Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ILMU NUTRISI UNGGAS (Lanjutan)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ILMU NUTRISI UNGGAS (Lanjutan)"— Transcript presentasi:

1 ILMU NUTRISI UNGGAS (Lanjutan)
KEBUTUHAN ZAT-ZAT MAKANAN AYAM PETELUR PERIODE PERTUMBUHAN DAN BERTELUR Oleh: PROF. DR. YOSE RIZAL PROGRAM STUDI ILMU TERNAK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS 5 April 2017 Workshop Pengembangan Sumber Daya Manusia Tenaga Akademik Berbasis Kompetensi

2 PENDAHULUAN pemeliharaan ayam petelur yaitu terjadinya cepat
1. Permasalahan yang sering dihadapi pada pemeliharaan ayam petelur yaitu terjadinya cepat dewasa kelamin yang menyebabkan ukuran telur menjadi kecil seperti pada tabel berikut. TABEL. Umur dewasa kelamin dan produksi & ukuran telur Umur Dewasa Kelamin Produksi Telur (%) Ukuran Telur (% large) 18–20 minggu 35 minggu 30 minggu 63 minggu 15 minggu 18 minggu 21 minggu 32.0 12.0 92 91 17 21 37 44 65 69 5 April 2017

3 Berat Badan Pada Umur 18 Minggu
2. Dewasa ini ukuran tubuh (BB) lebih penting dari pada umur untuk mulai bertelur dalam menentukan ukuran telur awal pada ayam petelur seperti pada tabel berikut. TABEL. Pengaruh berat badan terhadap ukuran telur awal. Berat Badan Pada Umur 18 Minggu (g) Berat Telur Awal 1100 1200 1280 1380 46.9a 48.4b 48.8bc 49.7c 5 April 2017

4 3. Walaupun zat-zat makanan seperti protein, metionin dan asam linoleat dapat mempengaruhi ukuran telur, tetapi zat-zat makanan ini hanya sedikit pengaruhnya terhadap berat telur awal. 4. Frame size (ukuran kerangka) berkembang lebih awal dan dapat dicapai pada umur minggu pada 90% ayam. 5 April 2017

5 5. Frame size ini juga dipakai sebagai indikator dalam produksi telur
5. Frame size ini juga dipakai sebagai indikator dalam produksi telur. Akan tetapi, agak sulit untuk mendapatkan ayam dara dengan berat badan di bawah target frame size dan sebaliknya melalui modifikasi terhadap ransum yang diberikan. 6. Hubungan antara berat badan dan ukuran shank pada ayam petelur juga sangat komplikasi karena ukuran shank ini juga dipengaruhi oleh suhu lingkungan terlepas dari pengaruh makanan seperti pada tabel berikut. 5 April 2017

6 Intake Zat Makanan Sampai Umur 98 Hari Panjang Shank Umur 98 Hari
TABEL. Berat badan, intake zat makanan dan panjang shank pada Leghorn dara yang dipelihara pada suhu 18 dan 30 oC Berat Badan (g) Intake Zat Makanan Sampai Umur 98 Hari Panjang Shank Umur 98 Hari 28 hari 56 hari 98 hari Energi (Mkal ME) Protein (kg) cm Cm/kg BB ME 2500 kkal/kg ransum 18 oC 240 601 1145a 13.6a 0.89a 9.96b 8.70 30 oC 234 591 1049b 11.1b 0.73b 10.08a 9.61 NS ** ME 3000 kkal/kg ransum 260a 650a 1173a 14.7a 0.80a 9.94b 8.47 247b 559b 1002b 11.2b 0.61b 10.07a 10.05 5 April 2017

7 7. Ayam yang cepat dewasa kelamin berat badannya waktu mencapai dewasa kelamin hampir sama dengan ayam yang lambat dewasa kelamin. 8. Ayam yang lambat dewasa kelamin berat badannya lebih rendah dari pada ayam yang cepat dewasa kelamin pada umur yang sama ketika ayam yang cepat dewasa kelamin mencapai dewasa kelamin. 5 April 2017

