Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
STATISTIK PENDIDIKAN
2
PARTISIPASI SEKOLAH Terdapat dua ukuran partisipasi sekolah yang utama: Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Murni (APM). Keduanya mengukur penyerapan penduduk usia sekolah oleh sektor pendidikan. Tabel 1: Usia standar di setiap jenjang pendidikan Jenjang Kelompok usia SD tahun SMP tahun SMA tahun Perguruan tinggi 19 tahun keatas
3
PARTISIPASI SEKOLAH Kegunaan Secara Umum
Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia muda. Ukuran yang banyak digunakan di sektor pendidikan seperti pertumbuhan jumlah murid lebih menunjukkan perubahan jumlah murid yang mampu ditampung di setiap jenjang sekolah.
4
PARTISIPASI SEKOLAH Kegunaan Secara Umum
Naiknya persentase jumlah murid tidak dapat diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah. Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan ditambahnya infrastruktur sekolah serta peningkatan akses masuk sekolah sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau malah semakin rendah.
5
PARTISIPASI SEKOLAH Kegunaan Secara Umum
Di Indonesia, proporsi penduduk muda sendiri semakin menurun akibat semakin rendahnya angka fertilitas (lihat bagian Fertilitas). Penurunan ini akan menyebabkan semakin menurunnya jumlah anak-anak yang masuk sekolah dasar.
6
Angka Partisipasi Kasar (APK)
Definisi Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Misal, APK SD sama dengan jumlah siswa yang duduk di bangku SD dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia 7 sampai 12 tahun. Kegunaan APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.
7
Angka Partisipasi Kasar (APK)
Cara Menghitung APK didapat dengan membagi jumlah penduduk yang sedang bersekolah (atau jumlah siswa), tanpa memperhitungkan umur, pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tersebut. Rumus APKh = Dimana adalah jumlah penduduk yang pada tahun t dari berbagai usia sedang sekolah pada jenjang pendidikan h adalah jumlah penduduk yang pada tahun t berada pada kelompok usia a yaitu kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan h
8
Angka Partisipasi Kasar (APK)
Contoh Penghitungan APK menggunakan Susenas 2004 Bila diketahui jumlah penduduk yang sedang sekolah menurut jenjang pendidikan dan menurut kelompok umur "standar" seperti dalam tabel 1 dan 2 berikut: Tabel 1 Jumlah penduduk sedang sekolah menurut jenjang pendidikan
9
Angka Partisipasi Kasar (APK)
Tabel 2 Jumlah penduduk menurut kelompok umur "standar" APK SD = (29,202,478/27,258,170)*100 = 107,1 % APK SMP = (10,474,117/12,736,733)*100 = 82,2 % Interpretasi Terkadang APK lebih dari 100% pembilang dari rumus APK, yaitu jumlah siswa, adalah seluruh siswa yang saat ini sedang sekolah di suatu jenjang pendidikan dari berbagai kelompok usia.
10
Angka Partisipasi Murni (APM)
Definisi persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. Kegunaan APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. APM merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut
11
Angka Partisipasi Murni (APM)
Cara Menghitung APM di suatu jenjang pendidikan didapat dengan membagi jumlah siswa atau penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang sekolah tersebut. Rumus dimana: = jumlah siswa/penduduk kelompok usia a yang bersekolah di tingkat pendidikan h pada tahun t = jumlah penduduk kelompok usia a yang berkaitan dengan usia sekolah standar di tingkat pendidikan h.
12
Angka Partisipasi Murni (APM)
Contoh : APM SD adalah jumlah penduduk usia 7-12 tahun yang sedang bersekolah di tingkat SD dibagi dengan jumlah penduduk usia 7-12 tahun. Data yang diperlukan Jumlah penduduk kelompok usia sekolah yang masih bersekolah di tingkat pendidikan tertentu. Jumlah penduduk kelompok usia sekolah yang standar (contoh: kelompok usia SD=7-12 tahun, SMP=13-15 tahun, SMA=16-18 tahun, dst) Sumber Data APM dapat dihitung dengan data Susenas.
13
Angka Partisipasi Murni (APM)
Contoh Berikut adalah penghitungan APK menggunakan data Susenas 2004. Tabel 1 Jumlah penduduk sedang sekolah menurut jenjang pendidikan dan usia standar, 2004 sumber: Susenas 2004
14
Angka Partisipasi Murni (APM)
Contoh Tabel 2 Jumlah penduduk menurut kelompok usia "standar", 2004 sumber: Susenas 2004 APM SD = (25,362,124/27,258,170)*100 = 93% APM SMP = (8,308,941/12,763,733)*100 = 65%
15
Angka Partisipasi Murni (APM)
Interpretasi APM SD sama dengan 93% artinya dari 100 penduduk usia 7-12 tahun, 93 orang bersekolah di bangku SD. Partisipasi sekolah penduduk usia di SMP (65%) lebih rendah dibanding SD. Nilai APM akan berkisar dari 0 sampai dengan 100. Tidak mungkin ditemukan APM lebih dari 100 karena jumlah siswa (pembilang) merupakan bagian dari jumlah penduduk usia tertentu (penyebut).
