Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Soil Science and Manuring Division Agronomy Department-Incasi Raya Group Widarto.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Soil Science and Manuring Division Agronomy Department-Incasi Raya Group Widarto."— Transcript presentasi:

1

2 Soil Science and Manuring Division Agronomy Department-Incasi Raya Group Widarto

3 MENGAPA TANAMAN KELAPA SAWIT PERLU DIPUPUK Daya dukung lingkungan terbatas-tanah dan iklim TanahIklim Tanaman Produksi max. Kualitas tan. Input managemen Pemupukan Perawatan

4 PEMUPUKAN TBM & TM Pemupukan : kegiatan penambahan hara yang diperlukan oleh tanaman dalam bentuk pupuk, baik organik maupun anorganik

5 Aplikasi Pemupukan Tujuan : mempertahankan kesuburan tanah dan memasok hara yang diperlukan tanaman untuk tumbuh baik dan berproduksi tinggi.

6 Pentingnya Pemupukan Tan. Sawit Prod. Max (TBS) CPO & PKO Limbah padat & Cair Pupuk SIKLUS HARA

7 Hara yang terangkut oleh tiap ton TBS : 2.94 kg N …… setara dengan 6,39 kg Urea 0.44 kg P ……setara dengan 2,19 kg TSP 3.71 kg K ……setara dengan 7,45 kg KCl 0.77 kg Mg ….setara dengan 4,73 kg Kies 0.81 kg Ca …..setara dengan 2,52 kg RP 2.15 g B ……..setara dengan 18,86 g Borate 4.76 g Cu ……setara dengan 18,67 g CuS

8 Efisiensi dan efektivitas pemupukan ditentukan oleh beberapa faktor :  Faktor tanaman :  Indeks luas daun (jumlah pelepah & ukuran daun), menentukan laju fotosintesis dan jumlah asimilat terbentuk.  Massa perakaran aktif, menentukan laju serta jumlah hara dan air terserap.  Faktor cuaca :  Lama dan intensitas cahaya, menentukan laju fotosintesis dan jumlah asimilat terbentuk.  Suhu udara, menentukan laju fotosintesis dan jumlah asimilat terbentuk.  (berat TBS)

9  Faktor tanah :  Struktur & tekstur tanah, menentukan ketersediaan hara dan air.  Kelembaban tanah, menentukan kelarutan pupuk dan ketersediaan hara.  Keasaman tanah, menentukan ketersediaan hara.  Kandungan hara tanah, menentukan jumlah hara yang bisa tersedia.  Mikroorganisme & bahan organik tanah, menentukan ketersediaan hara.  Sarana konservasi, menentukan ketersediaan hara dan air.  (jumlah & berat TBS)

10  Faktor aplikasi pupuk :  Ketepatan jenis dan bentuk pupuk.  Ketepatan dosis dan perimbangan dosis antar jenis pupuk.  Ketepatan cara dan zona aplikasi.  Ketepatan waktu (frekuensi, urutan, cuaca) aplikasi. 6 Tepat : jenis, bentuk, dosis, cara, zona, waktu

11 Losses Pupuk penyebab & pencegahannya: 1). Erosi (terkikis) : a). Legume Cover Crop (LCC) tanaman penutup tanah – CP, PJ, CC, MB. b). Aplikasi Tandan Kosong c). Penyusunan Pelepah – letter L, T, dll d). Teras dan Tapak Kuda e). Hindarkan pemupukan pada CH >200 mm/bln. 2). Pencucian (leaching): aliran permukaan (surface run-off) dan aliran bawah permukaan. a). Frekuensi lebih sering. b). Hindarkan pemupukan pada CH >200 mm/bln. 3). Penguapan (volatilisasi) – unsur N menguap dalam bentuk amoniak (NH 3 ). a). Hindarkan pemupukan Urea pada musim kemarau.

12 Meningkatkan efisiensi & efektivitas pemupukan Aplikasi dengan 6 T : tepat jenis, bentuk, dosis, cara, zona, waktu. Mulsa (LCC, tankos) : dapat meningkatkan laju infiltrasi (daya serap tanah) dan mengendalikan laju aliran permukaan dan erosi. ~ efisiensi (me-i losses) Pruning : tan. umur < 8 th. 48 – 56 pelepah, dan tan. umur > 8 th. 40 – 48 pelepah. ~ efektivitas (me+ penyerapan) Konservasi : rorak, teras, tapak kuda, rumput. ~ efisiensi (me-i losses)

