Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Awal Turki Utsmani

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Awal Turki Utsmani"— Transcript presentasi:

1 Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Awal Turki Utsmani
Oleh : Dita Zakia Rahmah Siahaan

2 Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Turki Ustmani
Dalam literatur sejarah Islam tercatat bangsa Turki berhasil mendirikan kekuasaan, yaitu Turki Saljuk dan Turki Usmani. Turki Usmani didirikan setelah hancurnya Turki Saljuq yang telah berkuasa selama kurang lebih 250 tahun. Negara Utsmani muncul pada tahun 669 H. Akan tetapi, negara ini baru menganut sistem kekhalifahan pada tahun 923 H. Yakni saat transisi dari negara Islam menjadi kekhalifahan Islam, dan terus membela Islam sehingga lembaran sejarahnya ditutup pada tahun 1337 H. Kerajaan ini didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz (ughu) yang mendiami daerah Mongol dan daerah Utara Cina, yang kemudian pindah ke Turki, Persia dan Irak. Ertogul yang merupakan pimpinan Turki Usmani pada waktu itu berhasil membantu Sultan Saljuq dalam menghadapi Byzantium. Atas jasa inilah ia mendapat penghargaan dari Sultan, berupa sebidang tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Setelah Etogrol meninggal, kedudukannya sebagai pimpinan Turki Usmani digantikan oleh anaknya Utsman Dan setelah itu Saljuq mendapat serangan bangsa Mongol, dinasti ini kemudian terpecah menjadi dinasti-dinasti kecil. Pada saat itulah Usman mengklaim kemerdekaan secara penuh wilayah yang didudukinya, yang semula merupakan pemberian Sultan Saljuq sendiri, sekaligus memproklamasikan berdirinya kerajaan Turki Utsmani. Inilah asal mula mengapa kemudian diberikan nama dinasti Usmani. Hal ini berarti bahwa putra Ertogrol inilah dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Sebagai penguasa pertama, dalam sejarah ia disebut sebagai Utsman I. Utsman memerintah pada Tahun 1290 M sampai 1326 M.

3 Sistem Perekonomian di Masa Turki Utsmani
Sektor perekonomian Turki Utsmani sebagian besar adalah pertanian yang didukung oleh sektor perdagangan dan industri. Tanah tanah pertanian merupakan sumber pendapatan negara yang utama yang dimiliki oleh negara (miri). Sehingga, aktivitas perekonomian negara banyak difokuskan kepada pajak pertanian yang proporsi sumbangannya tinggi dalam keuangan publik Turki Utsmani. Pendapatan negara lainnya adalah muḳāṭa’a diserahkan kepada kontraktor swasta (mültezims). Sumber pendapatan ini bisa berupa pendapatan bea cukai pelabuhan, penambangan atau sepersepuluh dari hasil pertanian.

4 Tanah yang berhubungan dengan wakaf juga memainkan peranan penting dalam perekonomian dalam akumulasi dan sirkulasi kekayaan di abad kesembilan. Dalam perkembangannya di tahun 1500 an Masehi, Pemerintah Turki Utsmani membolehkan wakaf tunai untuk pertama kalinya walaupun terjadi pro dan kontra di antara para ulama, yang menarik perhatian yaitu antara Shaikh Abu Suud Efendi yang mendukung implementasi wakaf tunai dengan Syaikh Birkawi yang menolak praktik wakaf tunai berdasarkan jumhur ulama yang menolak wakaf bergerak. Praktik wakaf tunai waktu itu, donasi dari para wakif dalam bentuk uang tunai dialokasikan pada akad-akad bisnis islami seperti, mudlârabah, jual beli istiglal dan jual beli ‘inah. Dapat dikatakatan Turki Utsmani lah yang mengawali praktik wakaf tunai yang langsung didukung oleh pemerintah, dan berkembang hingga saat ini.

5 Dalam sistem moneternya, Turki Utsmani ada tiga tingkatan koin mata uang yaitu emas, perak, dan tembaga. Akḉe mata uang peraknya digunakan sampai pertengahan abad ketujuh belas dan kurus sebagai dasar unit hitung (unit of account) yang digunakan di abad kedelapan belas sebagai alat pembayaran utama pada transaksi-transaksi lokal. Dalam perdagangan mengikuti tradisi negara- negara Timur Tengah yang sangat lama yang merupakan ajaran Islam dalam bentuk kerja sama perdagangan menggunakan akad-akad islami.

