Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

International Committee Of The Red Cross (Komite Internasional Palang Merah) Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado, 2007.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "International Committee Of The Red Cross (Komite Internasional Palang Merah) Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado, 2007."— Transcript presentasi:

1 International Committee Of The Red Cross (Komite Internasional Palang Merah) Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado, 2007

2 PEMATERI KULIAH 1. Prof. Dr. MIU AMANO, SH, MH ©2007 | FH UNSRAT https://hukum.unsrat.ac.idhttps://hukum.unsrat.ac.id | https://fh.unsrat.ac.idhttps://fh.unsrat.ac.id

3 A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Organisasi internasional yang bertujuan untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan melindungi kehidupan manusia yang terdampak oleh konflik bersenjata dan bencana alam telah hadir sejak abad ke- 19. Salah satu organisasi yang telah memperoleh pengakuan dan dianggap sebagai salah satu organisasi kemanusiaan yang paling kuat dan terpercaya di dunia adalah Komite Internasional Palang Merah (ICRC), atau yang lebih dikenal sebagai International Committee of the Red Cross.

4 Sambungan... ICRC didirikan oleh seorang tersangka dokter asal Swiss, Jean-Henri Dunant, pada tahun 1863. Hal ini terjadi karena ia mengalami pengalaman traumatis saat melihat banyak orang terluka dan tewas di medan perang. Dari sana, Dunant memiliki ide untuk mendirikan sebuah organisasi yang bertujuan untuk memberikan bantuan medis dan kemanusiaan pada saat peperangan, yang terinspirasi dari ajaran kemanusiaan yang dianut oleh agama-agama dunia.

5 Sambungan... Setelah pertemuan yang diadakan di Jenewa, Swiss pada tahun 1863, ICRC resmi dibentuk dengan tujuan membantu para korban perang tanpa membedakan bangsa, agama, atau kepercayaan politik. Pada tahun 1864, ide dan prinsip-prinsip yang diusulkan oleh Dunant diadopsi dan ditetapkan dalam perjanjian yang dikenal sebagai Konvensi Jenewa I. Konvensi ini menjadi awal dari Konvensi Jenewa yang lebih luas, yang membahas tentang perlindungan tawanan perang, perlindungan warga sipil, dan bantuan medis bagi korban konflik bersenjata. Sejak saat itu, ICRC menjadi salah satu organisasi kemanusiaan yang paling berpengaruh di dunia, dengan bantuan yang diberikan kepada ribuan orang yang terdampak konflik bersenjata dan bencana alam.

6  Dengan latar belakang yang telah dijelaskan, terdapat beberapa masalah yang perlu dibahas dalam tulisan ini. Pertama, penjelasan lebih lanjut tentang sejarah dan perkembangan ICRC sebagai organisasi kemanusiaan dan perannya dalam menangani konflik bersenjata dan bencana alam di seluruh dunia. Kedua, menjadi penting untuk menjelaskan misi dan tujuan ICRC dari perspektif ajaran kemanusiaan dan ajaran agama-agama dunia. Ketiga, tulisan ini juga akan membahas pandangan berbagai negara terhadap ICRC dan bagaimana mereka mengintegrasikan organisasi ini ke dalam kebijakan luar negeri dan pertahanan nasional mereka. 2. Rumusan Masalah

7 Pada awalnya, ICRC dibentuk sebagai komite kecil yang bertugas memberikan bantuan medis dan memfasilitasi pertemuan antara keluarga yang terpisah akibat perang. Namun, dengan semakin meningkatnya intensitas pertempuran dan dampak yang ditimbulkannya, tugas dan tanggung jawab ICRC juga semakin berkembang. Selain memberikan bantuan kemanusiaan, ICRC juga terlibat dalam upaya diplomasi dan advokasi untuk melindungi korban perang dan menghormati hukum humaniter internasional. B. Pembahasan 1. Sejarah dan Perkembangan ICRC

8 Sambungan... Pada saat Konvensi Jenewa I ditandatangani pada tahun 1864, hanya ada 12 negara yang menjadi pihak dalam konvensi ini. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah negara yang ikut serta dalam konvensi semakin bertambah. Pada tahun 1904, ICRC diberi status sebagai organisasi yang diakui secara resmi oleh Konvensi Jenewa. Kemudian, selama Perang Dunia I dan II, ICRC berperan penting dalam memberikan bantuan medis dan kemanusiaan bagi para korban perang dan tawanan perang.

9 Sambungan... Setelah Perang Dunia II berakhir, ICRC berperan aktif dalam penyebaran Konvensi Jenewa, yang pada akhirnya menghasilkan empat konvensi tambahan untuk melindungi warga sipil selama konflik bersenjata dan melindungi korban perang. Selain itu, ICRC juga terlibat dalam penegakan hukum humaniter internasional dengan menjamin ketentuan-ketentuan konvensi dipatuhi oleh pihak-pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata.

10 Sambungan... ICRC adalah salah satu dari tiga komponen, sekaligus cikal bakal, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Selain ICRC, komponen Gerakan antara lain Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) dan 186 Perhimpunan Nasional. Perhimpunan Nasional di Indonesia bernama Palang Merah Indonesia (PMI). ICRC adalah organisasi tertua dan dihormati dalam Gerakan, dan merupakan salah satu organisasi yang paling banyak diakui di seluruh dunia. Salah satu contoh pengakuan dunia, ICRC telah tiga kali menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1917, 1944, dan 1963.