13 Konservasi - Teras - Penanaman Vetiver sp.

14 LCC

15 Teras kontour

16 PERANAN UNSUR HARA 1.Nitrogen:pembentukan protein, chlorofil, pertumb. vegetatif (produksi daun---asimilasi) 2. Phosphore: merangsang pembentukan akar, pembentukan bunga dan buah. 3. Kalium: aktivator enzim (biokatalisator)-produksi TBS. 4. Magnesium: aktivator enzim, pembentukan chlorofil. 5. Sulfur: komponen utama penyusun protein 6. Boron: translokasi karbohidrat, sebagai aktivator enzim 7. Zinc: sintesis protein dan aktivator enzim 8. Copper: aktivator enzim

17 Gejala Defisiensi Hara Unsur N (Nitrogen) : daun tanaman menguning mulai dari daun tua-muda.

18 Unsur P (Phosphore) : sebagai indikator bahwa tanah kekurangan unsur P adalah tanaman kerdil, daun alang-alang (Imperata cylindrica) berwarna ungu-gambar kanan dan adanya senduduk (Melastoma, sp.)-gambar kiri

19 Unsur K : bercak coklat. Defisiensi Kalium Defisiensi Magnesium Unsur Mg : pada daun yang terkena matahari berwarna kuning sedangkan yang ternaungi tetap berwarna hijau.

20 Defisiensi Boron Unsur B (Boron) : daun keriput/keriting, defisiensi unsur B yang lebih akut pada ujung daun terbentuk seperti mata pancing

21 Unsur N dan K tidak seimbang (white stripe)

22 NORMA TEKNIS Pemupukan harus tepat jenis, tepat waktu, tepat cara, tepat letak, tepat bentuk dan tepat perimbangan dosis. Jenis hara yang perlu ditambahkan dan jenis pupuk sebagai sumber hara : Nitrogen : Urea (42 – 46% N) ; ZA (21% N) Posfor : TSP (46% P 2 O 5 ) ; SP-36 (36% P 2 O 5 ) ; CIRP (28% P 2 O 5 ) ; RP (30% P 2 O 5 ) Kalium : MOP/KCL (60% K 2 O) ; ZK (49-53% K 2 O) ; Abu janjang (35-40% K 2 O) Magnesium: Kieserite (27% MgO) ; Dolomite (18-22% MgO) Boron : HGF-Borate (48% B 2 O 3 ) Cuprum : Copper Sulfat (25% Cu) Zincum: ZnSO 4 Calsium: Kalsit

23 Jenis pupuk majemuk NPK Mahkota 13-6-27-4+0,65B (13%N)-(6%P)-(27%K)-(4%Mg)+(0,65%B) Hi Kay Bio + 20%NS (Nutri Smart) (13%N)-(6%P)-(27%K)-(4%Mg)+(0,65%B)+20%NS Hi Kay Plus (13%N)-(6%P)-(27%K)-(4%Mg)+(0,65%B) NPK Compound (13%N)-(8%P)-(27%K)-(4%Mg)+(0,5%B)

24 NPK Mahkota 13-6-27-4+0,65B 13% N 6% P 27% K 4% Mg 0,65% B

25 Rumus => 13% N Untuk mencari berat pupuk N dalam satu karung 50 kg adalah : 13 : 100 = 0,13 0,13 x 50 kg = 6,5 kg N

26 NORMA TEKNIS LANJUTAN Jenis pupuk yang digunakan harus sesuai dengan jenis tanah, iklim, kondisi tanaman, dan kombinasi antar jenis. Rekomendasi jenis pupuk dibuat oleh konsultan/rekomendator.

27 NORMA TEKNIS LANJUTAN Bentuk pupuk : TBM dalam bentuk pupuk campur, dengan aturan pencampuran : Jenis pupuk UreaZARPSP-36ZKMOPKiesDol UreaVWXWV-V ZAVWWWW-V RPWWWWW-- SP-36XWWWW-V ZKWWWWW-W MOPVWWWW-W Kies------- DolVV-VWW- W= dapat dicampur lama V= dapat dicampur segera sebelum diaplikasikan X= tidak dapat dicampur -= belum diketahui efeknya

28 NORMA TEKNIS LANJUTAN Untuk TM dapat dalam bentuk pupuk tunggal. Cara aplikasi : Sistem tabur rata : untuk piringan kering dan datar. Sistem tabur rata : untuk di atas susunan pelepah. Sistem benam : untuk areal rendahan, piringan tidak datar, dan tanah berpasir. Dosis aplikasi :

