Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehbhagat kaur Telah diubah "3 tahun yang lalu
1
Presentasi Referat
2
KONJUNGTIVITIS Oleh: Doni Lukas Damari (11.2014.326) Jefry Hanensi (11.2015.055) Dauri Prayogo (11.2014.094) Pembimbing : dr.Erin Arsianti Sp.M M.Sc
3
Anatomi
4
Histologi ■Lapisan epitel konjungtiva ■Sel-sel epitel superfisial ■Sel-sel epitel basal ■Stroma konjungtiva (Lapisan adenoid dan fibrosa) ■Kelenjar lakrimal aksesorius (terletak didalam stroma)
5
Perdarahan dan persarafan
7
Konjungtivitis ■Pengertian yag nonspesifik untuk mendeskripsikan inflamasi pada konjuntiva, dimana penyebabnya bias dari berbagai macam kondisi. ■Pada umumnya konjungtivitis disebut red eye atau pink eye ■Konjungtivitis memiliki penyebaran yang luas, menyerang seseorang dengan semua usia, ras, social dan gender
8
Klasifikasi Konjungtivitis menurut American Optotric Association ■Konjungtivitis Alergika –Keratokonjungtivitis atopic –Konjungtivitis alergika simple –Konjungtivitis Musiman –Konjungtivitis vernal –Giant Papillary Conjungtivitis ■Konjungtivitis Bakterialis –Konjungtivitis bakterial hiperakut –Konjuntivitis bakterial akut –Konjungtivitis bakterial kronik
9
Klasifikasi Konjungtivitis menurut American Optotric Association ■Konjungtivitis Viral –Konjungtivitis adenoviral –Konjungtivitis hepertika ■Konjungtivitis Klamidial
10
Klasifikasi Konjungtivitis menurut American Optotric Association ■Bentuk konjungtivitis lain –Konjungtivitis terkait lensa kontak –Konjungtivits mekanik –Konjungtivitis traumatika –Konjungtivitis toxic –Konjungtivitis neonatal –Sindrom oculoglandular Parinaud –Konjuntivitis Phlyctenular –Konjungtivitis sekunder
11
Gambaran Klinik Gejala Klinis ■Sensasi benda asing, sensai tergores atau terbakar ■Sensasi penuh disekelling mata ■Gatal ■Fotopobia
12
Gambaran Klinik Discharge ■Watery terbentuk dari eksudat serosa dan airmata dan biasanya terjadi pada konjungtivitis alergika atau virus. ■Mukoid tipikal untuk konjungtivitis alergika kronik dan konjungtivitis sika ■Mukopurulen tipikal terjadi pada infeksi klamidia atau infeksi bakteri. ■Purulen sedang terjadi pada konjungtivitis bakteriais akut ■Purulen berat tipikal untuk infeksi gonokokus
13
Gambaran Klinik Reaksi Konjuntiva ■Injeksi konjungtiva ■Hemoragik ■Kemosis ■Membran dan pseudomembran ■Subkonjungtiva scarring ■Folikel ■Hipertrofi papil
16
Limfadenopati preaurikuler ■Sebuah KGB preaurikular besar atau kecil kadang kadang sedikit nyeri tekan, ada pada konjuntivitis herpes simpleks primer, keratokonjungtivitis epidemika, inklusi dan trakoma. ■KGB preaurikular kecil tanpa nyeri tekan terdapat pada demam faringokonjuntiva dan konjungtivitis hemoragik akut.
18
KONJUNGTIVITIS ALERGI Peradangan konjungtiva akibat alergi atau reaksi hipersensitivitas yang mungkin segera (Humoral) atau tertunda (seluler)
19
Epidemiologi ■Konjungtivitis alergi dijumpai paling sering di daerah dengan alergen musiman yang tinggi. ■Daerah tropis dan panas seperti daerah mediteranian, Timur Tengah, dan Afrika. ■Lebih sering dijumpai pada laki-laki dibandingkan perempuan, terutamanya usia muda (4-20 tahun).
