Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehgunadi gunadi Telah diubah "3 tahun yang lalu
1
1 Persyaratan K3 Pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan dan Peralatan Listrik di Pemanfaatan Tenaga Listrik
2
2 Diharapkan agar Calon ahli K3 Listrik Mampu memahami dan melakukan pembinaan, pengawasan, dan penanggulangan K3 Listrik (=pencegahan bahaya listrik dan mitigasinya) pada Pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan dan Peralatan Listrik di Pemanfaatan Tenaga Listrik
3
3 1. Ruang lingkup pemeliharaan pada Instalasi Pemanfaat, Perlengkapan Pemanfaat, Peralatan Listrik di Pemanfaatan Tenaga Listrik
4
4 1.1. Pengertian dan tujuan pemeliharaan pada Instalasi, Perlengkapan, Peralatan Listrik di Pemanfaatan Tenaga Listrik
5
5 1.1.1. Pengertian Dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan.
6
6 Ada pula yang mengatakan bahwa Pemeliharaan : Kegiatan yang meliputi program pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan uji ulang (unjuk kerja) dengan tujuan utama untuk mempertahankan peralatan tersebut beroperasi secara optimum. Pemeliharaan : pemastian bahwa aset fisik melanjutkan memenuhi fungsi yang diinginkannya.
7
7 Tujuan pemeliharaan peralatan listrik adalah untuk menjamin kontinuitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain : Untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency. Untuk memperpanjang umur peralatan. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan. Meningkatkan Safety peralatan. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan.
8
8 1.2. Jenis pemeliharaan
9
9 Pemeliharaan Listrik terdiri dari : 1.Preventive Maintenance (PM) = Overhaul = Service = Shutdown = Turn Around (TA), dll. Ciri-cirinya : - Off line (equipment dalam keadaan dimatikan) - Terjadwal (Scheduled): - Berdasarkan kalender : mingguan, bulanan, tahunan, 3 tahunan, 5 tahunan, dlsb. - Berdasarkan “running hours”: setiap 10.000 jam, dlsb - Berdasarkan “running distances”: setiap 5.000 km,dll 2.Predictive Maintenance (PdM) = Condition Monitoring Ciri-cirinya : - On line (equipment dalam keadaan hidup), atau Off line - Contoh : Vibration Monitor, Thermography,On line Partial Discharge,dll 3.Corrective Maintenance (CM) terencana ≈ Breakdown Maintenance tidak terencana = Fix it when it broke = Repair = Perbaikan -Bisa Off line line, maupun On line.
10
10 Jenis-jenis Pemeliharaan Jenis–jenis pemeliharaan peralatan listrik adalah sebagai berikut : 1. Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya.
11
11 Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada : Instruction Manual dari pabrik, standar-standar yang ada (IEC, CIGRE, dll ) dan pengalaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Base Maintenance).
12
12 2. Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara yang biasa dipakai adalah memonitor kondisi secara online baik pada saat peralatan beroperasi atau tidak beroperasi.
13
13 Untuk ini diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base Maintenance ).
14
14 3. Corective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terencana ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Curative Maintenance, yang bisa berupa Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan dengan terencana.
