Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pengertian Wilayah / Region: Bagian dari permukaan bumi yang teritorialnya dibedakan dengan wilayah lain berdasarkan kriteria tertentu Kawasan: Fungsi.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pengertian Wilayah / Region: Bagian dari permukaan bumi yang teritorialnya dibedakan dengan wilayah lain berdasarkan kriteria tertentu Kawasan: Fungsi."— Transcript presentasi:

1 Pengertian Wilayah / Region: Bagian dari permukaan bumi yang teritorialnya dibedakan dengan wilayah lain berdasarkan kriteria tertentu Kawasan: Fungsi tertentu Daerah: Bagian dari permukaan bumi dalam batas kewenangan pemerintah (administratif) Lokasi: Tempat terjadi

2 Wilayah merupakan suatu ruang di permukaan bumi yang mempunyai spesifik dan dalam aspek tertentu yang membedakan antara dua titik (Immanuel Kant) Wilayah adalah suatu area dengan lokasi spesifik dan dalam aspek tertentu yang berbeda dengan area lainnya yang berupa mosaik (Hartsorne) Wilayah adala bagian permukaan bumi yang dapat dibedakan dalam hal-hal tertentu dari daerah sekitarnya (Bintarto & Hadisumarno) Pengertian Wilayah Menurut Ahli

3 Klasifikasi Wilayah Wilayah Berdasar TypeBerdasar HierarkiBerdasar Kategori Wil. Formal Wil. Fungsional Single Topic region Combined topic tegion Multiple topic region Total region Compage region

4 Berdasarkan Tipe Wilayah Formal/ Homogenous region/ formal Region/ Uniform Region: Wilayah geografik yang seragam/ homogen menurut kriteria tertentu baik kriteria fisik maupun sosial Wilayah Fungsional/ Polarized Region/ Nodal Region: Wilayah geografik yang memperlihatkan suatu hubungan fungsional tertentu dan memiliki ciri kegiatan yang berhubungan dengan pusat daerah ditandai dengan adanya arus kegiatan transportasi dan komunikasi yang akhirnya menunjang pertumbuhan dari setiap wilayah tersebut. Misalnya wilayah Ibu Kota Jakarta.

5 Berdasar Hierarki/ Rangking Klasifikasi ini menggunakan kriteria berdasar urutan/ orde wilayah yang membentuk satu kesatuan Contoh : Propinsi – Kabupaten – Kecamatan – Desa – Dusun – RW – RT

6 Berdasarkan Kategori (Jumlah Kriteria) Single Topic Region (Wilayah bertopik Tunggal): Wilayah yang eksistensinya didasarkan pada satu macam topik/ kriteria saja. Contoh: Wilayah curah hujan, wilayah geologi. Combined Topic Region (Wilayah bertopik gabungan): Wilayah yang eksistensinya berdasar pada gabungan lebih dari satu kriteria. Contoh: Wilayah iklim (gabungan dari berbagai unsur iklim)

7 Berdasarkan Kategori (Jumlah Kriteria) lanjutan….. Multiple topic Region (wilayah bertopik banyak): wilayah yang eksistensinya berdasarkan pada beberapa topik yang berbeda satu sama lain. Contoh: wilayah pertanian, wilayah ekonomi Total Region (wilayah total): menggunakan semua unsur wilayah. Kesatuan politik sbg dasar. Contoh: wilayah desa, kecamatan dsb. Compage Region: tidak mendasarkan pada banyak sedikitnya kriteria tapi aktivitas manusia yang menonjol.

8 Klasifikasi Wilayah Menurut Geographical Association Generic region, merupakan penggolongan wilayah menurut jenisnya yang menekankan pada jenis wilayah seperti iklim, topografi, vegetasi, dan fisiografi. Contoh: Wilayah Vegetasi. Specific Region, merupakan wilayah tunggal yang mempunyai ciri ciri geografis tertentu/ khusus terutama yang ditentukan oleh lokasi absolut dan lokasi relatifnya. Contoh: Wilayah Asia Tenggara, merupakan wilayah tunggal yang mempunyai karakteristik khusus. Uniform Region, Wilayah yang didasarkan keseragaman atau kesamaan kriteria-kriteria tertentu. Contoh: Wilayah Pertanian Nodal Region, suatu wilayah yang diatur beberapa pusat-pusat kegiatan yang saling dihubungkan oleh jalur transportasi antara satu dengan yang lainnya.