8 9. Pada hewan mamalia ada hubungan antara umur dewasa kelamin dengan kandungan lemak tubuh, sedangkan pada unggas tidak. 10. Intake energi merupakan faktor pembatas pada laju pertumbuhan ayam petelur dara karena ayam dara ini mengkonsumsi energi dalam jumlah yang sama walaupun kandungan energi dan protein ransum berbeda-beda seperti pada tabel berikut. 5 April 2017

9 Energi-Protein Ransum Berat Badan Umur 15 minggu (g)
TABEL. Intake energi ayam dara yang sedang tumbuh (8-15 minggu) Energi-Protein Ransum Berat Badan Umur 15 minggu (g) Intake Energi (Mkal) Intake Protein (g) kkal – 14% PK kkal – 24% PK kkal – 20% PK 1272 1267 1291 9.77 9.17 9.51 464c 718a 597b 5 April 2017

10 Berat Badan Umur 20 minggu (g) Intake Protein 0-20 minggu (kg)
1 TABEL. Pengaruh level protein terhadap pertumbuhan dan intake zat-zat makanan pada ayam dara (0-20 minggu) Protein Ransum Berat Badan Umur 20 minggu (g) Intake Energi 0-20 minggu (Mkal) Intake Protein 0-20 minggu (kg) 15% 16% 17% 18% 19% 20% 1445 1459 1423 1427 1444 1480 24.3 22.9 22.0 23.0 1.28d 1.37cd 1.39c 1.53b 1.62a 5 April 2017

11 Berat Badan Umur 20 minggu (g) Intake Protein 0-20 minggu (kg)
TABEL. Pengaruh level energi terhadap pertumbuhan dan intake zat-zat makanan pada ayam dara (0-20 minggu) pada level PK 18% Energi Ransum (kkal ME/kg) Berat Badan Umur 20 minggu (g) Intake Energi 0-20 minggu (Mkal) Intake Protein 0-20 minggu (kg) 2650 2750 2850 2950 3050 3150 1320c 1378bc 1422ab 1489a 1468a 20.6c 21.0bc 21.8ab 22.1ab 21.4abc 22.5a 1.40a 1.37a 1.35ab 1.26c 1.29bc 5 April 2017

12 PENINGKATAN INTAKE ZAT MAKANAN PADA AYAM PETELUR DARA
1. Untuk memaksimumkan intake zat makanan pada ayam petelur dara, ransum yang diberikan mengandung 16-18% PK, metionin 2% dari PK, lisin 5% dari PK dengan tingkat energi kkal/kg. 2. Pada daerah tropis ransum dengan energi seperti di atas tidak sesuai seperti terlihat pada tabel berikut. 5 April 2017

13 Total Intake Makanan (g)
TABEL. Pengaruh level energi terhadap pertumbuhan dan intake zat-zat makanan ayam dara umur 18 minggu pada suhu 18 dan 30 oC BB Umur 126 hari (g) Total Intake Makanan (g) Intake Energi (Mkal) Intake Protein (g) Suhu 18 oC kkal ME/kg kkal ME/kg 1398 1434 7.99 6.98 20.04 21.07 1330 1160 Suhu 30 oC 1266 1218 6.05 5.19 15.17 15.69 1010 870 5 April 2017

14 energi tinggi tidak sesuai untuk daerah tropis
3. Dengan demikian pemberian ransum dengan energi tinggi tidak sesuai untuk daerah tropis karena konsumsi ransum di daerah tropis lebih rendah. Jika energi ransum tinggi akan menambah penurunan intake makanan, sehingga intake protein juga turun. 5 April 2017

