Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Prinsip dasar pengolahan air
2
Humus Ca Pb KUALITAS AIR BAKU KUMAN KOLOID BENDA BESAR
ORGANIK TERLARUT Pb ANORGANIK TERLARUT Ca ENDAPAN
3
Prinsip Proses pengolahan
PENYARINGAN BENDA BESAR 1 PEMISAHAN ENDAPAN 2 PENAMBAHAN TAWAS 3 PENAMBAHAN KAPUR 4 PENGADUKAN CEPAT 5 PENGADUKAN LAMBAT 6 PEMISAHAN FLOK 7 PENYARINGAN PARTIKEL SISA 8 PENYERAPAN AKHIR 9 PENAMBAHAN DESINFEKTAN 10
4
PENYARINGAN BENDA BESAR
MEMISAHKAN BENDA-BENDA BERUKURAN BESAR YANG DAPAT MENGGANGGU UNIT PENJERNIHAN AIR SELANJUTNYA PENYARINGAN BENDA BESAR
5
PENYARINGAN BENDA BESAR
6
YANG TERJADI BENDA BESAR tertahan ANORGANIK TERLARUT lolos
Ca Pb Humus ENDAPAN lolos KOLOID lolos KUMAN lolos
7
YANG TERJADI SEMUA BENDA BESAR YANG MEMILIKI UKURAN > “W” AKAN TERTAHAN W
8
CONTOH UNIT PEMBERSIHAN BENDA BESAR SECARA MANUAL
SARINGAN BATANG MANUAL CONTOH UNIT
9
CONTOH UNIT PEMBERSIHAN BENDA BESAR MEMAKAI ALAT
SARINGAN BENDA BESAR KASAR SARINGAN BATANG MEKANIS CONTOH UNIT
10
SARINGAN BENDA BESAR HALUS
SARINGAN DRUM MEKANIS CONTOH UNIT
11
Humus Ca Pb YANG TERSISA KUMAN KOLOID BENDA BESAR ORGANIK TERLARUT
ENDAPAN BENDA BESAR Pb ANORGANIK TERLARUT Ca Humus ORGANIK TERLARUT
12
Humus Ca Pb YANG TERSISA KUMAN KOLOID ORGANIK TERLARUT
ENDAPAN Pb ANORGANIK TERLARUT Ca Humus ORGANIK TERLARUT
13
PEMISAHAN ENDAPAN MEMISAHKAN PARTIKEL ENDAPAN SECARA GRAVITASI
14
YANG TERJADI JIKA … ENDAPAN JATUH DENGAN SENDIRINYA KONDISI MENDUKUNG
Ca Pb Humus BERAT PARTIKEL CUKUP ENDAPAN JATUH DENGAN SENDIRINYA
15
JARAK JATUH DIPERKECIL
OPTIMASI SISTEM EFISIENSI TERGANTUNG CUKUPNYA WAKTU …. t1 t2 EFISIENSI MENINGKAT, JIKA … JARAK JATUH DIPERKECIL JARAK JATUH SEHINGGA t2 < t1
16
OPTIMASI SISTEM PRINSIP PERKECILAN JARAK JATUH DITERAPKAN DALAM …..
PENGENDAPAN PLATE SETTLER
17
TEMPAT PENGENDAPAN TANGKI PRA-SEDIMENTASI CONTOH UNIT
18
Humus Ca Pb YANG TERSISA KUMAN KOLOID ORGANIK TERLARUT
ENDAPAN Pb ANORGANIK TERLARUT Ca Humus ORGANIK TERLARUT
19
Humus Ca Pb YANG TERSISA KUMAN KOLOID ORGANIK TERLARUT
ANORGANIK TERLARUT Ca Humus ORGANIK TERLARUT
20
Koloid
21
Ukuran zat dan waktu pengendapannya
22
Karakteristik & Sifat Partikel Koloid
Asal: Partikel koloid dapat terbentuk karena proses penggerusan, misalnya erosi alami terhadap batu menghasilkan partikel lempung. Sifat: memiliki luas permukaan partikel koloid yang sangat besar; memiliki muatan listrik
23
Gerak Brown Partikel koloid dibombardir oleh molekul air, karena massanya yang kecil, koloid bergerak seperti orang mabuk Penemu : Mr. Brown (1827)
24
Efek Tyndal Koloid dapat memancarkan arah jalan cahaya
Pengukuran kekeruhan air (NTU) dilakukan berdasarkan pada efek ini.
