Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PETA KERAWANAN PANGAN FOOD INSECURITY ATLAS (FIA) PROVINSI JAWA TIMUR

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PETA KERAWANAN PANGAN FOOD INSECURITY ATLAS (FIA) PROVINSI JAWA TIMUR"— Transcript presentasi:

1 PETA KERAWANAN PANGAN FOOD INSECURITY ATLAS (FIA) PROVINSI JAWA TIMUR

2 PEMETAAN KERAWANAN PANGAN
Bukan dimaksudkan untuk memotret kinerja wilayah menyediakan informasi bagi para pengambil kebijakan di tingkat wilayah : untuk mampu menghasilkan perencanaan yang lebih baik membantu perencanaan antisipasi bencana, persiapan dan usaha untuk mengatasinya secara lebih tepat

3 TUJUAN PEMETAAN KERAWANAN PANGAN
Fokus titik-titik rawan pangan di tingkat kabupaten Mengidentifikasi penyebab kerawanan pangan di setiap kabupaten Strategi yang tepat mengatasi kerawanan pangan sesuai dengan faktor penyebabnya Monitoring dan evaluasi untuk tindak lanjut kegiatan Kabupaten dapat lebis spesifik membuat peta rawan pangan sampai level kecamatan dan/ desa

4 Kaitan antara Perbaikan Gizi, Peningkatan SDM dan Kemiskinan
Kemiskinan kurang Ekonomi Meningkat Akses pangan, gizi dan kesehatan meningkat Peningkatan Produktivitas Perbaikan Gizi, Tumbuh kembang fisik dan mental anak Investasi sektor sosial (Gizi, Kes, Pendidikan) Peningkatan Kualitas SDM Investasi sektor ekonomi Sumber: Modifikasi dari Martorell 1992

5 KEMISKINAN, PENDIDIKAN RENDAH, KETERSEDIANAN PANGAN
GIZI BURUK UNICEF, 1998 Akses Pangan Rumah Tangga Perilaku/asuhan Ibu dan Anak Akses kesehatan Rumah tangga KEMISKINAN, PENDIDIKAN RENDAH, KETERSEDIANAN PANGAN KESEMPATAN KERJA, PELAYANAN PENDIDIKAN & KESEHATAN, INFRASTRUKTUR PEDESAAN,

6 Kerentanan thd bencana
Konsep Analisisis Kerawanan Pangan Ketersedian pangan Akses pangan Kesehatan dan gizi Kerentanan thd bencana

7 (Perempuan buta huruf)
Indikator Yang Digunakan Ketersediaan Pangan Ketersedian pangan rumah tangga (1) Pendidikan (Perempuan buta huruf) (7) Akses penghubung (3) Akses pangan rumah tangga KERAWANAN PANGAN Pendapatan dan kesempatan kerja (2) Akses Listrik (4) Kesehatan dan gizi rumah tangga Pelayanan Kesehatan (pusekesmas 10) Harapan hidup (5) Berat badan balita (6) Kematian bayi (8) Prasarana Air bersih (9)

8 UKURAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA
ANGKA KECUKUPAN ENERGI ; Kkal /KAPITA/HARI POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

9 Kerentanan terhadap bencana ( kerawanan pangan sementara)
Indikator FIA Kerentanan terhadap bencana ( kerawanan pangan sementara) Kerawanan kronis 10 Indikator Kerawanan Pangan Kronis: Aspek ketersediaan: konsumsi normatif Aspek Akses pangan dan mata pencaharian: KK miskin, tidak akses listrik, Desa yang tidak dilalui kendaraan roda empat Aspek kesehatan dan gizi: wanita buta huruf, umur harapan hidup, bayi kurang gizi, tingkat kematian bayi, pddk tinggal >5km dari puskesmas 4 Indikator Kerawanan Pangan Sementara (transien) persentase daerah berhutan persentasi daerah puso Daerah rawan longsor dan banjir penyimpangan curah hujan