29 NORMA TEKNIS LANJUTAN Untuk TBM di tanah mineral (PPKS): Umur (bln) Dosis pupuk (gr/pk) ZA atau UreaTSP atau RPMOPKies HGF B 0---500--- 110050100---- 3250125100150 100- 5250125200250 100- 8250125200350 25020 12500250200500350250- 16500250200500 30 20500250200750500 - 24500250200750 50050 287503753001000750 - 327503753001000 750-

30 NORMA TEKNIS LANJUTAN Untuk TBM di tanah gambut (PPKS): Umur (bulan) Dosis pupuk (gr/pk) UreaRPMOPDolHGF-BCuSO 4 0-----25 3100150200100-- 6150 250100-- 915020025015025- 12200300 150-- 16250300 20025- 20300 350250-- 2435030035030050- 28350450 35050- 32450 500350--

31 NORMA TEKNIS LANJUTAN Untuk TM di tanah mineral ditentukan oleh rekomendator, dosis standar adalah : Umur (tahun) Dosis pupuk (kg/pk/tahun) UreaSP-36MOPKies 3 – 82.001.50 1.00 9 – 132.752.25 1.50 14 – 202.502.00 1.50 21 – 251.751.25 1.00

32 NORMA TEKNIS LANJUTAN Untuk TM di tanah gambut, ditentukan oleh rekomendator, dosis standar adalah : Umur (tahun) Dosis pupuk (kg/pk/tahun) UreaSP-36MOPKies 3 – 82.001.751.50 9 – 132.502.752.252.00 14 – 202.25 2.00 21 – 251.50 1.251.50

33 NORMA TEKNIS LANJUTAN Urutan aplikasi : Pada akhir musim hujan (semester I) : N/K – P/Mg, dengan jarak antar jenis minimal 2 minggu atau sesuai dengan rekomendasi dari konsultan kebun. Pada awal musim hujan (semester II) : P/Mg – N/K, dengan jarak antar jenis minimal 2 minggu atau sesuai dengan rekomendasi dari konsultan kebun. Letak/zona aplikasi : Sistem benam, pupuk dibenamkan pada radius 1 m dari pokok sebanyak 4 – 6 lobang dengan kedalaman 10-15 cm.

34 Cara dan letak penaburan pupuk Cara dan letak penaburan pupuk

35

36 NORMA TEKNIS LANJUTAN Pada tapak kuda : 2/3 bagian di sebelah dalam dan 1/3 bagian di sebelah luar. Jadwal kerja : Pada daerah dengan curah hujan tinggi dan/atau tanahnya berpasir, N, K dan Mg diaplikasikan 3 kali/tahun; P dan B diaplikasikan 2 kali/tahun. Pada daerah dengan curah hujan sedang dan/atau tanahnya kurang berpasir, N, K, dan Mg diaplikasikan 2 kali/tahun; P dan B diaplikasikan 1 kali/tahun.

37 NORMA TEKNIS LANJUTAN Aplikasi dilaksanakan pada bulan dengan curah hujan 60 – 200 mm (awal dan akhir musim hujan), terutama pada sistem tabur. Pada saat hujan tidak dibenarkan menjalankan aplikasi pemupukan. Namun jika saat aplikasi berlangsung hujan, maka aplikasi harus dihentikan sementara sampai hujan reda.

38 NORMA TEKNIS LANJUTAN Jarak waktu aplikasi antar jenis pupuk minimal 2 minggu pada suatu lokasi. Aplikasi untuk setiap semester terhadap semua jenis pupuk harus selesai maksimal dalam waktu 3 bulan. Norma tenaga pemupukan : Dosis pupuk Prestasi/HK (1 zak = 50 kg) (gr/pk) Areal datar Areal bergelombangAreal berbukit 50 – 150 2,50 zak 2,25 zak 2,00 zak 250 – 500 5,00 zak 4,50 zak 4,00 zak 750 – 1000 7,00 zak 6,00 zak 5,50 zak 1250 – 1500 9,00 zak 8,00 zak 7,00 zak 1750 – 2000 11,00 zak 10,00 zak 9,00 zak > 2000 gr 12,00 zak 11,00 zak 10,00 zak

39 Zona-zona penaburan pupuk Pokok sawit 50 cm 100 cm 150 cm 200 cm 250 cm piringan gawangan

40 Umur Radius penaburan dari pokok (m) NKMgPB Campur TBM 00,3 – 0,5----- TBM 1 0,5 – 1,0 0 – 0,5 0,5 – 1,0 TBM 2 0,5 – 1,5 TBM 3 0,5 – 1,51,0 – 2,0 TM 1 – 5 1,0 – 2,01,5 – 2,5 - TM 6 dst 1,5 – 2,5 Pelepah - UmurN & KP & MgB, Cu, Zn 3-4 tahun1,5 – 2,0 m2,0 – 2,5 m0,3 – 0,6 m 5-6 tahun2,0 – 2,5 m2,5 – 3,0 m 0,6 – 0,9 m 7-8 tahunPelepah> 3,0 m Guthrie PPKS

