Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Studi Budidaya Garam Sistem Tunnel. 1. Pendahuluan 2. Garam dan Permasalahannya 3. Gambaran Umum Wilayah 4. Kelayakan Usaha Tani Garam 5. Renstra The.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Studi Budidaya Garam Sistem Tunnel. 1. Pendahuluan 2. Garam dan Permasalahannya 3. Gambaran Umum Wilayah 4. Kelayakan Usaha Tani Garam 5. Renstra The."— Transcript presentasi:

1 Studi Budidaya Garam Sistem Tunnel

2 1. Pendahuluan 2. Garam dan Permasalahannya 3. Gambaran Umum Wilayah 4. Kelayakan Usaha Tani Garam 5. Renstra The sections of presentation

3  Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia yaitu sepanjang 95.181 km (KKP, 2021) yang seharusnya sebagai sumber produksi garam justru menjadi importir garam terbesar dunia  Kabupaten Kayong Utara merupakan salah satu daerah Pesisir di Prov. Kalimantan Barat yang memiliki potensi lahan yang cukup luas untuk memproduksi garam rakyat  Memperhatikan potensi dan tantangan yang dihadapi maka pada tingkat lapangan diperlukan perencanaan yang baik  Perlu langkah inovasi dari budidaya sistem konvensional ke bantuan teknologi seperti sistem tunnel

4 Maksud Tujuan Menyusun “Studi Budidaya Garam Sistem Tunnel” 1.Menganalisis Kelayakan Budidaya garam sistem tunnel secara teknis, ketersediaan pasar, kelembagaan dan lingkungan. 2.Menganalisis Kelayakan Finansial Budidaya garam sistem tunnel di Desa Pelapis Kecamatan Kepulauan Karimata 3.Memberikan rekomendasi alternatif kebijakan pengembangan budidaya garam sistem tunnel di Desa Pelapis Kec. Kepulauan Karimata

5 RUANG LINGKUP 1.Lingkup Wilayah Kegiatan ini mencakup Desa Pelapis, Kec. Kepulauan Karimata 2. Lingkup Kegiatan a)Persiapan Pekerjaan b)Pengumpulan Data sekunder c)Survey lapangan d)Analisis data Lapangan e)Tahap penyusunan laporan

6 Sistematika Pendekatan Pekerjaan

7 METODOLOGI 1. Pengumpulan Data Primer  Wawancara/interview dengan pejabat/staf instansi terkait dan tokoh masyarakat dalam wilayah studi.  Observasi langsung di lapangan untuk melihat wilayah kajian, termasuk kondisi perairan, lahan potensial pengembangan budidaya garam.  Observasi obyek-obyek khusus yang mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting di wilayah studi.  Inventarisasi permasalahan lainnya 2. Pengumpulan Data sekunder)  Kebijaksanaan pembangunan dan informasi pasar komoditas garam khususnya Kabupaten Kayong Utara  Data statistik wilayah perencanaan; Demografi, Sosiologi, Perekonomian Masyarakat

8 ANALISIS KELAYAKAN  Analisis Kelayakan Teknis dan Teknologi  Analisis Kelayakan Finansial  Analisis Kelayakan Lingkungan

9 Analisis Kelayakan Teknis Dan Teknologi  Kesesuaian Lahan S1: Sangat sesuai; S2: Cukup sesuai; S3: sesuai Bersyarat; N: tidak sesuai

10 Tingkat kesesuaian lokasi : IKG = (  Ni/Nmaks) x 100% Keterangan: IKG : Indeks Kesesuaian Lokasi Produksi Ni : Nilai Parameter ke-i (bobot × skor) Nmaks : Nilai Maksimum dari suatu kategori Kriteria kesesuaian berdasarkan skor IKG adalah sebagaimana berikut ini: o 85 %. : Sangat sesuai (S1) o 80-84 % : Cukup Sesuai (S2) o 75-79 % : Sesuai bersyarat (S3) o < 75 % : Tidak sesuai (N)

11 Analisis Finansial Aspek finansial yang mencakup R /C, BEP dan Rasio UMK. Analisis Lingkungan Regulasi, Status Penataan Ruang, Kawasan Lindung dan Budidaya

12 2. GARAM dan PERMASALAHANNYA Garam merupakan salah satu dari sembilan kebutuhan pokok dan bahan baku berbagai macam industri. Indonesia memiliki potensi produksi sumber daya laut yang sangat besar termasuk garam, namun menjadi pengimpor garam sejak tahun 1998. Kebutuhan garam perkapita rata-rata 4 kg, jika dikalikan 250 juta penduduk maka dibutuhkan 2.87 juta garam konsumsi pertahun, belum termasuk kebutuhan industri. Kebijakan impor garam itu telah diatur melalui Permendag 20/M- DAG/PER/9/2005 dan Permendag 44/M- DAG/PER/10/2007 tentang ketentuan Impor garam. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) produksi garam tahun 2010 sebesar 30 ribu ton sehingga pemerintah mengimpor garam 2.2 juta ton dari Australia (80%), India (15%) dan China (3%). Tahun 2011 melalui Program Pemberdayaan Garam Rakyat (PUGAR) produksi garam meningkat mencapai 1.1 juta ton.