10 Indikator FIA dan Pengukuran
Kategori Indicator Definisi dan perhitungan Sumber data Ketersediaan Pangan konsumsi normative per kapita terhadap rasio ketersdiaan bersih padi +jagung +ubi kayu+ubi jalar data rata-rata bersih tiga tahun padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar pada tingkat kabupaten dihitung dengan menggunakan factor konversi standar. Kemudian dihitung total produksi serealia yang layak dikonsumsi ketersediaan bersih serealia per kapita dihitung dengan membagi total ketersediaan serealia kabupaten dengan jumlah populasinya data bersih serealia dari perdagangan dan impor tidak diperhitungkan karena data tidak tersedia di tingkat kabupaten konsumsi normative serealia/hari/kapita adalah 300 gram/orang/hari kemudian dihitung rasio konsumsi normative perkapita terhadap ketersediaan bersih serealia perkapita. Rasio lebih besar dari 1 menunjukkan daerah defisit pangan dan daerah dengan rasio lebih kecil dari 1 adalah surplus untuk produksi serealia. Badan Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten Akses Pangan dan Mata Pencaharian persentasi penduduk hidup di bawah garis kemiskinan persentase desa yang tidak memiliki akses penghubung yang memadai persentase penduduk tanpa akses listrik Nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi standar minimum kebutuhan-kebutuhan konsumsi pangan dan non pangan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk hidup secara layak Lalu lintas antar desa yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat Persentase rumah tangga yang tidak mempunyai akses thdp listrik PLN dan/atau non PLN misalnya generator dan diesel Data dan informasi Kemiskinan, BPS PODES, BPS

11 Indikator FIA dan Pengukuran (lanjutan)
Kategori Indicator Definisi dan perhitungan Sumber data Kesehatan dan Gizi Angka harapan hidup pada saat lahir Berat badan balita di bawah standar Perempuan buta huruf Angka kematian bayi penduduk tanpa akses ke air bersih persentase penduduk yang tinggal lebih dari 5 km dari puskesmas Perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur Anak di bawah lima tahun yang berat badannya kurang dari 2 Standard Deviasi (-2 SD) dari berat badan normal pada usia dan jenis kelamin tertentu (standard WHO-NCHS) Persentase perempuan di atas 15 tahun yang tidak dapat membaca atau menulis Jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 12 bulan per 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu Persentase rumah tangga yang tidak menggunakan air minum yang berasal dari air mineral,air leding/PAM,pompa air, sumur atau mata air terlindung Persentase rumah tangga yang tinggal pada jarak lebih dari 5 km dari fasilitas kesehatan (rumah sakit,klinik,puskesmas, dokter, juru rawat, bidan yang terlatih, paramedic , dsb Data dan informasi Kemiskinan,BPS Data &informasi BPS dan UNDP

12 Indikator FIA dan Pengukuran (lanjutan)
Kerawanan Pangan Sementara (transien) persentase daerah berhutan persentasi daerah puso Daerah rawan longsor dan banjir Penyim-pangan curah hujan Persentase dari daerah geografis yang tidak memiliki hutan Persentase dari daerah ditanami padi yang rusak akibat kekeringan, banjir dan serangan hama Daerah rawan banjir Data rata-rata curah hujan Selisih persentase antara 10th dan 30 th kemudian dihitung Nilai negatif menunjukkan akumulasi curah hujan yg lbh sdkt selama 10 thn Dinas Kehutanan BKP Provinsi Departemen PU Badan Meteorologi Geofisika

13

14 Kelompok prioritas 1 (warna merah tua) tidak berarti bahwa semua penduduknya berada dalam kondisi rawan pangan. Kelompok prioritas 6 (warna hijau tua) tidak berarti bahwa semua penduduknya mengalami cukup pangan.