41 PROSEDUR KERJA Pupuk dimuat ke mobil atau traktor oleh pelangsir, lalu diecer ke lokasi pada setiap 3 – 5 baris tanaman, tergantung pada jumlah pokok per baris dan dosis per pokok. Pengeceran ini diarahkan oleh Asisten Pemeliharaan bersama Mandor, dimana Asisten Pemeliharaan memandu arah pengeceran dan Mandor menentukan titik pengeceran dengan berpedoman pada peta rencana pemupukan atau patok tanda titik pengeceran di lapangan. Penaburan dimulai dari titik pengeceran pupuk terakhir. Sementara pada titik awal pengeceran, dapat ditempatkan seorang petugas keamanan Afdeling jika lokasi pemupukan dinilai rawan pencurian.

42 PROSEDUR KERJA LANJUTAN Setiap penabur ditugaskan pada 1 atau 2 baris tanaman, yang diikuti oleh pelangsir - melangsir sisa pupuk di pinggir jalan ke bagian dalam. Pada areal datar 1 pelangsir untuk 4 penabur, areal bergelombang 1 pelangsir untuk 3 penabur dan areal berbukit 1 pelangsir untuk 2 penabur. Penabur menabur pupuk pokok demi pokok mulai dari pokok bagian dalam dengan sistem penaburan merata di sekeliling pokok pada piringan yang bersih, dengan zona penaburan tergantung jenis pupuk dan umur tanaman. Pada pokok terakhir yang dipupuk dari setiap baris diberi tanda, yakni dengan menggantungkan sobekan plastik kemasan pupuk.

43 PROSEDUR KERJA LANJUTAN Setelah selesai penaburan, pelangsir mengumpulkan semua karung bekas pupuk dan Mandor menghitungnya serta mencocokkan jumlahnya dengan jumlah pengambilan pupuk pada pagi hari. Untuk sistem benam : digali 4-6 lobang pada radius 100 cm dengan kedalaman 10-15 cm, lalu pupuk sebanyak dosis untuk 1 pokok tanaman dibagi menjadi 4-6 bagian dan dimasukkan ke setiap lobang tersebut, lalu semua lobang ditimbun kembali. Penaburan diselesaikan blok per blok pada satu divisi.

44 Susunan Karung Karung dicek dan diikat Disusun kembali di gudang

45 LINGKUNGAN & KESELAMATAN Jangan buang sisa pupuk, karung bekas pupuk atau plastik kemasan pupuk ke parit/sungai. Sisa pupuk harus ditabur ke pokok terdekat, karung bekas pupuk harus digunakan lagi misalnya untuk pengumpulan brondolan, dan plastik kemasan pupuk harus dikuburkan. Jangan aplikasikan pupuk N pada cuaca sangat basah atau sangat kering. Vegetasi penutup tanah harus dipertahankan dan dipelihara untuk meminimalkan losses pupuk akibat aliran permukaan dan tekanan butir air hujan.

46 Pakai sarung tangan karet pada saat aplikasi pupuk berbentuk butiran. Pakai masker hidung pada saat aplikasi pupuk berbentuk tepung. Hati-hati jangan sampai pupuk mengenai mata atau luka terbuka. Angkat dan gotong karung pupuk dengan cermat agar tidak menimbulkan cedera (pinggang atau punggung terkilir).

47 APLIKASI LIMBAH PABRIK PENGERTIAN Limbah pabrik : produk sampingan yang dihasilkan oleh pabrik CPO (Crude Palm Oil) dari proses pengolahan TBS menjadi CPO. Terdapat 2 macam limbah pabrik, yaitu limbah padat berupa tandan kosong, solid, fiber, abu, cangkang dan limbah cair.

48 PKS Limbah Padat Tankos Fiber Abu Cangkang Sumber hara tanaman Limbah Cair Produk Sampingan POM Solid

49 Tujuan aplikasi limbah pabrik: Dari sisi pabrik : untuk mengurangi biaya pengolahan limbah. Dari sisi kebun : Menggantikan sebagian atau seluruh hara yang biasanya diberikan melalui pupuk anorganik, sehingga dapat menghemat biaya pemupukan. Mendaur ulang limbah pabrik ke kebun, sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Memperbaiki kondisi fisik (struktur tanah) dan biologis (aktivitas mikroorganisme) tanah, sehingga perkembangan akar lebih baik yang pada akhirnya meningkatkan efektivitas penyerapan hara oleh tanaman, terutama pada tanah kurang subur.

