Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehIbnu Yamin Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
A. Dispersi Koloid Jika suatu zat dilarutkan ke dalam suatu pelarut tertentu maka zat terlarut tersebut akan terdispersi ke dalam pelarutnya (medium pendispersi). Sistem dispersi dibedakan menjadi 3 yaitu: Larutan asli, ukuran partikel 1 Å – 10 Å; Koloid, ukuran partikel 10 Å – Å; Suspensi, ukuran partikel lebih besar dari Å.
2
Tipe Sistem Dispersi Koloid
Sistem dispersi koloid terdiri atas 2 fase, yaitu fase terdispersi dan medium pendispersi. Tipe Sistem Dispersi Koloid Medium Pendispersi Fase Terdispersi Gas Cair Padat (larutan asli) aerosol cair (awan, kabut) aerosol padat debu, jelaga dalam udara) buih (buih air sabun, buih soda) emulsi (milk, krim rambut) sol (tinta, koloid emas) buih padat (gabus, batu apung) emulsi padat/gel (mentega, keju) sol padat (paduan logam)
3
B. Sifat Koloid 1. Efek Tyndall
Penghamburan sinar oleh partikel koloid. Contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari: Terlihatnya cahaya lampu kendaraan di jalan yang berdebu. Cahaya proyektor di gedung bioskop
4
2. Gerak Brown Gerakan yang cepat membentuk garis-garis lurus yang pendek dan mengubah arah geraknya secara mendadak (zig-zag) yang dialami partikel koloid. 3. Pengendapan Pengendapan atau penggumpalan koloid sol dapat terjadi karena a. penambahan elektrolit, b. elektroforesis, c. pencampuran 2 sol yang berlawanan muatannya, dan d. pendidihan.
5
4. Sifat Kelistrikan Sifat dari partikel koloid adalah dapat memiliki muatan positif atau negatif. Muatan partikel koloid dapat terjadi: a. Absorpsi ion dari medium pendispersinya Suatu koloid dapat mengadsorpsi ion dari medium pendispersinya. Jenis ion yang diadsorpsi bergantung pada jenis koloidnya. b. Ionisasi gugus permukaan Gugus yang terdapat pada suatu senyawaan koloid dapat mengalami ionisasi.
6
5. Elektroforesis Gerakan partikel karena pengaruh potensial listrik disebut elektroforesis atau kataforesis. Koloid positif tertarik ke elektrode negatif, sedangkan koloid negatif tertarik ke elektrode positif. Penerapan Elektroforesis pembersihan asap dari cerobong asap pelapisan karet pada permukaan logam dari sol lateks pengecatan bagian logam pada mobil dengan pigmen koloid
7
C. Macam-Macam Koloid 1. Sol Liofil dan Sol Liofob a. Sol Liofil
Sol yang fase terdispersinya senang dengan medium atau pelarutnya. Jika medium pendispersinya air disebut sol hidrofil. Contoh: protein (dalam telur) terdispersi dalam air dan kanji terdispersi dalam air. b. Sol Liofob Sol yang fase terdispersinya tidak senang dengan medium atau pelarutnya. Contoh: dispersi emas, Fe(OH)3, dan belerang dalam air yang tidak melibatkan ikatan hidrogen.
8
Perbandingan Sol Liofil dengan Sol Liofob
No Sol Liofil Sol Liofob 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dibuat dengan mencampurkan secara langsung dengan mediumnya. Partikelnya tidak bermuatan atau sedikit muatannya. Diendapkan oleh elektrolit dengan konsentrasi tinggi. Dapat balik (reversibel). Tidak menunjukkan efek Tyndall. Partikel tertarik ke anode atau katode, atau tidak sama sekali. Tidak dapat dibuat dengan mencampurkan secara langsung dengan mediumnya. Partikelnya bermuatan positif atau negatif. Diendapkan oleh elektrolit dengan konsentrasi rendah. Tidak dapat balik (ireversibel). Menunjukkan efek Tyndall. Partikel tertarik ke anode atau katode.