16
Angka Partisipasi Murni (APM)
Interpretasi Selisih antara APK dan APM menunjukkan proporsi siswa yang tertinggal atau terlalu cepat bersekolah. Kelemahan APM adalah kemungkinan adanya kekurangan estimasi karena siswa diluar kelompok usia yang standar di tingkat pendidikan tertentu. Contoh: Seorang anak usia 6 tahun bersekolah di SD kelas 1 tidak akan masuk dalam penghitungan APM karena usianya lebih rendah dibanding kelompok usia standar SD yaitu 7-12 tahun.
17
Angka Melek Huruf Definisi
Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Kegunaan mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, terutama di daerah pedesaan di Indonesia dimana masih tinggi jumlah penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD.
18
Angka Melek Huruf menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media. menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Sehingga angka melek huruf dapat berdasarkan kabupaten mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah.
19
Angka Melek Huruf Cara Menghitung
Angka melek huruf didapat dengan membagi jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas kemudian hasilnya dikalikan dengan seratus. Rumus
20
Angka Melek Huruf dimana: = angka melek huruf ( penduduk usia 15 tahun
keatas) pada tahun t = Jumlah penduduk (usia diatas 15 tahun) yang bisa membaca dan menulis pada tahun t = Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas Data yang diperlukan Jumlah penduduk yang bisa membaca dan menulis dan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas.
21
Angka Melek Huruf Sumber Data data Susenas pertanyaan "Dapat membaca dan menulis" di seksi Keterangan Pendidikan. Contoh Berikut data AMH dari Susenas 2002, 2003, dan 2004 Tabel 1 Persentase Penduduk Berusia 10 tahun ke Atas Menurut Kepandaian Membaca dan Menulis, Tahun Huruf Buta Jumlah Latin Lainnya 2002 89,8 0,9 9,3 100,0 2003 90,1 9,1 2004 90,5 8,5 Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2002, 2003, 2004
22
Angka Melek Huruf Interpretasi
Pada tahun 2002 jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di perkotaan dan pedesaan di Indonesia yang melek huruf adalah lebih dari 90 persen (Melek huruf adalah mereka yang bisa membaca menulis huruf latin dan huruf lainnya). Angka Buta Huruf Menunjukkan ketertinggalan sekelompok penduduk tertentu dalam mencapai pendidikan. Cerminan besar kecilnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan penduduknya
23
Angka Putus Sekolah Angka Putus Sekolah mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu Hal ini sering digunakan sebagai salah satu indikator berhasil/tidaknya pembangunan di bidang pendidikan. Penyebab utama putus sekolah antara lain: Kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan anak sebagai investasi masa depannya; kondisi ekonomi orang tua yang miskin; dan Keadaan geografis yang kurang menguntungkan.
24
Angka Putus Sekolah Jumlah murid putus sekolah di tingkat
pendidikan tertentu APtS = —————————————————— x100% Jumlah siswa di tingkat pendidikan ttt.
25
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Angka Putus Sekolah Angka Putus Sekolah menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan DaerahTempat Tinggal, Tahun Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan 2006 2007 2008 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 7 - 12 L 0.83 0.56 0.42 1.29 0.97 0.41 1.1 0.8 P 0.67 0.4 0.38 0.78 0.69 0.49 0.74 0.58 0.44 L+P 0.75 0.48 1.05 0.84 0.45 0.93 0.43 13-15 3.36 2.63 3.12 5.66 5.64 3.35 4.75 4.41 3.25 2.39 2.06 3.14 3.98 3.78 3.37 3.07 2.88 2.35 3.13 4.86 4.74 4.09 3.76 3.19 16-18 6.44 3.03 6.28 11.33 7.29 12.29 9.32 5.44 9.38 4.38 1.68 5.36 7.04 9.26 6.61 3.65 7.44 5.41 2.36 5.82 9.42 6.39 11.05 8.02 4.58 8.44 Sumber: BPS, Indikator Kesra 2007 & 2008
26
Latihan Soal Jelaskan mengapa IMR dan angka harapan Hidup dijadikan sebagai indikator untuk menentukan tingkat kesejahteraan dalam masyarakat Jelaskan yang dimaksud dengan penyebab kematian endogen dan mengapa disebut sebagai kematian neonatal. Berikan contoh.
27
Latihan Soal Jelaskan yang dimaksud dengan standarisasi dan tujuannya.
Diketahui jumlah penduduk yang berusia 35 th dan 45 th dalam life table masing-masing adalah dan Hitung PYL, peluang meninggal, banyak penduduk yg meninggal serta peluang hidup penduduk usia 35 th hingga mencapai usia 45 th.
28
Latihan Soal Jelaskan yang dimaksud dengan mobilitas permanen dan non permanen. Jelaskan keterkaitannya dengan kemajuan teknologi. Jelaskan pengertian angkatan kerja, bekerja, sementara tidak bekerja dan pengangguran terbuka. Jelaskan jenis kegiatan seorang pelajar SMA yang baru lulus sebulan lalu dan saat ini belum bekerja menurut konsep Gainful Worker Aproach, Labour Force Approach dan Labour Utilization Approach
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.