Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

EFI Kompetensi Dasar : 3.4 Menerapkan cara perawatan sistem bahan bakar Injeksi (EFI)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "EFI Kompetensi Dasar : 3.4 Menerapkan cara perawatan sistem bahan bakar Injeksi (EFI)"— Transcript presentasi:

1 EFI Kompetensi Dasar : 3.4 Menerapkan cara perawatan sistem bahan bakar Injeksi (EFI)

2 SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI)

3 TIPE SISTEM EFI Sistem D-EFI (Tipe Manifold Pressure Control) Sistem L-EFI (Tipe Airflow Control)

4 SUSUNAN DASAR SISTEM EFI

5 SISTEM BAHAN BAKAR Bahan bakar diambil dari fuel tank dan dikirim ke fuel filter

6 Aliran bahan bakar

7 SISTEM INDUKSI UDARA

8 Aliran udara

9 SISTEM KONTROL ELEKTRONIK

10 Electronic Fuel Injection

11 Perbandingan antara Karburator dengan EFI Pembentukan campuran udara dan bahan bakar Perbedaannya terdapat pada cara mendeteksi jumlah udara dan bahan bakar

12 Pembentukan campuran udara dan bahan bakar Pada sistim EFI terdapat dua peralatan yang berbeda yaitu : Pressure sensor untuk mendeteksi udara masuk ECU untuk mengirim signal ke injektor

13 Perbandingan udara dan bahan bakar dan kondisi pengendaraan Selama start

14 Perbandingan udara dan bahan bakar dan kondisi pengendaraan Mesin dalam keadaan dingin

15 Perbandingan udara dan bahan bakar dan kondisi pengendaraan Selama percepatan ( Akselerasi )

16 Perbandingan udara dan bahan bakar dan kondisi pengendaraan Pada saat dibutuhkan tenaga yang besar ( High Power Out Put )

17 Keistimewaan EFI dibandingkan Karburator 1.Memungkikan pembentukan campuran yang homogen pada setiap silinder Satu silinder satu injektor Volume injeksi bahan bakar dikontrol oleh ECU sesuai dengan rpm dan beban 2.Perbandingan udara dan bahan bakar akurat Pengiriman campuran uadar dan bahan bakar berlangsung terus menerus secara tepat tidak tergantung pada putaran dan beban 3.Respon yang baik sesuai dengan pembukaan sudut throttle Injektor dipasang dekat dengan katup masuk ( Indirect Injection / ID ) Bahan bakar ditekan dengan tekanan 2 – 3 kg/cm 2 Bahan bakar di injeksikan melalui lobang yang sangat kecil 4.Koreksi campuran udara dan bahan bakar Ada penambahan bahan bakar selama mesin distart. Ada penghentian bahan bakar selama deselerasi 5.Effisiensi pemasukan campuran udara dan bahan bakar Tidak memerlukan ventury untuk mempercepat aliran udara masuk

18 Type EFI Sistem EFI digolongkan menjadi 2 tipe : D - EFI L - EFI “D “ dari bahasa Jerman “ DRUCK “ yang berarti “ Tekanan “ “L “ dari bahasa Jerman “ LUFT “ yang berarti “ Udara “

19 Konstruksi Dasar EFI 1. Umum

20 Konstruksi Dasar EFI 2. Basic Injection Control Referensi : Perbandingan bahan bakar – udara teoritis adalah perbandingan bahan bakar dan udara dengan oksigen yang cukup agar bahan bakar dapat terbakar secara lengkap. Pada octan murni perbandingan ini adalah 15:1 ( 15 bagian udara dengan 1 bagian bahan bakar )

21 Konstruksi Dasar EFI 3. Correction Control Control Referensi : Mesin tidak dapat bekerja dengan baik hanya dengan basic injection volume, karena mesin bekerja pada berbagai kondisi, oleh karena itu diperlukan peralatan tambahan ( sensor 2 ) koreksi untuk mengatur perbandingan udara dan bahan bakar pada berbagai kondisi kerja mesin.

22 Sistem Bahan Bakar Umum.

23 Sistem Bahan Bakar Pompa Bahan Bakar. In tank Type

24 Sistem Bahan Bakar Pompa Bahan Bakar. In – Line Type

25 Sistem Bahan Bakar Pompa Bahan Bakar.

26 Sistem Bahan Bakar Fuel Filter. Fungsi : Untuk menyaring kotoran, Jika filter mulai tersumbat, tekanan yang dihasilkan turun dan mesin menjadi susah hidup. Fungsi : Untuk mengatur tekanan bahan bakar agar tetap konstan Agar jumlah bahan bakar yang diinjeksikan selalu tetap walaupun tekanan pada intake manifold berubah - ubah Pressure Regulator.