15 PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN PADA AYAM PETELUR DARA
1. Konsep dalam pemberian ransum pada ayam dara akhir- akhir ini didasarkan pada berat badan, bukan pada umur. 2. Pemberian ransum starter dilakukan sampai ayam mencapai berat tertentu dan biasanya berat ini dicapai pada umur minggu. 5 April 2017

16 mahal kira-kira seharga 2 butir telur dari pada
3. Program pemeliharaan seperti ini menjadi mahal kira-kira seharga 2 butir telur dari pada program pemberian ransum starter selama 6 minggu, sementara produksi telur yang akan diperoleh jauh lebih baik dari pada program pemberian ransum starter 6 minggu tersebut. 5 April 2017

17 4. Susunan ransum yang dianjurkan sebagai berikut:
Starter: % PK dengan kkal ME/kg Mulai umur sehari sampai mencapai berat target. Grower: % PK dengan kkal ME/kg Mulai umur mencapai berat target sampai berat dewasa kelamin. Prelay atau layer: 16-18% PK dengan kkal ME/kg Mulai berat dewasa kelamin sampai bertelur. 5 April 2017

18 5. Kebutuhan protein ayam dara ditujukan untuk hidup pokok, dan pertumbuhan daging dan bulu.
6. Kebutuhan protein untuk pertumbuhan jaringan dapat dihitung dengan mengalikan pertambahan berat badan (gram) dengan 18% (kandungan protein jaringan) dan dibagi 61% (EPP). 5 April 2017

19 7. Kehilangan nitrogen setiap hari pada ayam dengan berat badan 1 kg kira-kira 250 mg x 6.25 = 1.6 g protein. 8. Kebutuhan protein untuk hidup pokok yaitu 1.6 g : 61% = 2.6 g/kg BB. 5 April 2017

20 9. Pertumbuhan bulu seekor ayam kira-kira 7% dari berat badan
9. Pertumbuhan bulu seekor ayam kira-kira 7% dari berat badan. Kebutuhan protein untuk pertumbuhan bulu ini 7% x pbb (g) x 82% (kandungan protein bulu), lalu dibagi dengan 61%. 10. Kebutuhan protein ayam setiap hari = (daily gain x 0.18)/ (BB x )/ (daily gain x 0.07 x 0.82)/0.61 5 April 2017

21 11. Berat badan ideal yang akan dicapai sesuai
umur berbeda antara bangsa ayam: Leghorn: 400, 900 dan 1300 g pada umur 6, 12 dan 18 minggu. Petelur coklat: 500, 1000 dan 1500 g pada umur 6, 12 dan 18 minggu. 5 April 2017

22 12. Untuk mendapatkan ukuran telur yang besar
atau kecil dapat dilakukan dengan mengatur berat badan waktu mencapai dewasa kelamin yang bisa dilakukan dengan mengatur pemberian cahaya dan umur pemindahan ke kandang layer. 5 April 2017

23 13. Pengaturan ukuran telur ini tidak baik hasilnya
jika diatur melalui penurunan pertumbuhan dengan mengurangi makanan atau menurunkan kandungan zat-zat makanan karena akan menimbulkan ketidakseragaman dalam berat badan ayam, produksi telur tidak terkontrol. 5 April 2017

24 PEMBERIAN MAKANAN SEBELUM BERTELUR (PRE-LAY FEEDING)
1. Pemberian Ca: Beberapa hari sebelum bertelur ayam mempersiapkan cadangan Ca nya untuk telur pertama melalui tulang medula (medullary bone). Untuk itu ada beberapa pemikiran dalam pemberian Ca sebelum ayam mulai bertelur: 5 April 2017

25 Cara ini tidak baik hasilnya karena ayam berhenti
a. Pemberian 1% Ca sampai mencapai 5% produksi. Cara ini tidak baik hasilnya karena ayam berhenti berproduksi selama 4-5 hari setelah bertelur pertama 2-3 butir. b. Pemberian 2% Ca. Cara ini juga belum baik hasilnya karena 2% Ca dalam ransum belum mencukupi untuk produksi telur berkelanjutan. c. Pemberian % Ca. Cara ini paling baik karena bisa mencukupi untuk produksi telur berkelanjutan. 5 April 2017

