Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
TUJUAN AUDIT DAN BUKTI AUDIT
2
Tujuan Audit Tujuan Audit: Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Tujuan umum
Menguji kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Kriteria kewajaran adalah tingkat kesesuaian laporan keuangan dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU), misalnya SAK (Standar Akuntansi Keuangan). Tujuan khusus Menguji kewajaran elemen-elemen laporan keuangan atau yang disebut dengan asersi manajemen. Tujuan umum tidak bisa dicapai tanpa melalui penyelesaian tujuan khusus.
3
Asersi Manajemen Asersi manajemen adalah pernyataan manajemen yang dituangkan dalam elemen-elemen laporan keuangan, misalnya tentang saldo kas, piutang, persediaan, penjualan, dst. Secara tersirat asersi manajemen menyatakan 5 aspek saldo rekening, yaitu: Eksistensi atau terjadinya Kelengkapan Hak dan kewajiban Penilaian atau alokasi Penyajian dan pengungkapan
4
Asersi Manajemen Eksistensi atau terjadinya saldo rekening benar-benar ada dan transaksi benar-benar terjadi Kelengkapan tidak ada saldo rekening atau transaksi yang tidak dilaporkan. Hak dan kewajiban saldo rekening benar-benar haknya perusahaan atau kewajiban perusahaan. Penilaian dan alokasi transaksi telah dinilai dan dibukukan dengan tepat. Penyajian dan pengungkapan saldo rekening telah disajikan dan diungkapkan dengan tepat sesuai dengan PABU.
5
Ilustrasi Asersi Manajemen
Saldo Piutang Rp ,00 Eksistensi atau Terjadinya Kelengkapan Hak dan kewajiban Penilaian atau alokasi Penyajian dan pengungkapan Memenuhi aspek-aspek asersi manajemen
6
Bukti Audit Bukti audit adalah bukti-bukti pendukung laporan keuangan yang dikumpulkan dan diuji selama proses pelaksanaan audit. Bukti audit yang berhubungan dengan saldo akun/rekening dapat dikelompokkan ke dalam dua macam bukti audit, yaitu: Bukti pembukuan, seperti: jurnal, buku pembantu, buku besar, dan berbagai daftar pendukung pembukuan yang lain. Informasi penguat/bukti transaksi, seperti: faktur penjualan, konfirmasi piutang, serta informasi lain yang dikembangkan oleh auditor.
7
Ketepatan dan Kecukupan Bukti
Bukti audit harus memenuhi dua kriteria, yaitu: Tepat/kompeten berhubungan dengan kualitas bukti. Cukup/sufficient berhubungan dengan kuantitas bukti
8
Kompetensi Bukti Jauh dari tanggal laporan keuangn Ketepatan Waktu
Kurang Kompeten Faktor Kompetensi Lebih Kompeten Relevan tak langsung Relevansi Langsung relevan Dari dalam perusahaan SPI Lemah Tidak memahami langsung Sumber Bukti Dari fihak luar yang independen. SPI Kuat Memahami langsung Jauh dari tanggal laporan keuangn Ketepatan Waktu Pada tanggal neraca Subyektif Obyektifitas Obyektif
9
Pengaruh Sirkulasi Bukti
Lebih Kompeten Bukti luar yang dikirim langsung ke auditor Bukti luar yang diarsip oleh klien Bukti interen yang dikirim ke pihak luar (turn-arround documents). Bukti interen yang tidak pernah beredar di luar perusahaan. Kurang Kompeten
10
Kecukupan Bukti Kebutuhan jumlah/kuantitas bukti dipengaruhi oleh:
Tingkat materialitas salah saji Tingkat risiko audit Pertimbangan ekonomis pengumpulan bukti. Karakteristik populasi bukti, dalam kaitannya dengan potensi salah saji.
11
Kecukupan Bukti Tingkat materialitas salah saji
Prinsip umum: semakin tinggi potensi salah saji, misalnya karena SPI lemah, semakin rendah materialitas salah saji, atau semakin hati-hati sikap auditor terhadap salah saji, maka semakin banyak bukti audit yang diperlukan.
12
Kecukupan Bukti Tingkat risiko audit
Prinsip umum: semakin tinggi potensi salah saji, misalnya karena SPI lemah, semakin rendah risiko audit yang diambil, atau semakin hati-hati auditor, maka semakin banyak bukti audit yang diperlukan.
13
Kecukupan Bukti Pertimbangan ekonomis pengumpulan bukti.
Sesuai dengan kualifikasi SPI, diyakini bahwa penambahan jumlah bukti tidak akan mengubah kesimpulan auditor, maka penentuan jumlah bukti harus dikaji dengan pertimbangan ekonomis. Karakteristik populasi bukti, dalam kaitannya dengan potensi salah saji. Semakin tinggi potensi kesalahan pada elemen populasi bukti, semakin banyak bukti audit yang diperlukan.
14
Prosedur Audit Prosedur audit adalah metode yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan bukti (yang kompeten/tepat dan dalam jumlah yang cukup)
15
Kategori Prosedur Audit
Prosedur pemahaman SPI Prosedur pengujian SPI Prosedur pengujian substantif Prosedur awal Prosedur analitis Prosedur pengujian transaksi Prosedur pengujian saldo rekening Prosedur pengujian estimasi akuntansi Prosedur pengujian penyajian dan pengungkapan
16
Kategori Prosedur Audit
Catatan: Prosedur pemahaman dan pengujian SPI ditujukan untuk mengukur kecukupan dan efektifitas SPI, yang hasilnya digunakan untuk menentukan kedalaman pengujian substantif, yang mencakup: Sifat pengujian substantif Saat pengujian substantif Luas atau lingkup pengujian substantif.
