Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehirni madyarti Telah diubah "4 tahun yang lalu
1
Laporan Kasus Pemeriksaan Luar dan Dalam pada Eliza Anggraini, S.Ked. Rr. Dita Nurul, S.ked Mardina, S.Ked. Ayu Fitriani S.ked Wisman Agustian, SkedHj. Anggun Oktaviani S.ked Irni Madyarti, SkedSilvia LR S.ked Pembimbing dr. Binsar Silalahi, Sp.F, DFM, SH Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang 2014
2
PENDAHULUAN Asfiksia Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara pernapasan, yang mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai dengan peningkatan karbon dioksida (hiperkapnia). Dengan demikian organ tubuh mengalami kekurangan oksigen (hipoksia hipoksik) dan terjadi kematian.
3
PENDAHULUAN Asfiksia Mekanik mati lemas yang terjadi bila udara pernapasan terhalang memasuki saluran pernafasan oleh berbagai kekerasan (yang bersifat mekanik), misalnya penutupan lubang saluran pernapasan bagian atas, seperti : pembekapan (smothering) dan penyumbatan (gagging dan choking), dapat juga disebabkan oleh adanya penekanan dinding saluran pernapasan, seperti : penjeratan (strangulation), pencekikan (manual strangulation, throttling) dan gantung (hanging). mati lemas yang terjadi bila udara pernapasan terhalang memasuki saluran pernafasan oleh berbagai kekerasan (yang bersifat mekanik), misalnya penutupan lubang saluran pernapasan bagian atas, seperti : pembekapan (smothering) dan penyumbatan (gagging dan choking), dapat juga disebabkan oleh adanya penekanan dinding saluran pernapasan, seperti : penjeratan (strangulation), pencekikan (manual strangulation, throttling) dan gantung (hanging).
4
PENDAHULUAN Asfiksia mekanik yang paling sering dijumpai dalam kasus tindak pidana yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia. Mengetahui gambaran asfiksia, khususnya asfiksia mekanik pada postmportem serta keadaan apa saja yang dapat menyebabkan asfiksia, khususnya asfiksia mekanik mempunyai arti penting terutama dikaitkan dengan proses penyidikan
5
Alloanamnesis Korban diantar ke Departemen Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Palembang pukul 22.00 WIB. BAB II LAPORAN KASUS
6
Pemeriksaan Identitas jenazah Nama: Melisa Tempat / Tgl. lahir: OKI / 13 februari 1996 Umur: 18 tahun Jeniskelamin: Perempuan Kewarganegaraan: Indonesia Agama: Islam Alamat: TalangBatu
7
Hasil pemeriksaan luar 1. Mayat tidak berlabel dan tidak bersegel 2. Benda disamping mayat tidak ada 3. Penutup mayat : Ada, kain batik warna coklat, panjang dan sarung bantal warna putih dengan motif bunga-bunga warna merah jambu 4. Pakaian mayat : tidak ada 5. Perhiasan: tidak ada 6. Benda disamping mayat: Tidak ada
8
Hasil pemeriksaan luar 7. Tanda – tanda kematian : Lebam Mayat dijumpai pada kepala ditemukan buih-buih halus sulit pecah warna putih dari mulut dan kedua lubang hidung. 8. Identifikasi Umum : Dijumpai sesosok mayat perempun, dikenal,umur 18 tahun, panjang badan 161 cm, warna kulit sawo matang, rambut sedikit, lurus, mudah rontok, warna hitam, pendek, mudah dicabut dengan panjang 25 cm. 9. Identifikasi khusus: Tidak ada
9
Kepala: Bentuk simetris. Tidak dijumpai tanda kekerasan. Muka: Bentuk simetris. Mengembung dan bewarna ungu kehitaman Tidak dijumpai tanda – tanda kekerasan. Mata: Kedua bola mata agak pucat. Tidak dijumpai tanda – tanda kekerasan. Hidung: Bentuk simetris. Keluar buih-buih halus warna putih Tidak dijumpai tanda – tanda kekerasan. Telinga: Bentuk simetris. Tidak dijumpai tanda – tanda kekerasan. Tidak ditemukan lubang tindik, tidak keluar cairan maupun darah dari kedua lubang telinga.
10
Mulut: Bentuk simetris. Keluar buih-buih halus warna putih Terdapat gigi yang masih lengkap. Tidak dijumpai tanda – tanda kekerasan. Dagu: Bentuk simetris. Tidak dijumpai tanda – tanda kekerasan. Leher: Bentuk simetris. Tidak dijumpai tanda – tanda kekerasan. Dada: Bentuk simetris. Tidak dijumpai tanda – tanda kekerasan. Perut: Bentuk simetris. Tidak dijumpai tanda – tanda kekerasan. Punggung: Bentuk simetris. Tidak dijumpai tanda – tanda kekerasan.
