Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Konsep Dasar Surveilans Epidemiologi SURVEILANS-RESPONS EPIDEMIK Public Health Emergency Concern Indonesia Konsep Dasar Surveilans Epidemiologi SURVEILANS-RESPONS.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Konsep Dasar Surveilans Epidemiologi SURVEILANS-RESPONS EPIDEMIK Public Health Emergency Concern Indonesia Konsep Dasar Surveilans Epidemiologi SURVEILANS-RESPONS."— Transcript presentasi:

1 Konsep Dasar Surveilans Epidemiologi SURVEILANS-RESPONS EPIDEMIK Public Health Emergency Concern Indonesia Konsep Dasar Surveilans Epidemiologi SURVEILANS-RESPONS EPIDEMIK Public Health Emergency Concern Indonesia Prof. Dr.Ridwan Amiruddin, SKM. M.Kes.MSc.PH PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA Staf. Pengajar, Bagian Epid. FKM. UNHAS. Email:ridwan.amiruddin@gmail.comEmail:ridwan.amiruddin@gmail.com, hp.08164384965 Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

2 KEBIJAKAN RESPON EPIDEMIKSURVEILANS PENYAKITDISASTER EPIDEMIOLOGI FUTURE TRENDS DISKUSI OUTLINE

3 Q uestion?? 1. Apa Perbedaan Data dan Informasi???? 2. Apa perbedaan surveilans dan survei??? 3. Apa saja fungsi pokok surveilans??? 4. Apa yang dimaksud respon epidemik? Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

4 Leading 30 Level 3 causes of global DALYs for 1990, 2007, and 2017 with percentage change in number of DALYs and age-standardised DALY rates by sex Solid lines indicate increases Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

5 Trends in Global Deaths 2002-30 Source: World Health Statistics 2007

6 Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

7

8 Public Health Approach ProblemResponse Surveillance: What is the problem? Risk Factor Identification: What is the cause? Intervention Evaluation: What works? Implementation: How do you do it? Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

9 Pyramid of preparedness : components of an effective public health system (from Rowitz 2006) Program services Program capacity Surveillance Laboratory practice Behavioural science Epidemic investigation Information/ communication capacity Workforce competency Organisational capacity Core Public Health Infrastructure Supporting scientific and technical capabilities Categorical Public Health Programs: Environmental Health, HIV/AIDS, Chronic disease prevention and health promotion,Immunization, Infectious disease control, injury prevention, occupational Safety and Health Leadership Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

10 PENGANTARPENGANTAR Menurut WHO (2004) ada 4 fungsi yg harus dipenuhi dalam penyelenggaraan surveilans respons yg baik yaitu: 1.Fungsi Pokok 2.Fungsi Pendukung 3.Mutu surveilans respons 4.Struktur surveilans respons

11 Fungsi pokok surveilans- respons meliputi 8 kegiatan utama yaitu : Deteksi kasusRegistrasi Konfirmasi (epidemiologi dan laboratorium) PelaporanAnalisisUmpan balikRespons segeraRespons terencana Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

12 a. Perumusan Protap & Petunjuk b. Pelatihan c. Supervisi d. Komunikasi e. Pengadaan Sumberdaya f. Koordinasi. Mutu surveilans respons Untuk menjamin mutu surveilans respons maka kegiatannya harus terus menerus, lengkap, sederhana, fleksibel dan hasilnya dapat diterima sebagai informasi kesehatan untuk pengambilan keputusan Prof. Dr.Ridwan Amiruddin Fungsi pendukung Struktur penyelenggaraan surveilans respons harus ada, berdasarkan Kepmenkes RI No. 1116 Tahun 2003 Struktur surveilans respons

13 FUNDAMENTALFUNDAMENTAL Prof. Dr.Ridwan Amiruddin Kepmenkes No. 1116 Tahun 2003, mengamanatkan pembentukan surveilans dan unit pelaksana teknis surveilans, serta pembentukan jejaring surveilans di antara unit- unit tersebut. Dikeluarkannya PP No 38 Tahun 2007 yang mengatur masalah pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten/kota, muncul suatu masalah besar yg timbul. Dari PP No 41 Tahun 2007, diharapkan dibentuk UPT surveilans di dalam tatanan struktur organisasi dinas kesehatan. UPT ini nantinya yg akan menjadi pintu masuk dari semua data surveilans dari berbagai bidang/program, sehingga data ‐ data yg terkumpul tidak terpisah ‐ pisah. Kepmenkes No. 267 Tahun 2008 yg menyatakan bahwa Dinkes Propinsi dan Kabupaten dimungkinkan untuk membentuk Balai Surveilans, Data dan Informatika Kesehatan yg diharapkan dapat memberikan informasi epidemiologis yg bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan.

14 ASSESMENTASSESMENT Prof. Dr.Ridwan Amiruddin Sumber : BMC Public Health, 2002

15 Struktur surveilans Prof. Dr.Ridwan Amiruddin Kuadran kiri atas merupakan struktur surveilans hukum, undang-undang, peraturan, kepatuhan, jaringan

16 Fungsi esensial Prof. Dr.Ridwan Amiruddin Kuadran kanan atas berisi fungsi- fungsi. Deteksi kasus, registrasi, konfirmasi, pelaporan, analisis dan interpretasi, respon dan kontrol, umpan balik.

17 Kualitas surveilans Prof. Dr.Ridwan Amiruddin Kuadran KIRI berisi Fungsi- Fungsi Pendukung Sistem Surveilans Respon. Fungsi-fungsi ini dilaksanakan oleh staf Unit Pendukung Surveilans (UPS), yang juga melaksanakan fungsi- fungsi pokok pelaporan, analisis dan respon terencana

18 Fungsi pendukung Prof. Dr.Ridwan Amiruddin Kudran kanan-bawah memperlihatkan kriteria mutu surveilans, yaitu: kecepatan, kelengkapan, kegunaan, sensitivitas, spesifisitas, fleksibilitas, kesederhanaan, akseptabilitas, reliabilitas, nilai prediksi positif, keterwakilan