13 Kegunaan Garam : Sektor konsumsi rumah tangga Komersial (hotel, restoran dan katering), Sektor industri meliputi industri aneka pangan (produksi mi instan, biskuit, bumbu-bumbuan, makanan ringan, dan produk aneka pangan lainnya), industri perikanan, industri farmasi (cairan infus, cairan hemodialisa, dan obat-obatan lainnya), industri tekstil dan penyamakan kulit, industri klor alkali (petrokimia dan pulp kertas), bahkan untuk water treatment di industri dan pengeboran minyak. Kebutuhan Garam Nasional Kebutuhan garam nasional tahun 2022 berdasarkan Neraca Garam, yakni sebesar 4,5 juta ton (kebutuhan industri pengolahan sebesar 3,7 juta ton dan konsumsi 800 ribu ton baik untuk rumah tangga maupun komersial)

14 Produksi dan Impor Garam Nasional dalam satuan Ton. (Sumber: KKP 2021)

15 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan kualias garam: faktor yang mempengaruhi rendahnya produktivitas garam di Indonesia antara lain : faktor cuaca dan iklim, kualitas garam rakyat yang kurang bersaing, teknologi yang belum berkembang, sarana dan prasarana produksi garam rakyat yang kurang memadai, kemampuan pemasaran garam rakyat yang umumnya masih skala lokal menyebabkan garam lokal kalah bersaing dengan garam impor. Jenis Garam : 1.Garam Halus 2.Bata/briket 3.Curai/krosok

16 NoParameterSatuaPersyaratan Kualitas 1Keadaan : - Bau - Rasa - Warna --- --- Tidak berbau Asin Putih normal 2Natrium Chlorida (NaCl)% (b/b)b.kMinimal 94,7 3Air (H2O)% (b/b)Maksimal 7 4Bagian yang tidak larut dalam air% (b/b)b.kMaksimal 0,5 5Cemaran Logam : - Timbal (Pb) - Tembaga (Cu) - Raksa (Hg) mg/kg Maksimum 10 Maksimum 0,1 6Cemaran Arsen (As)mg/kgMaksimum 0,1 Syarat mutu bahan baku garam untuk industri garam beryodium Mutu Garam Tinggi rendahnya mutu garam ditentukan oleh adanya kotoran atau unsur tertentu seperti lumpur, 2, 2, 4, 4, 24, karbonat dan komponen logam seperti tembaga (Cu), dan besi (Fe) (Horner, 1992).

17 Jenis produksi garam Metode Evaporasi Metode Green House Salt Tunnel (GST) Metode Teknologi Ulir Filter Geomembran

18 3. GAMBARAN UMUM WILAYAH 1.Kondisi Geografis dan Administrasi Kecamatan Kepulauan Karimata terletak antara 0 o 50’00” LS – 1 o 17’12” LS dan 109 o 44’48” BT - 110 o 23’12” BT dengan luas 424,82 Km2. Kecamatan Kepulauan Karimata terbentuk berdasarkan PERDA Kab. Kayong Utara No. 3 Tahun 2011, pemekaran dari Kec. Pulau Maya dengan ibukota kecamatan di Desa Pelapis. Secara administrasi kecamatan ini berbatasan dengan : Utara: Kecamatan Padang Tikar, Kabupaten Kubu Raya; Selatan : Kabupaten Ketapang dan selat karimata; Timur : Kecamatan Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara; Barat : Selat Karimata, Laut Natuna.