11 ICRC berawal dari visi dan tekad seseorang yaitu Henry Dunant. Tanggal: 24 Juni 1859. Tempat: Solferino, kota kecil di Italia utara. Pada waktu itu tengah pasukan Austria dan Prancis bertempur sengit. Sore harinya, 40.000 prajurit bergeletakan tewas atau terluka. Henry Dunant, seorang warga Swiss, kebetulan melewati daerah itu untuk suatu urusan bisnis. Ia ngeri menyaksikan ribuan prajurit menderita tanpa pelayanan medis. Ia mengajak penduduk setempat merawat mereka. Dia tekankan bahwa prajurit dari kedua belah pihak harus diberi perawatan yang setara. 2. Pendirian

12 Sambungan... Sekembalinya ke Swiss, Dunant menerbitkan sebuah buku berjudul A Memory of Solferino (Kenangan dari Solferino), yang berisi dua usulan: agar pada masa damai didirikanperhimpunan - perhimpunan bantuan kemanusiaan yang memiliki juru rawat yang siap untuk merawat korban luka pada waktu terjadi perang; agar para relawan ini, yang akan bertugas membantu dinas medis angkatan bersenjata, diberi pengakuan dan perlindungan melalui sebuah perjanjian internasional.

13 Sambungan... Pada tahun 1863, sebuah perkumpulan amal bernama Perhimpunan Jenewa untuk Kesejahteraan Masyarakat membentuk sebuah komisi lima orang untuk mewujudkan gagasan Dunant itu. Beranggotakan Gustave Moynier, Guillaume-Henri Dufour, Louis Appia, Theodore Maunoir, dan Dunant sendiri, komisi ini kemudian mendirikan Komite Internasional Pertolongan Korban Luka, yang kemudian menjadi Komite Internasional Palang Merah atau ICRC. Mereka lalu terus mengembangkan gagasan Henry Dunant. Atas undangan mereka, 16 negara dan empat lembaga filantropis menghadiri Konferensi Internasional di Jenewa pada tanggal 26 Oktober 1863. Dalam konferensi ini sebuah lambang pembeda, yaitu palang merah di atas dasar putih, diadopsi. Lahirlah Palang Merah.

14 Untuk memformalkan perlindungan dinas medis angkatan bersenjata di medan tempur dan untuk mendapatkan pengakuan internasional atas Palang Merah beserta cita-citanya, Pemerintah Swiss mengundang pemerintah semua negara Eropa, serta Amerika Serikat, Brasil, dan Meksiko, untuk menghadiri sebuah konferensi diplomatik resmi. Enam belas negara mengirim total 26 delegasi ke Jenewa. Pada tanggal 22 Agustus 1864, konferensi ini mengadopsi sebuah perjanjian bernama “Konvensi Jenewa untuk Perbaikan Kondisi Korban Luka dalam Pertempuran Darat,” yaitu perjanjian pertama yang membentuk Hukum Humaniter Internasional. Perwakilan dari 12 negara dan kerajaan menandatangani konvensi ini: Baden, Belgia, Denmark, Prancis, Hesse, Italia, Belanda, Portugal, Prusia, Swiss, Spanyol, dan Württemberg. 3. Sebelum PD 1

15 Sambungan... Konvensi ini berisi sepuluh pasal, menetapkan untuk pertama kali aturan-aturan yang mengikat secara hukum dan menjamin netralitas dan perlindungan bagi tentara yang terluka, personel medis lapangan, dan lembaga kemanusiaan khusus dalam konflik bersenjata. Selain itu, konvensi juga menetapkan dua persyaratan terkait pengakuan perhimpunan bantuan nasional oleh Komite Internasional: Perhimpunan nasional harus diakui oleh pemerintah nasionalnya sendiri sebagai perhimpunan bantuan sesuai dengan konvensi, dan Pemerintah nasional dari masing-masing negara harus menjadi negara pihak dalam Konvensi Jenewa.

16 Sambungan... Tidak lama setelah penetapan Konvensi tersebut, perhimpunan nasional pertama didirikan di Belgia, Denmark, Prancis, Oldenburg, Prusia, Spanyol, dan Württemberg. Tahun 1864, Louis Appia dan Charles van de Velde, seorang kapten Angkatan Darat Belanda, menjadi delegasi independen dan netral pertama yang bekerja di bawah simbol Palang Merah dalam konflik bersenjata. Tiga tahun kemudian tepatnya pada tahun 1867, Konferensi Internasional Perhimpunan Bantuan Nasional untuk Perawatan Korban Luka dalam Perang diselenggarakan untuk pertama kali.

17 Sambungan... Pada tahun 1867, Henry Dunant terpaksa menyatakan bangkrut karena kegagalan bisnis di Aljazair, sebagian karena dia mengabaikan kepentingan bisnisnya selama aktivitas tak kenal lelah-nya untuk Komite Internasional. Kontroversi seputar masalah bisnis Dunant dan opini publik negatif yang berkembang, ditambah dengan konflik berkepanjangan dengan Gustave Moynier, menyebabkan pencopotan Dunant dari posisinya sebagai anggota dan sekretaris. Dia didakwa memalsukan kebangkrutan dan surat perintah penangkapan dikeluarkan.