20
apabila individu yang sudah tersentisisasi sebelumnya berkontak dengan antigen yang spesifik Imunoglobulin E (IgE) degranulasi sel mast histamin, triptase, chymase, heparin, chondroitin sulfat, prostaglandin, thromboxane, and leukotriene. faktor-faktor kemotaksis permeabilitas vaskular ↑ dan migrasi sel neutrophil dan eosinophil
21
Klasifikasi konjungtivitis alergi A.Konjungtivitis alergi simplek B.Keratokonjungtivitis vernal C.Keratokonjungtivitis atopik D.Konjungtivitis Giant Papillarry
22
KONJUNGTIVITIS ALERGI SIMPLEK Biasanya ringan, konjungtivitis alergi non-spesifik ditandai dengan gatal, hiperemis dan respon papiler ringan. Pada dasarnya, gejalanya adalah reaksi urtikaria akut atau subakut
23
Etiologi ■Konjungtivitis hay fever : + hay fever (rhinitis alergi). Alergen yang umum diantaranya serbuk sari, rumput dan bulu binatang. ■Seasonal allergic conjunctivitis (SAC). SAC merupakan respon terhadap alergen musiman seperti serbuk sari. Ini adalah hal yang sangat umum. ■Perennial allergic conjunctivitis (PAC) merupakan respon alergen menahun seperti debu rumah dan tungau.
24
Patologi ■Respon vaskuler ■Respon seluler ■Respon konjungtiva
25
Gambaran klinis ■Gejala: termasuk intensitas gatal dan rasa terbakar pada mata disertai mata berair dan fotopobia ringan ■Tanda: a)Hiperemis dan kemosis yang memberi kesan bengkak pada konjungtiva. b)Konjungtiva menunjukan reaksi papiler ringan. c). Edema kelopak
27
Penatalaksanaan ■Non-medikamentosa –eleminasi dan menghindari sumber allergen
28
Tatalaksana Medikamentosa ■Local - topical antihistamin - mast-cell stabilizer seperti cromolyn sodium - topical vasokonstriktor seperti adrenalin, efedrin dan nafazoline. - air mata artificial guna untuk dilusi dan irrigasi allergen dan mediator inflamasi di permukaan ocular. ■Sistemik : antihistamin oral ■Imunoterapi : hiposensitisasi dengan pemberian injeksi ekstrak allergen
29
KERATOKONJUNGTIVITIS VERNAL Inflamasi konjungtiva yang rekuren, bilateral, interstitial dan self-limiting
30
Etiologi ■Reaksi hipersentifitas terhadap beberapa alergen eksogen ■Faktor predisposisi –Umur 4-20 tahun, lebih banyak pada laki-laki dibandingkan perempuan. –Musim. Paling sering pada musim panas sehingga diberi nama “catarrch musim panas” atau “konjungtivitis musim kemarau”. –Iklim. Paling sering pada iklim tropis, kurang pada iklim hangat dan sangat jarang pada iklim yang dingin
31
Patologi ■Epitel konjungtiva mengalami hiperplasia dan menekan jaringan subepitel. ■Lapisan adenoid menunjukan infiltrasi seluler yang disebabkan karena eosinofil, plasma sel, limfosit dan histiosit. ■Lapisan fibrosa mengalami proliferasi dan megalami degernerasi hialin. ■Pembuluh konjungtiva mengalami proliferasi, peningkatan permeabilitas dan terjadi vasodilatasi
32
Gambaran klinis ■Gejala. Catarrch musim panas ditandai dengan rasa terbakar dan sensai gatal. Fotopobia ringan, mata berair, palpebra berselaput dan terasa berat ■Tanda - tipe palpebral - tipe bulbar/limbal - Campuran antara tipe palpebral dan tipe bulbar
33
Kanski and Bowling
35
Palpebra pada keratokonjungtivitis vernal Bulbar pada keratokonjungtivitis vernal
36
Penatalaksanaan Terapi lokalis ■Steroid topical ■Mast cell stabilizer seperti sodium cromoglycate 2% ■Antihistamin topical ■Acetyl cysteine 0,5% ■Siklosporin topical 1% Terapi sistemik; ■Anti histamine oral untuk mengurangi gatal ■Steroid oral untuk kasus berat dan non responsive
37
Penatalaksanaan Terapi lain ■injeksi steroid supratarsal atau dieksisi ■Kaca mata gelap untuk fotofobia ■Kompres dingin dapat meringankan gejala ■Pasien dianjurkan pindah ke daerah yang lebih dingin
38
KERATOKONJUNGTIVITIS ATOPIK Inflamasi konjungtiva bilateral dan juga kelopak mata yang berhubungan erat dengan dermatitis atopi
39
Gejala klinis Gejala ■Gatal, nyeri dan sensasi kering ■Sekret yang mukoid ■Fotopobia atau pandangan yang kabur. Tanda. ■Terdapat papil-papil halus pada palpebra dan eritematous ■Konjungtiva tarsal seperti putih susu. Terdapat papil halus, kemerahan dan jaringan parut. ■Timbul keartitis perifer superfisial yang diikuti dengan vaskularisasi. Pada kasus berat terjadi seluruh kornea kabur, vaskularisasi dan ketajaman penglihatan menurun.
