Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehMira Efendy Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
EVALUASI PELAKSANAAN SLPHT 2011 dan PELAKSANAAN SLPHT 2012
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2012
2
REKAYASA PENERAPAN PHT DI TINGKAT KECAMATAN
SARESEHAN KELOMPOK TANI AWAL MUSIM TANAM RENCANA DEFINITIF KELOMPOK (RDK) RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK (RDKK) (PERENCANAAN AGROEKOSISTEM) BANK P3A MANTAN PPL POPT POKTAN GAPOKTAN PBT ALSINTAN STAKEHOLDERS PRODUKSI TARAF TINGGI DAN AMAN OPT TERKENDALI LINGKUNGAN AMAN/LESTARI STRATEGI PREEMTIF BUDIDAYA TANAMAN SEHAT (PENGATURAN POLA TANAM, PUPUK ORGANIK, AGENS HAYATI, SANITASI LINGKUNGAN) STRATEGI RESPONSIF PENGAMATAN RUTIN PEMANFAATAN MUSUH ALAMI PENGGUNAAN AGENS HAYATI/PEST.NABATI PENGGUNAAN PESTISIDA EFEKTIF DAN SELEKTIF
3
TUJUAN SLPHT 1. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keahlian petani/kelompok tani dalam menganalisis data dan informasi agroekosistem. 2. Memasyarakatkan dan melembagakan penerapan PHT dalam pengelolaan usahatani. 3. Meningkatkan pengamanan produksi terhadap gangguan OPT dalam pencapaian sasaran produktivitas /produksi dan peningkatan kesejahteraan petani.
4
PRINSIP-PRINSIP PHT DALAM SLPHT
Budidaya Tanaman Sehat Benih sehat, varietas sesuai Pengairan cukup Pengelolaan gulma secara rasional Pelestarian Musuh Alami Menemukan, mengenali, dan mengamati musuh alami Keseimbangan lingkungan untuk perkembangan musuh alami Tidak menggunakan pestisida yg membunuh musuh alami Pengamatan Berkala Pengamatan berkala (mingguan) agroekosistem (kondisi tanaman, air, cuaca, OPT, dan musuh alami) selama 12 minggu (1 MT) Analisis keadaan dan membuat keputusan Petani sebagai Ahli PHT Petani menguasai teknologi PHTdan menerapkan prinsip PHT Petani bertanggung jawab terhadap lahannya
5
CIRI SLPHT Petani dan pemandu adalah warga belajar yang saling menghormati Perencanaan dan keputusan ditetapkan bersama (petani dan pemandu) Cara belajar melalui pengalaman (andragogi) Sarana belajar adalah lahan usaha tani (agroekosistem) Belajar penuh satu siklus perkembangan tanaman Kurikulum yang rinci, terpadu, dan berdasarkan keterampilan yang dibutuhkan Bahan belajar mudah dimengerti, praktis, serba guna, mudah diperoleh di lokasi Bahan dan metode praktis serta tepat guna
6
PROSES BELAJAR LEWAT PENGALAMAN DALAM SLPHT
7
ALUR PELAKSANAAN SL-PHT
PERSIAPAN Penugasan penanggungjawab Pertemuan tingkat kec & desa Dukungan pejabat terkait & tokoh masyarakat Penetapan lokasi & Kelompok Tani sesuai dengan persyaratan (25 orang, pria:wamita = 60 : 40) Kontrak belajar Studi petani Penyiapan sarana belajar (pedoman/petlap, lahan, bahan & alat) Penyiapan Dana SLPHT (Dekon + APBD) MATERI Pengamatan agroekosistem (biotik: tanaman, OPT, musuh alami & abiotik: cuaca, air, tindakan petani, dll) Topik khusus: disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi dan agribisnis PROSES BELAJAR SLPHT (12x Pertemuan) Dinamika kelompok Pengamatan Agroekosistem Mengungkapkan (menggambar dan mempresentasikan hasil pengamatan) Menganalisa (diskusi) Membuat keputusan Menerapkan Petani sebagai ahli PHT LOKAKARYA Evaluasi pelaksanaan Studi banding dengan Keltan pelaksana SLPHT lainnya Keltan yang belum melaksanakan SLPHT Pejabat terkait & tokoh masyarakat FIELD DAY Ekspose keberhasilan PHT Menumbuhkan motivasi petani lain dalam penerapan PHT Keltan yang belum melaksanakan SLPHT SLPHT Skala Luas RENCANA TINDAK LANJUT Keberlanjutan & pelembagaan penerapan PHT Alumni sbg pemandu di Keltan lain Pemberdayaan alumni sbg petani pengamat KEC. PHT