11
Anggota gerak atas: Pada tangan sebelah kanan, kuku tampak pucat, warna biru keunguan. Pada tangan sebelah kiri, kuku tampak pucat, warna biru keunguan. Anggota gerak bawah : Pada kaki sebelah kanan, kuku tampak pucat, warna biru keunguan. Pada kaki sebelah kiri, kuku tampak pucat, warna biru keunguan. Paha: Tidak dijumpai tanda- tanda kekerasan. Pantat: Tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan. Genitalia bagian luar : Bagian bibir besar, Ukuran 2 jari longgar dan 2 ketat
12
Pemeriksaan dalam Kulit kepala : Tidak dijumpai perdarahan Otak: Pembuluh darah melebar, tidak dijumpai kesan perdarahan dan tanda fraktur, berat 1,18 gram Saluran Makan: Tidak dijumpai kelainan Saluran Nafas: Terdapat buih-buih halus warna putih Kulit Dada: Tidak dijumpai kelainanTebal lemak dada 1 cm Tebal Lemak perut 4 cm Paru : Paru Kiri warna pucat, terdapat bintik perdarahan, saat perabaan seperti spons, terdapat buih-buih halus, terdapat cairan berwarna kuning sebanyak 85 cc, berat 43 kg. Paru kanan warna pucat, terdapat bintik perdarahan, terdapat buih-buih halus, terdapat cairan berwarna kuning sebanyak 175 cc dan darah berwarna hitam encer, berat 59 kg
13
Pemeriksaan dalam Jantung: Warna pucat, tidak dijumpai bintik perdarahan Hati: Warna pucat, tampak ada jamur, terdapat nanah, adanya perlengketan, terdapat bintik perdarahan, berat 1550 gram Lambung : Kosong, warna pucat, tampak bintik perdarahan Limfa: Tampak membesar, permukaan terdapat nanah, tampak bintik perdarahan, berat 300 gram Gall Bledder: Warna pucat, tidak ada sumbatan Ginjal: Ginjal kiri berwarna pucat, tampak bintik perdarahan panjang 1 cm lebar ½ cm, berat 1,9 gram Ginjal kanan berwarna pucat, tampak bintik perdarahan, panjang 0,5 cm lebar 0,2 cm, berat 1,6 gram
14
Pemeriksaan dalam Uterus: Tidak dijumpai kelainan, besarnya normal Vagina: Pada selaput dara, posisi jam tiga dan sembilan searah jarum jam tampak robekan sampai dasar, tidak dikelilingi memar maupun resapan darah
15
Diskusi Kekerasaan Pada Perempuan Kekerasan terhadap perempuan merupakan fenomena universal, terjadi pada semua lapisan masyarakat, tidak membedakan kelas sosial dan bersifat lintas budaya. Kekerasan pada perempuan dapat diartikan sebagai tindakan atau sikap yang dilakukan dengan tujuan tertentu sehingga dapat merugikan perempuan baik secara fisik maupun secara psikis. Kategori Kekerasan Perempuan 3 Physical battering : penamparan, pemukulan, pembakaran, penendangan, penembakan, penusukan, dan semua bentuk kekerasan fisik non seksual. Sexual battering : semua kekerasan yang berkaitan dengan seksualitas seperti pemukulan di payudara atau kelamin, dan perkosaan secara oral, anal, dan vaginal. Psychological battering : Banyak perempuan yang mengalami kekerasan melaporkan bahwa psychological battering merupakan kekerasan yang paling merusak keadaan jiwa mereka.
16
2. Asfiksia Asfiksia atau mati lemas adalah suatu keadaan berupa berkurangnya kadar oksigen (O 2 ) dan berlebihnya kadar karbon dioksida (CO 2 ) secara bersamaan dalam darah dan jaringan tubuh akibat gangguan pertukaran antara oksigen (udara) dalam alveoli paru-paru dengan karbon dioksida dalam darah kapiler paru-paru. Kekurangan oksigen disebut hipoksia dan kelebihan karbon dioksida disebut hiperkapnia.