40
Penatalaksanaan ■Atihistamin oral (terfenadine, astemizole, hydroxyzine) ■Obat-obat antiradang non-steroid (ketorolac dan iodoxamid) ■Transplantasi kornea
41
KONJUNGTIVITIS GIANT PAPILLARRY konjungtiva dengan penampakan papil yang sangat besar.
42
Etiologi ■Merupakan respon alergi (hipersentifitas tipe lambat) yang kaya basofil dengan komponen IgE humoral, biasanya disebabkan karena pemakaian lensa kontak atau mata buatan dari plastik
43
Gejala klinis ■Gejala. Seperti gatal, berserabut, membaik dengan penggantian prostesis mata plastik dengan kaca dan memakai kaca mata bukan lensa. ■Tanda. hipertrofi papiler (1mm) pada konjungtiva tarsal atas, mirip seperti pada keratokonjungtivitis vernal yang hiperemi.
44
Konjungtivitis Giant Papillarry Kanski and Bowling
45
Penatalaksanaan ■Menghindari kontak dengan iritan ■Disodium cromoglyn sebagai terapi simptomatik
46
Prognosis dan Komplikasi ■Pada konjungtivitis giant papillary, iritasi kronis akan menyebabkan keratitis yaitu inflamasi pada kornea dan dapat menyebabkan kebutaan permanen karena terjadi ulserasi pada permukaan kornea. ■Pada keratokonjungtivitis vernal juga dapat menyebabkan keratitis jika tidak ditatalaksana.
47
KONJUNGTIVITIS VIRAL Virus merupakan agen infeksi yang umum ditemukan selain konjungtivitis bakterial, alergi, dan laIn-lain Adenoviral merupakan etiologi tersering dari konjungtivitis virus Mudah menular Transmisi biasanya melalui sekret yang dihasilkan mata yang terinfeksi
48
KONJUNGTIVITIS DEMAM FARINGOKONJUNGTIVA Konjungtivitis yang disebabkan oleh Adenovirus tipe 3, 4, dan 7
49
Gambaran Klinis Demam 38,3 -40 0 C, sakit tenggorokan, dan konjungtivitis pada satu atau dua mata. Folikel sering mencolok pada kedua konjungtiva, dan pada mukosa faring. Penyakit ini dapat terjadi bilateral atau unilateral. Mata merah dan berair mata sering terjadi, dapat disertai keratitis superficial
51
Tatalaksana ■Pengobatan untuk demam faringokonjungtiva hanya bersifat suportif karena dapat sembuh sendiri diberi kompres
52
KERATOKONJUNGTIVITIS EPIDEMI Konjungtivitis yang disebabkan oleh adenovirus tipe 8, 19, 29, dan 37
53
Gambaran Klinis Konjungtivitis folikular Sekret cair Hiperemis Kemosis Pembesaran kelenjar getah bening preaurikel Terbentuk membran atau pseudomembran
54
Diunduh dari https://de.wikipedia.org/wiki/Keratoconjunctivitis_epidemica
55
Tatalaksana ■Belum ada terapi spesifik, namun kompres dingin akan mengurangi beberapa gejala