9 Pewilayahan (Regionalisasi) Pewilayahan (Regionalisasi), merupakan suatu upaya mengelompokkan atau mengklasifikasikan unsur-unsur yang sama. Mengingat lokasi-lokasi di muka bumi jumlahnya tidak terbatas sehingga perlu menyusun dan mengelompokkan serangkaian lokasi yang mempunyai sifat-sifat yang sama menurut kriteria tertentu. Tujuan perwilayahan di antaranya: 1.Menyederhanakan informasi dari suatu gejala atau fenomena di permukaan bumi yang sangat beragam. 2.Menyebarkan dan meratakan pembangunan sehingga dapat menghindari adanya pemusatan kegiatan. 3.Menjamin keserasian dan koordinasi terhadap berbagai kegiatan pembangunan yang ada di tiap-tiap daerah. 4.Memberikan pengarahan kegiatan pembangunan, tidak saja kepada aparatur pemerintah di pusat atau daerah, tetapi juga kepada masyarakat dan para pengusaha.

10 Jenis-jenis Pewilayahan (Regionalisasi) 1.Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan, mulai dari tingkat provinsi hingga dusun/ RT/ RW. 2.Berdasarkan kesamaan kondisi, dapat dibagi berdasarkan kondisi fisik misalnya wilaya Sumatera Utara pernah dibagi menjadi pantai timur, pegunungan, dan pantai barat. Ada juga desa pantai, desa pedalaman, dan desa perbukitan. Selain itu juga berdasarkan kesamaan kondisi sosial budaya misalnya wilayah Pasundan, wilayah Badui, dan wilayah Kampung Cina. 3.Berdasarkan kriteria/ topik (Single topic region, combine topic region, multiple topic region, total region). 4.Berdasarkan wilayah perencanaan, dalam hal ini, ditetapkan batas-batas wilayah maupun daerah dari suatu program atau proyek khusus. Wilayah perencanaan ini dapat melibatkan beberapa wilayah administrasi.

11 Jenis-jenis Pewilayahan (Regionalisasi) Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan contoh pewilayahan berdasarkan perencanaan dan melibatkan berbagai wilayah administrasi

12 Penataan Ruang Menurut UU No. 24 Tahun 1992, tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan. Sementara itu, penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penataan ruang wilayah dilakukan pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota. Indonesia memiliki banyak kota-kota yang tersebar di masing-masing provinsi. Namun, pembangunan wilayah Indonesia masih belum merata atau masih terpusat pada wilayah-wilayah tertentu saja.

13 Penataan Ruang Setiap rencana tata ruang harus mengemukakan kebijakan makro pemanfaatan ruang yakni: 1.Tujuan pemanfaatan ruang Tujuan dari pemanfaatan ruang berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yaitu keterpaduan, keselarasan, keberlanjutan, keberdayagunaan dan keberhasilangunaan, keterbukaan, kebersamaan, dan kemitraan perlindungan kepentingan umum kepastian hukum dan keadilan serta akuntabilitas. 2.Struktur dan Pola Ruang Wilayah Menggambarkan pola pemanfaatan ruang dan kaitan antara berbagai ruang berdasarkan pemanfaatan serta hierarki dari pusat pemukiman dan pusat pelayanan 3.Pola Pengendalian pemanfaatan ruang Kebijakan dan strategi yang perlu ditempuh agar rencana pemanfaatan ruang dapat dikendalikan menuju sasaran yang diinginkan.

14 Penataan Ruang UU No. 26 Tahun 2007 yang mengatur tata ruang secara nasional, memberikan hak pemerintah provinsi untuk mengatur tata ruang sendiri, sesuai keadaanya dan tidak bertentangan dengan undang- undang tersebut. Rencana tata ruang wilayah kota memuat, antara lain: 1.Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kota. 2.Rencana struktur ruang wilayah kota yang meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yang terkait dengan kawasan pedesaan dan sistem jaringan prasarana wilayah kota. 3.Rencana pola ruang wilayah kota yang meliputi kawasan lindung kota dan kawasan budidaya kota. 4.Penetapan kawasan strategis kota 5.Arah pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan 6.Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disintensif, serta arahan sanksi.

