Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PERUBAHAN CTA KE AKRUAL

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PERUBAHAN CTA KE AKRUAL"— Transcript presentasi:

1 PERUBAHAN CTA KE AKRUAL

2 BAGAIMANA Set up chart of account sesuai dengan ketentuan baru  akun LO Tentukan proses yang akan dijalankan  sesuaikan sisdur Kemendagri Set up sistem pencatatan  sederhanakan dengan sistem komputer sehingga tidak menimbulkan masalah di lapangan. Set up reporting format untuk LO , SAL dan LPE Open balance neraca CTA  Transfer akun Ekuitas dana ke Ekuitas Pastikan nilai dalam neraca sesuai definisi aset dan kewajiban. Pastikan semua aset dan utang Entitas telah dimasukkan dalam Neraca

3 ALTERNATIF PROSES Transaksi anggaran dilaksanakan dan transaksi akuntansi dicatat melalui proses penyesuaian secara batch (bulanan, semesteran atau tahunan. Transaksi anggaran dan akuntansi dilakukan secara paralel, end user akan melakukan pencatatan baik di sikulus anggaran, maupun siklus akuntansinya. Transaksi anggaran dan akuntansi dilakukan secara paralel, end user akan melakukan pencataan anggaran, sistem secara otomatis membuat transaksi akuntansinya Transaksi anggaran dan akuntansi dilakukan secara paralel tetapi end user akan menghadapi transaksi akuntansi, sistem akan membuat secara otomatis transaksi anggaran jika transaksi tersebut berhubungan dengan kas

4 Open Balance Neraca Akrual
Saldo Ekuitas di CTA  ditutup Ekuitas dana lancar (piutang, persediaan) Ekuitas dana diinvestasikan pada aset tetap Ekuitas dana diinvestasikan pada aset lainnya Ekuitas dana diinvestasi pada cadangan Ekuitas dana untuk pembayaran kewajiban Saldo ekuitas dana dipindahkan ke Ekuitas Pastikan nilai dalam neraca, aset, kewajiban memenuhi definisi aset dan kewajiban dan pastikan bahwa semua aset dan kewajiban Pemda telah disajikan dalam laporan keuangan. Sebaiknya Penetapan Neraca Awal Akrual dibuat dalam dokumen legal sebagai bukti dan landasan hukum.

5 Perhatian Aset yang belum didepresiasi  didepresasikan
Untuk menghindari aset nilainya lebih tinggi, namun tidak memiliki manfaat di masa mendatang. Aset yang belum dimasukkan ke neraca Setelah dinilai dengan nilai yang tepat  dimasukkan beserta bukti berita acara penyerahan atau bukti perolejannya Piutang dan persediaan yang belum dimasukkan. Aset yang bermasalah ?? Bolehkah dibersihkan dari neraca  jika sudah ada bukti hukum dan mengikuti prosedur manajemen BMD Aset yang tidak jelas keberadaannya Piuatang yang tidak dapat ditagih

6 SKPD!! Pendapatan SKPD yang tidak memiliki pendapatan ??
LO akan negatif jika tidak ada sumber pendapatan SKPD pengelola pendapatan akan membukukan surplus tinggi sekali Rekening perantara akan menjadi bagian dari ekuitas konsolidasi. Walaupun terjadi defisit tetapi nilai ekuitas tidak negatif. Nilai ini akan dieliminasi pada saat konsolidasi. Pada tingkat Laporan entitas pelaporan tidak menimbulkan masalah tetapi di SKPD menimbulkan masalah karena LO negatif. Dapat dibuat alternatif, dana yang ditransfer dari PPKD akan diakui sebagai pendapatan bagi SKPD, namun pada konsolidasi entitas pelaporan harus dieliminasi