19 NoDesaBerpenghuniTidak Berpenghuni Jumlah 1Padang12829 2Pelapis72533 3Betok31921 Jumlah117283 Jumlah Pulau di Wilayah Kec. Kepulauan Karimata NoDesaLuas (Km 2 ) Persentase (%) 1Padang99,3935,12 2Pelapis45,4116,05 3Betok138,1748,83 Jumlah282,97100,00 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kec. Kepulauan Karimata Jumlah pendudukKepadatan (jiwa/km 2 ) Jiwa% 1.69545,0117 1.17331,1626 89723,837 3.765100,0013

20 Status Kawasan

21 Topografi

22 curah hujan berkisar antara 127 - 384 mm, kategori menengah – tinggi variasi hari hujan rata-rata sebanyak 7 s/d 16 hari hujan perbulan. Periode Curah Hujan Kategori Tinggi terjadi pada Bulan Januari, November dan Desember. Sedangkan pada bulan Februari hingga Oktober, curah hujan berkisar antara 100 - 300 mm, kategori menengah. Rata-rata curah Hujan tertinggi terjadi pada Bulan Desember yaitu sebesar 384 mm dan Rata-rata curah hujan bulanan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 127 mm. Hasil analisis secara tahunan, Rata-rata Curah Hujan Tahunan Kab. Kayong Utara adalah 3022 mm, dan termasuk dalam kategori Tinggi. Iklim dan Curah Hujan

23 Suhu Rata Rata Bulan Januari- Desember

24 Kelembaban Udara Bulan Januari- Desember

25 Penguapan Bulan Januari- Desember

26 Salinitas Perairan Salinitas di Perairan Sekitar Kep. Karimata rentang 31,79 - 33, 34 ‰

27 Tekstur tanah(%) PasirDebuLiat 97,342,660,00 Rata-rata Tekstur lahan Kualitas Perairan Hasil analisis kualitas air pengujian warna 1,56 Unit Pt-Co - 1,88 Unit Pt-Co, Kecerahan 5,05 - 5,90 m. kekeruhan 1,27 NTU - 1,73 NTU dan Total Suspended Solid (TSS) masih diangka < 10 mg/L Nilai pH antara 7,45 – 7,50, kandungan Amonia <0,01 mg/l, Phospat 0,09-0,13 mg/l dan nitrat 3,26 - 3,39 mg/l, Deterjen <0,02 mg/l, Minyak dan lemak < 2, serta Fenol < 0,005 mg/l Parameter logam terlarut antara lain, As, Cd, Cu, Pb, Zn, Ni dan Hg juga semua masih dibawah baku mutu perairan Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas, permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah

28 Mengukur kelayakan Usahatani garam di P. Pelapis dsk Meliputi : Teknis & Teknologi Finansial Lingkungan

29 STUDI KELAYAKAN curah hujan, permeabilitas tanah, jenis tanah, lama penyinaran, kelembapan udara, kecepatan angin, suhu udara, tingkat penguapan dan tingkat kejenuhan air bahan baku. FINANSIAL R/C, BEP, Indek UMK, Pasar Regulasi, Sossekbud

30 a. Kelayakan Teknis & Teknologi ParameterBobot Kategori S1Kategori S2Kategori S3Kategori N NilaiSkorNilai Skor NilaiSkorNilaiSkor Curah Hujan (mm)5<10410-100 3 100-2002>2001 Permeabilitas tanah (k)51 x 10 -4 41 x 10 -3 3 1 x 10 -2 21 x 10 -1 1 Jenis tanah5Clay4SandyClay 3 Loam2Silty1 Lama penyinaran (jam/hari)5>8,745,5-8,6 3 2,3-5,42<2,31 Kelembaban Udara (%)5<45-59460-74 3 75-902>901 Kecepatan angin (m/s)5>5,744,1-5,7 3 2,3-5,42<2,41 Suhu Udara ( o C)5>32428,5-32 3 25-28,42<251 Pengupan (mm/hari)5>2,041,5-2,0 3 1,0-1,42<1,01 Kejenuhan air ( o Be)5>241,5-1,9 3 1,0-1,52<11 Nilai Parameter Indeks Kesesuaian Garam (IKG) ParameterHasil PengukranKategoribobotSkorNi = B x S Curah Hujan (mm)56S35 2 10 Permeabilitas tanah (k)1 x 10 -1 N515 Jenis tanahBeach SandyN515 Lama penyinaran (jam/hari) 8,8S15420 Kelembaban Udara (%)51S25315 Kecepatan angin (m/s)4,4S15420 Suhu Udara ( o C)35S15420 Pengupan (mm/hari)2,5S15420 Kejenuhan air ( o Be)2S15420 Nilai Parameter Indeks Kesesuaian Garam (IKG) P. Pelapis dsk. S1: Sangat sesuai; S2: Cukup sesuai; S3: sesuai Bersyarat; N: tidak sesuai