15 Analisis Kasus 1.Berdasrkan artikel tersebut, uraikanlah permasalahan dalam penerapan tata ruang kota yang dihadapi oleh kota-kota di Indonesia 2.Bagaimanakah cara mengatasi permasalahan tata ruang kota tersebut? Solusi apa yang dapat kamu berikan? 3.Amati wilayah tempat tinggalmu. Permasalahan apakah yang dihadapi oleh kota tempatmu tinggal bila dikaitkan dengan perencanaan tata ruang kota? 4.Mengapa kita perlu mencontoh negara- negara maju seperti Belanda yang sudah membuat rencana tata ruang kotanya dengan matang? 5.Cobalah buat suatu konsep perencanaan tata ruang kota yang ideal menurutmu yang bisa membuat warga masyarakatnya hidup nyaman dan bahagia!

16 Pembangunan dan Pertumbuhan Wilayah Pembangunan wilayah adalah suatu pemanfaatan ruang wilayah dengan cara mengoptimalkan aktivitas serta fungsi wilayah tersebut untuk melakukan suatu pengembangan potensi wilayah tersebut. Pembangunan dan pertumbuhan pada suatu wilayah berbeda-beda. Hal ini bergantung pada potensi daerah, lokasi, sarana transportasi, serta sumberdaya manusia yang ada pada wilayah tersebut. 1.Pembangunan perdesaan Pembangunan pedesaan dapat diarahkan pada hal-hal berikut ini a.Pemantapan ketahanan pangan bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian. Sehingga diperlukan berbagai sarana dan prasarana pendukung. b.Penciptaan kegiatan ekonomi lokal secara beragam. c.Peningkatan dan memperluas lapangan pekerjaan. d.Penguatan kelembagaan pedesaan. e.Peningkatan partisipasi masyarakat. f.Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup pedesaan

17 Pembangunan dan Pertumbuhan Wilayah 2.Pembangunan perkotaan Sejak otonomi daerah, pembangunan perkotaan diurus dan diatur oleh pemerintah kota. Indikator keberhasilan pembangunan kota yaitu tingkat perekonomian yang merata, kelestarian lingkungan hidup, keseimbangan pembangunan, dan optimalisasi pemanfaatan ruang. Pola pembangunan kota didasarkan atas hal-hal berikut ini: a.Aspek topografi (kota pegunungan, kota dataran tinggi, kota dataran rendah, dan kota pesisir). b.Aspek kegiatan ekonomi yang menonjol (kota pariwisata, kota industri, dan kota perdagangan. c.Aspek tingkat perkembangan kota.

18 Pengertian Pusat-pusat Pertumbuhan Wilayah atau region di permukaan bumi memiliki pusat-pusat pertumbuhan. Konsep pusat pertumbuhan pertama kali dikemukakan oleh Francois Perroux (1995) dengan istilah growth pole. Dalam konsepnya Perroux mengemukakan pertumbuhan tidak terjadi secara serentak. Pertumbuhan tersebut terjadi pada titik titik atau kutub perkembangan dengan intensitas yang berubah-ubah. Konsep pusat-pusat pertumbuhan mengandung pengertian adanya suatu hubungan saling memengaruhi secara timbal balik antara pusat-pusat tersebut dengan daerah pengaruhnya. Dalam pengembangan daerah melalui pusat-pusat pertumbuhan, kegiatan akan disebar ke beberapa pusat-pusat pertumbuhan sesuai dengan hierarki dan fungsinya.

19 Pusat-pusat Pertumbuhan Faktor-faktor yang dapat memengaruhi suatu wilayah menjadi pusat pertumbuhan antara lain: a.Faktor Alam Faktor alam yang berengaruh terhadap perkembangan suatu wilayah yaitu topografi. Misalnya wilayah yang terletak di dataran rendah akan cepat berkembang daripada kota yang terletak di dataran tinggi. Kota-kota seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar merupakan kota yang terletak di dataran rendah. b.Faktor Ekonomi Perkembangan ekonomi suatu wilayah salah satunya dipengaruhi oleh sumber daya alam. Wilayah dengan sumber daya alam melimpah, perkembangannya lebih pesat bila dibandingkan dengan daerah yang sumber dayanya sedikit. Dengan adanya sumber daya alam tersebut akan sangat mempengaruhi perekonomian wilayah tersebut. c.Faktor Industri Faktor industri biasanya digunakan sebagai indikator kemajuan suatu wilayah. Petumbuhan industri biasanya akan diikuti oleh pertumbuhan wilayah. d.Faktor Sosial Suatu wilayah yang kehidupan sosial penduduknya maju akan mudah berinteraksi dengan daerah sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan masyarakat akan lebih mudah menerima pandangan-pandangan baru yang dapat menunjang kemajuan kehidupan sosial. e.Faktor Transportasi Tersedianya sarana dan prasarana transportasi akan berpengaruh terhadap kelancaran proses interaksi antardaerah. Wilayah dengan sarana dan prasarana transportasi yang lengkap biasanya memiliki pertumbuhan yang pesat.

