Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehJenny Fatah Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
TRANSDUKSI SINYAL PADA TINGKAT SEL Asmarinah
Departemen Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2
Overview jalur sinyal dari molekul sinyal sampai respon pada sel
Molekul sinyal ekstraseluler Reseptor Domain sitoplasma dari reseptor Effektor/suatu enzim Caraka ke 2/second messenger Jalur sinyal yg teraktivasi Seri protein yg terlibat Protein target Proses seluler yg terjadi
3
Molekul sinyal ekstraseluler, terdiri atas golongan/jenis :
Molekul kecil, spt asam amino dan turunannya Cth: glutamat, glisin, asetilkolin, epineprin Bertindak sbg hormon dan neurotransmiter 2. Steroid Mengatur perkembangan seksual, kehamilan, metabolisme karbohidrat, ekskresi ion Na dan K 3. Eicosanoid Cth: prostaglandin, tromboksan, lekotrin Mengatur proses inflamasi, tekanan darah, dll 4. Berbagai macam polipeptida dan protein, spt protein transmembran
4
Molekul sinyal yang sama, pada sel yang berbeda akan memberikan respon yang berbeda
Contoh: Asetilkolin
5
Kombinasi molekul sinyal yang berbeda, yang diterima oleh suatu sel, akan memberikan respon yang berbeda
6
Transduksi sinyal pada tingkat sel
Melalui: Reseptor permukaan sel: * Ion channel-linked receptor * G protein-linked receptor * Enzyme-linked receptor -Reseptor intraseluler
7
pengaruh yang bersifat elektris
Reseptor permukaan sel Molekul sinyal ekstraseluler menimbulkan perubahan pada reseptor, tanpa harus masuk ke dalam sel. Ada 3 klas reseptor permukaan sel: A. Reseptor yang mengikat ion kanal (Ionotropic Receptor) Sinyal + Reseptor Kanal terbuka Masuk dan keluarnya ion pengaruh yang bersifat elektris
8
B. Reseptor yang mengikat “GTP-binding Protein” (G-Protein)
Sinyal/ligan + Reseptor mengikat G-protein aktifasi G-protein Aktifasi enzim Aktifasi kanal ion Perubahan konsentrasi mediator intraseluler Perubahan permeabilitas ion pada membran plasma
9
G protein-linked receptor
Human genome mengkode molekul ini
10
G protein-linked receptor
Ketika tidak ada stimulus, reseptor dan G protein inaktif dan terpisah Ketika signal ekstraseluler terikat dgn reseptor, terjadi perubahan konformasi pada reseptor; G protein terikat reseptor Perubahan pada α-subunit menyebabkan GDP digantikan oleh GTP, selanjutnya menyebabkan α-subunit terpisah dari βγ-subunit
11
Target molekul dari G-protein
Kanal ion Contoh: Asetilkolin menyebabkan disosiasi α dan ßγ aktif Kanal terbuka 2. Enzim yang terikat pada membran plasma a. Adenil siklase merubah ATP cAMP b. Fosfolipase C akan merubah Inositolfosfolipid menjadi: - Inositol trifosfat (IP3), berfungsi membuka kanal Ca 2+ pada membran Retikulum Endoplasma (RE), sehingga terjadi peningkatan konsentrasi ion Ca 2+ di sitoplasma. - Diacylglycerin (DAG), akan megaktifasi protein kinase C (PKC) untuk variasi respon
13
Protein kinase A inaktif
Mekanisme transduksi sinyal yang diperantarai oleh cAMP sebagai meditor sinyal Protein kinase A inaktif cAMP Protein kinase A aktif
14
Mekanisme transduksi sinyal yang diperantarai oleh
Inositol Fosfolipid
15
3 grup G protein:
16
Terminasi respon = desensitisasi, memblok aktifitas reseptor, melalui 2 tahap, yaitu: Fosforilasi G protein-linked receptor oleh G protein-linked receptor kinase (GRK), yang berada di permukaan sitoplasma dari membran plasma Fosforilasi G protein-linked receptor menyebabkan protein arrestin dapat terikat padanya, yang merupakan kompetitor dari G-protein.