19 Monitoring & Evaluasi Monitoring & evaluasi komponen sistem surveilans respon dapat dicapai dgn menggunakan indikator yg dapat diukur berulang kali, langsung atau tidak langsung & dari waktu ke waktu Indikator tsb dapat memberikan informasi yg berguna mengenai status & daerah-daerah yg perlu melakukan perbaikan Pemilihan indikator untuk monitoring dan evaluasi harus dipandu oleh kegunaan informasi yg dihasilkan, ketersediaan data, kemudahan akses data, kelayakan dan efektivitas biaya Ada dua jenis indikator yg digunakan: indikator pemantauan dan indikator evaluasi Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

20 INDIKATOR Indikator input : sumber daya untuk membangun dan menerapkan kegiatan surveilans respon Indikator proses : memonitor dan melacak kegiatan Indikator output : mengukur hasil kegiatan yang dilakukan Indikator outcome : mengukur sejauh mana tujuan surveilans dicapai Indikator Dampak : mengukur sejauh mana tujuan keseluruhan sistem surveilans respon dicapai Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

21 Langkah-langkah pemantauan & evaluasi sistem surveilans respon Prof. Dr.Ridwan Amiruddin Rencana untuk kegiatan monitoring dan evaluasi Persiapan untuk monitoring dan evaluasi Melakukan pemantauan dan evaluasi Menindaklanjuti rekomendasi dari kegiatan monitoring dan evaluasi

22 ENGAGEMENTENGAGEMENT Prof. Dr.Ridwan Amiruddin Alur Data Surveilans Respons Sumber: Desentralisasi Kesehatan, 2007 Alur Data Surveilans Respons Sumber: Desentralisasi Kesehatan, 2007

23 Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

24 Peranan Unit Pendukung Surveilans dalam Fungsi Surveilans Respon Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

25 Keterlibatan Sektor Swasta Prof. Dr.Ridwan Amiruddin Sektor kesehatan swasta yg terlibat dalam kegiatan surveilans- respons antara lain : RS Swasta, Rumah Bersalin, Dokter Praktik Swasta, Bidan Praktik Swasta, Laboratorium Swasta, LSM Kesehatan, Praktik Berkelompok Dokter Spesialis, Dll. Kegiatan surveilans respon membutuhkan data yg lengkap baik bersumber dari pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu dibutuhkan keterlibatan sektor kesehatan swasta dalam menyediakan data yg digunakan dalam kegiatan surveilans. Tidak adanya kewajiban pihak swasta melaporkan kasus ke dinkes

26 Instrumen pengumpulan data dapat berupa lembar check list, kuesioner (angket terbuka/tertutup), pedoman wawancara, kamera foto, tape recorder, telpon, dan lainnya Pengumpulan data dalam surveilans Respon dapat dilakukan baik secara primer maupun sekunder Diperlukan sumber data sekunder yang relevan seperti dari profil dinas kesehatan propinsi, dinas kesehatan kota, dinas kesehatan kabupaten, rumah sakit swasta, lembaga masyarakat, dan juga lembaga pemerintah lainnya Mencakup laporan kematian, morbiditas penyakit, penyelidikan kasus individu, penggunaan laboratorium survei khusus, register penyakit, dan survei serologi, data demografik, dan data lingkungan PENGUMPULAN DATA Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

27 Pengembangan kapasitas adalah proses dimana individu, organisasi, lembaga dan kemampuan masyarakat dikembangkan untuk melakukan fungsi, memecahkan masalah dan mengatus pencapaian tujuan Dalam rangka peningkatan kapasitas petugas dalam pelaksanaan surveilan respons diberikan pelatihan kepada para tim survei keshatan dan pejabat tinggi di dinas keshatan ataupun Rumah Sakit Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

28 Pelatihan mengenai penganggaran surveilans Pelatihan Khusus : pelatihan mengenai deteksi kasus, pelatihan respon Pelatihan ABK (anggaran berbasis kinerja Pelatihan SDM, dalam bidang surveilans Contoh pelatihan dalam pengembangan kapasitas surveilans respon Pelatihan merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja karyawan Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

29 Tujuan surveilans Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013 1.Mengamati kecenderungan dan memperkirakan besar masalah kesehatan 2.Mendeteksi serta memprediksi adanya KLBmprediksi KLB 3.Memonitor kecenderungan penyakit endemik 4.Mengamati kemajuan suatu program pencegahan dan pemberantasan penyakit yg dilakukan 5.Memperkirakan dampak program intervensi yg ada 6.Mengevaluasi program intervensi 7.Mempermudah perencanaan program pemberantasan 8.Memperkirakan dampak penyakit di masa yang akan datang

30 Ruang lingkup surveilans Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013 1. Surveilans penyakit menular & faktor risiko 2. Surveilans penyakit tidak menular & faktor risiko 3. Surveilans masalah kesehatan 4. Surveilans kesehatan lingkungan & perilaku 5. Surveilans kesehatan matra

31 1. SURVEILANS PENYAKIT MENULAR Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013 a. Surveilans PD3I b. Surveilans AFP c. Surveilans peny potensial wabah (KLB), penY menular dan keracunan d. Surveilans penyakit demam berdarah dan DBD e. Surveilans malaria f. Surveilans penyakit-penyakit zoonosis, antraks, rabies, leptospirosis dsb g. Surveilans penyakit filariasis h. Surveilans penyakit tuberkulosis i. Surveilans diare, tipus perut, kecacingan dan penyakit perut lain j. Surveilans penyakit kusta k. Surveilans penyakit frambosia l. Surveilans penyakit HIV/AIDS m. Surveilans penyakit menular seksual n. Surveilans pnemonia, termasuk penyakit pneumonia akut berat (severe acute respiratory syndrome) a. Surveilans PD3I b. Surveilans AFP c. Surveilans peny potensial wabah (KLB), penY menular dan keracunan d. Surveilans penyakit demam berdarah dan DBD e. Surveilans malaria f. Surveilans penyakit-penyakit zoonosis, antraks, rabies, leptospirosis dsb g. Surveilans penyakit filariasis h. Surveilans penyakit tuberkulosis i. Surveilans diare, tipus perut, kecacingan dan penyakit perut lain j. Surveilans penyakit kusta k. Surveilans penyakit frambosia l. Surveilans penyakit HIV/AIDS m. Surveilans penyakit menular seksual n. Surveilans pnemonia, termasuk penyakit pneumonia akut berat (severe acute respiratory syndrome)