18 Sambungan... Dunant terpaksa meninggalkan Jenewa dan tidak pernah kembali ke kota asalnya. Pada tahun-tahun berikutnya, perhimpunan nasional didirikan di hampir semua negara di Eropa. Pada tahun 1876, komite mengadopsi nama "Komite Internasional Palang Merah" (ICRC), yang masih menjadi nama resmi hingga saat ini. Lima tahun kemudian, Palang Merah Amerika didirikan atas upaya dari Clara Barton. Semakin banyak negara menandatangani Konvensi Jenewa dan mulai menghormatinya di lapangan selama konflik bersenjata. Dalam waktu yang relatif singkat, Palang Merah mendapatkan momentum besar sebagai sebuah gerakan yang dihormati secara internasional, dan perhimpunan nasional menjadi kian populer sebagai tempat untuk bekerja secara sukarela.

19 Sambungan... Pada tahun 1906, Konvensi Jenewa 1864 direvisi untuk pertama kali. Satu tahun kemudian, Konvensi Den Haag X, diadopsi pada Konferensi Perdamaian Internasional Kedua di Den Haag, memperluas ruang lingkup Konvensi Jenewa untuk perang di laut. Sesaat sebelum pecahnya Perang Dunia Pertama pada tahun 1914, 50 tahun setelah berdirinya ICRC dan pengadopsian Konvensi Jenewa pertama, sudah ada 45 perhimpunan bantuan nasional di seluruh dunia. Gerakan telah menjangkau luar Eropa dan Amerika Utara hingga ke Amerika Tengah dan Selatan (Argentina, Brasil, Chili, Kuba, Meksiko, Peru, El Salvador, Uruguay, Venezuela), Asia (Republik Tiongkok, Jepang, Korea, Siam), dan Afrika (Republik Afrika Selatan).

20 Ketika Perang Dunia I meletus, ICRC menghadapi tantangan besar yang hanya bisa diatasi berkat kerjasama ICRC dengan perhimpunan nasional Palang Merah. Juru rawat Palang Merah dari seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat dan Jepang, memberi dukungan pelayanan medis angkatan bersenjata negara-negara Eropa yang terlibat dalam perang. Pada tanggal 15 Oktober 1914, segera setelah dimulainya perang, ICRC mendirikan Badan Tawanan Perang Internasional (POW Agency), yang pada akhir 1914 memiliki sekitar 1.200 staf, sebagian besar relawan. Di akhir perang, Badan ini sudah mengirimkan sekitar 20 juta surat dan pesan, 1,9 juta paket, dan sekitar 18 juta franc Swiss (Rp.170milyar) sumbangan uang untuk POW dari semua negara yang terkena dampak. Selain itu, atas intervensi Badan ini, sekitar 200.000 tahanan menjadi bagian dari pertukaran POW antar pihak-pihak yang bertikai, dibebaskan dari tahanan dan kembali ke negara asal mereka. 4. Masa Perang Dunia 1 (WWI)

21 Sambungan... Indeks kartu organisasi Badan ini mengakumulasi sekitar 7 juta catatan dari tahun 1914 hingga tahun 1923, setiap kartu mewakili satu orang tahanan atau satu orang yang hilang. Indeks kartu membantu identifikasi sekitar 2 juta tawanan perang dan bisa mengontak keluarga mereka. Indeks lengkap tersebut saat ini dipinjamkan ICRC ke Museum Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional di Jenewa. Hak untuk mengakses indeks tersebut masih sangat terbatas untuk ICRC.

22 Sambungan... Selama perang, ICRC memonitor kepatuhan pihak-pihak bertikai terhadap Konvensi Jenewa yang telah direvisi pada tahun 1907 dan meneruskan keluhan tentang pelanggaran ke negara masing-masing. Ketika senjata kimia digunakan dalam perang untuk pertama kalinya dalam sejarah, ICRC dengan gigih memprotes peperangan jenis baru ini. Bahkan tanpa mandat dari Konvensi Jenewa, ICRC berusaha meringankan penderitaan penduduk sipil. Di wilayah yang secara resmi ditetapkan sebagai "wilayah pendudukan", ICRC dapat membantu penduduk sipil berdasarkan Konvensi Den Haag tentang Hukum dan Kebiasaan Perang di Darat tahun 1907.

23 Sambungan... Konvensi ini juga merupakan dasar hukum pekerjaan ICRC terkait tawanan perang. Kegiatan Badan Tawanan Perang Internasional sebagaimana diuraikan di atas mencakup kunjungan inspeksi ke kamp-kamp POW. Sebanyak 524 kamp di seluruh Eropa dikunjungi oleh 41 delegasi dari ICRC hingga perang berakhir.

24 Sambungan... Antara tahun 1916 dan 1918, ICRC mengeluarkan sejumlah kartu pos yang memuat foto dari kamp POW. Foto-foto tersebut menunjukkan para tawanan dalam kegiatan mereka sehari-hari seperti mendistribusikan surat dari rumah. Tujuan ICRC adalah memberikan harapan dan penghiburan kepada keluarga tawanan dan mengurangi ketidakpastian tentang nasib orang-orang yang mereka cintai. Setelah perang berakhir, ICRC mengatur pemulangan sekitar 420.000 tawanan ke negara asal mereka. Pada tahun 1920, tugas repatriasi diserahkan kepada Liga Bangsa-Bangsa yang baru terbentuk, yang menunjuk diplomat dan ilmuwan Norwegia Fridtjof Nansen sebagai Komisioner Tinggi Pemulangan Tawanan.