50 Fungsi limbah yang diaplikasikan : Tandan kosong dan Solid : 1. mengatur kelembaban tanah 2. meningkatkan infiltrasi tanah (daya serap tanah) 3. menambah bahan organik tanah 4. menstabilkan temperatur tanah 5. memasok hara bagi tanaman 6. memperbaiki struktur tanah 7. mengendalikan laju aliran permukaan dan erosi tanah 8. meningkatkan aktivitas mikrobia tanah

51 Limbah cair : sebagai sumber air sumber hara setelah terurai Kandungan Hara Tankos dan Limbah Cair : 250 kg EFB (empty fruit bunch) /palm/yr = 8 kg Urea; 2,9 kg CIRP; 18,3 kg MOP dan 4,7 kg Kieserite 1ton POME (palm oil mill efluent) = 450 ppm N; 70 ppm P; 1200 ppm K dan 280 ppm Mg. (ppm : part permilion)

52 NORMA TEKNIS Limbah cair yang diaplikasikan harus memiliki BOD (Biological Oxigen Demond) 3.000 – 5.000 mg/lt. Dosis aplikasi limbah cair 120.000 lt/ha/tahun dengan 8 x aplikasi secara spraying, bila tujuannya untuk mengurangi pemakaian pupuk anorganik. Untuk tujuan penghapusan pemakaian pupuk anorganik, maka digunakan sistem flatbed, longbed atau furrow dengan dosis aplikasi limbah cair 750.000 lt/ha/tahun. Tandan kosong diaplikasikan dalam susunan satu lapis, dengan penempatan : Pada TBM : melingkar di piringan Pada TM : tersebar di gawangan mati dan atau di gawangan antar pokok

53 Letak Aplikasi EFB (Empty Fruit Bunch) : diantara pokok sawit

54 Aplikasi tandan kosong pada sawit TBM

55 NORMA TEKNIS LANJUTAN Dosis aplikasi tandan kosong : Pada TBM : 25 ton/ha/thn (+ 200 kg/pk) Pada TM : 40 ton/ha/thn (+ 300 kg/pk) Pupuk anorganik dikurangi dosisnya sejak setahun setelah aplikasi tandan kosong dimulai. Lokasi aplikasi : diprioritaskan pada areal-areal yang kurang subur, seperti puncak bukit dan areal berteras. Metode aplikasi : Limbah cair : dengan sistem flatbed, longbed, furrow, atau spraying Limbah padat : dengan cara manual atau mekanis (spreader)

56 NORMA TEKNIS LANJUTAN Jadwal kerja : Aplikasi tandan kosong : 1 x setahun Aplikasi limbah cair : 8 x setahun (spraying) atau 3 x setahun (flatbed/longbed) Aplikasi dilakukan sebaiknya pada musim kemarau, pada saat curah hujan bulanan kurang dari 100 mm dan saat kegiatan transport TBS agak kurang. Norma tenaga : Aplikasi tandan kosong : Cara manual: 6-8 HK/ha (untuk TBM) dan 8-10 HK/ha (TM) Cara mekanis: 1,0 – 1,5 JKT/ha Aplikasi limbah cair : Sistem flatbed, longbed & furrow : 1 HK/blok Sistem spraying: 7 JKT/ha (dengan 1 operator & 1 kenek)

57 ALAT & BAHAN Aplikasi tandan kosong : Cara manual : gancu, gerobak Cara mekanis : traktor dan spreader Aplikasi limbah cair : Sistem flatbed : cangkul, pipa, pompa, keran Sistem longbed: cangkul, pipa, pompa, keran Sistem furrow : cangkul, pipa, pompa, keran Sistem spraying : traktor, tangki, pompa, limbah cair

58 Aplikasi tandan kosong : Ditentukan lokasi yang akan diaplikasi, diutamakan lokasi yang tanahnya kurang subur. Dirancang titik-titik pembongkaran tandan kosong di peta blok. Dihubungi armada angkutan yang akan melangsir tandan kosong dari pabrik dan menunjukkan cara dan titik pembongkarannya. Dibentuk team penyusun tandan kosong sebanyak 10–15 orang/mandor, yang diberi petunjuk dan contoh tentang cara penyusunan yang benar. Dipersiapkan alat-alat yang dibutuhkan, seperti gancu, gerobak atau spreader.