17
Penyebab Asfiksia Penyebab Alamiah, Trauma mekanik, Keracunan Gejala Asfiksia Ada 4 stadium gejala / tanda dari asfiksia, yaitu: Fase dispneu/sianosis Fase konvulsi Fase apneu Fase akhir/terminal/final
18
Gambaran Postmortem pada Asfiksia 5,8 Pada pemeriksaan luar: Muka dan ujung-ujung ekstremitas sianotik (warna biru keunguan) Tardieu’s spot pada konjungtiva bulbi dan palpebra. Lebam mayat cepat timbul, luas, dan lebih gelap Busa halus keluar dari hidung dan mulut.
19
Gambaran Postmortem pada Asfiksia 5,8 Pada pemeriksaan dalam: Organ dalam tubuh lebih gelap & lebih berat dan ejakulasi pada mayat laki-laki akibat kongesti / bendungan alat tubuh & sianotik. Darah termasuk dalam jantung berwarna gelap dan lebih cair. Tardieu’s spot pada pielum ginjal, pleura, perikard, galea apponeurotika, laring, kelenjar timus dan kelenjar tiroid. Busa halus di saluran pernapasan. Edema paru. Kelainan lain yang berhubungan dengan kekerasan seperti fraktur laring, fraktur tulang lidah dan resapan darah pada luka.
20
No TEMUAN PADA KASUS ANALISIS 1. Terdapat busa kasar dan tidak mudah pecah pada hidung dan mulut Busa busa yang timbul akibat peningkatan aktivitas pernafasan yang disertai sekresi selaput lendir saluran pernafasan bagian atas 2. Tampak sianosis pada ujung – ujung jari Sianosis pada ujung – ujung jari akibaj jaringan yang kekurang oksigen 3.Mata agak pucat Karena anemia akibat kurangnya kadar hemoglobin dalam darah 4.Lebam mayat lebih gelap Karena meningkatnya kadar HbCO2 dalam darah 4. Analisis Luka Pada pemeriksaan luar jenazah ini ditemukan:
21
No TEMUAN PADA KASUS ANALISIS 1. Darah berwarna lebih gelap dan lebih encer Karena fibrinolisis darah yang meningkat akibat tingginya kadar CO2 dalam darah 2. Terdapat busa – busa kasar dan tidak mudah pecah pada saluran nafas atas Busa busa yang timbul akibat peningkatan aktivitas pernafasan yang disertai sekresi selaput lendir saluran pernafasan bagian atas 3.Pelebaran pembuluh darah pada otak Diakibatkan asfiksia berat Analisis Luka Pada pemeriksaan dalam jenazah ini ditemukan:
22
No TEMUAN PADA KASUS ANALISIS 4. Terdapat cairan pada paru kiri sebanyak 85 cc Dan paru kanan sebanyak 75 cc Biasanya berhubungan dengan hipoksia 5.Oragan – organ yang lebih berat seperti: -Hepar tampak pucat, terdapat bintik – bintik perdarahan dengan berat 1.550 gr -Gall bleder tampak pucat dan tidak ada sumbatan -Organ - organ yang lebih berat ini akibat bendungan sirkulasi - Organ – organ tampak pucat diakibatkan karena kurangnya kadar hemoglobin dalam darah ( anemia ) -Terdapat bintik – bintik perdarahan pada organ akibat trauma benda tumpul ataupun pukulan yang menyebabkan perdarahan Analisis Luka Pada pemeriksaan dalam jenazah ini ditemukan:
23
NoTEMUAN PADA KASUSANALISIS 5. - Limfa tampak membesar pada permukaan terdapat pus dan terdapat bintik – bintik perdarahan. berat limfa 300 gr -Ginjal kiri tampak pucat, terdapat bintik – bintik perdarahan dengan panjang 1cm lebar 0,5 cm. Berat ginjal 190 gr. -Ginjal kanan tampak pucat terdapat bintik bintik perdarahan dengan panjang 0,5 cm dab lebar 0,2 cm. Berat ginjal 160gr -Lambung tampak pucat, kosong, terdapat bintik – bintik perdarahan Analisis Luka Pada pemeriksaan dalam jenazah ini ditemukan:
24
Tanda kematianPemerik-saanPerkiraan waktu kematian 1.Lebam mayat 2.Kaku mayat 3.Pembusukan warna merah keunguan gelap pada bagian punggung kiri dan kanan, leher ditemukan kekakuan pada mulut, jari-jari tangan, Tidak ditemukan Hal ini menunujukan kemungkinan waktu kematian korban kurang dari 12 jam. Kemungkinan waktu kematian korban kurang dari 10-12 jam. Kemungkinan waktu kematian korban kurang dari 36 jam Waktu Kematian
25
Sebab kematian Banyak faktor penyebab dari kematian seseorang. Seseorang bisa mengalami kematian yang diakibatkan oleh adanya perdarahan (syok hipovolemik), merusak organ vital, emboli, vagal refleks, dan aksfiksial. Pada kasus ini sebab kematian akibat asfiksia serta didapatkan anemia. Untuk penyebab anemia pada kaus belum dapat dipastikan penyebabnya. Namun kemungkinan dapat disebabkan penyakit karena tidak didapatkan tanda – tanda perdarahan pada pasien ini.