25 Sambungan... Mandat hukumnya kemudian diperluas untuk mendukung dan merawat pengungsi perang dan orang- orang telantar manakala kantornya diubah menjadi Komisaris Tinggi untuk Pengungsi Liga Bangsa-Bangsa. Nansen, yang menciptakan paspor Nansen untuk pengungsi tanpa negara dan yang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian tahun 1922, menunjuk dua delegasi dari ICRC sebagai deputinya.

26 Catatan: Beberapa Informasi tidak bisa disampaikan, maka lebih luasnya, selebihnya teman-teman mahasiswa boleh membaca secara luas perjalanan sejarah ICRC di situs di bawah ini: https://id.wikipedia.org/wiki/Komite_Internasional_Palang_ Merah

27 Misi utama dari ICRC adalah untuk meringankan penderitaan yang disebabkan oleh konflik bersenjata atau bencana alam dan mempromosikan pengembangan hukum humaniter internasional. Selain itu, misi ini juga mencakup pemulihan kontak keluarga yang terpisah akibat konflik, perlindungan tawanan perang, dan pemulihan korban perang yang rentan dan membutuhkan bantuan khusus. Dengan demikian, ICRC berkomitmen untuk mengupayakan upaya kemanusiaan yang meliputi pendistribusian bantuan, pemulihan fisik dan sektoral, dan advokasi untuk melindungi korban konflik. 5. Misi dan Tujuan ICRC

28 Sambungan... Di samping misi tersebut, tujuan utama dari ICRC adalah untuk mempromosikan prinsip-prinsip kemanusiaan yang tercantum dalam Konvensi Jenewa dan ajaran agama-agama dunia. Prinsip yang paling penting adalah netralitas, ketidakberpihakan, dan kemandirian, yang berarti ICRC tidak memihak kepada pihak mana pun dan hanya memberikan bantuan berdasarkan kebutuhan dan tidak dipengaruhi oleh pertimbangan politik atau militer.

29 Sambungan... Pernyataan misi resmi ICRC berbunyi: Komite Internasional Palang Merah (ICRC) adalah organisasi yang tidak memihak, netral, dan mandiri, yang misinya semata-mata bersifat kemanusiaan, yaitu untuk melindungi kehidupan dan martabat para korban konflik bersenjata dan situasi-situasi kekerasan lain dan memberi mereka bantuan. ICRC mengarahkan dan mengkoordinasi kegiatan bantuan kemanusiaan dan berupaya mempromosikan dan memperkuat hukum humaniter dan prinsip-prinsip kemanusiaan universal.

30 Sambungan... Tugas utama ICRC bersumber pada Konvensi Jenewa dan Statuta Gerakan, di mana dikatakan bahwa tugas ICRC antara lain: memantau kepatuhan para pihak yang bertikai kepada Konvensi Jenewa mengorganisir perawatan terhadap korban luka di medan perang mengawasi perlakuan terhadap tawanan perang (Prisoners of War – POW) dan melakukan intervensi yang bersifat konfidensial dengan pihak berwenang yang melakukan penahanan. membantu pencarian orang hilang dalam konflik bersenjata (layanan pencarian) mengorganisir perlindungan dan perawatan penduduk sipil bertindak sebagai perantara netral antara para pihak yang berperang

31 Sejak awal berdirinya, ICRC telah diterima dengan baik oleh banyak negara dan diakui sebagai organisasi yang netral dan mandiri. Namun, tentu saja terdapat beberapa negara yang meragukan atau bahkan menentang keberadaan dan kegiatan ICRC. Sebagai contoh, di masa Perang Dingin, beberapa negara komunis menentang campur tangan ICRC karena dianggap oleh mereka sebagai alat kuasa imperialis Barat. Selain itu, terdapat beberapa negara yang menolak untuk mengakui perlunya melindungi para tawanan perang dan menolak untuk menerima bantuan kemanusiaan dari ICRC. 6. Penerimaan dan Penilaian dari Berbagai Negara

32 Sambungan... Meskipun demikian, ada juga banyak negara yang menghargai peran dan keberadaan ICRC, dan bahkan mengintegrasikannya ke dalam hukum nasional mereka. Hal ini dapat diketahui dari jumlah negara yang telah meratifikasi Konvensi Jenewa dan mengakui peran penting ICRC dalam mempromosikan dan melindungi hukum humaniter internasional. Selain itu, banyak negara yang bekerja sama dan memberikan dukungan finansial kepada ICRC untuk memfasilitasi misi dan tugasnya di berbagai wilayah di seluruh dunia.

33 ICRC adalah satu-satunya institusi yang disebut secara eksplisit menurut Hukum Humaniter Internasional (HHI) sebagai otorita pengawas. Mandat hukum ICRC bersumber pada empat Konvensi Jenewa 1864, serta Statuta Gerakan. ICRC juga menjalankan tugas-tugas yang tidak secara khusus diamanatkan oleh hukum, seperti mengunjungi tahanan politik di luar konflik dan memberikan bantuan kemanusiaan dalam bencana alam. 7. Status Hukum

34 Sambungan... ICRC adalah asosiasi swasta yang terdaftar di Swiss dan mendapat hak-hak istimewa dan kekebalan hukum di wilayah Swiss selama bertahun-tahun. Hak-hak istimewa itu dikatakan mendekati kedaulatan de facto. Pada tanggal 19 Maret 1993, landasan hukum perlakuan khusus untuk ICRC ditetapkan melalui perjanjian resmi antara Pemerintah Swiss dan ICRC. Perjanjian ini melindungi "kesucian" (sanctity) semua properti ICRC di Swiss termasuk kantor pusat dan arsip-arsip, memberi kekebalan hukum kepada anggota dan staf, membebaskan ICRC dari semua pajak dan biaya, menjamin pengiriman barang, jasa, dan uang yang dilindungi dan bebas kepabeanan, memberi ICRC privilese komunikasi yang aman setara dengan kedutaan asing, dan menyederhanakan perjalanan ke dalam dan ke luar Swiss bagi ICRC. Sebaliknya Swiss tidak mengakui passport yang dikeluarkan ICRC.