59 Aplikasi limbah cair : Ditentukan lokasi yang akan diaplikasi, diutamakan lokasi dekat dengan pabrik Ditentukan sistem aplikasi yang cocok, apakah flatbed, longbed, furrow atau spraying. Jika dipilih sistem flatbed, longbed, atau furrow, maka lebih dulu dibuat flatbed, longbed atau furrownya, dan dipasang jaringan pipa saluran limbah cair serta kran pengaturnya. Jika dipilih sistem spraying, maka dipersiapkan traktor, tangki dan pompanya Dibuat jadwal aplikasi selama setahun. Dipersiapkan petugas untuk mengoperasikan sistem aplikasi yang digunakan, diberi petunjuk dan pelatihan yang memadai.

60 PROSEDUR KERJA Aplikasi tandan kosong secara manual : Tandan kosong dimuat di pabrik dan dibongkar di pinggir jalan pada titik yang ditentukan, yaitu pada TBM 1 trip (6 ton) untuk 30 pokok dan pada TM 1 trip untuk 20 pokok. Tandan kosong dilangsir dengan gerobak ke setiap pokok tanaman sesuai dengan jatah (dosis) masing-masing, yaitu untuk TBM 200 kg/ pokok dan untuk TM 300 kg/pokok.

61 PROSEDUR KERJA LANJUTAN Selanjutnya tandan kosong disebarkan dan disusun dengan gancu secara merata di gawangan mati dan gawangan antar pokok dengan ketebalan susunan tidak lebih dari satu lapis. Pupuk Urea ditaburkan pada lapisan tandan kosong dengan dosis 80 kg/ha Aplikasi diselesaikan blok per blok.

62 pokok sawittandan kosongpasar pikul Susunan tankos di areal datar

63 Susunan tankos di terasan

64 PROSEDUR KERJA LANJUTAN Aplikasi tandan kosong secara mekanis : Traktor dengan trailer yang memakai lantai ban berjalan, memuat tandan kosong di pabrik. Pintu trailer dibuka, lalu traktor menarik trailer lantai berjalan di sepanjang gawangan mati untuk menyebarkan tandan kosong dengan kecepatan konstan. Aplikasi diselesaikan blok per blok pada lokasi yang bisa dijalani traktor.

65 Aplikasi tankos di areal datar

66 Aplikasi Tandan Kosong

67 Aplikasi Solid Ditentukan lokasi yang akan diaplikasi, di utamakan lokasi yang tanahnya kurang subur. Dirancang titik-titik pembongkaran solid di peta blok. Dihubungi armada yang akan melangsir solid dari pabrik dan menunjukkan cara dan titik pembongkaran. Dibentuk team penyusun solid sebanyak 10-15 orang/mandor, yang di beri petunjuk cara penyusunan yang benar.. Dipersiapkan alat-alat yang dibutuhkan, seperti gerobak, sekop, karung bekas. Dosis 1 pokok = 100 kg/pk (4 karung @25kg) Alat dan Bahan Gerobak. Sekop Karung bekas Solid

68 Norma Teknis Solid dikarungkan terlebih dahulu. Dilangsir kelokasi aplikasi. Solid diecer setiap batang dengan 4 karung. Aplikasi solid diselesaikan blok perblok.

69 PROSEDUR KERJA LANJUTAN Aplikasi limbah cair sistem flatbed, longbed dan furrow : Dibuka keran utama, lalu dikontrol aliran limbah dari parit utama atau pipa utama ke bak pembagi, dimana ada yang macet dibersihkan. Lalu dibuka pintu atau kran dari bak pembagi ke flatbed, longbed atau parit cabang sampai flatbed, longbed atau parit cabang penuh. Setelah semua flatbed, longbed atau parit cabang hampir penuh, kran utama ditutup. Setelah selesai setiap rotasi, seluruh bed dicuci (dikeruk).

70 Furrow untuk aplikasi POME

71 Flatbed untuk aplikasi POME

72 Longbed untuk aplikasi POME

73 Aplikasi Limbah Cair di IRG

74 Aplikasi POME sistem flatbed

75 LINGKUNGAN & KESELAMATAN Jangan sampai limbah cair atau tandan kosong mencemari parit atau sungai alami, karena dapat berdampak buruk terhadap pengguna air parit atau sungai dan hindarkan aplikasi limbah cair pada radius 200 m dari pinggir sungai. Hindarkan aplikasi tandan kosong lebih dari satu lapis, karena dapat menjadi tempat berkembangbiaknya hama kumbang tanduk Operator traktor dan kenek harus dilatih dengan baik dalam pengoperasian traktor untuk pengaplikasian limbah.

