Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehErna Putra Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
Ayudhia Kartika Monika Besti Yolanda Oktrian
TRAUMA MATA Ayudhia Kartika Monika Besti Yolanda Oktrian
2
PEMICU Seorang anak usia 8 tahun diantar orangtuanya ke klinik dengan keluhan penglihatan kanan buram sejak 3 jam yang lalu setelah terkena bola saat bermain. Mata merah dan terasa pegal.
3
Status Oftamologi: Mata Kanan Mata Kiri AVOD : 1/60 PH ttk
AVOS : 6/7.5 S : - 0,50 TIOD : 4/7,5 TIOS : 8/7,5 Mata Kanan Mata Kiri Kornea Keruh Jernih Bilik Mata Depan Dalam, hifema ½ BMD Dalam Iris/pupil Dilatasi, RC -/- Bulat, sentral, RC +/+ Lensa Samar terlihat jernih Fundus Tidak dapat dinilai
4
Pertanyaan Apakah diagnosis/diagnosis diferensial kasus ini?
Bagaimana patogenesis kasus di atas? Sebutkan data tambahan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa Bagaimana rencana penatalaksanaan pengobatan kasus ini? Bagaimana prognosis kasus ini?
5
Apakah diagnosis/diagnosis diferensial kasus ini?
6
DIAGnosis kerja dan diagnosis banding
Hifema traumatik ec trauma tumpul Diagnosis banding: Erosi kornea
7
Bagaimana patogenesis kasus di atas?
8
Patogenesis Hifema
9
Hifema Akumulasi darah pada bilik mata depan
Paling sering disebabkan oleh trauma tumpul pada bola mata yang mengakibatkan robeknya pembuluh darah iris atau badan siliar. darah berpindah ke bilik mata depan perdarahan pada hifema glaucoma sekunder dan menyebabkan “blood stained retina” 1Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology a systematic approach. UK : Elseiver. 2011 2Frith P, Gray R, MacLenna S, Ambler P. The Eye in Clinical Practice. 2nd Ed. UK : Blackwell Science.2007
10
Pada pemeriksaan tampak adanya gumpalan darah pada iris, di depan iris, tepi pupil dalam beberapa saat akan berkumpul di bilik mata depan bagian bawah akibat pengaruh gravitasi Hifema juga dapat menyebabkan mata merah akibat pelebaran pembuluh darah konjungtiva dan siliar 2Frith P, Gray R, MacLenna S, Ambler P. The Eye in Clinical Practice. 2nd Ed. UK : Blackwell Science. 2007 3Artini W, Hutauruk JA, Yudisianil. Pemeriksaan Dasar Mata. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
11
Patofisiologi Mekanisme hifema akibat trauma: robekan pembuluh darah
peningkatan TIO sesaat sehingga menyebabkan ruptur pembuluh 4Sheppard JD, Roy H. Hyphema. diunduh dari diakses pada 3 februrasi 2013 pukul WIB
12
Klasifikasi HIFEMA: Hifema traumatik bola, batu, pukulan tangan, mainan proyektil Hifema intraoperatif/postoperative Hifema spontan neovaskularisasi ( diabetes melitus, iskemia, pembentukan sikatrik) neoplasma (retinoblastoma) abnormalitas pembuluh darah (juvenile xanthogranuloma) 4Sheppard JD, Roy H. Hyphema. diunduh dari diakses pada 3 februrasi 2013 pukul WIB
13
Grading : Grade 1 darah menempati kurang dari 1/3 bilik mata depan. terdapat pada 58 % kasus Grade 2 darah menempati 1/3 – ½ bilik mata depan. Jumlah kasus 20% dari kasus hifema. Grade 3 darah menempati ½ sampai kurang dari seluruh bilik mata depan. Terjadi pada 14% kasus hifema Grade 4 darah menempati keseluruhan dari bilik mata depan, disebut juga sebagai blackball/8-ball hifema. Terjadi pada 8% kasus. 4Sheppard JD, Roy H. Hyphema. diunduh dari diakses pada 3 februrasi 2013 pukul WIB
14
Gambaran klinis hifema traumatik:
Adanya anamnesa trauma yang terutama mengenai mata Ditemukan perdarahan pada bilik depan bola mata (diperiksa dengan flashlight) Ditemukan gangguan tajam penglihatan Ditemukan adanya iritasi konjungtiva dan perikornea Penderita mengeluh nyeri pada mata, fotofobia dan blefarospasme
15
Akibatnya gejala klinisnya berupa:
Glaukoma Sekunder Hifema traumatik bisa menyebabkan glaukoma sekunder yang bermanifestasi pada peningkatan tekanan intra okular (TIO) akibat blokade trabekular oleh sel darah merah. Akibatnya gejala klinisnya berupa: Nyeri pada mata Nyeri kepala Fotofobia 1Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology a systematic approach. UK : Elseiver.