32 2. SURVEILANS PENYAKIT TIDAK MENULAR Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013 a. Surveilans hipertensi, stroke dan PJK b. Surveilans diabetes mellitus c. Surveilans neoplasma d. Surveilans penyakit paru obstuksi kronis e. Surveilans gangguan mental f. Surveilans kesehatan akibat kecelakaan

33 3. Surveilans epidemiologi kesehatan lingkungan dan perilaku Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013 a. Surveilans sarana air bersih b. Surveilans tempat-tempat umum c. Surveilans pemukiman dan lingkungan perumahan d. Surveilans limbah industri, rumah sakit dan lainnya e. Surveilans vektor penyakit f. Surveilans kesehatan dan keselamatan kerja g. Surveilans rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya, termasuk infeksi nosokomial

34 4. Surveilans masalah kesehatan Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013 a. Surveilans gizi dan sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) b. Surveilans gizi mikro kurang yodium, anemia gizi besi, KVA c. Surveilans gizi lebih d. Surveilans kesehatan ibu dan anak termasuk reproduksi. e. Surveilans kesehatan lanjut usia. f. Surveilans penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya g. Surveilans penggunaan sediaan farmasi, obat, obat tradisionil, bahan kosmetika, serta peralatan h. Surveilans kualitas makanan dan bahan tambahan makanan

35 5. Surveilans kesehatan matra Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013 a. surveilans kesehatan haji b. Surveilans kesehatan pelabuhan dan lintas batas perbatasan c. Surveilans bencana dan masalah sosial d. Surveilans kesehatan matra laut dan udara e. Surveilans pada kejadian luar biasa penyakit dan keracunan

36 KOMPONEN SURVEILANS Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013 Pengumpul an data Pengola han, Analisa dan interpre tasi data Disseminasi informasi investigasi tindakan Feed back

37 PENGUMPULAN DATA (1) Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013  melalui surveilans aktif maupun pasif  dilakukan secara teratur dan terus menerus  Data yang dikumpulkan harus jelas, tepat dan lengkap

38 Pengumpulan data (2) Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013 SUMBER DATA : a. Data kesakitan dari UPK dan masyarakat. b. Data kematian dari UPK, pemerintah dan masyarakat. c. Data demografi dari unit statistik kependudukan dan masyarakat d. Data geografi dari unit unit meteorologi dan geofisika e. Data laboratorium yang dapat diperoleh dari UPK dan masyarakat. f. Data kondisi lingkungan. g. Laporan wabah h. Laporan penyelidikan wabah/KLB i. Laporan hasil penyelidikan kasus perorangan j. Studi epidemiology dan hasil penelitian lainnya k. Data hewan dan vektor sumber penular penyakit dari UPK dan masyarakat. l. Laporan kondisi pangan. m. Data dan informasi penting lainnya

39 FREKUENSI PELAPORAN : -Segera - harian -mingguan - bulanan METODE PELAPORAN : - kertas - telepon - e-mail, dll Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013

40 PENGOLAHAN DATA, ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA  Dua aspek kualitatif yg perlu dipertimbangkan dlm pengolahan data : 1. ketepatan waktu 2. sensitifitas data  kriteria pengolahan data yang baik : 1. tdk membuat kesalahan selama proses pengolahan data 2. dpt mengidentifikasikan adanya perbedaan dlm frekuensi dan distribusi kasus 3. tehnik pengolahan data yg dipakai tdk menimbulkan pengertian yg salah atau berbeda 4. metode yg dipakai sesuai dgn metode-metode yg lazim  pelaksanaan analisis dan interpretasi data sgt tergantung tingkat unit kesehatan serta keterampilan petugas kesehatan khususnya petugas surveilans yg ada pada unit tersebut  berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data dpt dibuat suatu rekomendasi atau saran utk menentukan tindakan

41 Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013 DESSIMINASI INFORMASI  bentuk dessiminasi informasi : - membuat laporan hasil kajian yg disampaikan kpd atasan - membuat suatu tulisan di majalah - membuat laporan kajian utk seminar dan pertemuan - memanfaatkan media internet yg setiap saat dpt diakses dgn mudah  disseminasi informasi diberikan kepada : - instansi pemberi laporan - instansi yang lebih tinggi - masyarakat

42 FEED BACK Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013  umpan balik dilakukan guna meningkatkan kualitas dan memelihara kesinambungan pelaporan, kelengkapan dan ketepatan waktu serta analisis terhadap laporan.  frekuensi umpan balik pada masing-masing tingkat administrasi minimal dua kali dalam setahun  bentuk umpan balik : ringkasan informasi atau korektif laporan yg dikirimkan  dikirimkan kepada instansi pemberi laporan

43 JENIS SURVEILANS Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013 1.SURVEILANS AKTIF 2.SURVEILANS PASIF

44 PENDEKATAN SURVEILANS Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013 1.SURVEILANS RUTIN TERPADU 2.SURVEILANS TERPADU PENYAKIT 3.SURVEILANS SENTINEL

45 REGISTER HARIAN PENDERITA NO NAMA PENDE RITA NO REKA M MEDIS JENIS KELAMIN (TH) ALAMAT TANGGALData-data klinis Diagno sa Keadaaan Penderita Ket SAKIT MASUK RS KELUAR RS pendarahan Dlm Perawatan Sembuh Mati LP JL/ Kampun g RTRWDESAKEC panas Tourniquet Test (+) Bintik merah Mimisan Gusi berdarah Muntah darah Berak merah Pembesaran Hepar Shock Hermatokrit Trombocy 12 3456 7 8 Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013

46 DESAIN SISTEM SURVEILANS Menetapkan tujuan surveilansMengembangkan definisi kasus Menentukan sumber data, alat pengumpul data dan mekanisme laporan Melaksanakan analisis dan presentasi dataMengembangkan mekanisme umpan balik dan disseminasi informasiPembagian tugas surveilansEvaluasi surveilans

47 Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013 1. TUJUAN SURVEILANS spesifik s measurable M action oriented A realistic R time frame T Beberapa tujuan surveilans yg dapat dipilih : 1.Monitoring kecenderungan 2.Deteksi dan prediksi KLB 3.Melakukan evaluasi program pencegahan 4.Memproyeksikan perencanaan pelayanan kesehatan 5.eliminasi dan eradikasi penyakit