15
15 Sedangkan istilah Breakdown Maintenance diartikan sebagai pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.
16
16 2. Objek pemeliharaan :
17
17 Instalasi listrik meliputi : - Jaringan listrik yang terdiri dari Alat Pengukur dan Pembatas (APP), Panel Hubung Bagi (PHB), Penghantar. - Pencahayaan yang terdiri dari Lampu Pijar, Neon Sign/Lampu Tabung, Lampu Merkuri, Lampu Sodium. - Pipa Pada Instalasi Listrik yang terdiri dari Pipa Union, Pipa Paralon / PVC, Pipa Fleksibel, Tule / Selubung Pipa, Klem / Sangkang, Sambungan Pipa /Sock, Sambungan Siku, Kotak Sambung. - Sistem Pentanahan yang terdiri dari Elektroda Pentanahan, Hantaran Pengaman, Sistem Multi- Elektroda. Instalasi Listrik
18
Peralatan Listrik Rumah Tangga Alat-Alat Laundry: Seterika Listrik, Mesin Cuci Pakaian, Mesin Pengering Pakaian, Mesin Cuci Piring,Mesin Pembersih Vakum. Alat-Alat Laundry: Seterika Listrik, Mesin Cuci Pakaian, Mesin Pengering Pakaian, Mesin Cuci Piring,Mesin Pembersih Vakum. Alat-Alat Memasak: Toaster, Kompor Listrik, Microwave Oven. Alat-Alat Memasak: Toaster, Kompor Listrik, Microwave Oven. Alat-Alat Pemanas & Pendingin : Pengering Rambut, Kulkas dan Freezer, Alat Pendingin Ruangan, Alat Pemanas Air. Alat-Alat Pemanas & Pendingin : Pengering Rambut, Kulkas dan Freezer, Alat Pendingin Ruangan, Alat Pemanas Air. 18
19
Sistem Pengendalian Sistem Pengendali Elektronik Sistem Pengendali Elektronik Sistem Pengendali Elektronika Daya : Komponen Semikonduktor Daya, Penyearah, Pengendali Tegangan AC, Kontrol Kecepatan dan Daya Motor Induksi Fasa Tiga. Sistem Pengendali Elektronika Daya : Komponen Semikonduktor Daya, Penyearah, Pengendali Tegangan AC, Kontrol Kecepatan dan Daya Motor Induksi Fasa Tiga. Sistem Pengendalian Motor: Kontaktor Magnit, Kontak Utama dan Kontak Bantu, Kontaktor Magnit dengan Timer, Rele Pengaman Arus Lebih/Thermal Overload Relay, Sistem Pengendali ektromagnetik. Sistem Pengendalian Motor: Kontaktor Magnit, Kontak Utama dan Kontak Bantu, Kontaktor Magnit dengan Timer, Rele Pengaman Arus Lebih/Thermal Overload Relay, Sistem Pengendali ektromagnetik. Elektro Pneumatik Elektro Pneumatik 19
20
Mesin Listrik Transformator Satu Fasa, Transformator Tiga Fasa, Transformator Khusus (Autotransformator, Transformator Pengukuran), Generator Arus Searah, Motor Arus Searah, Motor Induksi Tiga Fasa, Generator Sinkron, Motor Sinkron, Motor Satu Fasa, Generator Set. Transformator Satu Fasa, Transformator Tiga Fasa, Transformator Khusus (Autotransformator, Transformator Pengukuran), Generator Arus Searah, Motor Arus Searah, Motor Induksi Tiga Fasa, Generator Sinkron, Motor Sinkron, Motor Satu Fasa, Generator Set. 20
21
21 3. Checklist pekerjaan pemeliharaan di pemanfaatan listrik,meliputi Instalasi listrik, Perlengkapan listrik, Peralatan listrik
22
22
23
23 Slide Wajib No.MI9.3.1. Referensi : Dokumen PLN No.P3B/OMPROT/01/TDSR : September 2005, halaman 7
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28 5. Jenis Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi Pemanfaatan, Perlengkapan Pemanfaatan, Peralatan Pemanfaatan
29
29 Bahaya listrik (Electrical Hazard): 1.Shock = tersengat listrik = kesetrum 2.Arc = Percikan api (Arc flash) Kebakaran (Fire) 3.Blast = Ledakan, kadang-kadang disebut “Arc blast” 4.Bahaya lainnya : a.Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik b.Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik c.Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik d.Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik e.Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik f.Dan lain-lain
30
30 Pengendalian Risiko (Controlling Risk) bahaya listrik: Metoda pemastian risiko dikendalikan secara efektif adalah dengan menggunakan “hirarki pengendalian” : 1.Eliminasi : Menghilangkan bahaya 2.Substitusi: Mengganti substansi bahaya dengan yang kurang bahayanya. 3. Isolasi: Menyekat bahaya terhadap manusia terpapar risiko 4.Rekayasa (engineering): Rekayasa ulang agar bahayanya berkurang. 5.Administratif : Melaksanakan cara kerja aman, SOP, dll. 6.Alat pelindung Diri (APD): Menggunakan APD dengan baik,tepat dan benar.
31
31 Shock (electric) = Tersengat listrik = Kesetrum = Stimulasi fisik atau trauma yang terjadi sebagai akibat dari mengalirnya arus listrik lewat melalui tubuh. (The physical stimulation or trauma that occurs as a result of electric current passing through the body.)