7 Mekanisme Pencatatan - Alternatif
Transaksi anggaran akan dicatat dipasangkan dengan akun perantara misal Estimasi Perubahan SAL. Transaksi ini akan digunakan sebagai pasangan untuk mencatat: Belanja Pendapatan Pembiayaan Koreksi SAL Transaksi ini secara paralel dicatat dalam akuntansi  Beban Pendapatan LO Penambahan / pengurangan aset Penambahan / pengurangan kewajiban Estimasi Perubahan SAL akan ditutup dalam SAL  diperoleh SAL  dilaporkan dalam Laporan SAL. SAL direkonsiliasikan dengan kas  perbedaan terjadi karena utang PFK

8 Mekanisme Penyesuaian
Dalam rangka pelaporan, PSAP Akrual dapat diterapkan dengan melakukan penyesuaian terhadap pencatatan dan Laporan Keuangan CTA yang saat ini dilakukan. Jika mekamisme ini dilakukan, sebaiknya hanya dilakukan untuk sementara / masa transisi. Proses ideal sebaiknya dilakukan dengan mengembangkan sistem akuntansi yang lengkap sehingga tercipta sistem akuntansi yang dapat diandalkan. Untuk penyesuaian diperlukan beberapa informasi akrual sehingga setiap kenaikan dan penurunan aset dan kewajiban dapat direkonsiliasikan dengan LRA.

9 PENYESUAIAN CTA – AKRUAL 1
Untuk melakukan proses penyesuaian harus dipastikan bahwa neraca CTA sudah mencerminkan semua akrual yang telah ada di akhir tahun. Aset tetap  depresiasi, aset rusak, aset belum dicatat Persediaan  persediaan rusak, hilang, persediaan belum dicatat Piutang  piutang tidak dapat ditagih, piutang yang belum dicatat Hutang  utang yang belum dicatat Reklasifikasi Ekuitas Dana  EKUITAS

10 PENYESUAIAN CTA – AKRUAL 2
Data dalam Neraca dapat direkonsiliasikan dengan data dalam LRA contoh: Kenaikan aset tetap  belanja modal + perolehan aset hibah – penjualan / pelepasan aset Kenaikan investasi  penerimaan pembiayaan investasi – pengeluaran pembiayaan investasi - Pastikan semua data untuk melakukan penyesuaian tersedia. Pendapatan yang masih harus diterima  piutang Pendapatan diterima dimuka yang telah menjadi pendapatan atau pendapatan diterima dimuka dari transaksi yang telah ada. Biaya yang masih harus dibayar  piutang Biaya dibayar dimuka yang telah menjadi beban atau biaya dibayar dimuka dari transaksi yang telah ada. Beban depresiasi, penyisihan piutang  transaksi non kas Penjualan aset, aset yang diterima dari hibah Pendapatan investasi yang telah diakui secara akrual

11 TRANSAKSI DALAM SAP AKRUAL
TRANSAKSI KAS  PELAKSANAAN ANGGARAN TRANSAKSI AKRUAL Pendapatan masih harus diterima Pendapatan diterima dimuka Beban yang masih harus dibayar Beban dibayar dimuka Beban Penyusutan

12 PENYESUAIAN CTA - AKRUAL
Pendapatan LRA dan Pendapatan LO Belanja dan Beban LRA LO LRA LO Belanja Sekaligus Beban Pendapatan-LO Sekaligus Pendapatan-LRA Pend. Diterima Dimuka Pendapatan LO sudah diterima Kas-nya Piutang Pendapatan Belanja Dibayar Dimuka Beban sudah dikeluarkan Kas-nya/ Dibayar Utang atas Belanja (YMHD)

13 TRANSAKSI KAS Beberapa transaksi kas tidak mencerminkan akrual
Transaksi Kas dicatat sebagai pendapatan LRA dan Belanja  LRA Beberapa transaksi kas sebenarnya juga mencerminkan akrual  sehingga sama dengan Pendapatan atau Beban dalam LO Pembayaran gaji pada periode anggaran atas seorang yang telah bekerja Pembayaran beban sewa selama satu periode anggaran Penerimaan pendapatan untuk periode tersebut  retribusi Beberapa transaksi kas tidak mencerminkan akrual Pembiayaan Belanja modal Pembayaran belanja untuk dimanfaatkan jangka panjang Penerimaan pendapatan untuk jasa di masa datang

