Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehLucky Abadi Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
UPAYA PROMOSI KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
MARIYATUL QIBTIYAH AGESTY SUCIANINGTYAS SHARITA AULIA ROCHMI ANISA BALQIS HADIANA AYU IRLIANTI PUTRI ANGGITASARI ROMI DARMAWAN FEBRIAN RIZKY PRATAMA
2
Latar Belakang Inti dari upaya promosi kesehatan adalah perubahan perilaku, yaitu prilaku sehat. Sehat didefinisikan sebagai suatu keseimbangan berbaga lini dari hati, mental, psikis, sosial maupun fisik. Seperti yang disampaikan oleh Muhammad bin Abdullah, “Tidaklah aku diutus selain untuk menyempurnakan akhlaq“ (Muhammad: 571 M). Sebagai public health yang memperjuangkan tegaknya nilai kesehatan rupanya perlu bagi kita yang muslim untuk mengetahui perspektif islam atas upaya yang kita laksanakan.
3
Contoh saja bagaimana islam telah mengajarkan nilai-nilai kesehatan sebagai proyeksi dari nilai-nilai islam semenjak 14 abad yang silam oleh Muhammad bin Abdullah. Beliau pernah mengatakan “Jauhilah tempat-tempat yang menyebabkan laknat ketika buang hendak membuang air, yaitu di tempat-tempat air, di jalan raya, di tempat berteduh.” Sekarang perhatikan bagaimana ilmu kesehatan kini mengiyakan apa yang disampaikan Muhammad 14 abad silam yaitu anjuran dan upaya kesehatan untuk mengarahkan masyarakat untuk tidak membuang air besar di tempat-tempat air misalnya di sungai, rawa ataupun di jalan raya maupun di bawah pohon untuk membuangnya ke tempat yang semestinya yaitu jamban.
4
Upaya ini mulai digencarkan pada abad ke-19 melalui sosialisasi, promosi, program kesehatan, seminar, dan sebagainya. Ini hanya berkaitan dengan buang air besar, dan banyak lagi aturan Islam yang berkaitan dengan kesehatan. Oleh sebab itu kita perlu menganalisis bagaimana upaya promosi kesehatan dalam perspektif islam.
5
Definisi Promosi Kesehatan
Istilah Promosi Kesehatan dicetuskan di Ottawa, Canada pada tahun 1986. Oleh WHO promosi kesehatan didefinisikan sebagai: “The process of enabling people to control over and improve their health (proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya)”.
6
Definisi Sehat menurut WHO dan Islam
Dalam UU nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan definisi kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. WHO menyatakan sehat adalah sesuatu keadaan jasmaniah, mental dan sosial yang baik, tidak hanya tidak berpenyakit atau cacat (Health is state of complete physical, mental and social well being, not merely the absence of disease of infirmity).
7
Definisi ini tetap dipergunakan, sampai mengalami revisi pada konferensi dunia di Bangkok pada bulan Agustus 2005, menjadi: “Health promotion is the process of enabling people to increase control over their health and its determinants, and thereby improve their health” (dimuat dalam The Bangkok Charter). Pada tahun 1983 MUI dalam Musyawarah Nasional merumuskan kesehatan sebagai ketahanan jasmani, ruhaniah dan sosial yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan (tuntunanNya) dan memelihara dan mengembangkannya.
8
Dalam literatur islam, paling tidak ada dua istilah yang digunakan untuk menunjuk tentang pentingnya kesehatan dalam pandangan Islam. Pertama, kata kesehatan terambil dari kata sihat. Kedua, kata ‘afiat. Dalam kamus bahasa arab, kata ‘afiat diartikan sebagai perlindungan Allah untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan musibah-Nya. Dalam pengertian ini, kata ‘afiat menegaskan adanya makna berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya.