26 Walaupun pemberian ransum laying (3. 5 - 4
Walaupun pemberian ransum laying ( % Ca) lebih awal menguntungkan, tetapi ada pula pendapat bahwa pemberian Ca terlalu banyak pada ayam yang belum berproduksi bisa menimbulkan masalah pada ginjal. Masalah ini tidak selalu benar karena hasil penelitian menunjukkan bahwa Ca bisa dikeluarkan melalui feses dan urin. Kondisi ini menyebabkan ayam banyak minum. Ayam yang banyak minum ini akan menyebabkan kotorannya basah sepanjang hidupnya seperti hasil penelitian berikut: 5 April 2017

27 TABEL. Pengaruh Level Ca dalam Ransum Sebelum Bertelur Terhadap Kandungan Air Ekskreta (%).
Pemberian Ca Umur Ayam (hari) 147 175 196 245 1% 2% 3% 4% 71.4 71.6 72.1 77.0 78.7 77.2 77.7 80.0 75.3 73.9 74.1 76.0 65.5 63.9 69.4 5 April 2017

28 2. Pemberian ransum Ca tinggi yang dimulai lebih awal (umur minggu) dapat menimbulkan kasus urolithiasis, tetapi jika pemberian Ca tinggi ini dimulai pada umur 2-3 sebelum dewasa kelamin tidak menimbulkan urothiliasis. 5 April 2017

29 3. Pemberian makanan untuk memanipulasi berat badan beberapa hari sebelum bertelur tidak ada dipraktekkan orang karena sudah terlambat saatnya untuk memanipulasi berat badan tersebut, kecuali jika terdapat kesalahan dalam manajemen pemeliharaan sebelumnya, sehingga didapatkan berat badan yang tidak ideal untuk berproduksi. Usaha ini tidak dapat mengkoreksi pertumbuhan kerangka, walaupun berat badannya cukup baik. 5 April 2017

30 4. Ransum yang diberikan sebelum bertelur ini biasanya kandungan energinya ditingkatkan, sehingga terbentuk lemak labil sebagai cadangan energi yang diperlukan ketika ayam mulai bertelur. 5 April 2017

31 5. Peningkatan pemberian asam linoleat sebelum bertelur tidak begitu besar pengaruhnya dibandingkan dengan peningkatan pemberian metionin. 5 April 2017

32 6. Pengurangan pemberian makanan (pre-pause) ketika ayam mencapai umur 18 minggu atau ketika produksi telur 1% yang dilakukan selama hari menimbulkan ayam kehilangan berat badan. Kemudian diberi ransum normal kembali dan pada umur 22 minggu produksi telur akan normal kembali dengan ukuran telur meningkat g per butir. 5 April 2017

33 PEMBERIAN MAKANAN AYAM PETELUR SEDANG BERTELUR
1. Mempertahankan keseimbangan antara zat-zat makanan dengan energi merupakan konsep yang penting dalam pemberian makanan ayam petelur yang sedang berproduksi. 5 April 2017

34 2. Zat-zat makanan dan energi dalam ransum yang biasa diberikan setiap hari bagi seekor ayam petelur yang sedang berproduksi yaitu: - Protein kasar 17 g - Metionin mg - Metionin + Cystine mg - Lysine mg - Ca g - P tersedia g 5 April 2017

35 3. Jika intake makanan berubah, maka komposisi zat makanan dan energi juga berubah seperti pada tabel berikut: 5 April 2017