15 Kabupaten : Sampang, Bangkalan, Sumenep, Pamekasan, Bondowoso, Probolinggo, Situbondo, Jember

16 KABUPATEN RAWAN PANGAN DI JAWA TIMUR
Kabupaten Sampang Kabupaten Bangkalan Kabupaten Sumenep Kabupaten Pamekasan Kabupaten Bondowoso Kabupaten Probolinggo Kabupaten Situbondo Kabupaten Jember

17 Ketersediaan pangan

18 Persentase penduduk dibawah garis kemiskinan

19 Persentase penduduk tanpa akses listrik

20 Lalu lintas desa yang tidak bisa dilalui roda empat (%desa )

21 Persentase wanita >15 th yang buta huruf

22 Harapan hidup (tahun)

23 Persentase balita yang berat badannya di bawah standar

24 Angka kematian bayi

25 Persentase penduduk yang tidak dapat akses air bersih

26 Persentase penduduk yang tinggal > 5 km dari puskesmas

27 Penghitungan Indeks FIA
Untuk menentukan nilai akan dilakukan dengan menghitung indeks dimana rumus indeks adalah : Indeks = Dimana : = nilai ke – j dari inidkator ke i “min” dan “max” = nilai minimum dan maksimum dari indikator tersebut Selanjutnya indeks komposit diperoleh dihitung dengan cara sebagai berikut : = 1/4 Indeks Gabungan Kerawanan Pangan = Indeks Ketersediaan Pangan = Indeks Akses Pangan dan Mata Pencaharian = Indeks Kesehatan dan Gizi = Indeks Kerawanan Pangan sementara n = Jumlah indikator

28 Penghitungan Indeks FIA
Dalam penentuan suatu wilayah termasuk kategori ketahanan pangan yang mana, maka setelah didapatkan indeks komposit semua aspek dapat dilihat range indeksnya yaitu : > 0,8 sangat rawan pangan 0,64 - < 0,8 rawan pangan 0,48 - < 0,64 agak rawan pangan 0,32 - < 0,48 cukup tahan pangan 0,16 - < 0,32 tahan pangan < 0,16 sangat tahan pangan

29 Analisis Aspek Ketersediaan Pangan Tingkat Kabupaten Propinsi Jawa Timur
Indeks ketersediaan Kategori Pacitan 0.00 Sangat Tahan Ponorogo 0.03 Trenggalek 0.05 Tulungagung 0.18 Blitar 0.16 Kediri 0.14 Malang 0.19 Lumajang 0.10 Jember 0.15 Banyuwangi 0.13 Bondowoso 0.04 Situbondo 0.11 Probolinggo Pasuruan 0.12 Kabupaten Indeks ketersediaan Kategori Sidoarjo 1.00 Agak rawan Mojokerlo 0.20 Sangat Tahan Jombang 0.18 Nganjuk 0.11 Madiun 0.10 Magetan 0.14 Ngawi 0.05 Bojonegoro Tuban 0.07 Lamongan Gresik 0.19 Bangkalan 0.13 Sampang 0.06 Pamekasan 0.23 Sumenep

30 PETA KETERSEDIAAN PANGAN TINGKAT KABUPATEN PROPINSI JAWA TIMUR

31 Akses dan mata pencaharian
Analisis Aspek Akses Pangan dan Mata Pencaharian Tingkat Kabupaten Propinsi Jawa Timur Kabupaten % KK Miskin Desa Yg Tdk Bisa Dilalui Kendaraan roda 4 % Nonlistrik Indeks Gabungan Akses dan mata pencaharian Kategori Pacitan 24.98 0.45 8.48 0.44 Cukup Tahan Ponorogo 17.76 0.61 2.49 Trenggalek 24.12 0.70 1.64 0.34 Tulungagung 16.7 1.23 2.41 0.32 Tahan Blitar 17.19 0.80 2.2 0.33 Kediri 19.62 0.97 1.12 0.26 Malang 18.24 0.58 3.04 0.25 Lumajang 19.77 6.22 0.35 Cukup Tahan Jember 19.76 0.62 5.36 Banyuwangi 17.85 0.47 1.3 0.29 Bondowoso 25.43 0.82 6.46 0.59 Rawan Situbondo 20.57 0.83 1.79 0.43 Probolinggo 25.29 0.68 6.42 0.57 Pasuruan 20.51 1.07 1.56