17
Jenis-jenis Prosedur Audit
Secara spesifik prosedur audit terdiri dari beragam jenis sebagai berikut: Vouching Observasi Pengerjaan ulang (reperforming) Teknik audit berbantuan komputer Analitis Inspeksi Konfirmasi Wawancara Penghitungan Tracing
18
Jenis-jenis Bukti Audit
Bukti analitis, merupakan produk dari prosedur analitis, contoh: rasio penjualan sesungguhnya dengan anggaran penjualan. Bukti dokumenter, merupakan produk dari prosedur tracing, vouching, dan inspeksi, contoh: tracing dari faktur penjualan ke buku besar piutang, vouching dari buku besar ke faktur penjualan, inspeksi terhadap laporan bank. Bukti konfirmasi, merupakan produk dari prosedur konfirmasi, contoh: konfirmasi piutang dan konfirmasi saldo rekening bank.
19
Jenis-jenis Bukti Audit
Bukti matematis, merupakan produk dari prosedur penghitungan ulang (recalculation), contoh: penghitungan ulang pendapatan bunga atau biaya bunga. Bukti fisik, merupakan produk dari prosedur inspeksi, penghitungan, dan observasi, contoh: inspeksi bangunan gudang baru, penghitungan uang, observasi perhitungan persediaan. Bukti pernyataan tertulis, merupakan produk dari prosedur wawancara yang diikuti dengan permintaan untuk membuat pernyataan tertulis.
20
Jenis-jenis Bukti Audit
Bukti lisan, merupakan produk dari prosedur wawancara yang berfungsi sebagai bahan masukan dalam merumuskan prosedur audit yang lebih tepat untuk pengujian obyek audit tertentu, contoh: wawancara/ pertanyaan tentang kemungkinan adanya persediaan yang usang atau rusak. Bukti elektronik, merupakan produk dari prosedur audit berbantuan komputer, contoh: pembandingan antara harga yang tercantum dalam faktur dengan harga yang tercantum dalam master file harga.
21
Ilustrasi Tracing dan Vouching
Arah Pengujian Asersi Eksistensi atau terjadinya VOUCHING (Menguji potensi overstatement) Bukti Transaksi Jurnal Buku Besar TRACING (Menguji potensi understatement) Kelengkapan
22
Pengujian Bukti Audit Sifat atau tingkat kedalaman pengujian
Dalam membuat perencanaan audit, auditor harus membuat empat keputusan penting: Sifat atau tingkat kedalaman pengujian Saat pengujian, transaksi akhir tahun, tengah tahun, ataukah awal tahun. Luas pengujian atau jumlah bukti yang akan diuji. Penentuan anggota tim yang akan melakukan pengujian
23
Program Audit Program audit adalah dokumen tertulis yang berisi deskripsi tentang prosedur audit yang dipandang penting untuk mendapatkan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar semua hal yang dipandang material. Bentuk program audit bisa bermacam-macam, disesuaikan dengan situasi dan keadaan.
24
Ilustrasi Program Audit – Piutang Dagang
Prosedur awal Dapatkan pemahaman tentang produk dan jasa, pasar, kompetisi, konsumen, industri, dan peraturan pemerintah. Pahami bagaimana faktor-2 tersebut terhadap penjualan. Lakukan prosedur awal atas piutang dagang dan pembukuan yang akan menjadi objek audit selanjutnya, mencakup:
25
Ilustrasi Program Audit – Piutang Dagang
Telusur saldo awal piutang dan CKP ke kertas kerja tahun sebelumnya. Review mutasi dalam buku besar dan CKP, investigasi mutasi tidak normal. Dapatkan daftar piutang dan pastikan kesesuaiannya dengan data pembukuan, melalui: Footing dan pengujian kesesuaian dengan jumlah saldo dalam buku pembantu/master file dan saldo dalam buku besar. Pengujian kesesuaian nama konsumen dan saldo piutang dalam daftar piutang dengan data dalam buku pembantu piutang.
26
Ilustrasi Program Audit – Piutang Dagang
Lakukan prosedur analitis: Lakukan perbandingan data piutang dengan data tahun lalu, data industri, data anggaran, atau data lain yang relevan. Lakukan perbandingan dengan data pembelian persediaan atau data produksi. Lakukan perhitungan rasio sebagai berikut: Rasio hari rata-rata piutang Rasio piutang dengan total aset lancar. Rasio CKP dengan data penjualan kredit bersih. Rasio beban kerugian piutang dengan penghapusan piutang.
27
Ilustrasi Program Audit – Piutang Dagang
Pengujian detil transaksi Lakukan vouching terhadap sampel piutang ke dokumen pendukungnya. Vouching debit ke faktur penjualan, dokumen pengiriman, dan pesanan penjualan. Vouching kredit ke bukti pelunasan piutang atau ke memo peluansan piutang serta penyesuaian penjualan, misalnya untuk retur penjualan dan penghapusan piutang. Lakukan pengujian pisah batas (cutoff) untuk penjualan dan retur penjualan:
28
Ilustrasi Program Audit – Piutang Dagang
Pengujian detil transaksi Pilih sampel transaksi penjualan untuk beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca, periksa dokumen pendukungnya untuk memastikan ketepatan pisah batas transaksi. Pilih sampel memo kredit yang dikeluarkan setelah akhir tahun buku, lakukan pemeriksaan dokumen pendukungnya untuk memastikan ketepatan cutoff transaksi. Juga lakukan pemeriksaan atas retur penjualan setelah tanggal neraca untuk memeriksa kemungkinan terjadinya pengiriman tanpa otorisasi. Perhatikan pula volume retur penjualan, untuk memastikan kemungkinan adanya pengiriman retur penjualan tanpa otorisasi.
29
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.