36 TABEL. Komposisi Zat Makanan dan Energi Berdasarkan
Intake Makanan Harian Zat-zat Makanan dan Energi Komposisi Zat Makanan dan Energi Berdasarkan Konsumsi Makanan Harian 110 g 100 g 90 g 80 g 70 g Protein Kasar (%) Ca (%) P tersedia (%) ME (kkal/kg) 15.5 3.4 0.38 2700 17.0 3.5 0.40 2800 19.0 3.6 0.45 2915 20.5 3.8 0.5 3025 22.1 4.0 0.55 3080 Lysine (%) Methionine (%) Met + Cys (%) Tryptophan (%) 0.68 0.32 0.14 0.72 0.36 0.64 0.15 0.77 0.41 0.71 0.17 0.84 0.47 0.80 0.18 0.91 0.56 0.20 5 April 2017

37 a. Jangan gunakan ayam dara yang underweight karena ayam ini tidak
4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa rekomendasi perlu diperhatikan: a. Jangan gunakan ayam dara yang underweight karena ayam ini tidak akan sanggup untuk berproduksi tinggi. 5 April 2017

38 b. Tingkatkan level energi dalam ransum melalui penambahan minyak
4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa rekomendasi perlu diperhatikan: b. Tingkatkan level energi dalam ransum melalui penambahan minyak (min kkal ME/kg). 5 April 2017

39 c. Kurangi penggunaan ransum yang berserat tinggi.
4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa rekomendasi perlu diperhatikan: c. Kurangi penggunaan ransum yang berserat tinggi. d. Kurangi protein kasar (maks. 17%). 5 April 2017

40 e. Pertahankan level metionin. f. Tingkatkan mineral-vitamin premix.
4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa rekomendasi perlu diperhatikan: e. Pertahankan level metionin. f. Tingkatkan mineral-vitamin premix. 5 April 2017

41 g. Pertahankan Ca (3.5%) dan P (0.4%).
4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa rekomendasi perlu diperhatikan: g. Pertahankan Ca (3.5%) dan P (0.4%). h. Jika timbul masalah dengan kulit telur perhatikan level NaCl. 5 April 2017

42 i. Tambahkan vitamin C (300 mg/Kg).
4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa rekomendasi perlu diperhatikan: i. Tambahkan vitamin C (300 mg/Kg). j. Tingkatkan frekuensi pemberian ransum dan berikan waktu suhu udara agak dingin. 5 April 2017

43 k. Berikan air minum yang dingin.
4. Jika ayam mengalami HEAT STRESS, maka beberapa rekomendasi perlu diperhatikan: k. Berikan air minum yang dingin. l. Gunakan ransum dalam bentuk crumble atau mash yang ukuran partikelnya besar. m. Jangan mengganti ransum. 5 April 2017

44 a. Phase Feeding terbagi dua: phase feeding I dan II
b. Pengurangan protein dan AA dalam ransum terjadi pada fase II karena ayam semakin tua. c. Tujuannya untuk mengurangi biaya pakan dan mengurangi ukuran telur. 5 April 2017

45 d. Pengurangan protein dan AA dapat mengurangi
5. Phase Feeding d. Pengurangan protein dan AA dapat mengurangi ukuran telur sekaligus produksi telur. e. Pengurangan protein dan AA ini tergantung pada: suhu lingkungan, umur ayam, produksi telur, dan tingkat energi ransum. 5 April 2017

46 f. Pengurangan protein ini dimulai dari
5. Phase Feeding f. Pengurangan protein ini dimulai dari 17% menjadi 16% ketika produksi telur 80%, dari 16% menjadi 15% ketika produksi telur 70%. g. Pengurangan P tersedia juga dapat dilakukan dari 0.40% menjadi 0.34%. 5 April 2017

47 TABEL. Perubahan Ransum Pada Phase Feeding (Konsumsi Harian 100 g)
Karakteristik Ayam Level Ransum (%) Umur (minggu) Produksi Telur (%) Protein Kasar Metionin Kalsium P tersedia <35 45 55 70 80 90 85 75 17.0 16.0 15.5 15.0 14.5 0.35 0.32 0.31 0.30 0.29 3.8 4.0 4.1 4.2 4.3 0.42 0.40 0.38 0.36 0.34 5 April 2017