20 Teori Pusat Pertumbuhan Terdapat beberapa teori yang sering digunakan dalam pusat-pusat pertumbuhan di antaranya Teori Potensi Wilayah, Teori Tempat Sentral, dan Teori Kutub Pertumbuhan. a.Teori Potensi Wilayah Pusat pertumbuhan suatu wilayah dapat diidentifikasi berdasarkan potensi wilayah. Potensi suatu wilayah dapat dilihat dari berbagai sektor kehidupan, baik sektor fisik maupun sosial budaya yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya Daerah Bali yang memiliki potensi di bidang pariwisata alam dan budaya. Sehingga dapat memacu perkembangan industri hiasan (cendera mata), perdagangan, transportasi dan perhotelan. Diharapkan Daerah Bali juga dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan wilayah lain seperti di NTT dan NTB. b.Teori Tempat Sentral Teori Tempat Sentral dikemukakan pertama kali oleh Walter Christaller (1993). Teori Christaller ini bertitik tolak dari letak perdagangan dan pelayanan dalam sebuah kota, seperti rumah sakit, sekolah, bank dan sebagainya. Semakin besar pusat pelayanan atau perdagangan, maka semakin luas penduduk yang dapat terlayani. Oleh karena itu, pusat pelayanan biasanya membentuk hierarki dari yang besar, sedang, sampai yang kecil sesuai kemampuan melayani. Tempat sentral umumnya adalah ibu kota provinsi dan ibu kota kabupaten yang dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat menarik penduduk sekitar untuk mengunjunginya.

21 Teori Pusat Pertumbuhan Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Christaller, terdapat tiga hierarki atau tingkatan tempat yang sentral. Ketiga hierarki tersebut yakni: 1.Tempat sentral berhierarki tiga (K-3). Merupakan pusat pelayanan berupa pasar yang senantiasa menyediakan barang-barang bagi kawasan-kawasan di sekitarnya (Kasus pasar yang optimum atau asas pemasaran). Wilayah ini selain memengaruhi wilayahnya sendiri juga memengaruhi sepertiga bagian dari masing-masing wilayah tetangganya.

22 Teori Pusat Pertumbuhan 2. Tempat sentral berhierarki empat (K-4). Merupakan pusat lalu lintas/ transportasi yang optimum. Artinya daerah ini dan daerah sekitarnya yang terpengaruh memberikan kemungkinan jalur lalu lintas yang paling efisien. Tempat sentral ini disebut juga situasi lalu lintas yang optimum. Situasi lalu lintas yang optimum ini memiliki pengaruh setengah bagian dari wilayah-wilayah lain di sekitarnya.

23 Teori Pusat Pertumbuhan 3. Tempat sentral berhierarki tujuh (K-7). Tempat sentral berhierarki 7 dinamakan situasi administratif yang optimum. Tempat sentral ini memengaruhi seluruh bagian wilayah tetangganya. Situasi administratif yang dimaksud dapat berupa kota pusat pemerintahan.

24 Teori Pusat Pertumbuhan c. Teori Kutub Pertumbuhan Teori kutub pertumbuhan atau sering juga disebut teori pusat pertumbuhan, kali pertama diperkenalkan oleh Perroux pada tahun 1995. Teori ini mengemukakan bahwa pembangunan sebuah kota atau wilayah merupakan hasil dari suatu proses dan tidak terjadi secara serentak, melainkan muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Tempat atau lokasi yang menjadi pusat pembangunan atau pengembangan dinamakan kutub pertumbuhan. Kota pada umumnya merupakan pusat pertumbuhan yang terus mengalami perkembangan. Mulai dari pusat pertumbuhan, kemudian menjalar dan memengaruhi daerah sekitarnya atau ke pusat pertumbuhan yang lebih rendah ke arah perkembangan yang lebih besar dan kompleks.