56
KONJUNGTIVITIS VIRUS HERPES SIMPLEKS (HSV)
57
Gambaran Klinis Biasanya terjadi pada anak-anak dan merupakan keadaan luar biasa yang ditandai pelebaran pembuluh darah unilateral, Iritasi Sekret mukoid Fotofobia Sering disertai keratitis herpes simpleks Khas -> nodus preaurikuler yang nyeri tekan
58
Tatalaksana ■Umumnya sembuh sendiri ■ Antivirus topikal atau sistemik harus doberikan untuk mencegah terkena kornea, diberikan 7-10 hari. Misalnya trikloridin setiap 2 jam sewaktu bangun ■Pada kelainan permukaan dapat diberikan salep terasiklin. ■Steroid tetes deksametason 0,1% diberikan bila terdapat episkleritis, skleritis dan iritis
59
KONJUNGTIVITIS HEMORAGIKA AKUT Konjungtivitis yang disebabkan oleh Enterovirus tipe 70 dan kadang-kadang oleh virus coxsakie tpe A24 dengan masa inkubasi yang pendek (sekitar 8-48 jam) dan berlangsung singkat (5-7 hari)
60
Gambaran Klinis Gejala dan tandanya : Rasa sakit Fotofobia Sensasi benda asing Banyak mengeluarkan air mata, Edema palpebra, dan Perdarahan subkonjungtiva
61
Diunduh dari: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/cb/Acute_hemorrhagic_conjunctivitis.jpghttps://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/cb/Acute_hemorrhagic_conjunctivitis.jpg
62
Gambaran Klinis Pada sebagian besar kasus, didapatkan Limfadenopati preaurikular Folikel konjungtiva Keratitis epithelia Pada beberapa kasus dapat terjadi uveitis anterior dengan gejala demam, malaise
63
Tatalaksana ■Dapat sembuh sendiri sehingga pengobatan hanya simtomatik. ■Pengobatan antibiotika spekturm luas, sulfacetamide dapat digunkan untuk mencegah infeksi sekunder
64
Tatalaksana secara umum ■Konjungtivitis viral biasanya bersifat suportif dan merupakan terapi simptomatis ■Kompres dingin pada mata 3 – 4 x / hari juga dikatakan dapat membantu kesembuhan pasien ■Sebagai pencegahan terjadinya infeksi sekunder oleh bakteri dapat diberikan Kloramfenikol tetes mata. Kloramfenikol merupakan obat antimikroba yang memiliki spektrum luas, meliputi bakteri gram negatif dan gram positif
65
Komplikasi ■Komplikasi dari konjungtivitis viral, antara lain: –Infeksi pada kornea (keratitis) dan apabila tidak ditangani bisa menjadi ulkus kornea
66
KONJUNGTIVITIS BAKTERIALIS Inflamasi konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri. Pada konjungtivitis ini biasanya pasien datang dengan keluhan mata merah, sekret pada mata dan iritasi mata.