48 6. Efek Metionin terhadap Ukuran Telur
a. Terjadi peningkatan ukuran telur secara linier dengan penambahan metionin. b. Jika ayam semakin tua, terjadi perubahan respon ukuran telur terhadap penambahan metionin seperti pada tabel berikut. 5 April 2017

49 TABEL. Pengaruh Penambahan Metionin Terhadap Ukuran Telur (g)
Umur Ayam (minggu) Metionin (%) 0.23 0.26 0.29 0.32 0.35 0.38 25-32 38-44 51-58 64-71 49.8 53.2 56.2 56.8 51.0 55.0 57.9 59.4 51.9 56.4 59.6 59.5 52.1 56.3 59.2 52.0 52.6 57.1 60.0 60.2 5 April 2017

50 6. Efek Metionin terhadap Ukuran Telur
c. Sumber metionin tidak berpengaruh terhadap ukuran telur (lihat tabel). d. Choline dapat mengganti sebagian metionin dalam ransum ayam petelur, tetapi terjadi penurunan ukuran telur (lihat tabel). 5 April 2017

51 TABEL. Pengaruh Sumber Metionin Terhadap
TABEL. Pengaruh Sumber Metionin Terhadap Ukuran Telur (Produksi Telur 80%) Level Metionin (%) Percobaan 1. Berat Telur (g) Percobaan 2. DL Alimet 0.228 (basal) 0.256 0.284 0.311 0.366 54.5 56.2 56.8 57.6 58.0 55.3 57.2 57.5 51.5 53.2 55.1 55.9 57.0 52.7 55.7 5 April 2017

52 TABEL. Pengaruh Penambahan Metionin vs Choline
TABEL. Pengaruh Penambahan Metionin vs Choline Terhadap Produksi dan Ukuran Telur Protein Ransum Penambahan Produksi Telur (%) Berat Telur (g) 16% - 82.8 53.2 0.1% Met 84.0 56.6 0.1% Choline 82.4 54.0 14% 72.8 52.5 84.5 54.9 78.9 51.9 5 April 2017

53 a. Selama puncak produksi telur (umur 38-45 minggu)
7. Perkiraan kebutuhan metionin dan metionin + cystine untuk produksi dan berat telur a. Selama puncak produksi telur (umur minggu) kebutuhan metionin untuk berat telur lebih besar dari pada untuk jumlah telur, sementara kebutuhan metionin untuk jumlah telur mencapai puncaknya pada umur minggu (lihat tabel berikut). b. Untuk itu harus hati-hati dalam mengurangi jumlah metionin ketika ayam belum mencapai umur 60 minggu. 5 April 2017

54 TABEL. Perkiraan Kebutuhan Metionin dan
TABEL. Perkiraan Kebutuhan Metionin dan Metionin + Cystine (mg/ekor/hari) Umur Ayam (minggu) Kriteria Telur Jumlah Berat (g) Mass (g) Metionin 25-32 38-45 51-58 64-71 364b 362b 384a 374ab 356b 380a 364a 357b 369b 373b 402a 378b Metionin + Sistin 608b 619b 680a 690a 610ab 636a 621ab 601b 617b 627b 691a 676a 5 April 2017

55 8. Penurunan Protein dan Asam Amino dalam Ransum
a. Ketika protein dan asam amino ransum dikurangi terjadi kecenderungan peningkatan deposisi lemak dalam tubuh. b. Penurunan PK dari 17% ke 15%, maka terjadi peningkatan lemak hati sebesar 3-5% yang menyebabkan Fatty Liver Syndrome. 5 April 2017

56 Terima Kasih 5 April 2017


Download ppt "ILMU NUTRISI UNGGAS (Lanjutan)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google