Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehMonika Solikah Telah diubah "3 tahun yang lalu
1
Pemeriksaan Swab Tenggorok dengan Bakteri Corynobacterium diphteriae
2
Penyakit Difteri Menurut CDC (2012), difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Difteri menyebabkan adanya selaput tebal di tenggorokan menyebabkan penyempitan saluran pernapasan sehingga seseorang mengalami kesulitan bernapas dan bahkan kematian. Gejala awal penyakit difteri yaitu demam 38 C, pseudomembrane (selaput tipis), putih keabuan pada tenggorok (laring, faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah berdarah serta dapat disertai dengan nyeri menelan, leher bengkak seperti leher sapi (bullneck) dan sesak nafas disertai bunyi (stridor)
3
a.pernafasan difteri pernafasan/ respiratory yang meliputi area tonsilar, faringeal, dan nasal. Difteri pernafasan merupakan penyakit pada saluran nafas yang sangat serius, sebelum dikembangkannya pengobatan medis yang efektif, sekitar setengah dari kasus dengan gejala difteri pernafasan meninggal. b.Pada anak-anak yang menderita difteri ini, lokasi utama terdapat pada tenggorokan bagian atas dan bawah
5
Kenapa difteri berbahaya? Karena diproduksinya diptheria toxin (dt) yang merupakan eksotoksin. Membuat peradangan nekrosis pseudomembran obstruksi nafas Toksin meluas ke peredaran darah sepsis
8
Pewarnaan : mengunakan pewarna Neisser Neisser A Methylen Blue+Alkohol absolutr+Asam asetat+aquadest Neisser B Bismarck brown+ Aquadest PRINSIP PENGECATAN pengecatan dengan Neisser A menyebabkan granula Babes Ernst (poolkarrel) berwarna violet hitam, cat tadi oleh granula bakteri dipegang kuat terhadap air. Sehingga dengan cat Neisser B tidak berubah (luntur), badan bakteri akan terlunturkan oleh air yang terdapat pada Neisser B sehingga mengambil warna kuning atau coklat dari Neisser B.
9
Kultur Bakteri Media Cystine tellurite blood agar BAP Media uji biokimia
10
Swab Nasofaring dan Orofaring Bakteri Streptococcus pneumoniae
11
Streptococcus pneumoniae Bakteri Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri komensal dari saluran nafas bagian atas manusia sekitar 5-40% dan dapat menyebabkan pneumonia, sinusitis, otitis, bronkitis, bakteremia, meningitis dan proses infeksi lainnya2. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 mencatat bahwa pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian balita terbanyak3. Hal ini tidak berbanding lurus dengan angka kultur S.pneumoniae di laboratorium mikrobiologi RSUP Dr. Kariadi yang hanya 7,65 % dibanding dengan enterobactericae yang persentasenya lebih besar yaitu 50,61% 4.
13
Sampel swab langsung dimasukkan kedalam amies media Segera lakukan pemeriksaan / pengiriman sampel ke laboratorium Bisa langsung ditanam ke media enrichment https://www.youtube.com/watch?v= DVJNWefmHjE
14
Kokus gram positif Non- motil Non- spora Katalase : negative Oxidase : negative Fakultatif anaerobic
15
S. pneumoniae yang menghasilkan pneumolisin mampu memecah eritrosit sehingga melepaskan protein yang mengandung heme. Baik hemin maupun hemoglobin yang terdapat pada eritrosit mampu menyokong penuh pertumbuhan kultur S. pneumoniae
16
Penanaman pada BAP Koloni Cembung Alfa-hemolisis
17
Koloni s.pneumoiae larut dalam larutan empedu Bile solutibility test : positive (+)
18
Salah satu upaya pencegahan infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae ialah melalui pemberian vaksin. Saat ini telah tersedia dua jenis vaksin yang tersedia yaitu Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) dan Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPV). Vaksin PCV13 mengandung 13 serotipe S. pneumoniae yaitu 1, 3, 4, 5, 6A, 6B, 7F, 9V, 14, 18C, 19A, 19F, dan 23F
19
https://www.microbiologyinpictures.com/streptococcus%20pneumo niae.html https://www.microbiologyinpictures.com/streptococcus%20pneumo niae.html https://scholar.google.com/scholar?start=20&q=streptococcus+pneu moniae+bacteria&hl=id&as_sdt=0,5 https://scholar.google.com/scholar?start=20&q=streptococcus+pneu moniae+bacteria&hl=id&as_sdt=0,5 http://www.eijkman.go.id/units/secretariat/column/bersemayam- dalam-hidung-streptococcus-pneumoniae-berbahayakah/ http://www.eijkman.go.id/units/secretariat/column/bersemayam- dalam-hidung-streptococcus-pneumoniae-berbahayakah/
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.