9
Kesehatan dalam Al-Qur’an dan Hadist
Dalam Islam, kesehatan termasuk hal utama. Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa banyak ayat Al-Qur’an dan hadist yang berkaitan dengan kesehatan. Salah satu contohnya adalah wahyu kedua yang dibawakan Jibril, yaitu Ayat 1-5 Surat Al Mudatstsir. Wahyu tersebut belum mengenai shalat, puasa dan zakat, tetapi perintah untuk berdakwah dan mengenai kesucian (kebersihan) dan menjauhi kekotoran.
10
Pada ayat di atas tampak bahwa kebersihan menjadi pangkal kesehatan
Pada ayat di atas tampak bahwa kebersihan menjadi pangkal kesehatan. Ilmu kesehatan modern tetap berpendirian bahwa kebersihan merupakan pangkal kesehatan. Tidaklah heran kalau kebersihan umumnya merupakan salah satu kewajiban yang selalu diperintahkan Nabi Muhammad SAW kepada para pengikutnya dan dijadikan sendi dasar dalam kehidupan sehari-hari. Selain ayat terdahulu di atas, masalah kesehatan, khususnya tentang kebersihan juga disebutkan dalam QS AL-Baqarah ayat 222.
11
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haid itu adalah kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri”. Aturan mengenai kebersihan cukup lengkap terdapat dalam Al-Qur’an, misalnya setiap berwudlu saat akan melakukan shalat. Al-Qur’an mewajibkan ummat Islam mandi pada waktu tertentu, misal pada keadaan junub. Al-Qur’an juga mengharamkan minuman dan makanan yang kotor dan berbahaya (QS Al-A’raaf: 157 dan Al A’laa:14).
12
Al-Qur’an menyebut beberapa penyakit wabah, misalnya musnahnya kaum Tsamud yang ingkar kepada Nabi Allah. Juga wabah yang menimpa tentara Thalut yang melanggar perintah panglimanya. Wabah yang menimpa tentara gajah Kristen saat hendak menghancurkan Ka’bah. Sementara dalam hadits lebih banyak lagi dijumpai peraturan-peraturan kesehatan. Salah satu sabda Nabi SAW yang terkenal adalah “Annadha fatu minal iiman” yang berarti bahwa “Kebersihan itu adalah sebagian dari pada iman. Hadist lain menyatkana bahwa “orang mukmin yang kuat lebih disukai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah.” Ajaran kesehatan Nabi SAW yang lain adalah khitan sangat sesuai dengan kebersihan dan kesehatan. Mengurus mayat menurut hukum Islam juga sesuai dengan kebersihan. Juga tentang pemberantasan penyakit menular telah diatur lengkap dalam hadist.
13
Promosi Kesehatan dalam Perspektif Islam
Salah satu metode promosi kesehatan dalam Islam adalah penyampaian ajakan hidup sehat melalui dakwah yang dilakukan oleh para muballigh. Hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S. Ali Imran 104 yang berarti “Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” Promosi kesehatan merupakan suatu seruan untuk melakukan kebajikan, karena kesehatan juga merupakan hal dasar yang harus dimiliki seseorang agar bisa melakukan ibadah kepada Allah dengan baik. Hal ini juga sesuai dengan hadist nabi yang bermakna “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat.”
14
Promosi kesehatan bukan hanya sekedar pendidikan atau penyuluhan kesehatan saja, tetapi juga merupakan suatu proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Berikut adalah tuntunan kesehatan yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits dalam upaya menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat yang dianjurkan oleh Islam:
15
Personal hygiene and sanitation (kebersihan perorangan dan kesehatan lingkungan)
Epidemiologi (preventif penyakit menular) melalui karantina. Nutrition (Kesehatan makanan) Menu makanan yang berfaedah terhadap kesehatan jasmani Tata makanan Mengharamkan segala sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan
16
Sex hygiene (kesehatan seks)
Mental dan psychic hygiene (Kesehatan mental dan jasmani) Olah raga Occupational medicine (Kesehatan kerja) Maternal and child health (Kesehatan ibu dan anak)
17
شكرا جزيلا
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.