35 Sambungan... Berbeda dengan keyakinan umum, ICRC bukan entitas berdaulat seperti Orde Penguasa Militer Malta (Sovereign Military Order of Malta) dan juga bukan merupakan organisasi internasional, baik non-pemerintah (LSM) maupun antar pemerintah. ICRC membatasi keanggotaannya hanya warga negara Swiss, dan juga tidak seperti kebanyakan LSM, ICRC tidak memiliki kebijakan keanggotaan yang terbuka dan tak terbatas bagi semua orang karena anggota baru dipilih oleh Komite (melalui suatu proses yang disebut cooptation/pemilihan). Akan tetapi, sejak awal 1990-an, ICRC mempekerjakan orang-orang dari seluruh dunia untuk bekerja dalam misi lapangan dan di Kantor Pusat. Pada tahun 2007, hampir setengah staf ICRC bukan warga negara Swiss. ICRC mendapat privilese dan kekebalan hukum di banyak negara, berdasarkan hukum nasional di negara-negara tersebut, berdasarkan perjanjian antara ICRC dan pemerintah, atau, dalam beberapa kasus, berdasarkan yurisprudensi internasional (seperti hak delegasi ICRC untuk tidak memberi kesaksian di depan pengadilan internasional).

36 ICRC berkantor pusat di kota Jenewa, Swiss dan memiliki kantor-kantor di luar negeri yang disebut Delegasi di sekitar 80 negara. Setiap delegasi berada di bawah tanggung jawab seorang Kepala delegasi yang adalah perwakilan resmi ICRC di suatu negara. Dari 2.000 karyawan profesionalnya, sekitar 800 orang bekerja di kantor pusat Jenewa dan 1.200 ekspatriat bekerja di lapangan. Setengah dari pekerja lapangan bertugas sebagai delegasi (delegate) yang mengatur operasi ICRC di negara-negara berbeda sedangkah separuh lainnya adalah tenaga spesialis seperti dokter, agronomis, insinyur atau penterjemah. 8. Organisasi

37 Sambungan... Di kantor delegasi, staf internasional dibantu oleh sekitar 13.000 staf nasional, sehingga jumlah total staf yang bekerja untuk ICRC sekitar 15.000 orang. Delegasi juga sering bekerja sama dengan Perhimpunan Nasional Palang Merah/Bulan Sabit Merah dimana delegasi berada sehingga bisa memanfaatkan relawan Palang Merah/Bulan Sabit Merah Nasional untuk membantu sebagian operasi ICRC.

38 Sambungan... Struktur organisasi ICRC sulit dipahami oleh orang luar. Hal ini sebagian karena kerahasiaan organisasi, tetapi juga karena strukturnya yang berubah-ubah. Majelis (Assembly) dan Presiden (Presidency) adalah dua institusi yang telah lama ada, sedangkan Dewan Majelis (Assembly Council) dan Direktorat (Directorate) baru dibentuk pada paruh kedua abad kedua puluh. Keputusan sering kali dibuat secara kolektif, sehingga kewenangan dan hubungan kekuasaan tidak kaku. Saat ini, organ terpenting adalah Directorate dan Assembly.

39 Direktorat adalah badan eksekutif ICRC. Direktorat bertanggung jawab atas manajemen sehari-hari, sementara Majelis membuat kebijakan. Direktorat terdiri atas Direktur Jenderal dan lima direktur di bidang "Operasi", "Sumber Daya Manusia", "Sumber Daya Keuangan dan Logistik", "Manajemen Komunikasi dan Informasi ", dan "Hukum Internasional dan Kerjasama dalam Gerakan". Anggota Direktorat diangkat oleh Majelis untuk bekerja selama empat tahun. Direktur Jenderal memikul tanggung jawab yang hampir seperti seorang CEO dalam beberapa tahun terakhir, di mana ia sebelumnya lebih merupakan orang pertama di antara yang sederajat di Direktorat. 8a. DIREKTORAT

40 Majelis (juga disebut Komite) mengadakan pertemuan secara teratur dan bertanggung jawab mendefinisikan tujuan, pedoman, dan strategi dan mengawasi masalah keuangan ICRC. Majelis memiliki keanggotaan maksimum 25 warga Swiss. Anggota harus fasih Bahasa Prancis, tetapi banyak yang juga berbahasa Inggris dan Jerman. Para anggota Majelis dipilih untuk jangka waktu empat tahun, dan tidak ada batasan berapa kali seorang anggota Majelis bisa dipilih. Tiga perempat suara dari semua anggota dibutuhkan untuk terpilih kembali setelah masa ketiga, yang mana ini menjadi motivasi bagi anggota untuk tetap aktif dan produktif. 8b. MAJELIS