6 Provisionalisme Tradisionalisme Fiskalisme.
Mehmet Genç berpendapat bahwa ada tiga karakteristik yang mendorong kebijakan ekonomi Turki Utsmani yang fundamental bagi “pandangan dunia ekonomi Utsmaniyah” hingga pertengahan abad ke- 19 adalah : Provisionalisme Tradisionalisme Fiskalisme.

7 Tokoh Tokoh Pemikiran Pada Masa Daulah Turki Utsmani
1. Kinalizade Ali Celebi ( ) Kınalızâde dilahirkan di Isparta, Anatolia pada tahun 916 H/1511 M. Ahlâk-i Alâ’î menjadi salah satu karya monumental milik Kinalizade berisi tentang akhlak yang memberikan warna Turki Utsmaniah dalam perkembangan ilmu pengetahuan. I’lm Tadbir al-Manzil (Ilmu Pengurusan Rumah Tangga/ITM) menjadi bagian penting yang dibahas dalam Ahlâk-i Alâ’î. ITM merupakan ilmu yang digunakan untuk menjaga ketertiban antara anggota rumah tangga dan ilmu yang digunakan untuk mempertahankan rezeki dengan cara yang tepat baik bagi golongan kelas bawah sampai kepada kelas atas. Secara spesifik, Kınalızâde menjelaskan bahwa karakter utama manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat berisolasi sendiri. Manusia memerlukan manusia yang lain dengan cara bekerjasama dan produksi untuk memenuhi kebutuhannya. Selain pembahsana tentang manusia, Kinalizade juga menjelaskan bahwa uang menjadi pembahasan penting baginya yang mana fungsinya sebagai ‘nāmūs-u asgar’ (Hukum yang paling kecil), dan pelindung keadilan (ḥāfıẓ-ı ʽadālet). Dalam kajian fisafat Praktis hukum dibagi menjadi 3 yaitu Syariah (nāmūs-u akbar’), Hukum Pemerintah (Mulk) dan Uang (nāmūs-u asgar).

8 Bagi Kinalizade, uang sangat terkait dengan hukum karena uang dapat menyeimbangkan ketidaksetaraan yang dihasilkan dari transaksi perdagangan dan ekonomi. Nurizal bahkan tidak segan jika dewasa ini, uang bukan lagi menjadi nāmūs-u asgar,  tetapi telah berubah menjadi nāmūs-u akbar’ yang dapat membeli hukum. Kınalızâde juga menjelaskan tentang deskripsi mata uang yang ideal yaitu jenis metalnya harus langka, mudah dibawah dan tahan lama. Dinar merupakan mata uang yang paling ideal menurutnya. Selanjutnya ada tiga dimensi uang dalam kehidupan manusia yaitu untuk dicari, dijaga dan dikeluarkan. Cara mendapatkan uang menurutnya ada dua cara yaitu dengan cara usaha dan tanpa usaha. Dengan usaha melalui perdagangan, profesi dan pertanian, sedangkan tanpa usaha melalui warisan, wasiat, sedekah, infak, zakat, wakaf dan hibah. Bagaimana cara menjaganya? Yaitu dengan pengeluaran rumah tangga tidak melebihi pendapatan, tidak memiliki komoditas/barang yang tidak tahan lama untuk disimpan sebagai kepemilikan, dan selalu menyimpan harta yang memiliki nilai stabil dan memiliki laba yang dapat diprediksi. Dalam hal pengeluaran, seseorang harus memiliki rasa malu karena kekikiran karena, menurut Ḳınalızāde, menghabiskan jumlah seminimal mungkin dan tidak menghabiskan lebih dari yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar juga merupakan kekikiran. Tindakan yang kedua adalah untuk menghindari dari kesewenang- wenangan dan pemborosan dari konsumsi, ketiga adalah menghindari untuk membelanjakan uang untuk membagakan diri sendiri atau untuk menarik pengakuan orang lain atas dirinya (riya). Terakhir, tidak boleh menyebutkan pemberiannya kepada orang lain nanti, atau mengingatkan mereka apa pun yang telah dia habiskan untuk mereka. Intinya dalam pengelolaan rumah tangga adalah jalan tengah (iḳtisād) tidak boros dan berlebih-lebihan. 