31 Batasan Kesesuaian Lahan dan Masukan teknologi  Curah hujan serta kelembaban udara akan pengaruhi proses penguapan air laut menjadi kristal garam,  Proses penyimpanan air baku dalam wadah perlu adanya wadah yang mampu menampung air laut beberapa waktu hingga menjadi air tua dan menjadi kristal garam. Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan permeabilitas tanah yang baik (tidak porous) dan dari fraksi bukan pasir dengan pri yang  Batasan ketersedaiaan lahan di Pulau-pulau kecil di wilayah studi menjadi hal yang membatasi pengembangan lebih lanjut. Adanya INOVASI TEKNOLOGI : 1)Penahan serapan air dalam tanah tambak atau untuk pengurangi sifat porous tanah dapat digunakan teknologi ulir filter (TUF) Geomembrane atau yang dikenal dengan geo isolator yakni media plastic. 2)Penahan gangguan tingginya curah hujan dan kelembaban udara dapat digunakan adalah penerapan teknologi sistem Greenhouse Salt Tunnel (GST). GTS ini merupakan Rumah tunnel/prisma/atap plastic untuk penahan gangguan tinginya curah hujan dan kelembaban udara, sehingga produksi dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim penghujan.

32 Gb. GST Bentuk Tunnel Gb. GST Bentuk Prisma

33 UraianSatuanVolumeHargaJumlahKeterangan Produksi PerbulanKg 1.000 5.000 Produksi 1.000 kg/bulan A. Penerimaan PerbulanRp 5.000.000 Biaya-biaya B. Tetap Rumah Tunnel dan Peralatan (Penyusutan/Bulan) 703.810 Nilai Rumah dan Peralatan dibagi 24 bulan Kayu Cerucuk/Dolken : -diameter 8 - 10 pj 4 mbatang36 15.000 540.000 -diameter 4 - 6 pj 4 mbatang42 10.000 420.000 Kayu kelas 1 papan 2x18x4m31 3.260.250 Geomembran HDPE tebal 0,05 x 6meter20 130.000 2.600.000 Plastik UV Greenhouse 14%, tebal 0,8 mm lebar 4meter36 250.000 9.000.000 Paku 1"kg2 18.900 37.800 Paku 2"kg1 18.900 Pipa hdpe 2"batang2 89.250 178.500 Drum Air 500 literunit1 836.000 Jumlah 16.891.450 C. Variabel Tenaga KerjaHOK40 100.000 4.000.000Upah Rp 100.000,-/hari/orang Biaya Variabel/ Kg 4.000 Keuntungan Perbulan (A-B-C) 296.190 R/C Rasioindeks 1,1 BEP Produksi (dalam Kg)Kg/Bulan 704 BEP PetakPetak 0,4 Artinya mengusahakan 2 petak sudah jauh di atas BEP nya Perbandingan dg UMPIndeks 0,9Jika UMP Rp.2.434.328,-/bulan Artinya Keuntungan per Orang 1,5 kali dari UMP

34 Beberapa regulasi telah dikeluarkan oleh pemerintah :  Rencana Tata Ruang baik nasional, wilayah maupun daerah. Areal pengembangan di P. Pelais dsk. Berdasarkan ketataruangan termasuk Areal Penggunaan Lain (APL) yang dapat dijadikan lokasi pengambangan usahatani garam.  Dalam KEPRES Kawasan Lindung No 32 tahun 1990 yang masih berlaku hingga sekarang antara lain adalah : kelas lereng lahan usaha tidak lebh dari 30 %, tidak berada pada bantara pantai dan sungai serta mata air.

35 05

36 1.Kelembagaan : Posisi tawar pada tataniaga garam 2.Tata Niaga Garam Rakyat : harga, mutu, dan distribusi garam. 3.Fasilitas Produksi dan Infrastruktur 4.Permodalan dan Manajemen Usaha 5.Regulasi

37 1.Swasembada Garam : a. Peningkatan Produksi : Intensifikasi, Ekstensifikasi, Revitasasi b. Pemberdayaan Masyarakat Petani Garam : Pembentukan Sentra Garam, Penataan tataniaga garam, kelembagaan 2. Pengembagan Garam Rakyat a.Penataan lahan (ruang), b.Peningkatan SDM dan Manajemen, c.Pengembangan distribusi & pemasaran, d.Penumbuhan & Penguatan kelembagaan usaha, e.Pengembangan sarana & prasarana, f.Penguatan Modal & Kemitraan social, g.Pengelolaan usaha garam berkelanjutan & Partisipan

38 yourcompany.com


Download ppt "Studi Budidaya Garam Sistem Tunnel. 1. Pendahuluan 2. Garam dan Permasalahannya 3. Gambaran Umum Wilayah 4. Kelayakan Usaha Tani Garam 5. Renstra The."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google