25 Teori Pusat Pertumbuhan Secara fungsional, pusat pertumbuhan merupakan lokasi terkonsentrasinya suatu industri atau kegiatan ekonomi karena sifatnya yang dinamis sehingga mampu merangsang kehidupan ekonomi ke dalam maupun ke luar wilayah. Secara geografis, pusat pertumbuhan merupakan lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi daya tarik bagi manusia (pole of attraction). Tidak semua wilayah dapat disebut pusat pertumbuhan karena setidaknya harus memiliki empat ciri berikut. a.Adanya Hubungan Internal dan Aktivitas yang Beragam Adanya interaksi di dalam wilayah sangat menentukan perkembangan sebuah kota. Keterkaitan antara satu sektor dengan sektor lainnya akan membangun pertumbuhan sektor lainnya. b.Adanya Efek Pengganda Efek ini terjadi karena adanya kegiatan produksi yang meningkat. Penawaran akan barang dan jasa semakin tinggi sehingga kapasitas produksi diperbesar dan kadang sampai memacu pertumbuhan daerah belakang yang menjadi sumber bahan dan tenaga kerja.

26 Teori Pusat Pertumbuhan c.Adanya Konsentrasi Geografis Teori ini terjadi karena berkumpulnya titik-titik fasilitas penunjang di daerah tersebut. Orang akan ke tempat tersebut untuk berbelanja, sekolah ataupun berwisata. d.Mendorong ke Daerah Belakang Pusat pertumbuhan harus dinikmati pula oleh daerah belakang/ penyuplai. Hal ini akan menciptakan hubungan harmonis antardaerah sehingga mengurangi adanya ketimpangan wilayah.

27 Teori Interaksi Wilayah Interaksi keruangan merupakan suatu hubungan timbal balik (resiprocal relationship) yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala, kenampakan, atau permasalahan baru. Kuat-lemahnya interaksi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu adanya wilayah- wilayah yang saling melengkapi (regional complementary), adanya kesempatan untuk berintervensi (intervening opportunity), serta adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial transfer ability). Para ahli banyak yang mengembangkan teori interaksi spasial, seperti K.J. Kansky dan W.J. Reilly. Aplikasi teori-teori interaksi dapat diterapkan dalam perencanaan pembangunan. Misalnya, penempatan lokasi pusat pelayanan masyarakat, pembangunan prasarana transportasi yang dapat membuka keterasingan suatu wilayah dari wilayah lain, dan kemajuan informasi serta teknologi.

28 Teori Interaksi Wilayah 1. Model Gravitasi Teori Gravitasi kali pertama diperkenalkan dalam disiplin ilmu Fisika oleh Sir Issac Newton (1687). Inti dari teori ini adalah bahwa dua buah benda yang memiliki massa tertentu akan memiliki gaya tarik menarik antara keduanya yang dikenal sebagai gaya gravitasi. Kekuatan gaya tarik menarik ini akan berbanding lurus dengan hasil kali kedua massa benda tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda tersebut. Secara matematis, model gravitasi Newton ini dapat diformulasikan sebagai berikut.

29 Teori Interaksi Wilayah Model gravitasi Newton ini kemudian diterapkan oleh W.J. Reilly (1929), seorang ahli geografi untuk mengukur kekuatan interaksi keruangan antara dua wilayah atau lebih. Berdasarkan hasil penelitiannya, Reilly berpendapat bahwa kekuatan interaksi antara dua wilayah yang berbeda dapat diukur dengan memerhatikan factor jumlah penduduk dan jarak antara kedua wilayah tersebut. Untuk mengukur kekuatan interaksi antarwilayah digunakan formulasi sebagai berikut.

30 Teori Interaksi Wilayah Contoh soal: Diketahui terdapat tiga wilayah A, B, dan C, dengan data sebagai berikut: (1) Jumlah penduduk wilayah A = 20.000 jiwa, B = 20.000 jiwa, dan C = 30.000 jiwa. (2) Jarak antara A ke B = 50 km, dan B ke C = 100 km. Manakah dari ketiga wilayah tersebut yang paling kuat interaksinya, antara wilayah A dengan B atau wilayah B dengan C?