67
Etiologi ■Hiperakut (purulen) –Neisseria gonorrhoeae –Neisseria meningitidis ■Akut (mukopurulen) –Pneumococcus (Streptococcus pneumoniae) (iklim sedang) –Haemophilus aegyptius (Koch-Weeks bacillus) (iklim tropik) ■Subakut –Haemophilus influenzae (iklim sedang)
68
Etiologi ■Menahun, termasuk blefarokonjungtivitis –Staphylococcus aureus –Moraxella lacunata (diplobacillus dari Morax-Axenfeld) –Streptococcus –Moraxella catarrhalis –Proteus –Corynebacterium diptheriae –Mycobacterium tuberculosis
69
Patofisiologi ■Jaringan pada permukaan mata dikolonisasi oleh flora normal seperti streptococci, staphylococci dan jenis Corynebacterium. ■Perubahan pada mekanisme pertahanan tubuh ataupun pada jumlah koloni flora normal tersebut dapat menyebabkan infeksi klinis ■Mekanisme pertahanan primer terhadap infeksi adalah lapisan epitel yang meliputi konjungtiva,mekanisme pertahanan sekundernya adalah sistem imun yang berasal dari perdarahan konjungtiva, lisozim dan imunoglobulin yang terdapat pada lapisan air mata, mekanisme pembersihan oleh lakrimasi dan berkedip
70
Gejala Klinis ■Mata merah ■Sekret yang purulen ■Sering dijumpai edema kelopak mata ■Kelopak mata yang saling melekat pada pagi hari
71
KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL HIPERAKUT Onset yang sangat cepat dari perbanyakan discharge Hiperemis konjungtiva yang berat Kemosis dan edema kelopak. Konjuntivitis mungkin unilateral atau bilateral Diperberat dengan nyeri, nyeri pada bola mata dan limfadenopati preaurikular
72
Diunduh dari: http://www.aafp.org/afp/2010/0115/p137.html
73
KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL AKUT Onset akut dari discharge unilateral Hiperemia konjungtiva Mukopurulen/purulent Limfadenopati preaurikuler biasanya tidak ditemukan Pada anak-anak 6 bulan- 3 tahun disertai warna kebiruan curigai Haemophilus influenza
75
KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL KRONIK Variasi dari gejala yang non spesifik dan temuan klinis Pasien mengalamis iritasi kronik yaitu lebih dari 4 minguu sensai benda asing dan hiperemis yang tidak begitu jelas Reaksi folikel dan papiler dapat terjadi dan mukoid discharge dapat terjadi Konjungtivitis kronik sering disertasi hiperemis kelopak dan krusta pada kelopak yang terdapat pada pagi hari.
76
Pemeriksaan Laboratorium ■Pemeriksaan mikroskopik terhadap kerokan konjungtiva yang dipulas dengan pewarnaan gram atau giemsa ■Biakan disarankan jika sekretnya purulen, memiliki membran atau pseudomembran.
77
Tatalaksana ■Pada setiap konjungtivitis purulen yang dicurigai disebabkan oleh diplokokus gram-negatif harus segera dimulai terapi topical dan sistemik. ■Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen, sakus konjungtivalis harus dibilas dengan larutan saline untuk menghilangkan sekret konjungtiva.
79
Prognosis ■Konjungtivitis gonokokus (yang bila tidak diobati dapat berakibat perforasi kornea dan endoftalmitiS ■Konjungtiva dapat menjadi gerbang masuk bagi meningokokus ke dalam darah dan meningen, hasil akhir konjungtivitis meningokokus adalah septikemia dan meningitis.
80
RESUME
81
Temuan klinis dan sitogiViralBakteriKlamidaAlergika GatalMinimal Hebat HiperemiaGeneralisata Mata beairBanyakSedang Minimal EksudatifMinimalBanyak Minimal Adenophaty periarikularSeringJarang Hanya sering pada konjungtivitis inklusi Minimal Pada kerokan dan eksudaf yg dipulas MonositBakteri, PMN PMN,sel ngplasma, badan inklusi Eosinofil Disertai sakit tenggorokan dan demam Sesekali Tak pernahTidak ada
82
Diagnosis Banding Penyakit Mata Merah Berdasarkan Keluhan Subjektif dan Obyektif
83
Gejala subyektif dan obyektif Glaukoma akutUveitis akutKeratitisK BakteriK. virusK. alergi PenurunanVisus++++/+++++--- Nyeri++/+++++ --- Fotofobia++++ --- Halo++----- Eksudat---/++++++++ Gatal-----++ Demam-----/++- Injeksi siliar++++++--- Injeksi konjungtiva++ ++++++ Kekeruhan kornea+++-+/++--- Kelainan pupil Midriasis nonrekatif Miosis iregular Normal/ miosis NNN Kedalaman COADangkalNNNNN Tekanan intraokularTinggiRendahNNNN Sekret-++++/++++++ Kelenjar preaurikular----+-
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.