41 Sambungan... Pada tahun-tahun awal, anggota ICRC adalah orang Jenewa, Protestan, putih, dan laki-laki. Wanita pertama, Renée-Marguerite Cramer, terpilih pada tahun 1918. Sejak saat itu, beberapa orang wanita telah menjabat sebagai Wakil Presiden, dan jumlah wanita setelah Perang Dingin telah mencapai sekitar 15%. Anggota non-Jenewa diterima pertama kali pada tahun 1923, dan satu orang keturunan Yahudi pernah bertugas di Majelis. Kalau komponen-komponen lain Gerakan banyak yang multi-nasional, ICRC percaya bahwa sifatnya yang satu negara (mono-national) merupakan aset karena kewarganegaraannya adalah Swiss. Berkat netralitas permanen Swiss, pihak yang berkonflik bisa yakin bahwa tidak seorangpun dari pihak "musuh" yang akan menentukan kebijakan di Jenewa. Perang Prancis-Prusia 1870-1871 menunjukkan bahwa bahkan aktor Palang Merah (dalam hal ini Perhimpunan Nasional) dapat begitu terikat dengan nasionalisme sehingga mereka tidak dapat mempertahankan kemanusiaan yang netral.

42 Selanjutnya, Majelis memilih Dewan Majelis (assembly council) beranggotakan lima orang yang merupakan inti aktif dari Majelis. Dewan bertemu setidaknya sepuluh kali setiap tahun dan memiliki kewenangan untuk membuat keputusan atas nama Majelis dalam beberapa hal. Dewan juga bertanggung jawab mengorganisir pertemuan Majelis dan memfasilitasi komunikasi antara Majelis dan Direktorat. Dewan Majelis biasanya termasuk presiden, dua wakil presiden dan dua anggota terpilih. Seorang wakil presiden dipilih untuk masa jabatan empat tahun, sedangkan yang lainnya diangkat secara permanen di mana masa jabatannya berakhir ketika yang bersangkutan pensiun dari jabatan wakil presiden atau dari ICRC. Saat ini Olivier Vodoz dan Christine Beerli adalah wakil presiden ICRC. 8c. DEWAN MAJELIS

43 Majelis juga memilih, untuk jangka waktu empat tahun, satu orang untuk menjadi Presiden ICRC. Presiden adalah anggota Majelis dan pemimpin ICRC, dan presiden selalu disertakan dalam Dewan Majelis sejak pembentukannya. Presiden secara otomatis menjadi anggota kelompok tersebut setelah dia diangkat, tetapi ia tidak harus selalu berasal dari dalam organisasi ICRC. Ada faksi yang kuat dalam Majelis yang ingin menjangkau ke luar organisasi untuk memilih presiden dari pemerintah Swiss atau kalangan profesional seperti perbankan atau kedokteran. Tiga presiden terakhir sebelumnya merupakan pejabat dalam pemerintahan Swiss. Pengaruh dan peran presiden tidak terdefinisikan dengan baik, dan perubahan tergantung pada waktu dan gaya pribadi masing-masing presiden. Sejak tahun 2000, presiden ICRC adalah Jakob Kellenberger, seorang penyendiri yang jarang membuat penampilan diplomatik tetapi yang terampil dalam negosiasi pribadi dan nyaman dengan dinamika Majelis. 8d. PRESIDEN

44 Sambungan... Pada bulan Februari 2007, dia diangkat oleh Majelis untuk periode empat-tahun berikutnya yang akan berakhir pada tahun 2011. Presiden-presiden ICRC antara lain: 1863–1864: Henri Dufour 1864–1910: Gustave Moynier 1910–1928: Gustave Ador 1928–1944: Max Huber 1944–1948: Carl Jacob Burckhardt 1948–1955: Paul Ruegger 1955–1964: Leopold Boissier 1964–1969: Samuel Gonard 1969–1973: Marcel Naville 1973–1976: Eric Martin 1976–1987: Alexandre Hay 1987–1999: Cornelio Sommaruga 2000-2012: Jakob Kellenberger 2012-Sekarang: Peter Maurer

45 Setelah ICRC berkembang dan kian terlibat secara langsung dalam konflik, terjadi peningkatan jumlah staf dengan latar belakang profesional, bukan relawan, selama beberapa tahun terakhir. ICRC hanya memiliki dua belas karyawan pada tahun 1914 dan 1.900 selama Perang Dunia Kedua yang didukung 1.800 relawan. Jumlah staf yang dibayar menurun setelah Perang Dunia I dan II, tetapi mengalami peningkatan kembali dalam beberapa dasawarsa terakhir; secara rata-rata ada 500 staf lapangan tahun 1980-an dan lebih dari seribu staff pada tahun 1990-an. Dimulai tahun 1970-an, ICRC menjadi lebih sistematis dalam pelatihan untuk mengembangkan staf yang lebih profesional. 8e. STAFF

46 Sambungan... ICRC menjadi karier yang menarik bagi lulusan universitas terutama di Swiss, tetapi beban kerja sebagai karyawan ICRC sukup menuntut. 15% dari staf keluar setiap tahun dan 75% karyawan bekerja kurang dari tiga tahun. Staf ICRC multi-nasional dan sekitar 50% bukan warga negara Swiss pada tahun 2004. Staf internasional ICRC dibantu dalam pekerjaan mereka oleh sekitar 13.000 karyawan nasional yang dipekerjakan di negara- negara di mana delegasi ada.