25
Koloid biasanya bermuatan negatif dalam badan air alami
Dengan demikian partikel koloid bermuatan (–) dapat menarik ion bermuatan (+) Kita membedakan 2 kategori penyerapan muatan : primer & sekunder - Primer : Terikat kuat dan menjadi bagian dari partikel koloid - Sekunder : Berada di sekitar koloid Muatan – partikel koloid akan ternetralisasi sebagian oleh ion + yang terserap Konsep “ Electrical Double Layer”
26
STABILITAS KOLOID Stabilitas koloid tergantung pada muatan listriknya
Ada 2 gaya yang berperan : - gaya tolak menolak krn kesamaan muatan - gaya tarik menarik krn massa partikel (gaya van der waals). Semakin dekat semakin besar
27
KOAGULASI Proses Destabilisasi koloid dengan penambahan koagulan melalui pengadukan cepat hingga terbentuk mikroflok. FLOKULASI Proses pengadukan lambat untuk memberi waktu mikroflok bertumbukan dan bersatu membentuk makroflok.
28
Tujuan Flokulasi Membentuk flok yang lebih besar dari flok awal
29
Mekanisme destabilisasi
30
Bahan kimia untuk Proses Koagulasi-Flokulasi
Bahan kimia untuk koagulasi-flokulasi bisa dibagi dalam 3 kategori : Koagulan Koagulan/Flokulan pembantu Zat tambahan lainnya
31
Koagulan bahan kimia yang menyebabkan destabilisasi muatan negatif partikel di dalam suspensi. bahan ini merupakan donor muatan positif yang digunakan untuk mendestabilisasi muatan negatif partikel. dalam pengolahan air sering dipakai garam dari Aluminium, Al (III) atau garam besi (II) dan besi (III).
32
Jenis koagulan
33
Reaksi hidrolisa Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+ 1)
Jika alkalinitas dalam air cukup, maka terjadi reaksi : dengan CO32 CO32 + H+ HCO3 H2O ) dengan HCO3 HCO3 + H CO H2O ) Reaksi di atas menyebabkan pH air turun.
34
koagulan/flokulan pembantu
biasanya berupa polimer berbentuk pola kecil dinamik dengan ukuran beberapa ratus nanometer, bisa terlarut dalam air dengan BM antara 1000 – g/mol (dalam proses komersil sering kali sampai g/mol); berfungsi membantu pembentukan makroflok yang akan menahan abrasi setelah terjadi destabilisasi dan pembentukan mikroflok oleh koagulan.
35
MERUSAK KESTABILAN KOLOID SEHINGGA DAPAT BERDEKATAN SATU SAMA LAIN
PENAMBAHAN TAWAS
36
+ (SO4)2- Al(H2O6)3+ YANG TERJADI Al2(SO4)3 TAWAS =
MENGHADIRKAN ION POSITIF KUAT DALAM LARUTAN + Al(H2O6)3+ (SO4)2-
37
YANG TERJADI KOLOID SALING TOLAK TAWAS DICAMPUR FLOK KECIL TERBENTUK
38
+ + + CARA LAIN Fe(Cl3) {Al2(OH)nCl6-n}m BESI KLORIDA = PAC =
PENGGANTI TAWAS ………… Fe(Cl3) BESI KLORIDA = PAC = {Al2(OH)nCl6-n}m + +
39
ALAT PEMBUBUH SISTEM PEMBUBUHAN TAWAS CONTOH UNIT
40
Humus Ca Pb YANG TERSISA KUMAN KOLOID ORGANIK TERLARUT
ANORGANIK TERLARUT Ca Humus ORGANIK TERLARUT
41
Humus Ca Pb YANG TERSISA FLOK KECIL KUMAN ORGANIK TERLARUT
42
PENAMBAHAN KAPUR MENAIKKAN NILAI pH YANG TURUN AKIBAT PENAMBAHAN TAWAS
43
YANG TERJADI Al2(SO4)3 TAWAS = Al(H2O6)3+ (SO4)2- Ca(SO4) pH
44
YANG TERJADI Ca(OH)2 KAPUR = OH- Ca(SO4) pH