31 Teori Interaksi Wilayah

32 2. Teori Titik Henti Teori titik henti merupakan modifikasi dari teori gravitasi W. J Reilly. Teori ini dapat digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pola interaksi antara 2 wilayah dan dapat memprakirakan penempatan lokasi suatu industri atau pusat pelayanan. Teori ini dapat digunakan jika memenuhi beberapa syarat yaitu: 1. keadaan ekonomi penduduk relatif sama 2. topografi wilayah datar 3. sarana prasarana transportasi memadai 4. daya beli masyarakat sama Untuk mengetahui penempatan lokasi pelayanan tersebut, digunakan rumus dibawah ini Keterangan: DAB= jarak titik henti (dari wilayah penduduk terkecil) dAB= jarak wilayah A dan B PA = jumlah penduduk kota terbesar PB = jumlah penduduk kota terkecil

33 Teori Interaksi Wilayah Latihan Soal 1.Diketahui penduduk kota A = 20.000 jiwa dan kota B = 10.000 jiwa. Jarak antara kota A dan B adalah 50 km. Dimanakah lokasi titik henti? 2.Kota A memiliki jumlah penduduk 20.000 jiwa, sedangkan kota B 30.000 jiwa. Jarak antara kedua kota tersebut adalah 100 kilometer. Di manakah lokasi pusat perdagangan yang tepat dan strategis agar terjangkau oleh penduduk setiap kota tersebut? 3.Penduduk Kota P 12.000 jiwa, dan kota Q 6.000 jiwa serta jarak kota P dengan kota Q adalah 25 km. Lokasi pembangunan pusat perbelanjaan yang tepat adalah pada jarak.... 4.Jumlah penduduk kota A 500.000 orang, kota B 20.000 orang, jarak A-B 30 km. Di antara kota A dan B akan dibangun pasar. Di manakah posisi ideal pasar akan dibangun sesuai dengan teori titik henti?

34 Teori Interaksi Wilayah 3. Teori Grafik Salah satu faktor yang mendukung kekuatan dan intensitas interaksi antarwilayah adalah kondisi prasarana transportasi yang menghubungkan suatu wilayah dengan wilayah lain di sekitarnya. Jumlah dan kualitas prasarana jalan, baik jalan raya, jalur udara, maupun laut, tentunya sangat memperlancar laju dan pergerakan distribusi manusia, barang, dan jasa antarwilayah. Untuk menganalisis potensi kekuatan interaksi antarwilayah ditinjau dari struktur jaringan jalan sebagai prasarana transportasi, K.J. Kansky mengembangkan Teori Grafik dengan membandingkan jumlah kota atau daerah yang memiliki banyak rute jalan sebagai sarana penghubung kota-kota tersebut. Menurut Kansky, kekuatan interaksi ditentukan dengan Indeks Konektivitas. Semakin tinggi nilai indeks, semakin banyak jaringan jalan yang menghubungkan kota-kota atau wilayah yang sedang dikaji.

35 Teori Interaksi Wilayah

36 Pusat Pertumbuhan di Indonesia Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) membagi wilayah di Indonesia menjadi empat pusat pertumbuhan, yaitu wilayah A, B, C, dan D. Masing-masing wilayah dibagi lagi menjadi beberapa wilayah pembangunan. Pembangunan tersebut yakni:

37 Soal Benar-Salah NoPernyataan Jawaban BS 1Wilayah formal disebut juga wilayah nodal. 2Wilayah formal bersifat statis. 3Secara umum wilayah disebut juga regionalisasi. 4Wilayah formal dibentuk oleh homogenitas 5Adanya daerah hinterland di luar daerah intinya, merupakan ciri wilayah nodal. 6Daerah dengan kekayaan sumber daya alam berpotensi menjadi pusat pertumbuhan. 7Adanya pusat pertumbuhan akan berpengaruh terhadap daerah di sekitarnya. 8Medan sebagai pusat pertumbuhan di kawasan Indonesia Barat. 9Infrastruktur seperti jaringan listrik, telepon, pelabuhan akan mendukung perkembangan pusat pertumbuhan 10Terbentuknya kesempatan kerja, banyaknya investasi yang masuk, merupakan contoh backwash effect. 11Hirarki K=7, wilayah ini selain mempengaruhi wilayahnya sendiri, juga mempengaruhi seluruh bagian wilayahnya.