14 TRANSAKSI AKRUAL Transaksi Akrual kadangkala tidak terkait dengan kas, karena kasnya belum diterima atau dibayarkan. Untuk transaksi ini, harus disediakan informasi pada tanggal pelaporan. Piutang (pendapatan yang masih harus diterima) Utang (Beban yang masih harus dibayar) Persediaan terpakai Depresiasi

15 PENDAPATAN MASIH HARUS DITERIMA
Pendapatan masih harus diterima merupakan pendapatan yang sampai dengan tanggal pelaporan belum diterima oleh satker karena adanya tunggakan pungutan pendapatan dan transaksi lainnya yang menimbulkan hak tagih satker dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintah Contoh: Pajak masih harus diterima  Pajak, Retribusi daerah. Pendapatan bukan pajak masih harus diterima  Pendapatan sumber daya alam, pendapatan bunga, pendapatan sewa Bagian laba atas laba BUMN, PNBP lainnya.

16 PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA
Des. 20X2 Pembayaran 1 Februari 20X3 Rp. 250 Jt. Pendapatan tahun 20X2 Diakui sebagai pendapatan pada tahun 20X2 dan dicatat sebagai “Pendapatan yang masih harus diterima = Aset” Pembayaran atas piutang yang telah diakui pada 31 Des 20X2 16

17 PENDAPATAN MASIH HARUS DITERIMA
Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat SKP yang telah dikirimkan ke pengusaha restoran dan hotel namun belum diterima pelunasannya. Sebesar Pelunasan baru dilakukan pada 1 Februari 20X3 Pada 31 Desember 20X2, terdapat deposito Pemda tertanggal 1 Nopember 20X2 sebesar berbunga 6%, jangka waktu 3bulan, jatuh tempo 1 Februari 20X3 Tanggal Finansial Anggaran 31 Des 20X2 Piutang Pendapatan Pendapatan Pajak – LO Tidak dicatat Piutang Bunga Pendapatan Bunga – LO 1 Feb 20X3 Kas Estimasi Perubahan SAL Pendapatan Pajak-LRA Pendapatan bunga- LRA

18 PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
Pendapatan Diterima Dimuka merupakan pendapatan yang telah diterima oleh pemerintah dan sudah disetor ke Kas Umum Daerah, namun wajib pajak dan/atau wajib setor belum menikmati barang/jasa/fasilitas dari pemerintah. Contoh: Pajak / Retribusi Diterima Dimuka  Pajak / Retribusi yang diterima lebih dari satu periode. Pendapatan bukan pajak masih harus diterima  Dividen BUMD sudah diputuskan/diumumkan namun uangnya belum dterima. Penerimaan sewa yang diterima untuk jangka waktu lebih dari satu periode

19 PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
Des. 20X2 Des. 20X3 Pembayaran 1 Juli 20X2 Rp. 100 Jt. Berakhir 30 Jun 20X4 25 Jt. 50 Jt. 25 Jt. Sewa selama 2 tahun berakhir 30 Juni 20X4 18 bulan sebagai : Kewajiban (Pendapatan Diterima Dimuka); Pengurang Pendapatan Akrual 6 bulan sebagai “Pendapatan Akrual” 12 bulan pendapatan 20X3, 6bulan Pendapatan diterima dimuka, yang akan diakui pendapatan LO 20x4 19

20 PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
Pada tanggal 1 Juli 20X2 Diterima pendapatan sewa atas gedung yang tidak dipakai dalam rangka pendayagunaan aset daerah dengan nilai sewa 100 juta untuk masa 2 tahun. Tanggal Finansial Anggaran 1 Juli 20x2 Kas Pendapatan diterima dimuka – LO Estimasi Perubahan SAL Pendapatan – LRA 31 Des Pendapatan diterima dimuka - LO Pendapatan – LO Tidak dicatat

