Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehVina Noto Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
Effects of Culture on Fertility: Anthropological Contibution Robert. A Levine and Susan C M Scrimshaw Wiji Nogroho, 5 Maret 2013
2
Point 1 Studi Antropogi sangat penting dalam mendukung, melengkapi dan mengembangkan teori demografi yang ada. Informasi dan pengetahuan mengenai “culture related fertility” penting diketahui demografer. Studi antropologi terkait fertilitas dapat dilihat menjadi 2 bagian yakni: secara makro dan mikro.
3
Point 2 Secara makro meliputi: 1.Population homeostatis 2.Culture and reproductive success 3.Social structure and fertility 4.Cultural evolution and population growth 5.Environment and reproduction
4
Point 3 Secara mikro meliputi: 1.Union Formation and dissolution 2.Sexual intercouse within union 3.Contraceptive use 4.Abortion 5.Infanticide 6.Fertility decision making 7.Famili form and fertility 8.Women activities and roles 9.Value of children 10.Infant mortality and fertility
5
Point 4 Metode penelitian: Lebih mendalam (unique) dibandingkan “large scale survey” Kuantitatif maupun kualitatif, menghabiskan lebih banyak waktu dalam mewawancara atau mengamati suatu perilaku Kombinasi dari kuesioner, wawancara mendalam (terbuka), observasi, maupun historical
6
Pembahasan Culture and Fertility Major anthropological area of fertility: macro and micro Method
7
Culture and Fertility Sudut pandang berbeda Demografer+Ekonom vs Antropolog terkait “culture and fertility” Demografer dan ekonom: Dipandang sebagai dua sisi yakni irrational (norma, nilai, hal tabu) dan rational (pandangan “local cost-benefit”) Antropolog: nilai sosial yang telah lama ada dan normatif (bagaimana seharusnya), panduan perilaku sosial dalam masyarakat.
8
Culture: sebagai proses adaptasi terhadap alam secara turun temurun kelahiran, kematian dan penyakit. Antropolog: when, how, how culture change. sebagai suatu proses.
9
Contoh “natural fertility” = kemampuan reproduksi pada wanita tanpa adanya usaha secara sengaja untuk mengurangi atau menghindari kelahiran. Antropolog: adanya perbedaan “natural fertility” lebih dilihat dari sisi pengaruh tak langsung (indirect determinant). Jarak kelahiran atau perilaku seksual hingga poligami/poliandri.
10
Antropolog to demografer: Jarak kelahiran, pemakaian kontrasepsi modern, perilaku seksual, transisi demografi, hingga perkawinan pada suatu sistem sosial (poligami/poliandri). page and lesthaeghe, 1981; Arensberg and Niehoff, 1971. Pendekatan ilmu antropologi menjadi penting ketika sumber data mengenai perilaku sangat terbatas.
11
Macro level Area 1. Population Homeostatis: wynne-edward (1961), population size represents an adaptation to specific environment (including the way that environment is utilized). 2. Culture and reproductive success: maximum reproductive success in the form of genetic representation in the next generation. Ex: birth spacing vs survival children
12
3. Social Structure and Fertility: the way a society is organized, produce behavioral norm that influence fertility. Australian and Amazon culture. 4. Cultural evolution in relation to population Growth: population growth and intensification of agricultural. 5. Environment and reproduction: ??????
13
Micro Level Area 1.Union Formation an Dissolution: 2.Sexual Intercouse within union: 3.Contraseptive use: 4.Induced Abortion
14
5. Infanticide: terkait perang, dan terkait perilaku sosial east indian, newborn female. 6. Fertility decision making: terkait pengaruh dari laki-laki dan perempuan terhadap keputusan fertilitas, tahapan life cycle pada perempuan baik secara biologis maupun cultural. 7. Family form and fertility: terkait fertilitas pada nuclear dan extended family.
15
8. Womens activities and roles: terkait wanita bekerja dan laktasi terhadap status wanita dan fertilitas. East indian sgr dpt anak stlh menikah. 9. Value of children: terkait anak yang bekerja pada small family dan large family, bahkan hingga dewasa 10. Infant mortality and fertility: tingginya mortalitas diakibatkan perilaku tingginya fertilitas. Perbedaan perilaku pada anak mortalitas
16
Method Penelitian suatu “social behavior” both: kuantitatif maupun kualitatif. Survey/sensus studi lebih mendalam Tinggal ditempat studi, observasi langsung, waktu yang lama, wawancara mendalam. Terkait fertilitas: perilaku induced abortion, infanticided, contraseptive use, perilaku seksual penggalian secara luas.
17
Keahlian peneliti sangat menentukan hasil Ilmu antropologi (dlm hal ini etnografi) bermanfaat dlm validitas data hasil misal: penggunaan kata dalam kuesioner, hasil yang dianggap tidak relevant (konfirmasi), menambah informasi misal kelahiran yang terlalu dekat, migrasi dll.
18
Kesimpulan Penelitian mengenai kependudukan akan semakin bermanfaat, kaya informasi jika dilihat baik dari sisi demografer maupun antropolog. Para demografer tidak boleh mengabaikan penemuan antropolog, demikian sebaliknya antropolog memberikan kontibusi yang baik jika mereka memasukan unsur demografi sesuai literatur dan ilmu demografi.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.