Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehOtniel Ezza Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
INVESTASI SUMBERDAYA MANUSIA: Analisis Makro dan Mikro
Materi Kuliah Penduduk dan Pembangunan Dr. Ir. Edy Priyono, ME
2
School Enrollment Ratio (%) Indonesia vs Korea Selatan
Jenjang Indonesia (1995) Korsel (1975) SD 107.48 107.6 SLTP 72.18 74.0 SLTA 47.27 40.5 Universitas 10.61 8.6 TOTAL 28.75 28.8
3
Investasi di Bidang SDM
Analisis Makro: Mengapa pemerintah perlu melakukan investasi di bidang SDM? Analisis Mikro: Pilihan Bekerja-Sekolah Investasi untuk Pelatihan Investasi berdasar Siklus Penghasilan Pendekatan Household Economics
4
Analisis Makro: Peran Pemerintah
Pemerintah perlu “campur tangan” jika: Ada monopoli Ada ketidaksempurnaan informasi Ada eksternalitas Ada barang publik
5
Bentuk campur tangan pemerintah:
Investasi langsung: Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk sektor pendidikan atau peningkatan kualitas SDM dalam arti luas Public-private partnership: Pemerintah bekerjasama dengan sektor swasta dalam pelayanan di bidang pendidikan Kebijakan: Pendirian lembaga pendidikan Standar kualitas Pengawasan Dsb
6
Kebijakan Cuti Melahirkan (Maternity Leave) bagi Tenaga Kerja Perempuan
Indonesia : 3 bulan (rata-rata) Norwegia : 6 bulan Inggris : 6.5 bulan (90% gaji ditanggung pemerintah) Swedia : 1.5 tahun Prancis : 4 bulan Finlandia : 3 bulan Australia : 3 bulan Kanada : 1 tahun (gaji 55%) Thailand : 3 bulan (gaji 50%) Malaysia : 2 bulan AS : 3 bulan (hanya di instansi pemerintah & perush besar)
7
Analisis Makro: Kontribusi Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Negara Kontribusi (%) Kanada 25.0 AS 15.0 Belgia 14.0 Inggris 12.0 Argentina 16.5 Korsel 15.9 Jepang 3.3 Malaysia 14.7 Filipina 10.5 Ghana 23.2 Kenya 12.4 Nigeria 16.0
8
Analisis Makro: SRR Modal Fisik dan Modal Manusia
RR = pemecahan thd “r” dari: ∑ (Et – Ct)/(1+r)t = 0 20 15 Modal Fisik 10 Modal Manusia 5 Income/kapita > 1,000 USD < 1,000 USD
9
Analisis Mikro: Pilihan Bekerja-Bersekolah
Pola pendapatan orang yang bersekolah f(t) Pola pendapatan orang yang langsung bekerja g(t) t k T Cost of educ : ∫[g(t)-f(t)]dt {t=0-k} Benefit from educ: ∫[f(t)-g(t)]dt {t=k-T} Rate of return: ∫[f(t)-g(t)].e-rtdt {t=0-T}
10
Dekomposisi Biaya dan Manfaat
Pemerintah Private Manfaat: Umum/Publik Implikasinya, Rate of Return Investasi di Bidang Pendidikan: Private : Hanya memperhitungkan biaya dan manfaat yang bersifat private Social : Juga mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan pemerintah dan manfaat yang diterima oleh masyarakat luas (selain diri sendiri)
11
Beberapa Dampak Sosial Pendidikan: Kebiasaan Merokok di AS
12
Beberapa Dampak Sosial Pendidikan: Lainnya
Additional findings – as education level increases: Volunteerism increases Voting rates are higher Children have better learning behavior and cognitive skills More likely to donate blood Social program expenditures are lower
13
Return to Education Berbagai Jenjang Pendidikan Menurut Kawasan (%)
Region Social Private Primary Secondary Higher Asia 16.2 11.1 11.0 20.0 15.8 18.2 Europe Non OECD/ Middle East/ North Africa 15.6 9.7 9.9 13.8 13.6 18.8 Latin America/ Caribbean 17.4 12.9 12.3 26.6 17.0 19.5 OECD 8.5 9.4 13.4 11.3 11.6 Sub Saharan Africa 25.4 18.4 37.6 24.6 27.8 World 18.9 13.1 10.8 19.0 Sumber: Psacharopoulus dan Patrinos (2002)
14
Return to Education by Gender and Education Level (%)
15
Analisis Mikro: Investasi Siklus Penghasilan
Modal manusia mengalami depresiasi Depresiasi dapat dieliminir, bahkan stock modal manusia dapat ditingkatkan melalui proses belajar Stock modal manusia = modal manusia utk bekerja + modal manusia utk belajar Investasi modal manusia ditentukan berdasarkan PV (present value atau nilai sekarang) penghasilan yang maksimal.
16
Analisis Mikro: Investasi untuk Pelatihan Tenaga Kerja
Asumsi: Pasar kompetitif: W=produktivitas=MP=f(t) Pemerintah dapat “memaksa” perusahaan untuk menerima pekerja dengan MP < W Biaya Pelatihan V = ∫[ w – f(t)].e-rt dt {t=0-T, sebelum W=f(t) saat t ≥ T) Tidak ada insentif bagi perusahaan utk melakukan pelatihan bagi karyawan Perush bersikap indiferen: (1) menerima pekerja dg MP=W, atau (2) menerima pekerja dg MP rendah & memberikan pelatihan, tapi membayar dg f(t)=MP Pertanyaan: Pd kondisi MP< W, siapa yang menanggung biaya pelatihan TK? Alternatif: Pemerintah Karyawan sendiri (digaji sebagai trainee pada tahap awal)
17
Analisis Mikro: Household Economics
Individu memiliki 3 pilihan dalam mengalokasikan waktunya: Bekerja Kegiatan “non-pasar” Kegiatan peningkatan mutu modal manusia Setiap individu “memproduksi” modal manusianya sendiri dengan cara mengalokasikan waktu utk sekolah, ikut pelatihan, dsb Model household economics dapat menghasilkan pemecahan optimal atas waktu yang dialokasikan untuk investasi modal manusia
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.