26
Cara kematian Cara kematian digolongkan menjadi kematian wajar (penyakit, natural death), kematian karena kecelakaan (accidental death), kematian bunuh diri (suicide), kematian oleh dibunuh (homicidal). Pada kasus ini dari pemeriksaan luar didapatkan busa – busa pada lubang hidung dan dan mulut tanpa disertai luka memar atau lecet. Dari distribusi tersebut menandakan kemungkinan mayat ini meninggal karena kematian karena kematian wajar (penyakit, natural death).
27
Medikolegal LUKA DAN KEKERASAN Di dalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka akibatkekerasan, pada hakikatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan dari permasalahan sebagai berikut : 1. Jenis luka apa yang terjadi? 2. Jenis kekerasan/senjata apa yang menyebabkan luka? 3. Bagaimana kualifikasi luka itu ? Pengertian kualifikasi disini semata-mata pengertian Ilmu Kedokteran Forensik,yang hanya baru dipahami setelah mempelajari pasal-pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yang bersangkutan dengan Bab XX (tentang penganiayaan), terutama pasal 351 dan pasal 352 dan Bab IX (Tentang Arti Beberapa IstilahYang Dipakai Dalam Kitab Undang- Undang) yaitu pasal 90 11,13
28
Pasal 351 Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulanatau denda paling banyak tiga ratus rupiah Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama lima tahun Jika mengakibatkan mati, dikanakan pidana penjara paling lama tujuh tahun Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana
29
Pasal 352 Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara palinglama tiga bulan, atau denda paling banyak tiga ratus rupiah. Pidana dapat ditambahsepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
30
Asfiksia atau mati lemas adalah suatu keadaan berupa berkurangnya kadar oksigen (O 2 ) dan berlebihnya kadar karbon dioksida (CO 2 ) secara bersamaan dalam darah dan jaringan tubuh akibat gangguan pertukaran antara oksigen (udara) dalam alveoli paru-paru dengan karbon dioksida dalam darah kapiler paru-paru. Gambaran Postmortem pada Asfiksia Muka dan ujung-ujung ekstremitas sianotik, Tardieu’s spot (petekie) pada konjungtiva bulbi dan palpebra, Lebam mayat cepat timbul, darah dalam keadaan lebih cair dan gelap, busa halus keluar dari hidung dan mulut, Tardieu’s spot pada pielum ginjal, pleura, perikard, galea apponeurotika, laring, kelenjar timus dan kelenjar tiroid, Edema paru. Tanda pasti kematian adalah lebam mayat (livor mortis), kaku mayat (rigor mortis), penurunan suhu tubuh (algor mortis), pembusukan, mumifikasi, dan adiposera. BAB III KESIMPULAN
31
Pada kasus ini dijumpai pada pemeriksaan luar pada kasus ditemukan busa kasar dan tidak mudah pecah pada hidung dan mulut, Tampak sianosis pada ujung – ujung jari, Mata agak pucat, dan Lebam mayat lebih gelap. Pemeriksaan dalam pada kasus ditemukan darah berwarna lebih gelap dan lebih encer, terdapat busa – busa kasar dan tidak mudah pecah pada saluran nafas atas, Pelebaran pembuluh darah pada otak, Terdapat cairan pada paru kiri sebanyak 85 cc dan paru kanan sebanyak 75 cc, Hepar tampak pucat, terdapat bintik – bintik perdarahan, Gall bleder tampak pucat dan tidak ada sumbatan, Limfa tampak membesar pada permukaan terdapat pus dan terdapat bintik – bintik perdarahan, Ginjal kiri, ginjal kanan dan lambung tampak pucat serta terdapat bintik – bintik perdarahan. BAB III KESIMPULAN
32
Gambar 1. Luka Terbuka Pada Dahi Lampiran
33
Gambar 2. Luka memar pada wajah sebelah kanan
34
Gambar 3. Luka memar pada dada kanan
35
Gambar 4. Luka lecet pada pinggul kanan
36
Gambar 5. Luka memar pada paha kanan bagian dalam
37
6. Luka pada betis (pertengahan tulang kering) dan luka memar disekitarnya
38
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.