48 Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013 2. DEFINISI KASUS Kriteria kasus dapat dibagi sbb : 1.Kasus suspek/tersangka : kasus hanya berdasarkan gejala klinis 2.Kasus probable/kemungkinan : kasus suspek yg secara epidemiologi berhubungan dgn kasus yg terbukti scr lab 3.Kasus confirmed/pasti : kasus suspek dgn hasil lab positif

49 Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013 3. MENENTUKAN SUMBER DATA, ALAT PENGUMPUL DATA DAN MEKANISME PELAPORAN Indikator yg diperlukan : -rate, rasio, proporsi, jumlah absolut -Angka kesakitan, angka kematian -Variabel yg diperlukan -Numerator dan denominator yg akan digunakan Indikator yg diperlukan : -rate, rasio, proporsi, jumlah absolut -Angka kesakitan, angka kematian -Variabel yg diperlukan -Numerator dan denominator yg akan digunakan Sumber data : - laporan Puskesmas - Laporan RS - Laporan dokter, bidan -Laporan pustu, PKD, poskesdes - Survei atau studi khusus - Pusat-pusat penelitian - Lap lab Sumber data : - laporan Puskesmas - Laporan RS - Laporan dokter, bidan -Laporan pustu, PKD, poskesdes - Survei atau studi khusus - Pusat-pusat penelitian - Lap lab

50 3. MENENTUKAN SUMBER DATA, ALAT PENGUMPUL DATA DAN MEKANISME PELAPORAN (2) Pengumpulan data : - pasif atau aktif - perlu ada suatu formulir sbg alat pengmupulan data - mekanisme pelaporan : harian, mingguan, bulanan, atau laporan nihil. Pengumpulan data : - pasif atau aktif - perlu ada suatu formulir sbg alat pengmupulan data - mekanisme pelaporan : harian, mingguan, bulanan, atau laporan nihil. Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013

51 4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA  Analisis berdasarkan orang, tempat dan waktu  Dibuat suatu tabulasi, grafik atau peta yang standar agar mudah dipahami  sudah dimulai dari tingkat Puskesmas mulai dari analisis sederhana

52 Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013 5. MEKANISME UMPAN BALIK DAN DISSEMINASI INFORMASI  umpan balik diberikan kepada unit yang menjadi sumber data  berupa koreksi laporan atau ringkasan informasi  disseminasi informasi diberikan kepada : - unit pemberi sumber data - masyarakat - unit yang lebih tinggi

53 6. Pembagian tugas surveilans  pembentukan organisasi dan staffing  pastikan tidak ada yang mempunyai beban ganda atau jabatan ganda Prof. Dr.Ridwan ; TOT HIV dan AIDS SURABAYA 13 Mei 2013

54 Types of Studies in Disaster Epidemiology Surveillance Public health impact evaluationimpact evaluation Natural history evaluation Analytic studies of risk factors Clinical investigation Population based study Studies of psychological effects of disasters Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

55 Application of Epidemiologic Methods to Disasters Before a Disaster Hazard Analyses-collecting and assessing data on the nature, causes, frequency, distribution, and effects of past events in order to make predictions about future events Vulnerability Analysis- analysis of a population’s risk when a hazard of a given magnitude occurs Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

56 Application of Epidemiologic Methods to Disasters During a Disaster Damage assessment Information collection Public Health surveillance Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

57 Application of Epidemiologic Methods to Disasters After a Disaster Utilization of cross-sectional survey methods to study the frequency of deaths, illnesses, injuries and other adverse health effects a disaster Analytic epi. studies (case-control, cohort) to identify risk factors for death and injury to develop evidence-based prevention strategies Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

58 Uses of Data in Disasters Assessment and Surveillance Injury and disease profiles Research methodologies Disaster management Vulnerability and hazard assessment Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

59 Public Health Actions in Emergencies Before the disaster During the disaster After the disaster Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

60 Data Needs Before the Disaster Hazard Analysis Vulnerability Analysis Training and Education Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

61 Increasing disaster risk Increasing population density Increased settlement in high-risks areas Increased technological hazards and dependency Increased terrorism: biological, chemical, nuclear? Aging population in industrialized countries Emerging infectious diseases (AMR) International travel (global village) Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

62 IMMEDIATE RELIEF IMMEDIATE RELIEF Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

63 Next Steps Rapid needs assessment Disease Surveillance Public health interventions Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

64 Rapid Needs Assessment The collection of subjective and objective information, limited in time, performed in acute situations, which requires immediate action to be taken to respond to the basic requirements of the affected population Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

65 Objectives of Health Information Systems in Emergency Populations Establish health care priorities Follow trends and reassess priorities Detect and respond to epidemics Evaluate program effectiveness Ensure targeting of resources Evaluate quality of health care Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

66 Morbidity Assessment Necessary Information Diseases of public health importance ◦ Measles ◦ Diarrhea ◦ Acute Respiratory infections ◦ Injuries ◦ Malnutrition Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

67 Diseases of epidemic potential ◦ Cholera ◦ Dysentery ◦ Meningitis ◦ Yellow fever Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

68 Program or process indicators Immunization coverage Supplementary feeding attendance Antenatal and postnatal clinic coverage ORS distribution Water consumation Caloric intake Latrine coverage Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

69 The Assessment Process Identify information needs and resources Collect data Analyze and interpret Report conclusions Design/modify disaster response Back to the beginning of assessment Identify information needs and resources Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

70 After the Disaster Lessons learned Improving future disaster response Preventing or mitigating loss of life, severe illness and injuries Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

71 Epidemiologic Methods in Disasters After a disaster (Reconstruction Phase): Developing specific interventions Evaluating effectiveness of interventions Conducting descriptive & analytical studies Planning medical & public health response to future disasters Conducting long-term follow-up of rehabilitation/reconstruction activities Source: EK Noji, The Public Health Consequences of Disaster Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

72 Epidemiologic Methods in Disasters Challenges for Epidemiologists Applying epidemiologic methods in the context of: Physical destruction Public fear Social disruption Lack of infrastructure for data collection Time urgency Movement of populations Lack of local support and expertise Source: EK Noji, The Public Health Consequences of Disaster Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