21 PENYESUAIAN PENDAPATAN LO CTA  AKRUAL
Pendapatan LRA tahun berjalan -/- Piutang awal periode +/+ Piutang akhir periode +/+ Pendapatan diterima dimuka awal -/- Pendapatan diterima dimuka akhir periode Pendapatan LO = Pendapatan LRA + kenaikan piutang pendapatan – kenaikan pendapatan diterima dimuka 20X2 20X1 Pendapatan LO Pendapatan Piutang 25.000 20.000 5.000 kenaikan Pendapatan diterima dimuka 10.000 14.000 (4.000) penurunan Pendapatan LRA + kenaikan piutang + penurunan pendapatan diterima dimuka

22 BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Beban yang masih harus dibayar merupakan kewajiban yang timbul akibat hak atas barang/jasa yang telah diterima dan dinikmati dan/atau perjanjian komitmen telah dilakukan, namun sampai akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/komitmen tersebut. Contoh: Belanja Pegawai yang masih harus dibayar Belanja Barang yang masih harus dibayar Belanja lainnya yang masih harus dibayar

23 BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Des. 20X2 Pembayaran 1 Februari 20X3 Rp. 150 Jt. Beban tahun 20X2 Diakui sebagai beban pada tahun 20X2 dan dicatat sebagai “Beban yang masih harus dibayar = Kewajiban” Pembayaran atas utang yang telah diakui pada 31 Des 20X2 23

24 BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat tagihan atas kegiatan pemeliharaan rutin sebesar yang telah diselesaikan oleh seorang rekanan, namun belum dibayar. Karena kegiatan rutin ini disatukan dalam kontrak pemeliharaan setahun maka pembayaran baru dilakukan pada 1 Maret 20X3 Tanggal Finansial Anggaran 31 Des 20X2 Beban barang/jasa Beban yang masih harus dibayar Tidak dicatat 1 Mar 20X3 Kas Belanja barang/jasa Estimasi Perubahan SAL

25 BEBAN DIBAYAR DIMUKA Beban Dibayar Dimuka merupakan pengeluaran satuan kerja/pemerintah yang telah dibayarkan dari rekening Kas dan membebani pagu anggaran, namun barang/jasa/fasilitas dari pihak ketiga belum diterima/dinikmati satuan kerja/pemerintah. Persediaan dan aset tetap sebenarnya beban dibayar dimuka, namun karakteristiknya khusus Contoh: Beban Pegawai dibayar dimuka Beban Barang dibayar dimuka Uang muka kegiatan

26 BEBAN DIBAYAR DIMUKA 30 Jt. 10 Jt.
Des. 20X2 Pembayaran 1 Oktober 20X2 Rp. 40 Jt. Berakhir 30 Sep 20X4 10 Jt. 30 Jt. Sewa ruangan selama 1 tahun berakhir 30 September 20X3 3 bulan sebagai Beban sewa 9 bulan diakui sebagai beban tahun 20X3 9 bulan sebagai Aset (Beban dibayar dimuka) 26

27 BEBAN DIBAYAR DIMUKA Pada tanggal 1 Oktober 20X2 dibayar sewa ruangan untuk ruang kantor unit SKPD dengan nilai sewa 40 juta untuk masa 1tahun. Tanggal Finansial Anggaran 1 Okt 20X2 Beban sewa dibayar dimuka Kas Belanja barang/jasa Estimasi Perubahan SAL 31 Des 20X2 Beban sewa Tidak dicatat 20X3

28 BEBAN LO CTA  AKRUAL Beban LO = Belanja tahun berjalan
+/+ Beban dibayar dimuka awal periode -/- Beban dibayar dimuka akhir periode -/- Beban yang masih harus dibayar awal periode +/+ Beban yang masih harus dibayar akhir periode Beban LO = Beban LRA – penurunan beban dibayar dimuka + kenaikan biaya yang masih harus dibayar. 20X2 20X1 Beban Belanja pegawai Beban dibayar dimuka 30.000 40.000 (10.000) Penurunan Beban yang masih harus dibayar 20.000 14.000 6.000 Kenaikan Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka – kenaikan beban yang masih harus dibayar