32
32 2.1.2 Proteksi dari kejut listrik 2.1.2.1 Proteksi dari sentuh langsung Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari bahaya yang bisa timbul karena sentuhan dengan bagian aktif instalasi (sentuh langsung). 2.1.2.2. Proteksi dari sentuh tak langsung Manusia dan ternak harus dihindarkan/diselamatkan dari bahaya yang bisa timbul karena sentuhan dengan bagian konduktif terbuka dalam keadaan gangguan (sentuh tak langsung). Dalam PUIL2011 halaman 6 dibahas proteksi dari kejut listrik sebagai berikut :
33
33 (a) Sentuhan Langsung (b) Sentuhan Tak Langsung Proteksi sentuh langsung dan tidak langsung-Lanjutan
34
34 SHOCK Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 kΩ (kulit kering) sampai 100 Ω (kulit basah). Tahanan dalam (internal) tubuh sendiri antara 100 Ω – 500 Ω. Jika tegangan sistem 220 Volt, Kondisi terjelek: -Tahanan tubuh paling kecil,Rb = 100 Ω +100 Ω =200 Ω -Arus yang mengalir ketubuh = 220V / 200 Ω = 1,1 A -Menurut IEC tegangan aman bagi manusia adalah 50 VAC atau 120 VDC, maka arus yang mengalir ketubuh=50 V/200 Ω = 0,25 A 1,1 A > 0,25 A : Berbahaya Kondisi terbaik: -Tahanan tubuh paling besar,Rb = 1000.000 Ω +500=1000.500 Ω -Arus yang mengalir ketubuh = 220 V / 1000.500 Ω=0,0002198 A = 0,2198 mA -Menurut IEC tegangan aman bagi manusia adalah 50 VAC atau 120 VDC, maka arus yang mengalir ketubuh = 50 V / 1000.500 Ω = 0,000049975 A = 0,049975 mA 0,2198 mA > 0,049975 A : Tetap Berbahaya
35
35 DaerahReaksi tubuh 1 2 3 4Kegagalan detak jantung, kematian Kejang otot, dan gangguan pernafasan Terasa, tetapi belum menyebabkan gangguan kesehatan Tidak terasa Pada 30 mA : Manusia Tidak bisa melepaskan diri sendiri (Can not let go)=Mulai lengket Sensitivitas ELCB dipilih = 30 mA. Lihat Kurva : ELCB trip pada 30 mA dalam waktu 20 mS. 0,01 Amper=10 mASetara dengan : Lampu pijar 2,5 Watt, 220 Volt 0,1 Amper=100mASetara dengan : Lampu pijar 20 Watt, 220 Volt
36
36 Shock karena Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act)
37
37 1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun tidak sengaja memegang benda-benda logam yang kemungkinan bisa ada tegangan listriknya. 2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan. 3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang bertegangan 4.Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja, pasang peralatan Interlocking (bila perlu). 5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik 6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang kemungkinan bisa bertegangan (misalnya frame dari motor, dan lain-lain) 7.Pasang ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) dengan sensitivity maksimum 30 mA. Nama lain dari ELCB adalah GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa), alias RCCB (Residual Current Circuit Breaker), alias RCD (Residual Current Detector), alias GFCI (Ground Fault Current Interrupter). 8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan listrik. 9.Gunakan PPE yang benar
38
38 -Gunakan PPE yang benar
39
39 -Pasang Grounding pada Instalasi listrik
40
40 Pentanahan titik netral sistem Pentanahan titik netral dari sistem tenaga merupakan suatu keharusan pada saat ini, karena sistem sudah demikian besar dengan jangkauan yang luas dan tegangan yang tinggi. Pentanahan titik netral ini dilakukan pada alternator pembangkit listrik dan transformator daya pada gardu-gardu induk dan gardu-gardu distribusi. Ada bermacam-macam pentanahan sistem, antara satu dan lainnya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing. Jenis pentanahan sistem akan menentukan skema proteksinya. Ada lima macam skema pentanahan netral sistem daya, yaitu: TN (Terra Neutral) System (yaitu TN-C, TN-C-S, dan TN-S), TT (Terra Terra), IT (Impedance Terra) Catatan : Terra = bahasa Perancis yang berarti bumi atau tanah)
41