45
MANFAAT SAMPINGAN pH PENGHILANGAN KESADAHAN…. 10 6 7 9 8 11 12
Ca terlarut Mg terlarut Ca padatan Mg padatan
46
TANGKI PERSEDIAAN KAPUR
SISTEM PENJENUH KAPUR CONTOH UNIT
47
PENGADUKAN CEPAT MENYEBARKAN BAHAN KIMIA KE SELURUH BAGIAN TANGKI PENGADUK SECARA MERATA
48
YANG TERJADI + OH-
49
YANG TERJADI + OH-
50
YANG TERJADI + OH-
51
YANG TERJADI + OH-
52
YANG TERJADI + OH-
53
YANG TERJADI + OH-
54
YANG TERJADI
55
MESIN PENGADUK TANGKI PENGADUK CEPAT CONTOH UNIT
56
TERJUN DISEBABKAN BEDA TINGGI TANGKI TERJUNAN HIDROLIS CONTOH UNIT
57
PENGADUKAN LAMBAT MENGGUMPALKAN FLOK KECIL MENJADI BESAR
58
YANG TERJADI
59
YANG TERJADI
60
YANG TERJADI
61
YANG TERJADI
62
YANG TERJADI
63
YANG TERJADI
64
YANG TERJADI
65
OPTIMASI SISTEM POLIMER MENDEKAT FLOK MELEKAT GUMPALAN MEMBULAT
66
Zat Pemberat ( Weighing agent)
Digunakan jika kekeruhan air baku relatif rendah atau berwarna. Partikel-partikel suspensi yang ditambahkan akan menyebabkan tumbukan antar partikel, sehingga terjadi aglomerasi. Contoh: Tanah liat, Bentonit, Kaolin, Lumpur/sedimen dari sumber yang sama dengan air baku, karbon aktif (berfungsi juga sebagai adsorben pada pengolahan air berwarna)
67
ALAT PENGADUK TANGKI PENGADUK LAMBAT CONTOH UNIT
68
PEMISAHAN FLOK MEMISAHKAN FLOK BESAR YANG MENGGUMPAL SECARA GRAVITASI
69
YANG TERJADI APABILA … FLOK JATUH DENGAN SENDIRINYA
BERAT PARTIKEL SEMAKIN BESAR MAKA … Ca Pb Humus FLOK JATUH DENGAN SENDIRINYA
70
CARA LAIN MENABRAK MEMAKAI SELIMUT LUMPUR Ca Pb Humus PARTIKEL FLOK…..
AKAN DIDORONG SEHINGGA MENABRAK SELIMUT LUMPUR
71
CARA LAIN
72
CARA LAIN
73
CARA LAIN
74
CARA LAIN
75
CARA LAIN
76
CARA LAIN
77
ENDAPAN LUMPUR TANGKI SEDIMENTASI CONTOH UNIT
78
TANGKI PULSATOR AIR BERSIH SETELAH PEMISAHAN FLOK CONTOH UNIT
79
Humus Ca Pb YANG TERSISA FLOK KECIL KUMAN ORGANIK TERLARUT
80
YANG TERSISA KUMAN Humus ORGANIK TERLARUT
81
PENYARINGAN PARTIKEL SISA
MENYARING PARTIKEL SISA YANG TIDAK DAPAT MENGENDAP
82
YANG TERJADI PARTIKEL SISA TIDAK SEMUA FLOK AKAN MENGENDAP…… Humus
MENINGGALKAN PARTIKEL SISA SEHINGGA PERLU DIHILANGKAN Ca Pb
83
YANG TERJADI PARTIKEL SISA …….TERTAHAN DI PERMUKAAN LAPISAN PASIR
Humus
84
MANFAAT SAMPINGAN ORGANIK TERLARUT SEBAGIAN KUMAN …….TERTAHAN
DAN ORGANIK TERLARUT …….TERTAHAN DI PERMUKAAN LAPISAN PASIR Humus
85
YANG TERSISA KUMAN Humus ORGANIK TERLARUT
86
YANG TERSISA SEBAGIAN KUMAN Humus ORGANIK TERLARUT
87
AIR BERSIH YANG AKAN DISARING
TANGKI PENYARING CONTOH UNIT
88
TANGKI PENYARING SEDANG DICUCI
CONTOH UNIT
89
TANGKI PENYARING BERTEKANAN
CONTOH UNIT
90
PENYERAPAN AKHIR MENYERAP PARTIKEL ORGANIK TERLARUT YANG TERSISA
91
YANG TERJADI ORGANIK TERLARUT YANG TERSISA …….DISERAP OLEH
LAPISAN ARANG Humus Humus
92
YANG TERSISA SEBAGIAN KUMAN Humus ORGANIK TERLARUT
93
YANG TERSISA SEBAGIAN KUMAN
94
TANGKI KARBON AKTIF CONTOH UNIT
95
PENAMBAHAN KAPORIT MEMBUNUH KUMAN PATOGEN YANG TERSISA
96