9
c. Kestabilan Sol Kestabilan suatu sol dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: Adanya Muatan Partikel Sol Partikel sol liofob memiliki muatan listrik (semuanya positif atau semua negatif) pada permukaannya. Karena muatannya sama maka antarpartikel tolak-menolak dan menahan untuk bergabung Solvatasi dari Partikel Sol Sol liofil lebih stabil daripada sol liofob. Hal itu dikarenakan dua alasan yaitu: a. partikel sol liofil tidak bermuatan listrik; b. partikel sol liofil memiliki lapisan pelarut (selimut) di sekelilingnya.
10
d. Pemurnian Sol Dapat dilakukan dengan cara: Dialisis Sol dan zat elektrolit atau partikel-partikel kecil lainnya dapat dipisahkan dengan kertas perkamen atau membran selofan yang memiliki pori-pori sangat baik. Elektrodialisis Hampir sama dengan dialisis. Bedanya, pada elektrodialisis, dengan pengaruh medan listrik, ion-ion tertarik ke elektrode yang berlawanan muatan. Penyaring Ultra Penyaring ultra atau membran selofan dapat dilalui zat elektrolit dan mediumnya, tetapi partikel sol tidak dapat melewatinya.
11
2. Aerosol Aerosol adalah sistem koloid zat padat atau zat cair yang terdispersi dalam gas seperti awan, kabut, debu, dan jelaga dalam udara. Untuk membersihkan debu atau asap (terutama yang mengandung partikulat beracun) yang berasal dari industri digunakan alat yang disebut Cottrell. Skema Cottrell
12
3. Emulsi Emulsi adalah sistem koloid zat cair yang terdispersi dalam zat cair (sistem koloid cair-cair). Untuk memperoleh emulsi yang stabil, diperlukan sejumlah kecil zat pengemulsi (emulgator) yang ditambahkan saat pembuatan emulsi. Sifat-sifat emulsi adalah sebagai berikut. a. Sering bermuatan negatif dan dapat diendapkan oleh zat elektrolit. b. Menunjukkan efek Tyndall dan gerak Brown. c. Emulsi dapat dirusak oleh pemanasan, pembekuan, pemutaran, dan penambahan elektrolit yang cukup banyak. d. Perusakan emulsi juga dapat terjadi jika emulgatornya dirusak.
13
4. Gel Gel adalah sistem koloid zat cair yang terdispersi dalam medium padat. Contoh: a. Sol panas gelatin yang didinginkan menjadi suatu zat yang semipadat. b. Sifat gel ada yang elastis (gelatin, kanji, dan sabun) dan ada yang tidak elastis (kaku), misalnya gel silika
14
D. Pembuatan Koloid Cara Dispersi
Prinsip cara ini adalah pemecahan partikel berukuran besar menjadi partikel berukuran kecil (sesuai ukuran partikel koloid). Peptisasi Cara pembuatan koloid dengan penambahan elektrolit ke dalam suatu endapan. Pemintal koloid Pemintal koloid terdiri atas dua pelat baja yang berdekatan, berputar dengan arah berlawanan, dan berkecepatan tinggi. Cara Bredig Cara Bredig menggunakan dua kawat logam yang diberi tegangan tinggi saling didekatkan di dalam air.
15
2. Cara Kondensasi Kondensasi merupakan kebalikan dari cara dispersi, yaitu penggabungan molekul-molekul kecil menjadi partikel yang besar. Hidrolisis Contoh: pembuatan sol hidroksida besi, krom, dan aluminium Oksidasi Contoh: pembuatan sol belerang Reduksi Contoh: pembuatan sol Ag dan Au Reaksi penetralan Contoh: pembuatan sol As2O3 Pengubahan pelarut Contoh: larutan belerang dalam etanol ditambahkan pada air yang berlebihan maka akan terbentuk partikel koloid.
16
E. Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari
Pembentukan Delta pada Muara Sungai Mesin Ginjal Buatan Langit Tampak Berwarna Biru Penjernihan air Ilustrasi pembentukan delta skema mesin ginjal buatan Langit tampak biru karena sinar matahari dihamburkan oleh partikel-partikel koloid Ilustrasi pengendapan partikel koloid oleh tawas
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.