8
ROAD MAP SLPHT SL-PHT Tindak Lanjut SL-PHT SL-PHT Skala Luas
(farmer to farmer) SL-PHT (Petani Sebagai Ahli PHT) 1 Petani Pengamat 2 Petani Pemandu SL-PHT Skala Luas Membantu POPT-PHP Kecamatan PHT (eksistensi alumni dan jejaring alumni SL-PHT) SL-PHT Skala Kelompok SL-PHT Skala Kelompok PERTANIAN ORGANIK (Dana dari APBD maupun Swadaya) SL-PHT PENGAMANAN PRODUKSI
9
EVALUASI PESERTA SLPHT 2011
Kehadiran peserta SLPHT berkisar antara 90 – 100%, dan secara rata-rata (Indonesia) mencapai 99,20%. Komposisi peserta pria : wanita cukup bervariasi di daerah, dengan rata-rata Indonesia 77,60%:22,40%. Peserta didominasi petani yang berumur <20 - >40 th, yaitu sebanyak 49%, diikuti peserta berumur > 40 th sebanyak 46%, dan umur < 20 th hanya 5%. Jenjang pendidikan peserta umumnya lulusan SD (40,90%), diikuti peserta lulusan SLTP (31,50%), SLTA (26,40%), dan Perguruan Tinggi (1,10%) Peningkatan Kemampuan dan Pengetahuan rata-rata adalah 77,01 % (Pre Test 43,5 dan Post Test 77)
10
PETAK PHT vs PETAK PERLAKUAN PETANI
Intensitas serangan OPT Utama padi pada perlakuan petani berkisar antara 0 – 31,80% (rata-rata 9,80%), sedangkan pada petak PHT antara 0 – 15,50% (rata- rata 6,20 %), berarti secara rata2 pada petak PHT intensitas serangan OPT lebih rendah sebesar 36,73% dibandingkan petak petani. Aplikasi pestisida kimia pada petak perlakuan petani berkisar antara 0.4 kali – 12,4 kali (rata-rata 3,3 kali). Sedangkan pada perlakuan PHT aplikasi pestisida kimia berkisar antara 0 kali – 3,7 kali (rata-rata 0,8 kali), yang berarti pada petak PHT frekuensi aplikasi pestisida lebih rendah sebesar 75,76% dibandingkan petak petani.
11
Lanjutan… Produktivitas (provitas) pada perlakuan petani berkisar antara 23,1 ku/ha – 90,8 ku/ha (rata- rata 55,80 ku/ha). Sedangkan pada petak PHT, produktivitas berkisar antara antara 28,70 ku/ha – 100,70 ku/ha (rata-rata 64,90 ku/ha). Dengan demikian secara rata2 pada petak PHT terjadi peningkatan provitas sebesar 16,31%. Rata-rata B/C Ratio pada petak perlakuan petani berkisar antara 0,2 – 5,3 (rata-rata 1,7) dan pada petak PHT berkisar antara 0,5 – 5,3 (rata-rata 2,3), sehingga pada petak PHT terjadi peningkatan B/C Ratio sebesar 35,29%.
12
DAMPAK SLPHT (2007 – 2011) Pertumbuhan Petani Pemandu SLPHT : 5.578
Petani Pengamat : 3.110 Kelompok Tani Pos Pelayanan Agens Hayati :
13
(jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau)
Pelaksanaan SLPHT 2012 No SLPHT Target Realisasi Persen (%) Total 1.950 1.466 75,18 1. Padi Hibrida 70 48 68,57 2. Padi Non Hibrida 1.190 923 77,56 3. Tindak Lanjut 335 250 74,63 4. Palawija (jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau) 335 245 69,01 Keterangan : Data sampai dengan 29 Agustus 2012
14
TERIMA KASIH
15
LAMPIRAN-LAMPIRAN
16
EVALUASI PESERTA SLPHT 2011
Lampiran 1 EVALUASI PESERTA SLPHT 2011
17
Lanjutan…
18
INTENSITAS SERANGAN OPT UTAMA PADI DAN APLIKASI PESTISIDA KIMIA
Lampiran 2 INTENSITAS SERANGAN OPT UTAMA PADI DAN APLIKASI PESTISIDA KIMIA
19
Lanjutan…
20
PERBANDINGAN PROVITAS DAN B/C RATIO
Lampiran 3 PERBANDINGAN PROVITAS DAN B/C RATIO
21
Lanjutan…
22
PELAKSANAAN SLPHT PANGAN TAHUN 2012