27 Sistem Bahan Bakar Injector. Fungsi : Untuk menginjeksikan bahan bakar, Jumlah bahan bakar yang di injeksikan tergantung dari lamanya katup jarum dibuka Lamanya katup jarum dibuka berdasarkan lamanya signal yang diberikan oleh ECU Pembukaan katup jarum dilakukan secara elektromaknetis ( bukan berdasarkan tekanan seperti pada mesin diesel )

28 Air Induction System Umum.

29 Air Induction System 1. Throttle Body. 2. Idle Speed Adjusting Screw.

30 Air Induction System Air Valve. Catatan : Gate vlave akan menutup jika suhu air pendingin sudah mencapai 80 o C Gate valve kondisi menutup

31 Electronic Control System Air Valve.

32 Sensor – sensor dan Fungsi Pengontrol

33 Wirring Diagram EFI “ F 700 “

34 Wirring Diagram

35 Wirring Diagram EFI “ XENIA EJ - DE “

36 Komponen - Komponen

37 Throttle Position Sensor Model Lama.

38 Throttle Position Sensor Model Baru.

39 Pressure Sensor Sensor ini bekerja menurut sensor tekanan semi konduktor yang disebut “ PIEZO RESISTANCE “ Yaitu sebuah elemen dengan sensitifitas dan kecepatan tinggi yang mengubah tekanan menjadi nilai tahanan, melalui strain gauge tipe diaphragma silikon

40 Cooling Water Temperature Sensor Sensor ini mempekerjakan “ NTC “ Negative Temperature Coifisient Sensor ini mendeteksi panas air pendingin mesin, thermistor yang berada didalam sensor akan mengubah temperature air pendingin menjadi nilai tahanan

41 Vehicle Speed Sensor Intake Air Temperature Sensor Sensor kecepatan kendaraan berada didalam speedometer, Konstruksinya terdiri dari rotary speed magnet yang memiliki kecepatan putar sama dengan kabel speedometer, jika kabel speedo meter berputar reed switch akan ON & OFF, dalam 1x putaran kabel speedometer menghasilkan 4 pulsa,

42 EFI ( Electronic Fuel Injection System ) Control System : Control system adalah sebuah sistem yang mengatur waktu injeksi bahan bakar ( banyaknya injeksi ) berdasarkan signal yang masuk ke ECU dari beberapa sensor. Jumlah udara yang dihisap diketahui berdasarkan tekanan didalam intake manifold yang dideteksi oleh sensor tekanan. Dengan cara ini lamanya injeksi dapat ditentukan.

43 Control System : Selanjutnya waktu injeksi dasar ini diimbangi oleh kondisi yang bervariasi seperti, beban, rpm mesin, suhu air pendingin, suhu udara masuk, percepatan dan perlambatan kendaraan EFI ( Electronic Fuel Injection System )

44 EFI SYSTEM CONTROL

45 INJECTION METHOD Synchronous injection Ada 2 macam synchrous injection : 1.Injection selama periode stater ( starting period ) Synchromous injection, adalah injeksi bahan bakar yang sesuai dengan signal rpm atau signal pengapian Signal injeksi bahan bakar pada EFI type Grouping

46 INJECTION METHOD Synchronous injection Signal injeksi bahan bakar pada EFI type independent

47 INJECTION METHOD Synchronous injection Signal injeksi bahan bakar pada EFI type Grouping Syncronous injection periode sesudah starter, Pada sistem grouping, penginjeksian bahan – bakar terjadi secara serempak ( bersamaan ), untuk seluruh silinder, dengan interval setiap 360 o engkol, dan bersamaan dengan saat pengapian

48 INJECTION METHOD Synchronous injection Signal injeksi bahan bakar pada EFI type independent Syncronous injection periode sesudah starter, Pada sistem Independent, penginjeksian bahan – bakar yang dilakukan secara berkesinambungan, untuk masing – masing silinder, berdasarkan informasi dari signal rpm, dan dilakukan pada saat awal langkah hisap.

49 INJECTION METHOD NON SYNCHRONOUS INJECTION Signal injeksi bahan bakar pada EFI type Grouping

50 INJECTION METHOD NON SYNCHRONOUS INJECTION Signal injeksi bahan bakar pada EFI type independent

51 VARIABLE RESISTOR SENSOR Sensor ini mengatur perbandingan udara dan bahan bakar pada saat mesin berputar idle ( setelah temperature kerja mesin tercapai ). Nilai CO pada saat idle diatur supaya mencapai nilai spesifikasinya oleh puataran rotor. Tulisan R pada variable resistor berarti rich ( gemuk ), L berarti lean ( kurus )

52 FUNGSI DIAGNOSA Sistim yang menginformasikan ke ECU EFI bila terjadi signal – signal mesin yang tidak normal. Jika terdapat ketidak normalan, fungsi diagnosa akan menyimpan kode ketidak normalan tersebut. Dan akan menyalakan CHECK ENGINE LAMP. Hal ini untuk menginformasikan ke pengemudi tentang adanya ketidak normalan. Jika terminal “T” dan “E” pada DLC ( OBD ) dihubungkan, dan kunci kontak “ON” maka CHECK ENGINE LAMP akan menyala berkedip memunculkan kode ketidak normalan. Tetapi bila telah diperbaiki CHECK ENGINE LAMP akan mati, kode ketidak normalan masih akan tersimpan sampai kode tersebut dihapus.

