Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehTry Thyank Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
INFERTILITAS Dr. PUTRI SRI LASMINI, SpOG (KFER)
2
DEFINISI INFERTILITAS
Belum terjadi kehamilan pada pasangan suami istri yang telah berhubungan teratur selama satu tahun tanpa memakai alat/metode kontrasepsi. Definisi waktu tidak berlaku pada suami atau istri dengan penyebab infertilitas yang jelas seperti haid tidak teratur, salpingitis, endometriosis, tidak turunnya testis atau orkitis.
3
Pembagian Infertilitas
Infertilitas Primer : jika istri belum berhasil hamil walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut Infertilitas Sekunder : istri pernah hamil, akan tetapi istri tidak hamil lagi walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan
4
PENYEBAB INFERTILITAS
Faktor istri Faktor suami Faktor suami-istri Faktor yang tidak dapat dijelaskan
5
Faktor Istri
6
Faktor Suami
8
PROSES KEHAMILAN
9
Nilai analisa sperma normal (WHO)
Volume 2.0 ml pH – 8.0 Konsentrasi 20 juta / ml Sperma total 40 juta / ejakulat Motilitas 25 % gerak cepat 50 % gerak maju Vitalitas 75 % hidup 25 % mati Morfologi 30 % bentuk normal Leukosit < 1 juta / ml Liquefication time dalam 30 menit Uji imunobead < 50 % MAR < 50 %
10
Tentukan ovulasi Pastikan apakah siklus haidnya berovulasi
Gambaran siklus yang tidak berovulasi : Oligomenorrhea atau amenorrhea Kadar progesteron yang rendah pada fase luteal
11
Tentukan pola haidnya Eumenorea (25 -35 hari)
Polimenorea (<25 hari) Oligomenorea (> 31 hari) Amenorea
12
Metode penentuan ovulasi
Suhu basal badan Rentangan lendir serviks Biopsi endometrium Pemeriksaan LH pada urine Kadar progesteron mid-luteal Pemeriksaan ovulasi dengan USG H 12 dan 15 -pecah atau tidak (LUF) + cek lendir Cervix
13
PENCATATAN SUHU BASAL BADAN
14
Pengukuran suhu basal badan (SBB)
Progesteron akan meningkatkan suhu basal badan sebe-sar 0.2 – 0.5oC Tidak rutin The use of basal body temperature charts to confirm ovulation does not reliably predict ovulation and is not recommended. (B)
15
Pemeriksaan lendir serviks
Tidak rutin Lendir serviks di bawah pengaruh hormon estrogen bisa diregangkan di antara 2 jari atau di antara 2 slide mikroskop (uji spinnbarkeit)
16
Endometrial dating Tidak dianjurkan lagi
Women should not be offered an endometrial biopsy to evaluate the luteal phase as part of the investigation of fertility problems because there is no evidence that medical treatment of luteal phase defect improves pregnancy rates.(B)
17
Kadar progesteron mid-luteal
Biasanya diperiksa pada hari ke 7 pasca ovulasi atau 7 hari menjelang haid berikutnya Normal : – 30 ng/ml (Sumber : Lab. Makmal FKUI) Women with regular menstrual cycles and more than 1 year’s infertility can be offered a blood test to measure serum progesterone in the midluteal phase of their cycle (day 21 of a 28-day cycle) to confirm ovulation.(B)
18
Start Test Series beginning on
Cara melakukan deteksi ovulasi menggunakan kit LH (-) (-) (+) (+) (X) Cycle Length (days) Start Test Series beginning on 21 Day 6 29 Day 12 22 30 Day 13 23 Day 7 31 Day 14 24 32 Day 15 25 Day 8 33 Day 16 26 Day 9 34 Day 17 27 Day 10 35 Day 18 28 Day 11 See Note below Pada kasus PCOS dapat memberikan hasil positip palsu
19
Tidak rutin Estrogen Progesteron
Uji pasca sanggama (UPS) terbukti tidak memiliki nilai untuk memprediksi fertilitas, namun lebih merupakan bioassay untuk menunjukkan perubahan pola hormon. Mukus yang mampu membenang berada di bawah pengaruh estrogen, sementara ketidakmampuan membenang karena dipengaruhi oleh progesteron The routine use of postcoital testing of cervical mucus in the investigation of fertility problems is not recommended because it has no predictive value on pregnancy rate. (A)
20
Cara yang optimal untuk menilai ovulasi pada wanita dengan siklus haid yang irregular adalah dengan cara mengkombinasikan pemeriksaan ultrasonografi serial transvaginal dengan pemeriksaan hormon
21
Pemeriksaan HSG Infertilitas tuba terjadi pada 15 – 50 % pasangan HSG menggambarkan kavum uteri dan kedua tuba falopii Dilakukan pada 10 hari pertama siklus haid, di mana tidak ada risiko kehamilan dan tidak boleh dilakukan saat pasien masih berdarah
22
Pemeriksaan HSG
23
Pemeriksaan uterus dengan HSG
24
Pemeriksaan tuba dengan HSG
25
SONOSALPINGOGRAFI Disebut juga Sion test dg memakai sonografi transvaginal utk melihat patensi tuba dengan melihat spill (cairan yg keluar dr ujung fimbrae dr tuba falopii), pd USG tuba isoekoik dan tdk terlihat utk itu dimasukkan cairan salin steril atau media kontras positif (Hy-Co-Sy) kedalam kateter Foley no.8 yg dimasukkan kedalam uterus Noninvasif, lebih murah.
26
PERBANDINGAN 3 PROSEDUR
HSG LAPAROSKOPI SONOGRAFI Serviks Kel.kongenital Servisitis Uterus Kel.kongenital Histereskopi Miometrium Endometrium Tuba Morfologi Mobilitas Patensi SSG
27
PERBANDINGAN 3 PROSEDUR
HSG LAPAROSKOPI SONOGRAFI Ovarium Morfologi Folikel Perlengketan Kavum Douglas Harga/waktu Radiasi _ Nilai terapi
29
Terima Kasih
30
Back Tabel 1. Hirarki evidence Level Evidence
1a Systematic review and meta-analysis of randomised controlled trials (RCT) 1b At least one randomised controlled trial 2a At least one well-designed controlled study without randomisation 2b At least one other type of well-designed quasi-experimental study Well-designed non-experimental descriptive study, such as comparative studies, correlation studies, or case studies Expert committee reports or opinions and/or clinical experience of respected authorities Back
31
Grade A B C D GPP T A Strength of evidence Directly based on level 1 evidence Directly based on level 2 evidence or extrapolated recommendation from level 1 evidence Directly based on level 3 evidence or extrapolated recommendation from level 1 or 2 evidence Directly based on level 4 evidence or extrapolated recommendation from level 1, 2 or 3 evidence The view of Guideline Development GroupRecommendation from a NICE Technology Appraisal BACK
32
Siklus haid Eumenorea (25 -35 hari) Polimenorea (<25 hari)
Oligomenorea (> 31 hari) Amenorea
33
Women should not be offered an endometrial biopsy to evaluate the luteal phase as part of the investigation of fertility problems because there is no evidence that medical treatment of luteal phase defect improves pregnancy rates.(B)
34
Start Test Series beginning on
(-) (-) (+) (+) (X) Cycle Length (days) Start Test Series beginning on 21 Day 6 29 Day 12 22 30 Day 13 23 Day 7 31 Day 14 24 32 Day 15 25 Day 8 33 Day 16 26 Day 9 34 Day 17 27 Day 10 35 Day 18 28 Day 11
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.