Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Kebun Sawit di Indonesia
Sebuah Pengantar Diskusi Awal tentang Perkebunan kelapa sawit Perkumpulan Sawit Watch Konferensi Warisan Otoritarian, 2008
2
Kebun Sawit di Indonesia
Perkembangan perkebunan di Indonesia tidak lepas dari sejarah kolonialisasi, kapitalisme dan modernisasi. sampai sekarang Perkebunan Kelapa sawit pertama kali di kembangkan secara komersial tahun 1911 di Pantai Timur Sumatra (Aceh dan Sumatra Utara) Sejak era kolonial sampai dengan saat ini, pekebunan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar Internasional
3
Kebun Sawit Indonesia Luas, akibat
Peningkatan Komsumsi Minyak Sawit di Pasar International Ambisi Pemerintah untuk menjadi produsen minyak sawit no 1 dunia Biaya Tenaga Kerja dan Lahan yang Murah Berbagai kebijakan Pemerintah Hak guna usaha (UUPA) Izin usaha perkebunan (Permentan No 26 tahun 2007)
4
Perkembangan Industri Sawit Indonesia
Investasi melibatkan 155 lembaga keuangan dari 24 negara dengan nilai investasi diperkirakan US$ 3,725 juta Diperkirakan sampai dengan tahun 2007 luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia mencapai 7,6 juta ha Produksi CPO mencapai 11 juta ton dengan nilai eksport Rp 27 triliun tahun 2005 Total 20 Juta ha perkebunan kelapa sawit sebagai target pemerintah (Sawit Watch, 2006)
6
Rantai Industri kelapa sawit
Investors Plantation Companies Refining Manufacturing Retailers
7
Model Pengembangan Perkebunan
Perkebunan skala kecil yang didasarkan oleh kejelian petani dalam melihat peluang pasar Perkebunan skala besar yang didominasi kepentingan pemerintah dan perusahaan swasta
8
Sistem Kebun Besar Sistem yang dikontrol/kelola (adanya dominasi/hegemoni) oleh perusahaan (didukung oleh pemerintah), perusahaan sebagai pelaku utama Inisiatif untuk membuat kebun tersebut dilakukan oleh perusahaan Misal HTI HPH Kebun Besar (karet, sawit, teh, kopi, dll)
9
Beberapa ciri-ciri sistem kebun besar
Menggunakan luasan lahan yang sangat luas sekali Tanaman yang ditanam sejenis (monokultur bukan multikultur) Diorientasikan untuk maksimalisasi keuntungan lewat pasar Melibatkan tenaga kerja yang banyak dan biasanya dimobilisasi dari luar kawasan Menggunakan modal yang sangat besar Inisiatif hanya untuk melayani kebutuhan pasar Pengembangan teknologi atau pengetahuan berorientasi cari untung
10
Kondisi Mengarah Pengontrolan oleh Kelompok Swasta
Konsumen Kelompok penerima benefit/ profit terbesar Financial institution (sebagai kontrol), Exporter, Processor, Retailers Produsen
11
Konglomerasi Penguasaan Lahan pada perkebunan kelapa sawit
Holding Group Perusahaan Total lahan yang dialokasikan (ha) Total lahan yang telah ditanami (ha) PT Golden Agri Resouches PT Astra Agro Lestari (Astra Group) PT Salim Plantations (Salim Group) PT Asian Agri (RGM Group) PT Pan London Sumatra (Napan Group) 78.944 PT Socfindo (Socfin) 47.777 37.180 PT Tolan Tiga (Sipef) 52.869 36.312 PT Bakrie Sumatra Plantation (Bakrie Group) 34.992 Total Sumber: Casson, 1999
12
Sistem kebun besar = onderneming???
Pelaku Perusahaan-perusahaan dalam negri yang dapat modal dari luar negri (Astra, sinar mas, lonsum) Perusahaan-perusahaan luar negri langsung (deli mascapay, Lonsum) jaman dikembangkan Jaman Kemerdekaan dimana mulai massif era Soeharto sampai sekarang Era setelah politik liberal (1875) setelah jaman tanam paksa di Jawa Tanaman yang dikembangkan Tanaman yang laku keras di pasar (sawit, kopi, dll) Tanaman yang laku keras di pasar (lada dan rempah-rempah, tebu, kopi, tembakau) Ijin operasionalnya HGU (hak guna usaha) selama 30 tahun dan dapat diperpanjang lagi bisa dicicil. Hak erpacht, selama 75 tahun Tanah yang digunakan ‘selalu’ mengakui menggunakan tanah negara Yang dipekerjakan Orang-orang indonesia sendiri tetapi sudah larut untuk kepentingan mencari untung sendiri-sendiri Orang-orang bawahan (buruh kasar) adalah inlander, sedangkan pimpinannya banyak orang asing Konflik yang sering terjadi Konflik tanah, perusahaan dibantui oleh pemerintah, Konflik tanah, kompeni dibantui oleh pemerintah
13
Alur masalah-masalah di kebun sawit
Pendapatan Smallhoder tidak mencukupi Smallholder tidak mempunyai kedaulatan pertanian Ladang atau kebun berkurang menjadi 2 ha Kebun/ladang masy diambil secara paksa Smallholder menanggung hutang dengan bank Harga rendah untuk tbs Kualitas tbs rendah & ditentukan bukan petani Biaya input-input pertanian ditentukan bukan petani Smallholder tidak diajak berdiskusi dalam pembentukan skim kemitraan secara tuntas Masyarakat lokal masuk skim KKPA/PirBun dg tidak sepenuh hati Kedaulatan masyarakat (lokal/adat) menjadi berkurang Ada Konflik smallholder dengan transmigran Ada Konflik dengan buruh kebun Smallholder tidak diajak diskusi berkaitan program transmigran secara tuntas Tanah lama diganti dengan tanah kurang produktif/bukan tanah asal Pembangunan pertanian dengan model agroindustri Hak ulayat/adat tanah tidak diterima Pembangunan pertanian untuk memenuhi pasaran dunia Smallholder berkerja lebih extensive & intensive di kebun sawit Smallholder mencari kerja alternatif yang menguras tenaga Bisa jadi Reclaim tanah yang membawa kesulitan kepada Smallholdersering terjadi kriminalisasi
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.