9 2. Mustafa Nuri Bey ( ) Ia lahir pada tahun 1259 H/1844 M saat ayahnya Beylânh Gürcü Yusuf Pasha yang menjadi gubernur di Maraş. Nama aslinya adalah Mustafa Nûrî Bey. Nuri Bey memberikan pengertian ilmu kekayaan (science of wealth) sebagai sains yang merupakan cabang dari ilmu akhlak/moral. Dalam mendukung pandangannya sendiri, ia mengeklaim bahwa “Ilmu kekayaan” hanya terkait dengan kekayaan yang diperoleh secara sah/ halal, bukan dengan cara “penindasan atau menjilat atau kecurangan atau penipuan”.

10 3. Mehmed Akif Ersoy Ia dilahirkan di Istanbul 20 Desember 1873 M merupakan penyair, penulis, akademisi, politisi dan penulis lagu kebangsaan Turki. Ersoy memulai penjelasannya tentang negara yang maju karena etos kerjanya. Ersoy mengatakan bahwa dunia adalah tempat perjuangan, di mana individu yang aktif akan mengalahkan pasif dan akan mendominasinya. Kehidupan saat ini berjalan sedemikian rupa, bahkan satu air mata dan keringat orang tidak dapat membuat perubahan apa pun. Jika hanya ada sekelompok orang yang bekerja bersama, maka mereka dapat mencapai tujuan mereka. Dari pendapatnya ini menjelaskan bahwa pentingnya kerja sama dan persatuan dalam ekonomi dalam suatu negara. Dengan kata lain, pembagian kerja akan menjadi produktif secara efektif dan efisien ketika dikerjakan bersama-sama untuk mendukung pembangunan ekonomi negara.

11 4. Said Nursi Badiuzaaman ( ) Dalam studi ekonomi Islam konsep rezeki menjadi studi yang penting yang harus dikaji. Badiuzzaman mengatakan bahwa rezeki langsung diawasi oleh yang Maha Kuasa dari kemuliaan dan datang langsung dari perbendaharaan rahmat-Nya. Di antara cara-cara yang baik ketika memperoleh rezeki yaitu mengeluarkannya dengan cara hemat. Menurutnya, berhemat menunjukkan rasa hormat terhadap karunia Allah Swt dan menguntungkan bagi yang melakukannya. Maka hemat adalah konsep inti dalam ekonomi Islam yang harus diperhatikan adalah perilaku konsumsi manusia. Konsep rezeki Badiüzzaman bahwa inti dalam aktivitas ekonomi Islam adalah hemat yang harus dilakukan dalam konsumsi, produksi dan distribusi karena itu ekonomi Islam disebut sebagai iqtishâd. Permasalahan kelangkaan menjadi inti dari pembahasan ekonomi modern akan terselesaikan ketika konsep hemat ini diterapkan, tetapi sayangnya itu tidak dapat terjadi ketika landasannya adalah materialisme, individualisme, dan self-interest.

12 Kemajuan Daulah Turki Utsmaniyah
Kemajuan-kemajuan pada daulah turki utsmani dapat dipetakan menjadi beberapa hal, diantaranya yaitu: Pengelolaan dalam bidang pemerintahan dan reorganisasi militer Kemajuan dalam bidang perekonomian Kemajuan dalam bidang ilmu dan budaya

13 Kemunduran Daulah Turki Ustmani
Kemunduran Kerajaan turki Utsmani mulai tampak setelah meninggalnya Sultan Sulaiman alQanuni tahun 974H/1566M. Karena Kerajaan Turki adalah kerajaan besar maka kemunduran ini tidak terjadi cepat namun perlahan tapi pasti Beberapa sebab kemunduran tersebut karena : 1. Wilayah kekuasaan yang sangat luas, administrasi pemerintahan bagi suatu negara yang amat luas wilayahnya sangat rumit dan kompleks, sementara administrasi pemerintahan kerajaan Utsmani tidak beres. Dipihak lain penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yang sangat luas sehingga mereka terlibat perang terus-menerus dengan berbagai bangsa. Hal ini tentu menyedot banyak potensi yang seharusnya dapat digunakan untuk membangun negara.

14 2. Heterogenitas penduduk, sebagai kerajaan besar Turki Usmani menguasai wilayah yang amat luas mencakup Asia Kecil, Armenia, Irak, Siria, Hejaz, dan Yaman di Asia; Mesir, Libia, Tunis, dan Aljazair di Afrika; di Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria; di Rumania di Eropa. Wilayah yang luas itu didiami oleh penduduk yang beragam baik dari segi agama, ras, etnis, maupun adat istiadat. Untuk mengatur penduduk yang beragam dan tersebar di wilayah yang luas itu diperlukan suatu organisasi pemerintah yang teratur.