17
Kekuatan dan lamanya proses “signaling”,
Ditentukan oleh: Kecepatan proses hidrolisis GTP pada subunit Gα inaktivasi subunit tsb Adanya interaksi antara Regulators of G protein signaling (RGS) dan G protein hidrolisis GTP Gα-GDP ber-reasosiasi dengan Gβγ trimerik G protein inaktif
20
C. Reseptor yang mengikat enzim (Enzym-linked receptor)
Sinyal/ligan reseptor mengikat enzim Aktifasi unit katalitik dari bagian ujung reseptor, yang berbeda di dalam sel
21
Signaling melalui Enzyme-linked receptor
Berperan dalam respons terhadap sinyal ekstraseluler yg memacu pertumbuhan(= growth factor), proliferasi (mitotic factor), diferesiasi dan ketahanan sel (survival fator). Responsnya lambat (hitungan jam) dan biasanya membutuhkan tahap2 signaling intraseluler yang mengarah pada perubahan ekspresi gen. Seperti G protein-linked receptor, merupakan protein transmembran, yg terdiri dari ligand binding domain di luar membran sel, transmembran domain dan domain sitosolik di dalam sel. Domain sitosolik mempunyai aktifitas enzim intrinsik atau berasosiasi langsung dengan suatu enzim Ada 6 kelas enzyme-linked receptor, yg telah teridentifikasi
22
2 atau lebih untaian reseptor bergabung membentuk dimer atau oligomer.
- Pada beberapa kasus, pengikatan ligan pada reseptornya menginduksi oligomerisasi, pada kasus lain oligomerisasi terjadi sebelum pengikatan ligan ligan menyebabkan reorientasi untaian reseptor di dalam membran
23
Ada 6 kelas enzyme-linked receptor, yg telah teridentifikasi :
Receptor tyrosine kinases, memfosforilasi tirosin spesifik pada suatu intracellular signaling protein Tyrosine kinase-associated receptor, berasosiasi dengan protein intraseluler yg mempunyai aktifitas tirosin kinase Receptorlike tyrosine phosphatase, menghilangkan gugus fosfat pada tirosin dari suatu intracelluler signaling protein yang spesifik 4. Receptor serine/threonine kinases, memfosforilasi serin atau treonin spesifik pada gene regulatory protein 5. Receptor guanylyl cyclases, mengkatalis secara langsung produksi cGMP dalam sitosol 6. Histidine kinases-assosiated receptors, mengaktivasi komponen dalam jalur signaling, dimana kinase memfosforilasi histidin dan kemudian mentransfer gugus fosfat ke intracellular signaling protein yg kedua
24
Receptor tyrosine kinases
Paling banyak jenisnya Protein sinyal ekstraseluler yg bekerja melalui reseptor ini bervariasi, spt growth factor dan hormon
26
3 cara protein sinyal dapat me”cross-link” untaian reseptor
secara langsung ber cross-link dengan reseptornyaPDGF, dimer yg dihubungkan oleh ikatan kovalen dgn 2 binding sites terikat pada proteoglikan dalam suatu cluster, shg ligand dpt ber”cross-link” dengan reseptornya terikat pada membran plasma, kmdn ber”cross-link’ dgn reseptornya
27
Setelah ligan terikat pada reseptornya, yg menyebabkan reorientasi atau rearrangment dari untaian reseptor selanjutnya menyebabkan domain kinase yg ada di sitoplasma me”cross phosphorilate” tirosin dari untaian reseptor pasangannya autophosphorylation Autophosphorylation, menyebabkan proses aktivasi, dgn 2 cara: -meningkatkan aktivitas enzim kinase -menghasilkan docking site untuk banyak ikatan dari intracellular signaling protein
29
retinoids, vitamnin D, dll
Reseptor intraseluler merupakan protein regulator yang mengaktifkan ge Contoh molekul sinyal: hormon steroid, hormon tiroid, retinoids, vitamnin D, dll
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.