29 BIAYA PENYUSUTAN Penyusutan adalah alokasi biaya atas penggunaan aset tetap  penyesuaian nilai akibat pemanfaatan dari suatu aset. Metode penyusutan yang dapat digunakan: Metode garis lurus Metode saldo menurun ganda Metode unit produksi Akumulasi Penyusutan disajikan sebagai pengurang aset di neraca. Beban penyusutan  identik dengan beban pemakaian aset tetap Beban penyusutan  beban LO tidak ada dalam LRA

30 REKONSILIASI DATA PENYUSUTAN
Kenaikan akumulasi penyusutan = beban penyusutan jika dalam periode tersebut tidak terdapat penjualan / pelepasa aset. Rekonsiliasi data : akumulasi penyusutan awal periode +/+ beban penyusutan -/- akumulasi penyusutan aset yang dijual / dilepaskan = akumulasi penyusutan akhir periode Beban depresiasi = akumulasi penyusutan akhir periode – akumulai penyusutan awal periode + akumulasi penyusutan barang yang terjual

31 BIAYA PENYISIHAN PIUTANG
Penyisihan piutang adalah penyisihan atas jumlah piutang yang kemungkinan tidak tertagih di masa depan. Aset merupakan manfaat masa depan yang akan mengalir ke entitas, sehingga jika piutang kemungkinan tidak dapat ditagih akan dilakukan penyisihan. Besarnya piutang ditetapkan dalam kebijakan akuntansi yang mengacu regulasi yang ada. Penyisihan piutang hanya membuat nilai aset agar menceriminkan nilai yang dapat direalisasi, namun entitas tetap berupaya untuk melakukan penagihan atas piutang yang telah disisihkan. Untuk proses penghapusan piutang, mengikuti regulasi yang berlaku.

32 PENYUSUTAN DAN PENYISIHAN
Pada 31 Desember 20X2, berdasarkan kebijakan akuntansi yang ditetapkan jumlah penyusutan tahun 20X2 sebesar dan penyisihan piutang sebesar Tanggal Finansial Anggaran 31 Des 20X2 Beban penyusutan Akumulasi penyusutan Tidak dicatat 20X3 Beban penyisihan piutang Akumulasi penyisihan piutang

33 PERSEDIAAN Persediaan dalam perlakuan akuntansi sebenarnya hampir sama dengan beban dibayar dimuka. Perbedaannya dalam penentuan persediaan yang dibebankan dalam satu periode didasarkan pada perhitungan secara fisik. Beban persediaan (barang) dalam LO merupakan beban penggunaan persediaan. Beban persediaan = persediaan awal + belanja barang persediaan (LRA) – persediaan akhir

34 PERSEDIAAN Pada 31 Desember 20X1, entitas memiliki saldo persediaan sebesar Selama peride 20X2 persediaan yang dibeli (3 Juli) sebesar Pada akhir periode, persediaan yang masih tersisa sebesar Persediaan yang terpakai = = Tanggal Finansial Anggaran 3 Juli 20X2 Persediaan Kas Belanja barang Estimasi Perubahan SAL 31 Des Beban persediaan Tidak ada jurnal

35 SURPLUS/DEFISIT PENJUALAN ASET
Penjualan aset dalam LRA akan dicatat sebesar nilai kas yang diterima dari penjualan tersebut. Dalam LO transaksi tersebut akan dicatat debit kas, akumulasi depresiasi, kredit aset yang dijual, selisihnya akan dicatat sebagai kredit surplus penjualan aset (keuntungan) atau debit defisit penjualan aset (kerugian) Untuk pelepasan aset, akan diakui defisit pelepasan aset sebesar selisih nilai aset dan akumulasi depresiasi.