16
Ukuran hifema berguna untuk menentukan komplikasi peningkatan TIO:
Hifema yang melibatkan kurang dari setengah bilik mata depan berisiko 4% terjadi peningkatan TIO dan menyebabkan visus > 6/18 pada 78% kasus Hifema yang melibatkan lebih dari setengah bilik mata depan 85% terjadi peningkatan TIO dan menyebabkan visus > 6/18 pada 28% kasus
17
Iridoplegia juga sering muncul pada hifema traumatik
Pada iris terdapat 2 jenis otot polos yaitu otot dilatator pupil dan otot sfingter/konstriktor pupil. Trauma bola mata paralisis atau ruptur otot- otot iris kelemahan otot Dilatasi pupil, tidak adanya respon terhadap cahaya dan sensitif terhadap cahaya) akibat kerusakan dari otot pupil. 1Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology a systematic approach. UK : Elseiver. 2011 2Frith P, Gray R, MacLenna S, Ambler P. The Eye in Clinical Practice. 2nd Ed. UK : Blackwell Science.2007
18
Diagnosis banding EROSI KORNEA Terkelupasnya epitel kornea yang dapat diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. Gejala: Nyeri akibat erosi mata berair blefarospasme lakrimasi fotofobia Penglihatan akan terganggu oleh media kornea yang keruh Pada kornea akan terlihat suatu defek epitel kornea yang bila diberi pwarnaan fluorescein akan berwarna hijau
19
Status Oftamologi: Mata Kanan Mata Kiri AVOD : 1/60 PH ttk
AVOS : 6/7.5 S : - 0,50 TIOD : 4/7,5 TIOS : 8/7,5 Mata Kanan Mata Kiri Kornea Keruh Jernih Bilik Mata Depan Dalam, hifema ½ BMD Dalam Iris/pupil Dilatasi, RC -/- Bulat, sentral, RC +/+ Lensa Samar terlihat jernih Fundus Tidak dapat dinilai
20
Pembahasan Mata kanan pasien mengalami penurunan tajam penglihatan
Pada pasien, TIO mata kanan adalah 4/7,5 yang apabila dikonversi dengan Chart tonometer Schiotz bernilai 30, artinya terdapat peningkatan TIO. TIO mata kiri adalah 8/7,5 yang bernilai 16, artinya tidak ada peningkatan TIO Peningkatan TIO pada kanan kemungkinan disebabkan oleh glaukoma sekunder akibat trauma yang terjadi
21
Dari status oftalmologi mata kanan, didapatkan kekeruhan pada kornea.
Di bilik mata dalam, 1/3 bagiannya ditutupi oleh hifema (akumulasi darah) Dilatasi pupil yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh iridoplegia yang sering terjadi bersamaan dengan hifema traumatik
22
Data tambahan yang diperlukan
Bagaimanakah mekanisme terjadinya trauma? Apakah visus turun secara mendadak atau perlahan? Apakah visus pasien sebelum terkena trauma normal, atau sudah menurun? Adakah riwayat penyakit mata sebelumnya? Apakah terdapat fotofobia setelah trauma? Pemeriksaan : lapang pandang, gerakan bola mata Artini W, Hutauruk JA, Yudisianil. Pemeriksaan Dasar Mata. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2011
23
Bagaimana rencana penatalaksanaan pengobatan kasus ini?
24
Tatalaksana Hifema
25
Bagaimana prognosis kasus ini?
26
Prognosis Prognosis dari hifema traumatik sangat bergantung pada:
Tingginya hifema Ada atau tidaknya komplikasi dari perdarahan atau traumanya Cara perawatan Keadaan dari penderita sendiri
27
Daftar pustaka Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology a systematic approach. UK : Elseiver. 2011 Frith P, Gray R, MacLenna S, Ambler P. The Eye in Clinical Practice. 2nd Ed. UK : Blackwell Science. Sheppard JD, Roy H. Hyphema. diunduh dari 5-overview#showall diakses pada 3 februrasi pukul WIB Artini W, Hutauruk JA, Yudisianil. Pemeriksaan Dasar Mata. Jakarta : Balai Penerbit FKUI Kuhn F, Pieramici DJ. Ocular Trauma Principles and Practice.New York : Thieme Medical Publishers, Inc.2002.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.