-kayu yang menghambat saluran air dapat dipotong dengan menggunakan kampak dan dibuang diluar kaki lima (di gawangan mati). Pemeliharaan Parit

37 37

38 Waduk ▰ Pembuatan waduk bertujuan untuk menyimpan air hujan, agar tidak terjadi kekurangan air pada saat musim kemarau. ▰ Pembuatan waduk sangat penting terutama pada arel perkebunan yg memiliki sedikit sumber air. ▰ Kebutuhan Air PKS, Pembibitan dan Perumahan merupakan pertimbangan dalam pembuatan waduk 38

39 Pintu Air (Water Gate) ▰ Lokasi pembuatan di batas kebun, pertemuan antara saluran utama dengan sungai (inlet) atau saluran (outlet). ▰ Dilengkapi dengan tongkat pengukur level permukaan air. 39

40 Macam – macam Pintu Air (Water Gate) ◆ Water Gate Pintu Sorong Secara berkala pintu air harus selalu dikontrol, apabila air di luar lebih tinggi dari air di dalam kebun maka pintu air harus ditutup demikian sebaliknya. Hal ini perlu dimonitor sepanjang hari dengan menempatkan petugas khusus. 40

41 ◆ Water Gate Pintu Ayun Pada musim penghujan atau terjadi pasang naik air sungai, pintu ayun otomatis di outlet akan menutup sehingga air pasang tidak masuk ke dalam areal kebun. Sedangkan di lokasi inlet, saat terjadi pasang naik air sungai, pintu ayun akan terbuka sehingga air sungai dapat memasuki areal kebun. Secara berkala pintu air harus selalu dikontrol untuk membersihkan sampah-sampah yang menghalangi laju keluarnya air dari dalam areal. 41

42 42

43 43 THANKS!


Download ppt "KONSERVASI TANAH DAN AIR DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google