47 Anggaran ICRC pada tahun 2010 mencapai 1.156 juta franc Swiss (Rp11 triliun). Seluruh dana yang diberikan kepada ICRC bersifat sukarela dan diterima sebagai sumbangan berdasarkan dua jenis permintaan yang diajukan oleh Komite: Appeal Kantor Pusat yang bersifat tahunan untuk menutup biaya-biaya internal dan Appeal Darurat untuk misi-misi yang bersifat per kasus. Pendanaan ICRC berasal dari tiga kategori, yaitu negara, swasta dan perhimpunan nasional. Negara-negara penyumbang ICRC antara lain Swiss, Amerika Serikat, Australia, Kanada, Jepang, Selandia Baru, Negara- negara Eropa lainnya, dan Uni Eropa. Negara-negara ini menyumbang sekitar 80-85% dari anggaran ICRC. Sekitar 3% berasal dari hibah pihak swasta, dan sisanya berasal dari perhimpunan nasional. 8f. PENDANAAN

48 Kegiatan utama ICRC adalah memberikan bantuan darurat dan bantuan kepada korban konflik bersenjata. Hal ini mencakup penyediaan pasokan penting seperti makanan, air, tempat tinggal, dan perawatan medis, kepada orang-orang yang terkena dampak perang. Upaya tanggap darurat ICRC sangat penting dalam menyelamatkan nyawa dan menjamin kelangsungan hidup individu di negara-negara yang terkena dampak konflik. Misalnya, selama konflik Suriah, ICRC memberikan bantuan makanan kepada lebih dari 1 juta orang yang terkena dampak perang dan mengirimkan pasokan medis penting ke rumah sakit dan fasilitas kesehatan. Selain bantuan darurat, ICRC juga berupaya memulihkan layanan dasar seperti air dan sanitasi, yang sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka yang terkena dampak konflik. 9. Kegiatan

49 Sambungan... Selain tanggap darurat, ICRC juga memberikan penekanan yang kuat pada layanan kesehatan. Organisasi ini mengoperasikan dan mendukung jaringan fasilitas kesehatan di daerah yang terkena dampak konflik, menyediakan layanan medis penting bagi masyarakat yang paling rentan. Hal ini mencakup rumah sakit, klinik, dan pusat rehabilitasi yang melayani kebutuhan kesehatan fisik dan mental para korban konflik bersenjata. ICRC juga melatih petugas kesehatan dan menyediakan pasokan dan peralatan medis ke fasilitas kesehatan di negara-negara yang dilanda perang. Upaya-upaya ini sangat penting dalam memastikan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas bagi kelompok rentan yang terkena dampak konflik bersenjata.

50 Sambungan... Rehabilitasi fisik merupakan kegiatan penting lainnya yang dilakukan ICRC. Organisasi ini menjalankan pusat rehabilitasi fisik di negara-negara yang terkena dampak konflik, menyediakan kaki palsu dan layanan rehabilitasi bagi individu yang terluka atau cacat akibat perang. Melalui program rehabilitasi fisik, tujuan ICRC adalah memulihkan mobilitas dan kemandirian masyarakat yang terkena dampak konflik bersenjata. Dengan memulihkan kemampuan fisik individu, ICRC memungkinkan mereka membangun kembali kehidupan mereka dan berintegrasi kembali ke dalam komunitas mereka.

51 Sambungan... Aspek penting lainnya dari pekerjaan ICRC adalah menjamin keamanan ekonomi bagi individu yang terkena dampak konflik bersenjata. Organisasi ini melaksanakan program yang mendukung mata pencaharian, memberikan pelatihan kejuruan, dan menciptakan peluang menghasilkan pendapatan bagi kelompok rentan. Dengan mendukung keamanan ekonomi, ICRC membantu individu dan komunitas yang terkena dampak konflik untuk menjadi mandiri, mengurangi ketergantungan mereka pada bantuan kemanusiaan dan memungkinkan mereka membangun kembali kehidupan mereka secara bermartabat.

52 Lambang-lambang ICRC pertama kali diadopsi pada tahun 1863 oleh pendiri ICRC, Henri Dunant. Dunant menciptakan simbol ini berdasarkan lambang bendera negara Swiss yang terkenal, yaitu palang merah. Palang merah itu sendiri telah dipakai oleh orang Swiss sejak 1815 sebagai salah satu warna dalam bendera nasional mereka. Selama Perang Kemerdekaan Italia, Dunant melihat banyak orang terluka dan cedera dalam pertempuran. Dia meminta penduduk setempat untuk membantu merawat dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada para korban. Saat itu, Dunant menggambarkan wajah merah di atas latar belakang putih yang pada akhirnya menjadi lambang ICRC saat ini. 10. Lambang/Emblem ICRC

53 Sambungan... Pada tahun 1876, Konferensi Internasional di Istanbul memutuskan untuk menyepakati penggunaan lambang garis-garis berwarna merah sebagai simbol perlindungan bagi personel kesehatan yang menyediakan bantuan di medan pertempuran. Namun, lambang ini hanya diterapkan bagi tenaga kesehatan yang bekerja untuk merepresentasikan dan mewakili kepentingan ICRC, bukan sebagai lambang organisasi itu sendiri. Selama Perang Dunia II, penggunaan lambang bendera palang merah oleh Nazi Jerman menyebabkan kontroversi dan kebingungan di dunia internasional. Setelah perang berakhir, pada tahun 1949, Konvensi Jenewa mengadopsi Protokol Tambahan I yang mengatur penggunaan lambang tersebut secara hukum sebagai simbol pengakuan dan perlindungan untuk masyarakat sipil yang terluka dan terdampak oleh konflik bersenjata.