73 Epidemiologic Methods in Disasters Challenges for Epidemiologists Selecting study designs: Cross-sectional: Studies of frequencies of deaths, illnesses, injuries, adverse health affects Limited by absence of population counts Case-control: Best study to determine risk factors, eliminate confounding, study interactions among multiple factors Limited by definition of specific outcomes, issues of selection of cases & controls Source: EK Noji, The Public Health Consequences of Disaster Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

74 Epidemiologic Methods in Disasters Challenges for Epidemiologists Selecting study designs: Longitudinal: Studies document incidence and estimate magnitude of risk Limited by logistics of mounting a study in a post-disaster environment and subject follow-up Source: EK Noji, The Public Health Consequences of Disaster Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

75 Epidemiologic Methods in Disasters Challenges for Epidemiologists Need standardized protocols for data collection immediately following disaster Need standardized terminology, technologies, methods and procedures Need operational research to inventory medical supplies and determine 1) actual needs, 2) local capacity, 3) needs met by national/international communities Need evaluation studies to determine efficiency and effectiveness of relief efforts and emergency interventions Source: EK Noji, The Public Health Consequences of Disaster Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

76 Epidemiologic Methods in Disasters Challenges for Epidemiologists Need databases for epidemiologic research based on existing disaster information systems Need to identify injury prevention interventions Need to improve timely and appropriate medical care following disaster (search & rescue, emergency medical services, importing skilled providers, evacuating the injured) Need measures to quickly reestablish local health care system at full operating capacity soon after disaster Source: EK Noji, The Public Health Consequences of Disaster Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

77 Epidemiologic Methods in Disasters Challenges for Epidemiologists Need uniform disaster-related injury definitions and classification scheme Need investigations of disease transmission following disasters and public health measures to mitigate disease risk Need to study problems associated with massive influx of relief supplies and relief personnel Need cost-benefit and cost-effectiveness analyses Source: EK Noji, The Public Health Consequences of Disaster Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

78 TERIMA KASIH Prof. Dr.Ridwan Amiruddin

79 Surveilans Kesehatan Masyarakat: Tool untuk monitoring intervensi Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes, M.Sc.PH

80 Surveilans Kesehatan Masyarakat adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien

81 Hal ini sejalan dengan kebutuhan data dan informasi yang terpercaya dan mempunyai aspek kekinian Pelaksanaan Surveilans Kesehatan Masyarakat mencakup seluruh pelaksanaan program di bidang kesehatan yang membutuhkan pengamatan terus menerus, analisis dan diseminasi informasi Fungsi dasar Surveilans Kesehatan tidak hanya untuk kewaspadaan dini penyakit yang berpotensi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), tetapi juga sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan program kesehatan jangka menengah dan jangka panjang

82 Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan Masyarakat merupakan prasyarat program kesehatan dan bertujuan untuk 1 Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan faktor risikonya serta masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sebagai bahan pengambilan keputusan 2 Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya KLB/Wabah dan dampaknya

83 Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan Masyarakat merupakan prasyarat program kesehatan dan bertujuan untuk 3 Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/Wabah 4 Dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang berkepentingan sesuai dengan pertimbangan kesehatan

84 Berdasarkan Sasaran Penyelenggaraan, Surveilans Kesehatan Masyarakat terdiri atas Surveila ns penyakit menular Surveila ns penyakit tidak menular Surveila ns kesehat an lingkung an Surveila ns kesehat an matra Surveila ns masalah kesehat an lainnya

85 Berdasarkan Bentuk Penyelenggaraan, Surveilans Kesehatan Masyarakat terdiri atas 1. Surveilans Berbasis Indikator 2. Surveilans Berbasis Kejadian

86 SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan dilakukan melalui pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan diseminasi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk menghasilkan informasi yang objektif, terukur, dapat diperbandingkan antar waktu, antar wilayah, dan antar kelompok masyarakat sebagai bahan pengambilan keputusan

87 Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan Masyarakat digunakan sebagai pedoman untuk pengambilan keputusan, meliputi Besaran masalah Faktor risikoEndemisitas Patogenitas, virulensi dan mutasi Status KLB/Wbah Kualitas pelayanan Kinerja program Dampak program

88 Tujuan dan tindakan kesehatan masyarakat yang diperlukan untuk membuat intervensi yang berhasil menentukan desain dan implementasi sistem surveilans Tujuan utama dari surveilans adalah untuk menyediakan informasi untuk memandu intervensi Surveilans kesehatan masyarakat menyediakan basis data ilmiah dan faktual yang penting untuk pengambilan keputusan yang terinformasi dan tindakan kesehatan masyarakat yang tepat Prinsip dan Penggunaan Surveilans

89 Misalnya, jika tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran epidemi penyakit menular akut, seperti SARS, manajer perlu melakukan intervensi dengan cepat untuk menghentikan penyebaran penyakit Oleh karena itu, diperlukan sistem surveilans yang memberikan informasi peringatan dini secara cepat dari klinik dan laboratorium Sebaliknya, penyakit kronis dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan berubah secara perlahan Prinsip dan Penggunaan Surveilans

90 Sistem surveilans untuk mengukur dampak program pengendalian tuberkulosis pada populasi mungkin hanya memberikan informasi setiap satu hingga lima tahun—misalnya, melalui serangkaian survei demografi dan kesehatan Pemerintah biasanya memantau efek program untuk mengubah perilaku berisiko seperti merokok tembakau atau penyakit kronis setahun sekali atau bahkan lebih jarang Prinsip dan Penggunaan Surveilans

91 Jenis tindakan yang dapat dilakukan, kapan atau seberapa sering tindakan tersebut perlu dilakukan, informasi apa yang diperlukan untuk mengambil atau memantau tindakan tersebut, dan kapan atau seberapa sering informasi dibutuhkan harus menentukan jenis surveilans atau sistem informasi kesehatan Prinsipnya adalah bahwa tujuan kesehatan masyarakat yang berbeda dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya memerlukan sistem informasi yang berbeda Prinsip dan Penggunaan Surveilans

92 Analisis dan Diseminasi Data Surveilans Informasi surveilans dianalisis berdasarkan waktu, tempat, dan orang Personil teknis yang berpengetahuan harus meninjau data secara teratur untuk memastikan validitasnya dan untuk mengidentifikasi informasi yang berguna bagi manajer puncak