41 1. Saluran Tanah dan Netral disatukan (TN-C=Terra Neutral Combined) Pada sistem ini saluran netral dan saluran pengaman disatukan pada sistem secara keseluruhan. Semua bagian sistem mempunyai saluran PEN yang merupakan kombinasi antara saluran N (Neutral) dan PE (Protective Earth). Seluruh bagian sistem mempunyai saluran PEN yang sama. Saluran Tanah dan Netral disatukan (TN-C)
42
42 2. Saluran Tanah dan Netral disatukan dan dipisah (TN-C-S = Terra Neutral-Combined-Separated) Pada sistem ini saluran netral dan saluran pengaman dijadikan menjadi satu saluran pada sebagian sistem dan terpisah pada sebagian sistem yang lain. Di sini terlihat bahwa bagian sistem 1 dan 2 mempunyai satu hantaran PEN (combined), sedangkan pada bagian sistem 3 menggunakan dua hantaran, N dan PE secara terpisah (separated). Saluran Tanah dan Netral disatukan pada sebagian sistem (TN-C-S)
43
43 3. Saluran Tanah dan Netral-dipisah (TN-S=Terra Neutral- Separated): Pada sistem ini saluran netral dan saluran pengaman terdapat pada sistem secara keseluruhan. Jadi semua sistem mempunyai dua saluran N dan PE secara tersendiri (separated). Saluran Tanah dan Netral dipisah (TN-S)
44
44 4. Saluran Tanah dan Tanah (TT= Terra Terra) Sistem yang titik netralnya disambung langsung ke tanah, namun bagian-bagian instalasi yang konduktif disambungkan ke elektroda pentanahan yang berbeda (berdiri sendiri). Dari gambar di bawah ini terlihat bahwa pentanahan peralatan dilakukan melalui sistem pentanahan yang berbeda dengan pentanahan titik netral. Saluran Tanah dan Tanah (TT= Terra Terra)
45
45 5. Saluran Tanah melalui Impedansi (IT=Impedance Terra), atau Sistem Pentanahan Impedansi Sistem rangkaian tidak mempunyai hubungan langsung ke tanah namun melalui suatu impedansi, sedangkan bagian konduktif instalasi dihubung langsung ke elektroda pentanahan secara terpisah.Ada beberapa jenis sambungan titik netral secara tidak langsung ini, yaitu melalui Reaktansi, Tahanan, dan Kumparan Petersen. Saluran Tanah Melalui Impedansi (IT)
46
46 Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan Pada prinsipnya jenis elektroda dipilih yang mempunyai kontak sangat baik terhadap tanah. Elektroda Pentanahan terdiri sari Elektroda Batang, Elektroda Pita, da Elektroda Plat. 1. Elektroda Batang (Rod) Elektroda batang ialah elektroda dari pipa atau besi baja profil yang dipancangkan ke dalam tanah. Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama kali digunakan.
47
47 2. Elektroda Pita Elektroda pita ialah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal.
48
48 3. Elektroda Plat Elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau berlubang) atau dari kawat kasa. Pada umumnya elektroda ini ditanam dalam. Elektroda ini digunakan bila diinginkan tahanan pentanahan yang kecil dan sulit diperoleh dengan menggunakan jenis-jenis elektroda yang lain.
49
49 Tahanan pentanahan (Earth Resistance) diukur dengan menggunakan Alat “Earth Resistance Tester”. Besarnya tahanan pentanahan (earth resistance) menurut IEC dan PUIL 2000 adalah maksimum 5 Ohm.
50
50 Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja.
51
51 Pasang peralatan INTERLOCKING (bila perlu) Peralatan ini biasa di pasang pada pintu-pintu pada Ruangan yang di dalamnya terdapat peralatan yang berbahaya. Jika pintu dibuka, semua aliran listrik ke peralatan terputus (door switch).
52
52 Melaksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan Pemeliharaan listrik.
53
53 Pasang ELCB
54
54 Standar SNI untukPasang ELCB
55
55 (a) Gambaran fisik RCD ELCB dengan Sensitivitas 0,03 A (30 mA)
56
56 Jangan gunakan ELCB dengan Sensitivitas > 30 mA) untuk maksud proteksi Shock
57
57 Diagram skematik RCD Diagram Skematik ELCB
58
58 Pekerja listrik tidak dianjurkan bekerja sendirian, harus selalu bekerja 2 orang (Electrician + Helper). Dengan maksud agar bisa saling menyelamatkan apabila terjadi kecelakaan tersengat listrik (shock).