38 NoPernyataan Jawaban BS 12Tempat sentral yang berhirarki 3 dinamakan situasi lalu lintas yang optimum. 13Teori kutub pertumbuhan dikemukakan oleh Walter Christaller 14BAPPENAS membagi wilayah di Indonesia menjadi empat pusat pertumbuhan. 15RTRW Kabupaten/ Kota disusun untuk jangka waktu 5-10 tahun sesuai dengan perkembangan daerah.

39 Perencanaan Tata Ruang Nasional, Provinsi, dan Kabupaten Kota 1. Perencanaan Tata Ruang Tingkat Nasional Rencana umum tata ruang nasional merupakan arah kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah nasional yang disusun untuk menjaga integritas nasional, keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah dan antar sektor, serta keharmonisan antarlingkungan alam dengan lingkungan buatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2.Perencanaan Tata Ruang Tingkat Provinsi Merupakan rencana kebijakan operasional dari RTRW Nasional yang berisi strategi pengembangan wilayah provinsi, melalui optimasi pemanfaatan sumber daya, sinkronisasi pengembangan sector, koordinasi lintas wilayah kabupaten/ kota dan sector serta pembagian peran dan fungsi kabupaten/ kota dalam pembangunan wilayah secara keseluruhan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah, pemerintah daerah wajib menyusun - RPJP (20 Tahun) - RPJM (5 Tahun) - RKPD (1 Tahun) - Renstra SKPD (Satuan Kerja Perangkat Desa). 3.Perencanaan Tata Ruang Tingkat Kabupaten atau Kota Sama halnya pada tingkat provinsi, perencanaan umum yang dikenal di tingkat provinsi adalah RPJM. Sebagian besar wilayah kabupaten/ kota juga telah menyusun RTRW yang sifatnya lebih detail. RTRW kabupaten/ kota merupakan penjabaran RTRW Provinsi ke dalam kebijakan pengembangan wilayah kabupaten kota. 4. Perencanaan Tata Ruang Tingkat Kecamatan Perencanaan wilayah untuk ibu kota kecamatan disebut Rencana Umum Tata Ruang Ibu Kota Kecamatan (RUTR-IKK) yang disusun instansi kabupaten bersama aparat pemerintah kecamatan.

40 Permasalahan dalam Penerapan Tata Ruang Wilayah 1.Terjadinya Konflik Kepentingan Antarsektor Konflik antar sektor misalnya, antara sektor kehutanan dan pertambangan, antar sektor kehutanan dan perkebunan, atau antar sektor pertanian dengan pengembang prasarana wilayah 2.Terjadinya Ketidakselarasan dalam Pemanfaatan Ruang Ketidakselarasan artinya ketidaksesuain antara kepentingan manusia dalam pembangunan dan daya dukung lingkungan alam pada suatu wilayah. Oleh karena itu perlu pengawasan dan kontrol agar rencana tata ruang sesuai dengan lahan dan daya dukung lingkungan. 3.Terjadinya Penyimpangan Pemanfaatan Ruang Sanksi tegas sangat diperlukan bagi pelaku yang melakukan pelanggaran yang tidak sesuai dengan aturan pemanfaatan ruang 4.Rendahnya Partisipasi Masyarakat dalam Penataan Ruang Masyarakat harus dilibatkan dalam penataan ruang, utamanya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban masyarakat

41 Dampak dari Permasalahan dalam Penerapan Tata Ruang Wilayah 1.Kerusakan Lingkungan Ketidakselarasan antara kepentingan ekonomi dan kelestarian lingkungan dalam pembangunan serta tidak memperhatikan daya dukung lingkungan akan menyebabkan kerusakan lingkungan. 2.Ketimpangan Wilayah Tidak terlaksananya perencanaan tata ruang yang baik akan meyebabkan ketimpangan wilayah. 3.Kesenjangan Sosial Ekonomi Akses pemanfaatan ruang yang tidak seimbang juga akan berdampak terhadap kesenjangan sosial ekonomi masyarakat. 4.Konversi Lahan Konversi lahan merupakan berubanhnya fungsi sebagian atau seluruh kawasan dari fungsinya semula.


Download ppt "Pengertian Wilayah / Region: Bagian dari permukaan bumi yang teritorialnya dibedakan dengan wilayah lain berdasarkan kriteria tertentu Kawasan: Fungsi."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google