93 Analisis dan Diseminasi Data Surveilans Tabel dan grafik sederhana paling berguna untuk meringkas dan menyajikan data Penyebaran data yang tepat waktu kepada mereka yang membuat kebijakan dan melaksanakan program intervensi sangat penting untuk kegunaan data surveilans

94 Analisis dan Diseminasi Data Surveilans Bidang informatika kesehatan masyarakat yang berkembang pesat, yang berhubungan dengan pengumpulan, klasifikasi, penyimpanan, pengambilan, analisis, dan penyajian data kesehatan dalam jumlah besar, menawarkan potensi untuk surveilans kesehatan masyarakat yang benar-benar terintegrasi berdasarkan standarisasi data, infrastruktur komunikasi, dan kebijakan tentang akses dan berbagi data

95 Analisis dan Diseminasi Data Surveilans Pengawasan akan mendapat manfaat dengan menggabungkan pendekatan sistematis terhadap standar konten data Example : Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah menggunakan sistem berbasis standar untuk mendukung pelaporan elektronik otomatis dari hasil laboratorium diagnostik penyakit yang dapat dilaporkan, sehingga meningkatkan jumlah kasus yang dilaporkan dan menerima hasil lebih cepat

96 Analisis dan Diseminasi Data Surveilans Penggunaan standar data memfasilitasi komparabilitas informasi surveilans dari waktu ke waktu (misalnya, pengukuran efek intervensi program), lintas pendekatan surveilans yang berbeda (misalnya, pelaporan berbasis fasilitas dibandingkan dengan survei sampel), dan lintas negara dan wilayah

97 Analisis dan Diseminasi Data Surveilans Agar kredibel, standar harus dikembangkan melalui proses partisipatif yang terbuka, oleh organisasi pengembangan standar terakreditasi yang diakui secara internasional yang juga mampu memelihara dan mengembangkan standar dalam jangka panjang

98 Analisis dan Diseminasi Data Surveilans Kebutuhan data kesehatan masyarakat meluas ke berbagai bidang di luar kedokteran klinis (misalnya, racun lingkungan, cedera yang tidak disengaja, dan keamanan pangan)

99 Analisis dan Diseminasi Data Surveilans Salah satu program komputer berstandar internasional yang digunakan di sistem informasi banyak negara adalah Epi Info, program surveilans epidemiologi dan biostatistik yang banyak digunakan di seluruh dunia untuk analisis data surveilans

100 Surveilans Sebagai Alat untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Pemerintah membutuhkan informasi yang terfokus, tepat waktu, dan ilmiah yang memberikan bukti untuk membuat keputusan tentang intervensi untuk meningkatkan kesehatan penduduk di wilayah mereka Mengumpulkan data dan menyajikannya saja tidak cukup

101 1. Menggunakan Informasi Surveilans untuk Keputusan Berbasis Bukti Pihak pembangkit data adalah pandangan tradisional tentang surveilans, sedangkan pihak yang menggunakan data adalah respons kesehatan masyarakat yang dimulai dengan interpretasi data dari sistem surveilans Pengawasan dan respons dapat digambarkan dalam hal pihak generasi data dan pihak penggunaan data Kesenjangan besar dalam mempromosikan pengawasan yang efektif terletak antara produksi data dan kemampuan untuk mengubah data tersebut menjadi informasi yang dapat digunakan dan kemudian memulai tindakan kesehatan masyarakat yang tepat

102 1. Menggunakan Informasi Surveilans untuk Keputusan Berbasis Bukti Surveillance and Response Conceptual Framework

103 1. Menggunakan Informasi Surveilans untuk Keputusan Berbasis Bukti Meskipun negara berkembang mengalami kelemahan di kedua pihak, perhatian lebih diperlukan untuk menciptakan dan memperkuat kapasitas lokal di negara berkembang untuk mengidentifikasi dan mengelola respons yang efektif terhadap wabah penyakit dan kondisi kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian nasional dan internasional Perhatian besar dan sumber daya yang menyertai dalam surveilans telah dicurahkan untuk produksi data surveilans yang cepat dan lengkap

104 1. Menggunakan Informasi Surveilans untuk Keputusan Berbasis Bukti Meskipun negara berkembang mengalami kelemahan di kedua pihak, perhatian lebih diperlukan untuk menciptakan dan memperkuat kapasitas lokal di negara berkembang untuk mengidentifikasi dan mengelola respons yang efektif terhadap wabah penyakit dan kondisi kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian nasional dan internasional Perhatian besar dan sumber daya yang menyertai dalam surveilans telah dicurahkan untuk produksi data surveilans yang cepat dan lengkap

105 2. Peran Ahli Epidemiologi Lapangan dalam Memberikan Bukti Negara-negara maju telah membangun kesehatan masyarakat dan strategi pengendalian penyakit dengan menggunakan prinsip-prinsip epidemiologi lapangan Negara-negara berkembang perlu membangun dan mempertahankan kapasitas manusia di bidang epidemiologi lapangan

106 2. Peran Ahli Epidemiologi Lapangan dalam Memberikan Bukti Kapasitas epidemiologi lapangan yang diperkuat dapat melayani suatu negara di bidang-bidang khusus berikut : memberikan respons terhadap masalah akut memberikan dasar ilmiah untuk keputusan program dan kebijakan menerapkan sistem surveilans penyakit mendukung perencanaan kesehatan nasional membuat keputusan alokasi sumber daya mengalokasikan basis kapasitas manusia untuk prioritas kesehatan nasional

107 2. Peran Ahli Epidemiologi Lapangan dalam Memberikan Bukti Kompetensi khusus yang harus dikembangkan meliputi, tetapi tidak terbatas pada, kemampuan untuk mencapai hal-hal berikut: merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi surveilans untuk kejadian kesehatan mengidentifikasi dan menilai masalah kesehatan masyarakat yang sebenarnya merancang dan melakukan penyelidikan ilmiah menganalisis dan menafsirkan data dari investigasi merekomendasikan tindakan kesehatan masyarakat yang logis dan praktis setelah analisis dan interpretasi data mahir dalam semua aspek penyakit yang penting bagi kesehatan masyarakat (misalnya, HIV dan AIDS, penyakit menular seksual, malaria, TBC, dan zoonosis)