36 PENJUALAN ASET Pada 2 Januari 20X2, entitas melakukan penjualan peralatan dengan harga Berdasarkan catatan yang ada, nilai perolehan aset sebesar dan akumulasi depresiasi sebesar Tanggal Finansial Anggaran 2 Januari 20X2 Kas Akumulasi Depresiasi Peralatan Surplus penjualan aset - LO Estimasi Perubahan SAL Pendapatan lain

37 PENDAPATAN BUKAN KAS Pendapatan LO meliputi pendapatan yang diterima bukan dalam bentuk kas, misalnya Hibah dalam bentuk barang Hibah dalam bentuk jasa yang dapat diukur dengan andal. Pendapatan bukan kas, akan diakui sebagai pendapatan LO namun tidak diakui sebagai pendapatan LRA. Klasifikasi pendapatan mengikuti kententuan dalam kontrak pemberian barang/jasa dan bagan akun entitas. Untuk hibah dalam bentuk jasa, harus dipastikan bentuk dari jasa tersebut (terukur) dan manfaat yang dihasilkan dalam meningkatkan kinerja misal jasa perawatan gedung, jasa sewa gedung, jasa tenaga dokter.

38 PENDAPATAN BUKAN KAS Pada 3 Januari 20X2, entitas menerima hibah dari perusahaan swasta berupa 2 unit kendaraan untuk dinas pendidikan dengan nilai beserta service pemeliharaan kendaraan gratis selama 1 tahun dengan nilai jasa pemeliharaan sebesar Tanggal Finansial Anggaran 3 Jan 20X2 Kendaraan Pendapatan hibah Tidak dicatat Beban Pemeliharaan

39 KESIMPULAN PENYESUAIAN CTA - AKRUAL
Beban LO Belanja yang disesuaikan dengan akrual  beban yang masih harus dibayar dan beban dibayar dimuka Beban yang belum dicatat  penyusutan, penyisihan, defisit penjualan / pelepasan aset Pendapatan LO Pendapatan LRA disesuaikan dengan akrual  pendapatan diterima dimuka dan pendapatan yang masih harus diterima Pendapatan yang belum dicatat  hibah, surplus penjualan aset.

40 NERACA KOMPARATIF NERACA ASET 20X0 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20X1 Kas 400
580 Pendapatan sewa diterima dimuka 250 350 Piutang 500 600 Pendapatan pajak diterima dimuka 100 300 Persediaan 120 Utang biaya gaji Biaya dibyr dimuka 230 Utang jangka panjang 1.000 1.300 Aset tetap 2.500 4.000 Utang bunga - 20 Akumulasi dep (200) (300) Ekuitas 4.100 5.530 Bangunan net 2.300 3.700 Investasi non per 2.000 2.650 Total Aset 5.550 7.750 Total kewajiban dan ekutias

41 LAPORAN REALISASI ANGGARAN
LRA 20X1 Pendapatan transfer - LRA 4.000 Pendapatan pajak - LRA 3.200 Pendapatan sewa 500 Pendapatan investasi 200 Total Pendapatan 7.900 Belanja Belanja gaji 3.000 Belanja barang dan jasa 2.620 Belanja bansos 400 Belanja hibah 300 Belanja bunga 100 Belanja modal 1.000 Total belanja 7.420 Pembiayaan Penggunaan SAL Pembelian investasi (600) Penerimaan utang jangka panjang  Pembiayaan netto Total kewajiban dan ekutias 580

42 LAPORAN OPERASIONAL LO LRA Pendapatan transfer - LRA 4.000
Pendapatan pajak - LRA 3.200 3.100 Pendapatan sewa 500 -100 400 Pendapatan investasi 200 +50 250 Pendapatan hibah aset Total Pendapatan 8.250 Beban Beban gaji 3.000 +150 3.150 Beban barang dan jasa 2,620 2.7510 Beban bansos Beban hibah 300 Beban bunga 100 20 120 Beban depresiasi Total belanja 6.820 Total surplus LO 1.430