54 Sambungan... Lambang ICRC adalah sebuah lambang berwarna merah, yang merupakan salah satu warna bendera nasional Swiss. Merah melambangkan keberanian, keberadaan, dan solidaritas. Warna ini juga melambangkan peradaban dan kemajuan manusia serta sangat mudah dilihat di lapangan perang. Selain itu, warna merah juga mewakili pertolongan dan perlindungan yang diberikan oleh ICRC kepada para korban konflik.

55 Sambungan... Lambang ini terdiri dari empat garis merah yang sejajar yang membentuk sebuah kotak dengan sisi yang sama panjang. Ukuran kotak ini dapat disesuaikan, namun harus sejajar di setiap sisinya. Tidak boleh ada hiasan atau tambahan lain yang melekat pada bendera ICRC, karena itu akan menodai kesederhanaan dan kesuciannya.

56 Sambungan... Lambang ICRC memiliki beberapa makna yang mendalam dan melambangkan nilai-nilai dan prinsip organisasi ini. Pertama-tama, lambang ini memperlihatkan empat garis merah yang sejajar yang membentuk sebuah kotak. Kotak ini melambangkan kesederhanaan, kesetiaan, dan keseimbangan. Selain itu, kotak ini juga merepresentasikan kesetiaan dan kesetaraan yang dimiliki oleh ICRC dalam memberikan bantuan kepada semua orang yang terdampak oleh konflik bersenjata, tanpa memandang perbedaan ras, agama, atau kewarganegaraan.

57 Sambungan... Lambang ini juga melambangkan empat nilai dasar yang dimiliki oleh ICRC, yaitu kemanusiaan, kesetiakawanan, netralitas, dan mandiri. Nilai-nilai ini merupakan prinsip- prinsip yang sangat penting yang dijadikan pegangan oleh organisasi ini dalam setiap keputusan dan tindakan mereka.

58 Sambungan... Terakhir, lambang ini juga memiliki makna yang sangat mendalam bagi personel ICRC yang bekerja di medan konflik. Lambang ini mengingatkan mereka tentang tanggung jawab, dedikasi, dan keberanian untuk membantu dan melindungi orang yang membutuhkan, dan mengingatkan mereka bahwa mereka tunduk pada hukum internasional dan kode etik yang ketat dalam menjalankan tugas mereka.

59 Komite Palang Merah Internasional merupakan organisasi yang berperan penting dalam melindungi korban perang serta mempromosikan perdamaian dan penghormatan terhadap hukum kemanusiaan internasional. Dengan latar belakang yang kuat dan tujuan yang mulia, ICRC terus berjuang untuk memberikan bantuan dan perlindungan bagi mereka yang membutuhkan di seluruh dunia. Semoga keberadaan ICRC dapat terus memberikan dampak positif dalam menjaga kemanusiaan dan mendorong perdamaian di seluruh dunia. C. Penutup Kesimpulan

60 1. Apakah Organisasi Internasional Komite Internasional Palang Merah (ICRC)? 2. Kapan ICRC didirikan? 3. Siapa yang mendirikan ICRC? 4. Berapa jumlah anggota ICRC saat ini? 5. Apa tujuan utama dari ICRC? 6. Bagaimana ICRC memperoleh pendanaan? 7. Bagaimana struktur organisasi ICRC? 8. Siapa yang memimpin ICRC saat ini? 9. Apa peran dan fungsi Presiden ICRC? 10. Apa yang dimaksud dengan Palang Merah Internasional? 11. Apa yang dimaksud dengan Palang Merah Palestina? 12. Bagaimana hubungan antara ICRC dengan Palang Merah Internasional dan Palestina? 13. Apa kriteria untuk menjadi anggota ICRC? 14. Bagaimana ICRC bekerja untuk membantu korban konflik dan bencana? 15. Apa yang dimaksud dengan hukum humaniter internasional dan bagaimana peran ICRC dalam penegakannya? D. Pertanyaan

61 16. Apa konvensi internasional yang diadopsi oleh ICRC? 17. Bagaimana ICRC berhubungan dengan pemerintah dan organisasi lain? 18. Apa yang dilakukan ICRC untuk melindungi korban perang dan konflik? 19. Bagaimana ICRC terlibat dalam proses perdamaian dan rekonsiliasi? 20. Apa yang dilakukan ICRC untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi? 21. Bagaimana ICRC mengelola risiko untuk melakukan pekerjaan mereka? 22. Apa program kerja utama ICRC saat ini? 23. Apa saja tantangan yang dihadapi oleh ICRC dalam menjalankan misinya? 24. Apa yang dilakukan ICRC untuk mengatasi tantangan tersebut? 25. Bagaimana peran organisasi lain dalam bekerja sama dengan ICRC? 26. Apakah ICRC memiliki hubungan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)? 27. Apa yang dilakukan ICRC untuk mempromosikan kesadaran dan penegakan hukum humaniter internasional? 28. Apakah ICRC terlibat dalam kegiatan riset dan pengembangan untuk meningkatkan efektivitas kerjanya? 29. Bagaimana cara untuk bergabung dengan ICRC sebagai relawan atau pekerja? 30. Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh ICRC kepada masyarakat dunia? Sambungan...


Download ppt "International Committee Of The Red Cross (Komite Internasional Palang Merah) Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado, 2007."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google