15 3. Kelemahan para penguasa, sepeninggal sulaiman Al –Qanuni kerajaan Utsmani diperintah oleh sultan-sultan yang lemah, baik dalam kepribadian terutama dalam kepemimpinannya. Akibatnya pemerintahan menjadi kacau. Kekacauan itu tidak pernah dapat diatasi secara sempurna bahkan semakin lama semakin semakin parah.

16 4. Budaya pungli, pungli merupakan perbuatan yang sudah umum terjadi dalam kerajaan utsmani. Setiap jabatan hendak diraih oleh seseorang harus di bayar dengan sogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut. Berjangkitnya budaya pungli ini mengakibatkan dekadensi moral kian merajalela yang membuat pejabat semakin rapuh. 5. Pemberontakan tentara Jenissari, kemajuan ekspansi kerajaan utsmani banyak ditentukan oleh kuatnya tentara Jenissari. Dengan demikian dapat dibayangkan bagaimana kalau tentara ini memberontak. Pemberontakan tentara Jenissari terjadi sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1525 M,1632 M, 1727 M, dean M.

17 6. Merosotnya ekonomi, akibat perang yang tak pernah berhenti perekonomian negara merosot. Pendapatan berkurang sementara belanja negara sangat besar termasuk untuk biaya perang. 7. Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi kerajaan Utsmani kurang berhasil dalam pengembangan ilmu kekuatan militer. Kemajuan militer yang tidak diimbangi oleh kemajuan dan teknologi menyebabkan kerajaan ini tidak sanggup mengahadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.

18 Sedangkan Syafiq Mughni memaparkan bahwa kemunduran Turki pada abad ke XVII terjadi karena kemerosotan kondisi sosial- ekonomi dengan 3 sebab: pertama, ledakan jumlah penduduk. Perubahan mendasar terjadi pada jumlah penduduk kerajaan sebagaimana terjadi pada struktur ekonomi dan keuangan. Penduduk Turki bertambah dua kali lipat dari sebelumnya. Kedua, lemahnya Perekonomian dalam Negeri. Kebijakan perekonomian dalam negeri Turki dihadapkan pada kebijakan perekonomian baru yang didengungkan negara-negara Eropa membuat perekonomian turki semakin terpuruk dan ditinggal relasinya. Ketiga, munculnya Kekuatan Eropa. Munculnya kekuatan Politik baru di daratan Eropa dapat dianggap secara umum sebagai faktor yang mempercepat keruntuhan kerajaan Turki Uthmani. Munculnya kekuatan-kekuatan baru tersebut disebabkan beberapa penemuan dalam teknologi di Eropa yang memacu bangkitnya kekuatan baru di bidang ekonomi maupun militer. Hal ini tidak hanya merubah format hidup masyarakat Islam tetapi juga keseluruhan umat manusia.

19 Kesimpulan Pada tahap awal perkembangan ekonomi Islam Turki Utsmani banyak merujuk kepada filsafat praktis Islam yaitu ‘ilm tadbir al-manzil yang di antara pengembangnya adalah Kinalizae Ali Celebi. ‘ilm tadbir al-manzil ini pun tidak dikembangkan oleh tokoh-tokoh Turki Utsmani modern dengan melakukan asimilasi ekonomi modern seperti di dalam karyanya Nuri Bey Mebahis-i İlm-i Servet. Selain itu pengaruh tasawuf yang banyak merujuk kepada Ibnu Arabi juga banyak digunakan dalam analisis-analisis ekonomi seperti yang dijelaskan oleh Badiüzzaman dalam karyanya Risalah Nur. Dapat dikatakan filsafat dan tasawuf selain fikih telah menjadi disiplin ilmu yang berkembang di Turki Utsmani sampai akhirnya datang ilmu modern ekonomi. Maka dalam pengembangannya ada proses islamisasi ekonomi yang terjadi di Turki Utsmani. Kelompok pertama mengembangkan ekonomi Islam melalui tradisi filsafat Islam dan tasawuf yang dihubungkan dengan konteks keadaan Turki Utsmani pada masa itu. Kelompok kedua melakukan integrasi pengetahuan Islam dan Barat.


Download ppt "Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Awal Turki Utsmani"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google