43 KESIMPULAN PENYESUAIAN CTA - AKRUAL
Pendapatan transfer LO = Pendapatan transfer LRA  tidak ada item akrual di Neraca  4.000 Pendaptan pajak LO = Pendapatan pajak LRA + peningkatan piutang pajak – peningkatan pajak dibayar dimuka = =3.100 Pendapatan sewa LO = Pendapatan sewa LRA – peningkatan pendapatan sewa diterima dimuka = 500 – 100 = 400 Pendapatan investasi LO = Pendapatan investasi LRA + kenaikan investasi – pembiayaan investasi = – 600 = 250. Pendapatan hibah aset LO = Kenaikan nilai aset tetap – Belanja Modal + penjualan aset

44 KESIMPULAN PENYESUAIAN CTA - AKRUAL
Beban gaji = Belanja gaji + kenaikan utang gaji = = 3.150 Beban barang dan jasa = belanja barang + penurunan persediaan + penurunan biaya dibayar dimuka = = 2.750 Beban bansos = Belanja bansos LRA Beban hibah = Belanja hibah LRA Beban bunga = belanja bunga + keniakan utang bunga = = 120 Beban depresiasi = akumulasi depresiasi akhir – akumulasi depresiasi awal + akumulasi depresiasi aset yang dijual = 300 – 200 = 100

45 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Ekuitas 31 Desember 20X0 4.100 Surplus LO 1.430 Ekuitas 31 Desember 20X1 5.530

46 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
1 Diterima pendaptan transfer sebesar 4.000juta 2 Diterima pelunasan pajak yang telah diakui pada 20X0 sebesar 500. 3 Diterima pendapatan pajak sebesar 2.000 4 Diterima pendapatan pajak sebesar 700, di mana 200 merupakan pendapatan pajak untuk tahun 20X2 5 Pendapatan pajak diterima dimuka pada awal peride 250, semuanya merupakan pendapatan pajak untuk tahun 20X1 6 Pemda telah mengirimkan SKP senilai 600, namun belum diterima pembayarannya. 7 Diterima pendapatan sewa sebear 500, dari jumlah tersebut 300 merupakan sewa untuk tahun 20X2. 8 Pendapatan sewa awal periode sebesar 250 semuanya merupakan pendapatan tahun 20X1. 9 Dibayar belanja gaji 3.000juta. Dari jumlah tersebut 100 merupakan gaji pada 20X0 yang telah diakui sebagai utag gaji. 10 Gaji yang masih terutang sebesar 250. 12 Membeli persediaan sebesar 620 13 Hasil perhitungan, persediaan yang tersisa di akhir periode sebesar 120 14 Mengeluarkan biaya barang dan jasa sebesar dari jumlah tersebut 120 merupakan biaua dibayar dimuka. 15 Biaya dibayar dimuka sebesar 230 merupakan biaya sewa yang telah menjadid beban pada tahun 20X1. 16 Mengeluarkan belanja bansos sebesar 400 17 Mengeluarkan belanja hibah sebsar 300 18 Membayaar bunga sebesar 100. 19 Biaya bunga yang terjadi namun belun dibayarkan sebesar 20 20 SAL awal periode sebesar 300 semunya digunakan sebagai sumber dana untuk kegiatan tahun 20X1. 21 Melakukan tembahan investasi di BUMD sebesar 600 22 Menerima utang sebesar 300 23 Beban depresiasi pada 20X1 sebesar 100

47 SIMULASI - 1 Pemda menerima transfer dari pemerintah pusat sebesar pada tanggal 1 Maret 2012 Jurnal Finansial 1 Maret Kas Pendapatan - LO Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas 1 Maret Estimasi Perubahan SAL Pendapatan LRA

48 SIMULASI - 2 Pemda membayar belanja pegawai sebesar pada tanggal 10 Maret 2012 Jurnal Finansial 10 Maret Beban pegawai Kas Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas 10 Maret Belanja Pegawai Estimasi Perubahan SAL

49 SIMULASI - 3 Diterima pendapatan sewa sebesar Rp 240 juta untuk sewa selama 2 tahun dimulai 1 Juli 2012 sampai dengan 30 Juni 2014. Jurnal Finansial 30 Juni Kas 240 Pendapatan sewa-LO 60 Pendapatan sewa diterima dimuka 180 Atau dengan alternatif Pendapatan sewa-LO 240 31 Des Pendapatan sewa-LO 180 Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas 30 Juni Estimasi Perubahan SAL 240 Pendapatan sewa