108 3. Strategi Surveilans Terpilih Sistem pengawasan perlu dirancang dan diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan manajemen puncak akan bukti yang terfokus, andal, tepat waktu yang dikumpulkan secara efisien dan disajikan secara efektif karena kebutuhan ini berbeda, tergantung pada kebutuhan manajemen, sejumlah strategi yang berbeda telah dikembangkan

109 Surveilans Sentinel Dalam sistem surveilans sentinel, sampel sumber pelaporan yang telah diatur sebelumnya setuju untuk melaporkan semua kasus kondisi yang ditentukan, yang mungkin menunjukkan tren di seluruh populasi sasaran Ketika diterapkan dengan benar, sistem ini menawarkan metode yang efektif untuk menggunakan sumber daya yang terbatas dan memungkinkan pemantauan dan investigasi yang cepat dan fleksibel terhadap masalah kesehatan masyarakat yang dicurigai 3. Strategi Surveilans Terpilih

110 Surveilans Sentinel Contoh surveilans sentinel adalah jaringan praktisi swasta yang melaporkan kasus influenza atau sistem sentinel berbasis laboratorium yang melaporkan kasus infeksi bakteri tertentu di antara anak-anak Surveilans sentinel sangat baik untuk mendeteksi masalah kesehatan masyarakat yang besar, tetapi mungkin tidak sensitif terhadap kejadian langka, seperti munculnya penyakit baru secara dini, karena infeksi ini dapat muncul di mana saja dalam populasi 3. Strategi Surveilans Terpilih

111 Periodic Population-based Surveys Survei berbasis populasi dapat digunakan untuk surveilans jika dilakukan secara berkala Contoh survei berbasis populasi dalam surveilans termasuk BRFSS di Amerika Serikat, survei prevalensi HIV, survei rumah tangga, dan survei demografi dan kesehatan yang dilakukan oleh banyak negara berkembang setiap lima tahun 3. Strategi Surveilans Terpilih

112 Periodic Population-based Surveys Survei berbasis populasi memerlukan perhatian yang cermat terhadap metodologi, khususnya penggunaan protokol standar, pengawasan pewawancara, strategi pengambilan sampel yang sebanding, dan kuesioner standar Survei-survei ini memerlukan definisi yang jelas tentang populasi sasaran yang hasilnya dapat digeneralisasikan, dan survei tersebut memerlukan perhatian yang cermat terhadap ukuran sampel, berdasarkan efisiensi dan karakteristik epidemiologis dari kondisi kesehatan yang disurvei (misalnya, kondisi yang jarang memerlukan sampel yang banyak) 3. Strategi Surveilans Terpilih

113 Periodic Population-based Surveys Mengawasi pewawancara dan mempertahankan tingkat respons yang tinggi sangat penting untuk menghindari bias Karena survei ini berulang, perubahan populasi (yang disebabkan, misalnya, oleh kematian atau mobilitas) dapat menyebabkan hasil yang bias 3. Strategi Surveilans Terpilih

114 Metode yang digunakan untuk surveilans penyakit menular membentuk spektrum yang berkembang seiring dengan perkembangan ekonomi suatu negara Surveilans foodborne disease (FBD), misalnya, dibagi menjadi empat tingkat surveilans yang berbeda Setiap tingkat lebih kompleks dan memiliki kapasitas yang lebih besar untuk mengendalikan dan mendeteksi penyakit, tetapi juga bergantung pada lebih banyak sumber daya dan infrastruktur 4. Surveilans Berbasis Laboratorium

115 Sebuah laboratorium rujukan kesehatan masyarakat pusat sangat penting untuk jaminan kualitas dan kontrol kualitas dan dukungan Sistem surveilans berbasis laboratorium memerlukan sumber daya, fasilitas, dan pelatihan 4. Surveilans Berbasis Laboratorium

116 Strategi Surveilans dan Respons Penyakit Terpadu dikembangkan untuk menghubungkan data epidemiologi dan laboratorium dalam sistem surveilans penyakit menular di semua tingkat sistem kesehatan, dengan penekanan pada integrasi surveilans dengan respons Kabupaten diidentifikasi sebagai fokus untuk memperkuat upaya dalam mengumpulkan data yang tepat waktu, menganalisis data yang dikumpulkan, dan menggunakan informasi yang dihasilkan untuk tanggapan kesehatan masyarakat 5. Surveilans dan Respons Penyakit Terpadu

117 Strategi Surveilans dan Respons Penyakit Terpadu didasarkan pada kegiatan inti, termasuk deteksi kasus- pasien, pendaftaran, dan konfirmasi; pelaporan, analisis, penggunaan, dan umpan balik data; dan kesiapsiagaan dan respons epidemi (misalnya, investigasi wabah, pelacakan kontak, dan intervensi kesehatan masyarakat) Fungsi pendukung meliputi koordinasi, pengawasan atau evaluasi kinerja, pelatihan, dan penyediaan sumber daya untuk infrastruktur, termasuk komunikasi 5. Surveilans dan Respons Penyakit Terpadu

118 Strategi Surveilans dan Respons Penyakit Terpadu didasarkan pada kegiatan inti, termasuk deteksi kasus- pasien, pendaftaran, dan konfirmasi; pelaporan, analisis, penggunaan, dan umpan balik data; dan kesiapsiagaan dan respons epidemi (misalnya, investigasi wabah, pelacakan kontak, dan intervensi kesehatan masyarakat) Fungsi pendukung meliputi koordinasi, pengawasan atau evaluasi kinerja, pelatihan, dan penyediaan sumber daya untuk infrastruktur, termasuk komunikasi 5. Surveilans dan Respons Penyakit Terpadu

119 Langkah-langkah kunci dalam mengimplementasikan strategi Surveilans dan Respons Penyakit Terpadu termasuk Mensosialisasikan otoritas kesehatan utama dan pemangku kepentingan Melakukan analisis situasi; penyusunan rencana strategis Surveilans dan Respons Penyakit Terpadu Mengidentifikasi dan melatih tenaga kerja yang termotivasi dan kompeten Penyusunan pedoman teknis Surveilans dan Respons Penyakit Terpadu nasional; melaksanakan rencana Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan untuk meningkatkan kinerja 5. Surveilans dan Respons Penyakit Terpadu