76 Aplikasi limbah secara mekanis hanya disarankan untuk lokasi datar dan berombak, tidak dibenarkan pada lokasi bergelombang dan berbukit. Hindarkan berjalan di atas tumpukan tandan kosong tanpa alas kaki. Aplikasi tandan kosong tidak boleh dilakukan pada radius 200 m dari kompleks perumahan karyawan dan kantor.

77 PENGAMBILAN CONTOH DAUN PENGERTIAN Contoh daun : bagian dari daun tanaman yang akan dianalisa di laboratorium sebagai salah satu pertimbangan untuk mengetahui kondisi tanaman dan menentukan dosis pemupukan. Pengambilan contoh daun atau sampling daun adalah : kegiatan mengambil contoh daun dari lapangan dengan suatu sistem dan cara tertentu sehingga bisa dianggap mewakili (representatif) suatu luasan tertentu. Untuk keperluan ini, maka kebun dibagi menjadi luasan- luasan tertentu yang disebut Kesatuan Contoh Daun (KCD), yaitu hamparan kebun yang kondisi tanaman dan lokasinya homogen.

78 Tujuan : Untuk mendapatkan contoh daun yang dianggap mewakili setiap KCD. Untuk mengetahui kadar hara dalam daun tanaman. Untuk menghitung kebutuhan pupuk yang harus diberikan (dosis/pokok)

79 NORMA TEKNIS Satu KCD harus memiliki keseragaman dalam hal umur tanaman, jenis tanah, tindakan kultur teknis, dan topografi. Luas KCD minimal 5 ha dan maksimal 40 ha. Untuk blok yang luasnya 40 ha maka blok tersebut dibagi menjadi 2 atau 3 KCD. Jumlah pokok contoh untuk setiap KCD adalah 30 pokok, baik dengan sistem tersebar maupun sistem terpusat. Untuk sistem terpusat dipakai pada KCD yang sangat homogen, sedangkan sistem tersebar : 6 baris contoh x 5 pokok dalam baris contoh, sesuai dengan aturan dari konsultan (rekomendator) yang bersangkutan. Syarat pokok contoh : pokok asli yang sehat dan normal, agak jauh dari jalan, sungai, bangunan, parit atau areal terbuka.

80 NORMA TEKNIS LANJUTAN Syarat pokok contoh : pokok asli yang sehat dan normal, agak jauh dari jalan, sungai, bangunan, parit atau areal terbuka. Setiap pokok contoh harus ditandai dan diberi nomor atau kode lainnya, yaitu pada pokok contoh diberi kode afdeling, nomor KCD dan nomor pokok contoh dengan tulisan putih dan dasar biru; dan pada pokok pinggir diberi kode afdeling dan nomor KCD saja. Contoh daun untuk tujuan penyusunan dosis pupuk, diambil mulai dari TM I pada pelepah ke-17.

81 NORMA TEKNIS LANJUTAN Jadwal kerja : Penentuan pokok contoh : Dilakukan satu kali pada saat awal (TM I). Tanda KCD diperbarui (dicat ulang) setiap tahun. Pengambilan contoh daun : Satu kali setiap tahun pada bulan yang sama. Dimulai pada tanaman menghasilkan tahun I (TM I). Dilakukan paling cepat 2 bulan setelah aplikasi pemupukan terakhir. Tidak boleh dilakukan pada musim kemarau atau musim hujan besar (CH > 400 mm/bln). Sebaiknya menjelang aplikasi pupuk semester II. Contoh daun diambil pada jam 7.00 – 12.00 (pagi – siang hari) disaat cuaca cerah. Jika hujan turun, pengambilan dihentikan, dan dapat dilanjutkan lagi jika hujan reda dan daun sudah kering dari bintik-bintik air.

82 Susunan & kedudukan pelepah kelapa sawit

83 17 9 25 33 41 Spiral Kiri

84 NORMA TEKNIS LANJUTAN Norma tenaga : Penentuan pokok contoh : 1 KCD/team/hari (1 staff + 2 anggota) pada sistem tersebar dan 2 KCD/team/hari pada sistem terpusat. Pengambilan contoh daun : 2 KCD/team/hari (2 petugas) pada sistem tersebar dan 3 KCD/team/hari pada sistem terpusat. Penanganan contoh daun : 3 – 4 KCD/HK