59
59 Lepaskan korban dari sengatan listrik menggunakan Isolator Lakukan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) listrik
60
60 Arc (electric) = Percikan api Kebakaran (Fire) = Terlepasnya energi panas dan cahaya yang disebabkan oleh kerusakan listrik dan setelah itu peluahan listrik melalui insulator listrik, seperti udara. (The heat and light energy release that is caused by the electrical breakdown of and subsequent electrical discharge through an electrical insulator, such as air).
61
61 Jenis-jenis Arc : Arc Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire)
62
62 1. Arc Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)].
63
63 Figure : Electric arc damage caused by 240 volt arc. (Courtesy Brosz and Associates.)
64
64 CARA MENCEGAH TERJADINYA Arc Flash [Arc yang timbul karena Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian (load)]. 1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, harus selalu listriknya dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali terpaksa. 2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan pastikan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition) dan Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act) 4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar
65
65 Penggunaan APD yang benar untuk mencegah efek dari Arc Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit
66
66 2. Arc yang menyebabkan KEBAKARAN (Fire)
67
67 Segitiga api (Fire Triangle)
68
68 “HEAT” BISA TIMBUL KARENA: 1. Terjadi short circuit, tetapi alat proteksi tidak mentripkan cicuit 2. Kualitas kabel (kawat dan isolasi) tidak baik 3. Penggunaan jenis kabel yang salah (misalnya NYM hanya untuk indoor). 4. Ukuran kawat terlalu kecil 5. Terjadi “loss connection” (dari sambungan kawat, tusuk kontak yang bertumpuk-tumpuk yang cenderung tidak rapat, dan lain- lain) CARA MENCEGAH TERJADINYA ARC yang menyebabkan Kebakaran: 1. Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 2. Gunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi) yang baik 3. Gunakan jenis kabel yang benar 4. Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA (Ampacity)nya. 5. Hindari terjadinya “Loss connection”
69
69 Gunakan kualitas kabel yang baik
70
70 Gunakan jenis kabel yang benar (1)
71
71 Gunakan jenis kabel yang benar (2)
72
72 Gunakan jenis kabel yang benar (3)
73
73 Gunakan jenis kabel yang benar (4)
74
74 Gunakan jenis kabel yang benar (5)
75
75 Gunakan jenis kabel yang benar (6)
76
76 Gunakan jenis kabel yang benar (7)
77
77 Gunakan jenis kabel yang benar (8)
78
78 Gunakan jenis kabel yang benar (9)
79
79 Gunakan jenis kabel yang benar (10)
80
80 Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA (Ampacity)nya (1)
81
81 Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA (Ampacity)nya (2)
82
82 Electrical Formulas for calculating Amper, HP,KW,KVA
83
83 Hindari terjadinya “Loss Connection ” Jika ada “loss connection” maka tahanan kontaknya menjadi besar, misalnya sama dengan 20 Ω. Maka arus yang timbul = 220 V/20 Ω = 11 A. Panas yang ditimbulkan cukup besar, yaitu sama dengan : I 2 R = 11 2 x 20 = 2420 W Panas ini bisa menimbulkan kebakaran. Alat untuk mengetahui loss connection pada sambungan lempeng rel adalah MicroOhm meter.
84
84 Blast (electric) = Ledakan : Efek ekplosif yang disebabkan oleh ekspansi cepat dari udara dan material yang superpanas secara mendadak dari percikan api (The explosive effect caused by the rapid expansion of air and other vaporized materials that are a superheated by the sudden presence of an electric arc).