32 Analisis Aspek Akses Pangan dan Mata Pencaharian Tingkat Kabupaten Propinsi Jawa Timur (lanjutan)
% KKMiskin Desa Yg Tdk Bisa Dilalui Kendaraan roda 4 % Nonlistrik Indeks Gabungan Akses dan mata pencaharian Kategori Sidoarjo 13.01 2.17 0.67 0.13 Sangat Tahan Mojokerlo 17.18 1.07 0.86 0.20 Sangat Tahan Jombang 24.57 0.95 0.49 0.25 Tahan Nganjuk 23.53 0.92 0.73 0.29 Madiun 24.46 0.81 2.56 0.32 Cukup Tahan Magetan 17.39 0.77 1.92 0.26 Ngawi 25.17 0.44 1.83 Bojonegoro 28.12 0.27 2.76 0.31 Tuban 29.1 0.39 4.31 Lamongan 27.81 0.21 Gresik 23.2 0.76 0.16 Bangkalan 32.35 0.54 18.5 0.66 Sangat Rawan Sampang 39.41 0.48 21.01 0.79 Pamekasan 33.93 0.59 Rawan Sumenep 29.15 22.06 0.61

33 PETA AKSES PANGAN DAN MATA PENCAHARIAN
TINGKAT KABUPATEN PROPINSI JAWA TIMUR

34 Analisis Aspek Kesehatan dan Gizi Tingkat Kabupaten Propinsi Jawa Timur
Wanita Buta Huruf Jarak dengan Fas Kes Akses Air Brsh U Hrp Hdp Bayi < Gizi IMR Indeks Gabungan Kategori Pacitan 23.07 27.3 36.60 70 13.2 29.20 0.37 Cukup Tahan Ponorogo 27.21 30.1 33.30 66.9 17.3 40.50 0.41 Cukup Tahan Trenggalek 16.14 26.4 38.50 69.8 21.7 30.60 0.34 Tulungagung 15.26 18.3 35.20 70.3 17.14 27.70 0.31 Tahan Blitar 18.9 25.1 39.90 68.9 21 32.90 0.38 Kediri 16.8 24.3 41.10 68.1 17.4 0.33 Malang 17.68 30.4 36.40 66.6 25.4 43.00 0.47 Lumajang 24.24 34.70 65.1 23 48.30 Jember 26.21 28.4 46.50 59.9 30.2 72.10 0.49 Agak Rawan Banyuwangi 22.26 18.5 52.80 64.5 26 50.80 0.43 Agak Tahan Bondowoso 43.53 37.3 58.00 59 35.1 74.90 0.66 Rawan Situbondo 39.25 36 58.20 61.5 28.6 63.30 0.60 Probolinggo 31.11 28.8 42.90 59.3 37.8 73.50 0.52 Pasuruan 16.47 30.9 52.70 20.9 63.70 0.39

35 Analisis Aspek Kesehatan dan Gizi Tingkat Kabupaten Propinsi Jawa Timur (lanjutan)
Wanita Buta Huruf Jarak dengan Fas Kes Akses Air Brsh U mur Hrp dp Bayi < Gizi IMR Indeks Gabungan Kategori Sidoarjo 5.36 9.3 24.00 68.2 14.4 36.30 0.17 Tahan Mojokerlo 13.67 6.7 41.80 68.1 13.7 35.80 0.28 Jombang 15.03 13.3 42.20 66.9 28 41.90 0.32 Cukup Tahan Nganjuk 18.63 38.5 32.40 67.2 20.2 39.50 0.37 Cukup Tahan Madiun 22.46 13.2 41.10 67.3 24.6 38.80 0.36 Magetan 17.78 21.2 11.10 69.9 24.1 29.90 0.29 Ngawi 27.36 24.4 31.80 28.2 40.20 0.44 Bojonegoro 26.15 29.3 32.80 65.6 46.00 0.43 Tuban 28.08 19.3 65.9 32.4 44.70 0.46 Lamongan 21.41 42.8 33.40 66.5 23.7 0.42 Gresik 11.79 13.6 35.90 26.9 Bangkalan 30.01 52.4 27.80 61.4 50.7 63.80 0.58 Rawan Sampang 49.59 45.8 29.60 57.5 36.5 82.10 0.70 Pamekasan 30.26 37.10 61.7 50.5 62.80 0.54 Sumenep 36.32 35.2 61.2 38.3 66.60 0.60