85 PROSEDUR KERJA Penentuan pokok contoh (sistem tersebar) : Dihitung jumlah baris dalam blok, lalu dibagi 6 dan ditetapkan sebagai interval baris; kemudian pada setiap baris contoh yang sudah dipilih dihitung jumlah pokok, lalu dibagi 5 dan ditetapkan sebagai interval pokok. Dimulai dari sudut Barat Daya blok lalu bergerak 3 baris ke arah Timur, pada pokok pinggir di baris ke-3 ini diberi tanda biru pada bekas potongan pelepah dan ditulis kode KCD-nya. Kemudian masuk 3 pokok ke dalam, pada pokok ke-3 ini diberi tanda dengan warna dasar biru dan ditulis kode KCD-nya dengan warna putih yaitu : nama afdeling, nomor KCD, dan nomor pokok misal : A/06 17 A = nama afdeling 06 = nomor KCD 17 = nomor pokok

86 PROSEDUR KERJA LANJUTAN Selanjutnya berjalan terus ke arah dalam, pada setiap jumlah interval pokok yang ditetapkan diberi tanda biru dan diberi kode KCD. Setelah sampai di ujung barisan, pada pokok pinggir diberi tanda biru dan kode KCD; lalu bergerak ke arah Timur dengan jumlah interval baris yang telah ditetapkan, dan pada pokok pinggir diberi tanda biru dan kode KCD-nya. Langkah di atas dilanjutkan sampai baris contoh ke-6 dan pokok contoh ke-30. Posisi tanda dan kode KCD pada pokok contoh harus sama, yaitu menghadap ke arah pasar pikul Untuk kebun yang memakai konsultan dari luar, maka prosedur kerjanya sesuai dengan ketentuan dari konsultan.

87 PROSEDUR KERJA LANJUTAN Cari pokok contoh satu per satu, pada setiap pokok contoh dicari pelepah ke-17, lalu dipotong dengan dodos atau egrek. Pada daerah titik ujung permukaan datar pelepah, diambil 4 helai anak daun, masing-masing 2 helai di sebelah kiri dan 2 helai di sebelah kanan, dari ke-2 helai ini diambil satu helai yang tumbuh arah ke atas dan satu helai arah ke bawah. Selama di lapangan agar selalu dilindungi dari sinar matahari langsung. Sisa pelepah dipotong dan diletakkan di gawangan mati, sedangkan contoh daun sebanyak 4 helai tadi digabung dengan contoh daun dari pokok-pokok contoh lainnya dalam KCD yang sama.

88 PROSEDUR KERJA LANJUTAN Kemudian contoh-contoh daun diambil bagian tengahnya sepanjang 25 cm dengan membuang kedua bagian ujungnya. Daun ini selanjutnya dibersihkan dengan cara melapnya dengan kapas/kain lap yang dibasahi dengan aquades dan diperas sampai kering, daun dilap 1-2 kali dengan satu arah. Selanjutnya lidi daun dibuang, sedangkan lembaran anak daun dipotong dengan pisau menjadi potongan kecil-kecil sepanjang 2 cm, lalu setiap KCD diletakkan pada baki aluminium untuk dikeringkan dan tidak boleh dicampur dengan KCD lain. Baki harus diberi label yang jelas. Pengeringan dilakukan dengan oven selama 12 – 24 jam pada suhu 65 – 75 o C. Suhu melebihi 75 o C bisa mengakibatkan kadar N akan berkurang. Setiap 6 jam daun dibolak-balik.

89 PROSEDUR KERJA LANJUTAN Contoh daun dari setiap KCD yang telah dikeringkan dibagi dua (dikirim & tertinggal), kemudian contoh daun seberat 50 gr/sampel dimasukkan ke kantong plastik yang sudah diberi label jelas dan lengkap, antara lain berisi : nama kebun, nomor KCD, Afdeling, tahun tanam, luas KCD, pelepah ke-, tanggal pengambilan, dan nama petugas pengambil. Selanjutnya KCD tersebut dipaking dan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis kandungan haranya

90 Contoh label Kebun: No. KCD: Afd: Blok: Luas: Tahun Tanam: No. Pelepah: Tgl. Pengambilan: Pengambil sample:

91 Bagian daun yang diambil

92 LINGKUNGAN & KESELAMATAN Egrek atau dodos adalah alat tajam dan harus digunakan dengan hati-hati. Cari posisi yang aman dari kejatuhan pelepah setelah memotong pelepah. Hati-hati dalam pengeringan daun dengan oven, karena oven dapat melukai kulit bila tersentuh.

93


Download ppt "Soil Science and Manuring Division Agronomy Department-Incasi Raya Group Widarto."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google