85
85 Blast (ledakan) : Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik, misalnya : -Tranformator meledak -Battery meledak -Dan lain-lain Blast yang terjadi karena Interrupting Rating (Breaking Capacity) yang tidak benar pada CB & Fuse
86
86 Efek “Blast”
87
87 1. Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik, misalnya : Transformator meledakBattery meledak
88
88 Cara mencegah Blast yang berasal dari equipment yang pemeliharaannya kurang baik 1.Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, dan CM) sesuai dengan prosedur-prosedur pemeliharaan (Maintenance Prosedures). 2. Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM)
89
89 Interior after Blast Exterior after Blast 2. Blast yang terjadi karena Interrupting Rating (Breaking Capacity) yang tidak benar pada CB & Fuse
90
90 Data “Interrupting Rating (Breaking Capacity)” dari Gambar satu garis (Single line diagram) (1)
91
91 Contoh : Interrupting Rating = 40 KA Data “Interrupting Rating (Breaking Capacity)” dari Gambar satu garis (Single line diagram) (2)
92
92 : Data Hubung Singkat sisi sumber PLN 20 KV/400V (1)
93
93 BLAST yang terjadi karena Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse Bila terjadi short circuit dan alat proteksinya trip tetapi pecah (break) maka terjadi blast. Oleh karena itu pada alat proteksi baik Fuse maupun Circuit Breaker : - Contact Rating [Amper]: untuk proteksi over current (over load), dan Short circuit - Breaking Capacity (Interrupting Current) [kA] : untuk bertahan tidak pecah jika terjadi short circuit. CARA MENCEGAH BLAST TERSEBUT : 1. Hindari kemungkinan terjadinya short circuit 2. Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit Breaker adalah lebih besar daripada Maximum Short Circuit pada titik terjadinya short circuit tersebut. Maximum Short Circuit pada setiap titik Bus dihitung menggunakan software misalnya ETAP (Electrical Transient Analizer Program), atau dengan menggunakan Tabel seperti contoh dari PLN.
94
94 Yang dimaksud bahaya-bahaya lain dari listrik adalah bahaya-bahaya yang selain Shock, Arc & Blast : 1.Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik 2.Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik 3.Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik 4.Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik 5.Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Cara mencegahnya : Hati-hati, Hindari Unsafe Condition & Unsafe Acts, Gunakan APD yang tepat dan baik, Patuhi rambu-rambu yang dipasang, Patuhi prinsip-prinsip K3 Umum, dan K3 Spesialis.
95
95 6. Checklist Identifikasi Potensi bahaya listrik (Shock, Arc,Blast dan bahaya lainnya) pada Instalasi Pemanfaatan, Perlengkapan Pemanfaatan, Peralatan Pemanfaatan listrik
96
96 1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun tidak sengaja memegang benda- benda logam yang kemungkinan bisa ada tegangan listriknya. Temuan CHECK LIST Cara mencegah bahaya SHOCK Rekomendasi 2.Isolasi bagian-bagian terbuka yang bertegangan. 4.Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja, pasang peralatan Interlocking (bila perlu). 3.Beri tutup yang aman pada bagian-bagian yang bertegangan 5.Pasang Grounding pada Instalasi listrik 8.Laksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan pekerjaan listrik. 6.Pasang Grounding pada bagian-bagian yang kemungkinan bisa bertegangan (misalnya frame dari motor, dan lain-lain) 9.Gunakan PPE yang benar Uraian
97
97 1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan, harus selalu listriknya dimatikan dulu (off & LOTO), kecuali terpaksa. Temuan CHECK LIST Cara mencegah bahaya ARC FLASH Rekomendasi 2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan pastikan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik dan benar 3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition) dan Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act) 1. Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit, dan harus ada alat proteksi (CB atau Fuse) 3. Gunakan jenis kabel yang benar 2. Gunakan kulaitas kabel (kawat dan isolasi) yang baik 4. Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA (Ampacity)nya. Uraian CHECK LIST Cara mencegah bahaya ARC yang menyebabkan Kebakaran (FIRE) 5. Hindari terjadinya “Loss connection” UraianRekomendasiTemuan
98
98 Temuan Cara mencegah bahaya BLAST karena Pemeliharaan yang kurang baik pada Peralatan Rekomendasi 1.Laksanakan pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, dan CM) sesuai dengan prosedur-prosedur pemeliharaan (Maintenance Prosedures). 2.Lakukan JSA (Job Safety Analysis) untuk setiap pekerjaan Pemeliharaan (PM, PdM, CM) 1. Hindari kemungkinan terjadinya short circuit 2. Pastikan Breaking Capacity dari Fuse dan Circuit Breaker adalah lebih besar daripada Maximum Short Circuit pada titik terjadinya short circuit tersebut. Maximum Short Circuit pada setiap titik Bus dihitung menggunakan software misalnya ETAP (Electrical Transient Analizer Program), atau dengan menggunakan Tabel seperti contoh dari PLN. Uraian Cara mencegah BLAST yang terjadi karena Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse UraianRekomendasiTemuan
99
99 Temuan Cara mencegah bahaya listrik lainnya Rekomendasi a. Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik b. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik c. Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik d. Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik Uraian e. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik f. Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik g. Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik h. Dan lain-lain :...............................................................................
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.