YANG TERJADI Cl2 KUMAN DESINFEKTAN = YANG TERTINGGAL
…….DIHILANGKAN OLEH SENYAWA KHLOR
97
YANG TERJADI Cl2 KUMAN DESINFEKTAN = YANG TERTINGGAL
SENYAWA KHLOR KUMAN YANG TERTINGGAL …….DIHILANGKAN OLEH
98
YANG TERJADI Cl2 KUMAN DESINFEKTAN = YANG TERTINGGAL
SENYAWA KHLOR KUMAN YANG TERTINGGAL …….DIHILANGKAN OLEH
99
YANG TERJADI Cl2 KUMAN DESINFEKTAN = YANG TERTINGGAL
SENYAWA KHLOR KUMAN YANG TERTINGGAL …….DIHILANGKAN OLEH
100
YANG TERJADI Cl2 KUMAN DESINFEKTAN = YANG TERTINGGAL
SENYAWA KHLOR KUMAN YANG TERTINGGAL …….DIHILANGKAN OLEH
101
YANG TERJADI Cl2 KUMAN DESINFEKTAN = YANG TERTINGGAL
SENYAWA KHLOR KUMAN YANG TERTINGGAL …….DIHILANGKAN OLEH
102
YANG TERSISA KUMAN SEBAGIAN
103
YANG TERSISA
104
ALAT PEMBUBUH PEMBUBUH KAPORIT CONTOH UNIT
105
DIAGRAM ALIR KEGIATAN PENJERNIHAN AIR
106
TAHAPAN PENGOLAHAN AIR
ORGANIK ANORGANIK AIR BAKU ORGANIK ANORGANIK ORGANIK ANORGANIK PENYARINGAN BENDA BESAR PEMISAHAN ENDAPAN PENAMBAHAN TAWAS ORGANIK PENGADUKAN LAMBAT PENGADUKAN CEPAT PENAMBAHAN KAPUR PEMISAHAN FLOK PENYARINGAN PARTIKEL SISA AIR BERSIH PENAMBAHAN DESINFEKTAN PENYERAPAN AKHIR TAHAPAN PENGOLAHAN AIR
107
penerapan teknologi dalam
pengolahan air
108
INSTALASI PRODUKSI UMUM
109
UNIT PROSES YANG DIGUNAKAN
PENYERAPAN AKHIR PENAMBAHAN TAWAS PENYARINGAN PARTIKEL SISA PENAMBAHAN KAPUR PENGADUKAN LAMBAT PEMISAHAN FLOK PENAMBAHAN DESINFEKTAN PEMISAHAN ENDAPAN PENYARINGAN BENDA BESAR PENGADUKAN CEPAT SARINGAN BATANG SARINGAN KASAR MEKANIS SARINGAN HALUS PENGENDAP PASIR TANGKI PLATE-SETTLER TANGKI PRA-SEDIMENTASI PPBK TAWAS PPBK PAC PPBK POLIMER PPBK KAPUR GRAVITASI PPBK KAPUR MEKANIS PENGADUK LAMBAT HIDROLIS PENGADUK CEPAT HIDROLIS PENGADUK LAMBAT MEKANIS PENGADUK CEPAT MEKANIS UNIT AKSELERATOR UNIT KLORINASI UNIT KARBON ADSORPSI SARINGAN PASIR CEPAT SARINGAN PASIR LAMBAT PENGENDAP TABUNG UNIT OZONASI UNIT PENUKAR ION SARINGAN PASIR BERTEKANAN UNIT ULTRAVIOLET TANGKI SEDIMENTASI TANGKI PULSATOR UNIT PROSES YANG DIGUNAKAN
110
TANGKI PRA-SEDIMENTASI PENGADUK LAMBAT MEKANIS PENGADUK CEPAT MEKANIS
ORGANIK ANORGANIK AIR BAKU SARINGAN BATANG TANGKI PRA-SEDIMENTASI UNIT KLORINASI PPBK KAPUR MEKANIS PPBK TAWAS PPBK KAPUR MEKANIS PPBK TAWAS PENGADUK LAMBAT MEKANIS PENGADUK CEPAT MEKANIS TANGKI SEDIMENTASI UNIT KLORINASI AIR BERSIH SARINGAN PASIR CEPAT INSTALASI PRODUKSI UMUM
111
TANGKI PRA-SEDIMENTASI PENGADUK CEPAT MEKANIS PENGADUK LAMBAT MEKANIS
UNIT KLORINASI PPBK KAPUR MEKANIS PPBK TAWAS SARINGAN BATANG TANGKI PRA-SEDIMENTASI PENGADUK CEPAT MEKANIS TANGKI SEDIMENTASI SARINGAN PASIR CEPAT PENGADUK LAMBAT MEKANIS AIR BERSIH INSTALASI PRODUKSI UMUM
112
INSTALASI PRODUKSI UMUM
TANGKI SEDIMENTASI SARINGAN PASIR CEPAT PENGADUK CEPAT HIDROLIS PENGADUK LAMBAT MEKANIS SARINGAN BATANG SARINGAN KASAR MEKANIS SARINGAN HALUS PPBK KAPUR MEKANIS UNIT KLORINASI PPBK TAWAS PPBK PAC TANGKI PRA-SEDIMENTASI INSTALASI PRODUKSI UMUM
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.