50 SIMULASI - 4 Pemda membayar belanja modal untuk membangun gedung DPR sebesar pada tanggal 1 Agt 2012 Jurnal Laporan Keuangan 1 Agt Bangunan Kas Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas 1 Agt Belanja Modal Estimasi Perubahan SAL

51 SIMULASI - 5 Pemda melakukan belanja barang sebesar Rp 400 juta pada 1 April . Pada tanggal 31 Desember 2012 barang tersebut masih tersisa sebesar 100 juta. Jurnal Finansial 1 April Persediaan 400 Kas Penyesuaian 31 Des Beban barang dan jasa 300 Persediaan 300 Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas 1 April Belanja barang 400 Estimasi Perubahan SAL 400

52 SIMULASI - 6 Pemda memberikan pinjaman kepada BUMD Rp 200 juta pada 1 Okt. Jurnal Laporan Keuangan 1 Okt Investasi non permanen 200 Kas Jurnal angggaran tetap dibuat dengan menggunakan basis kas 1 Okt Pengeluaran pembiayaan - penyertaan 200 Estimasi Perubahan SAL 200

53 SIMULASI - 7 Pemda membayar pemeliharaan Rp 200 , perjalanan dinas sebesar Rp 100 dan biaya jasa sebesar Rp 60 pada 1 Nop Jurnal Laporan Keuangan 1 Nop Beban barang dan jasa 360 Kas Jurnal angggaran dicatat sebagai belanja dan diklasifikasikan sebagai belanja barang. 1 Nop Belanja Barang dan jasa 360 Estimasi Perubahan SAL 360

54 SIMULASI - 8 Beban Depresiasi selama tahun 2012 sebesar Rp 50
Jurnal Laporan Keuangan 1 Okt Beban Depresiasi 50 Akumulasi Depresiasi 50 Jurnal angggaran tidak ada karena tidak terkait dengan anggaran

55 SIMULASI - 9 Pada 25 Nopember 2012, telah diterbitkan Surat Ketetapan pajak sebesar Rp 500 , SKP tersebut dibayar 5 Desember Jurnal Finansial 25 Nop Piutang Pajak 500 Pendapatan pajak -LO 500 5 Des Kas Piutang Pajak Jurnal angggaran 5 Des Estimasi Perubahan SAL 500 Pendapatan pajak - LRA 500

56 SIMULASI - 10 Pada 25 Desember 2012, terdapat pendapatan pajak yang belum dibayar namun telah diterbitkan Surat Ketetapan Pajaknya sebesar Rp 200 . Jurnal Laporan Keuangan 25 Des Piutang Pajak 200 Pendapatan pajak 200 Jurnal angggaran belum dimasukkan dalam LRA karena kasnya belum diterima. Akan dimasukkan sebagai pendapatan LRA pada tahun 2013 saat pendapatan tersebut diterima.

57 SIMULASI - RINGKASAN Laporan LRA Pendapatan transfer 4 .000
Pendapatan pajak Pendapatan sewa Total pendapatan - LRA Beban Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Beban Depresiasi Total beban Surplus Operasional

58 SIMULASI - RINGKASAN NERACA ASET KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kas 280
Pendapatan diterima dimuka Piutang 200 Persediaan 100 Ekuitas 1.550 Bangunan 1 .000 Akumulasi dep (50 ) Bangunan net 950 Investasi non per Total Aset 1.730 Total kewajiban dan ekutias

59 SIMULASI - RINGKASAN Laporan Realisasi Anggaran
Pendapatan transfer - LRA Pendapatan pajak - LRA Total pendapatan - LRA Beban Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Total Belanja Surplus LRA Pengeluaran pembiayaan inv non permanen Saldo Anggaran Lebih / SILPA


Download ppt "PERUBAHAN CTA KE AKRUAL"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google