Lampiran 4. PELAKSANAAN SLPHT PANGAN TAHUN 2012 No Propinsi SLPHT Kelompok (Unit) SLPHT Tindak Lanjut (Unit) Total Jumlah SLPHT(Unit) Target Realisasi % 1 Pemerintah Aceh 82 43 52 - 52,44 2 Sumatera Utara 88 100 22 110 100,00 3 Sumatera Barat 61 15 13 87 76 74 97,37 4 R i a u 24 6 25 30 20,00 5 J a m b i 36 8 44 4,55 Sumatera Selatan 50 96 12 92 65 62 95,38 7 Bengkulu 17 71 29 58,62 Lampung 9 Kep. Bangka Belitung 58 10 66,67 Kep. Riau 11 DKI Jakarta Jawa Barat 144 80 56 35 179 95 53,07 Jawa Tengah 139 103 34 31 91 173 134 77,46 14 DI. Yogyakarta 38 Jawa Timur 152 130 86 37 97 190 167 87,89 16 B a n t e n 98 55 54 98,18 B a l i 46 64 57 41 71,93
23
SLPHT Tindak Lanjut (Unit) Total Jumlah SLPHT(Unit)
Lanjutan .... No Propinsi SLPHT Kelompok (Unit) SLPHT Tindak Lanjut (Unit) Total Jumlah SLPHT(Unit) Target Realisasi % 18 Nusa Tenggara Barat 42 100 10 52 100,00 19 Nusa Tenggara Timur 44 31 70 5 50 54 36 66,67 20 Kalimantan Barat 55 25 45 - 45,45 21 Kalimantan Tengah 24 75 6 83 30 23 76,67 22 Kalimantan Selatan 61 47 77 15 12 80 76 59 77,63 Kalimantan Timur 32 7 39 Sulawesi Utara 9 48 Sulawesi Tengah 56 26 Sulawesi Selatan 84 68 81 17 85 104 81,73 27 Sulawesi Tenggara 40 53 42,00 28 Gorontalo 34 8 63 54,76 29 Sulawesi Barat 33 Maluku 1 69,23 Maluku Utara Papua 31,03 Papua Barat 16 94 4 3 90,00 Jumlah 1.615 1.216 75,29 335 250 74,63 1.950 1.466 75,18 Keterangan : - Kep. Riau tidak dialokasikan SLPHT - data s.d. 29 Agustus 2012
24
Pendidikan : SD, SLTP, dan SLTA Komp. Gender : 21 orang laki-laki,
Lampiran 5. Monitoring SLPHT di Kelompok Tani Siap Membangun, Desa Saharai, Kec. Rantau Badau, Kab. Barito Kuala, Kalimantan Selatan pada tanggal, 26 April 2012 Pertemuan : ke-4 Usia Peserta : 20 – 40 tahun Pendidikan : SD, SLTP, dan SLTA Komp. Gender : 21 orang laki-laki, 4 orang perempuan Tingkat kehadiran : 96 % Waktu belajar : – 12.00 07.00 – pengamatan agro-ekosistem (ae) 19.00 – menggambar hasil pengamatan ae 10.00 – diskusi kelompok kecil untuk persentasi 10.30 – presentasi masing-masing kelompok Pengamatan agro-ekosistem Pertemuan ke-4 . Menggambar hasil pengamatan ae Pertemuan ke-4 Penjelasan Petugas Pusat Pertemuan ke-4 Penjelasan Petugas Provinsi Pertemuan ke-4
25
Kel. Tani Kelota Waluyo II, Desa Depok Rejo,
Moonitoring SLPHT Kel. Tani Kelota Waluyo II, Desa Depok Rejo, Kec. Trimurjo, Kab. Lampung Tengah Tanggal 14 Juni 2012 Pengamatan agro-ekosistem pertemuan ke-6 Pengamatan agro-ekosistem pertemuan ke-6 Menggambar hasil pengamatan agro-ekosistem
26
Suasana Field Day SLPHT
Monitoring SLPHT ke Kel. Tani Bawah Kubang, Nagari Padang Gantung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat Pada tanggal 3 Juli 2012 Suasana Field Day SLPHT
27
Pendidikan : SD, SLTP, dan SLTA Komp. Gender : 17 orang laki-laki,
Lampiran 5. Monitoring SLPHT di Kelompok Tani Rukun Sentosa, Desa P. Atas, Kec. Sambutan, Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada tanggal, 17 Juli 2012 Pertemuan : ke-9 Usia Peserta : 27 – 53 tahun Pendidikan : SD, SLTP, dan SLTA Komp. Gender : 17 orang laki-laki, 8 orang perempuan Tingkat kehadiran : 100 % Waktu belajar : – (jadwal standar) . Menggambar Hasil Pengamatan agro-ekosistem pertemuan ke-9 Pengamatan agro-ekosistem pertemuan ke-9
28
Sedang melakukan pengamatan Agroekosistem
Penjelasan petugas monev. pusat Presentasi hasil pengamatan ae Presentasi hasil pengamatan ae Sedang melakukan pengamatan Agroekosistem Peserta SLPHT
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.