53 DIAGNISIS CODE TABLE ( EJ – DE, HC – E )

54

55 PENUNJUKAN KODE DIAGNOSA Untuk mengetahui kode diagnosa, pertama posisikan kunci kontak pada posisi “OFF” Selanjutnya hubungkan terminal “T” dan “E” pada check connector yang terletak di atas konsol ( dekat steer ), maka lampu check engine lamp yang ada di kombinasi meter akan menyala berkedip

56 MENGHAPUS KODE DIAGNOSA Setelah dilakukan perbaikan pada gangguan, kode diagnosis yang tersimpan didalam memory ECU EFI harus dihapus. Cara menghapus kode diagnosa. Dengan melepas fuse stop selama 10 detik Dengan menggunakan DS 21 atau DS II

57 MENGHAPUS KODE DIAGNOSA Dengan melepas terminal baterai selama minimal 15 detik.

58 FAIL – SAFE FUNCTION Fail safe function adalah sebuah fungsi bila terdapat ketidak normalan pada signal dari sensor – sensor yang terdapat pada tabel dibawah, dan jika mesin tidak bekerja secara normal, maka pengontrol mendeteksi ketidak normalan, yang akan menghasilkan signal terus menerus, sistim Fail Safe Function memungkinkan engine kontrol tetap bekerja dengan menggunakan nilai standar yang tersimpan didalam EFI ECU

59 BACKUP FUNCTION Bila sistem sensor yang terdapat pada tabel diatas terjadi ketidak normalan, pengontrolan akan segera kembali pada kondisi normal setelah adanya perbaikan, dengan demikian Fail Safe Function tidak lagi bekerja. Ketidak normalan yang terjadi akan disimpan didalam EFI ECU sebagai suatu kode ketidak normalan. Seandainya CPU yang terdapat didalam ECU menemukan adanya ketidak normalan, fungsi ini memungkinkan terjadinya penghentian putaran mesin dengan pemutusan injeksi bahan bakar menurut data yang tersimpan didalam ECU. Ketika Back – Up Function bekerja, tidak ada kode diagnosis yang ditunjukkan dan lampu pemeriksaan tetap menyala

60 Performa Mesin (Torsi) Bertambah Sekitar 10 % Pemakaian Bahan Bakar Membaik Sekitar 6 % NOx Berkurang Sekitar 40 % KEISTIMEWAAN VVT-i SISTEM VVTi

61 TDC BDC IN EX Menghilangkan overlap Gas buang yang kembali ke intake port Tidak ada Pembakaran stabil Bahan bakar lebih ekonomis VALVE TIMING SAAT IDLING

62 Overlap bertambah Internal EGR rate terjadi Mengurangi pumping loss Mengurangi NOx Dan membakar Kemabli HC Memperbaiki Konsumsi bahan bakar SAAT BEBAN RINGAN DAN SEDANG

63 Saat menutup intake valve maju (disesuaikan dengan gaya inersia udara yang terhisap) Campuran yang kembali ke intake port tidak terjadi Memperbaiki efesiensi volumetrik Menambah power mesin SAAT BEBAN BERAT, KECEPATAN RENDAH DAN SEDANG

64 Saat menutup intake valve mundur Saat penutupan katup disesuaikan dengan gaya inersia campuran udara dan bahan bakar yang masuk Menambah efesiensi volumetrik Menambah tenaga mesin SAAT BEBAN BERAT, KECEPATAN TINGGI

65 Range Daerah kerja Valve timing 1Idling 2Beban ringan 3 Beban sedang 4 Rpm sedang dan beban berat 5 Rpm tinggi dan beban berat TDCBDC EX IN EX IN EX IN EX IN EX IN Beban Rpm mesin WOT Range 4 Range 5 Range 3 Range 1 Range 2 KESIMPULAN

66 KONSTRUKSI VVTi Cam angle sensor Crank angle sensor OCV VVTi controller

67 (Fix pada intake camshaft) (Fix pada housing) Tekanan hidraulik Lock pin Tekanan pegas Saat mesin hidup Saat mesin mati Mundur Maju VVT- i CONTROLLER

68 Drain Pompa Spool valve Advance chamber Retard chamber Arah kerja dari spool valve OCV (Oil Control Valve) Duty ratioMengecilMembesar

69 VVTi control ler Signal maju Duty ratio : membesar MAJU


Download ppt "EFI Kompetensi Dasar : 3.4 Menerapkan cara perawatan sistem bahan bakar Injeksi (EFI)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google