36 PETA KESEHATAN DAN GIZI TINGKAT KABUPATEN PROPINSI JAWA TIMUR

37 Analisis Aspek Kerawanan Pangan Sementara (transien) Tingkat Kabupaten Propinsi Jawa Timur
% Hutan Rawan banjiir Puso Curah Hujan Indeks gabungan Kategori Pacitan 0.03 1.28 215.70 1,740 0.29 Tahan Ponorogo 1.33 0.13 98.40 1,565 0.21 Trenggalek 1.76 0.00 159.50 685 0.10 Sangat Tahan Tulungagung 97.00 1,859 Blitar 1.00 0.68 41.00 1,905 0.28 Kediri 0.65 0.26 2.00 1,408 0.15 Sangat Tahan Malang 3.49 0.64 689.00 2,525 0.56 Agak Rawan Lumajang 1.69 0.95 2,011 0.35 Cukup Tahan Jember 3.37 0.93 2,052 0.44 Banyuwangi 5.31 1.08 18.50 1,531 0.47 Cukup Tahan Bondowoso 1.72 1.26 5.60 1,880 0.37 Situbondo 2.35 1.54 10.00 903 Probolinggo 1.63 1.24 130.10 1,640 0.34 Pasuruan 0.84 0.17 1,097 0.11 Sangat Tahan

38 Kabupaten % Hutan Rawan banjiir Puso Curah Hujan Indeks gabungan
Analisis Aspek Kerawanan Pangan Sementara (transien) Tingkat Kabupaten Provinsi Jawa Timur (lanjutan) Kabupaten % Hutan Rawan banjiir Puso Curah Hujan Indeks gabungan Kategori Sidoarjo 0.00 94.00 1,817 0.16 Tahan Mojokerlo 0.86 0.04 201.00 1,851 0.23 Jombang 0.64 0.14 1,132 0.10 Sangat Tahan Nganjuk 1.47 35.00 1,876 0.24 Madiun 1.34 0.02 27.40 1,558 0.19 Magetan 0.17 28.00 1,826 Ngawi 1.61 560.00 1,888 0.32 Cukup Tahan Bojonegoro 2.64 0.13 2,141.00 1,741 0.53 Agak Rawan Tuban 1.48 2.56 321.50 1,736 0.50 Lamongan 0.96 0.09 8.00 1,547 Gresik 0.21 53.00 0.18 Bangkalan 0.28 193.00 1,734 0.20 Sampang 0.03 1.04 139.30 1,653 0.25 Pamekasan 0.56 1,625 Sumenep 1.17 0.83 1,472

39 PETA KERAWANAN PANGAN SEMENTARA (TRANSIENT) TINGKAT KABUPATEN PROPINSI JAWA TIMUR

40 Langkah-langkah Strategis
Pembuatan Peta rawan pangan sampai level kecamatan dan desa Pemantapan ketersediaan pangan yang disertai dengan peningkatan nilai tambah melalui penanganan pasca panen. Pengentasan kemiskinan melalui : Percepatan pembangunan infrastruktur publik bersifat padat tenaga kerja , Percepatan industrialisasi pedesaan dengan skala kecil dan rumah tangga, peningkatan layanan lembaga keuangan untuk pembiayaan usaha mikro, subsidi untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat miskin : pangan, kesehatan , pendidikan , dll Pengembangan prasarana dan sarana penting pedesaan (jalan, irigasi, listrik air minum, dsb) Peningkatan layanan kesehatan di pedesaan Revitalisasi kelembagaan pangan ,gizi dan kesehatan di pedesaan Pengelolaan sumberdaya alam Percepatan pembangunan daerah rawan pangan melalui program desa mandiri pangan

41 Mau ikutan memanen padi, he -3 . . ..

42 TERIMAKASIH Pangan adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar serta ketahanan pangan adalah benteng terakhir ketahanan nasional


Download ppt "PETA KERAWANAN PANGAN FOOD INSECURITY ATLAS (FIA) PROVINSI JAWA TIMUR"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google