120 Penilaian kegiatan surveilans dan respons nasional yang ada menyediakan data dasar untuk mengukur kemajuan mengidentifikasi dan membangun konsensus tentang penyakit menular prioritas nasional untuk mengidentifikasi kesenjangan surveilans penyakit prioritas yang dipilih untuk mendokumentasikan kekuatan, kelemahan, dan peluang dari sistem yang ada untuk membuat rekomendasi yang sesuai 5. Surveilans dan Respons Penyakit Terpadu

121 Surveilans dan Respon Global terhadap SARS Epidemi pneumonia berat dengan etiologi yang tidak diketahui terdeteksi di provinsi Guangdong, Cina, pada November 2002, dan tindakan pengendalian dilakukan berdasarkan cara penyakit menyebar dari orang ke orang Pada bulan Februari dan Maret 2003, penyakit ini menyebar ke Hong Kong (Cina) dan kemudian ke Vietnam, Singapura, Kanada, dan tempat lain PERAN SURVEILANS DALAM WABAH BESAR

122 Surveilans dan Respon Global terhadap SARS Penyakit baru ini dinamai sindrom pernafasan akut yang parah, dan definisi kasus awal ditetapkan berdasarkan penyelidikan epidemiologis awal Sebuah novel coronavirus (SARS-CoV) diidentifikasi sebagai agen penyebab pada bulan Maret, dan pemetaan genom lengkap selesai pada bulan April Pandemi global ini berakhir pada Juli 2003, saat penularan terputus di Taiwan (Cina), setelah lebih dari 8.000 pasien di 26 negara dan lima benua terkena dampak dan 774 kematian dikonfirmasi PERAN SURVEILANS DALAM WABAH BESAR

123 Surveilans dan Respon Global terhadap SARS WHO mempelopori upaya global untuk mengendalikan pandemi ini, bekerja sama dengan petugas kesehatan nasional dan subnasional Di China, FETP, yang dimulai pada Oktober 2001 di China Center for Disease Control, memobilisasi semua 20 peserta pelatihannya, dan mereka berkontribusi besar dalam pengawasan, investigasi, dan pengendalian wabah SARS, bekerja sama dengan pejabat kesehatan setempat PERAN SURVEILANS DALAM WABAH BESAR

124 Surveilans dan Respon Global terhadap SARS Di Kanada, yang memiliki kasus SARS terbanyak di luar Asia, 8 dari 10 warga FETP terlibat dalam wabah SARS Mereka melembagakan pengawasan, melakukan penyelidikan epidemiologi, merancang pedoman pencegahan dan pengendalian, menanggapi pertanyaan dari media dan masyarakat, dan merencanakan dan melaksanakan studi epidemiologi PERAN SURVEILANS DALAM WABAH BESAR

125 Surveilans dan Respon Global terhadap SARS Keberhasilan upaya global untuk mengendalikan penyakit epidemi baru pertama abad ke-21 ini bergantung pada kombinasi kolaborasi terbuka antara ilmuwan dan politisi dari banyak negara dan komunikasi data pengawasan yang cepat dan akurat di dalam dan di antara negara-negara Penyebaran global yang cepat diakui, dan jaringan pengawasan global didirikan berdasarkan definisi kasus yang disepakati yang cukup spesifik untuk memastikan pelaporan yang efektif PERAN SURVEILANS DALAM WABAH BESAR

126 Flu Burung di Thailand Pandemi influenza (epidemi seluruh dunia) yang menghancurkan pada tahun 1918 diperkirakan berasal dari epidemi pada burung, seperti halnya pandemi influenza tahun 1957 dan 1968 Pada awal 2004, epidemi besar flu burung dikenali pada unggas di delapan negara Asia; pada November, penyakit itu telah menyebar dari burung ke 44 manusia, 73 persen di antaranya meninggal PERAN SURVEILANS DALAM WABAH BESAR

127 Flu Burung di Thailand Penularan ini memicu kekhawatiran bahwa virus unggas yang sangat mematikan mungkin beradaptasi untuk menyebar dari orang ke orang, yang dapat menyebabkan kerusakan kesehatan dan ekonomi yang luas di seluruh dunia Di Thailand, flu burung diselidiki oleh lulusan FETP dan lainnya di Kementerian Kesehatan Thailand dalam kemitraan dengan CDC PERAN SURVEILANS DALAM WABAH BESAR

128 Flu Burung di Thailand Dengan menerapkan teknik epidemiologi lapangan yang didukung oleh studi laboratorium, mereka mendeteksi bahwa virus sedang menyebar dari manusia ke manusia dalam satu keluarga Kemungkinan penularan dari orang ke orang mungkin terjadi di negara lain, di mana epidemiologi lapangan tidak digunakan PERAN SURVEILANS DALAM WABAH BESAR

129 SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT Pengawasan kesehatan masyarakat adalah alat penting bagi kementerian keuangan, kementerian kesehatan, dan pemerintah untuk mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien dan mengelola intervensi kesehatan masyarakat Agar bermanfaat, surveilans kesehatan masyarakat harus didekati sebagai usaha ilmiah, menerapkan metode yang ketat untuk mengatasi masalah kritis dalam praktik kesehatan masyarakat ini

130 SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT Kolaborasi antara praktisi, peneliti, negara, dan organisasi internasional diperlukan untuk mengatasi kebutuhan global pengawasan kesehatan masyarakat Di saat kita dihadapkan dengan SARS dan flu burung, kebutuhan untuk mengintegrasikan jaringan global tidak dapat disangkal, dan penelitian tentang bagaimana masalah ini ditangani sangat penting Meskipun kebutuhan surveilans di negara berkembang tampaknya berbeda dengan kebutuhan di negara maju, masalah dasarnya serupa

131 THANK YOU Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes, M.Sc.PH


Download ppt "Konsep Dasar Surveilans Epidemiologi SURVEILANS-RESPONS EPIDEMIK Public Health Emergency Concern Indonesia Konsep Dasar Surveilans Epidemiologi SURVEILANS-RESPONS."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google