Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

EVALUASI KINERJA BADAN KARANTINA PERTANIAN TAHUN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "EVALUASI KINERJA BADAN KARANTINA PERTANIAN TAHUN"— Transcript presentasi:

1 EVALUASI KINERJA BADAN KARANTINA PERTANIAN TAHUN 2010-2014
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

2 INDIKATOR KINERJA BARANTAN
Tercegahnya masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK dari luar negeri. Tercegahnya penyebaran HPHK/OPTK antar area di dalam wilayah RI. Tercegahnya pemasukan pangan segar asal hewan dan asset tumbuhan yang tidak aman untuk konsumsi. Meningkatkan akses ekspor komoditas pertanian strategis yang semula terkena hambatan teknis/SPS. Meningkatkan pelayanan prima (cepat, efektif, transparan dan akuntabel) Meningkatkan kredibilitas laboratorium karantina pertanian di tingkat international. Diterapkannya system teknologi informasi karantina Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perlindungsn pertanian dan meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia.

3 CAPAIAN SERAPAN ANGGARAN 2010-2014 SERAPAN ANGGARAN TA 2010-2014 (Rp)
URAIAN SERAPAN ANGGARAN TA (Rp) 2010 2011 2012 2013 2014*) PAGU (Rp) 448,006,857,000 542,866,622,000 734,303,739,000 807,354,242,000 603,844,735,000 REALISASI (Rp) 424,773,729,055 503,493,052,939 623,122,158,005 755,271,997,838 399,257,172,878 PERSENTASE (Rp) 94.81 92.75 84.86 93.55 66.12 *) Catatan : serapan per tanggal 26 September 2014

4 CAPAIAN SERTIFIKASI KARANTINA 2010-2014
FREKUENSI (Kali) 2010 2011 2012 2013 2014*) KARANTINA TUMBUHAN 324,884 417,975 443,401 413,280 323,503 KARANTINA HEWAN 329,614 341,960 468,492 452,994 308,760 JUMLAH 654,498 759,935 911,893 866,274 632,263 *) Catatan : serapan per tanggal 27 September 2014

5 CAPAIAN CEGAH TANGKAL HPHK / 0PTK s.d. 2014
NO TEMUAN HPHK MEDIA PEMBAWA NEGARA ASAL/ANTAR AREA TAHUN 1 Bovine Spongiform Encephalophaty (BSE) MBM Uni Eropa 2006, 2007 2 Enzootic Bovine Leukosis (EBL) Sapi Australia 2013 3 Leptospira

6 OPTK CAPAIAN CEGAH TANGKAL HPHK / 0PTK s.d. 2014 NO TEMUAN HPHK
MEDIA PEMBAWA NEGARA ASAL TAHUN 1 Helminthosporium solani Umbi Kentang Australia, Scotlandia, Kanada 2006, 2007, 2011 2 TuMV Benih Kubis, Sawi, Jagung Denmark, Jepang 2006, 2007 Benih Tomat Korea, Italia 2008 3 RSV Benih Padi, Rumput Cina, Australia 2007, 2009 4 Acidovorax avenae subsp avenae Benih Padi Cina, Philipine 2007, 2008 5 Liberobacter asiaticum Bibit Jeruk Cina 2007 6 Tilletia foetida Biji Gandum USA 7 T. caries 8 Clavibacter michiganensis subsp sepedonicum Belanda 9 Xylella fastidiosa Bibit Strawberry 10 Arabis Mosaic Nepovirus Bibit Mawar Jepang Benih Ketimun 2010

7 Lanjutan ...CAPAIAN CEGAH TANGKAL HPHK / 0PTK s.d. 2014
OPTK NO TEMUAN HPHK MEDIA PEMBAWA NEGARA ASAL TAHUN 11 Pratylenchus vulnus Bibit Lilium, Raspberry Belanda 2010, 2011 12 Pratylenchus penetrans Pakis USA 2010 13 Cucumbemovirusr green molttle mosaic toba Benih Ketimun Korea 14 Panonichus citri Kumkuat Cina 2011 15 Burkholderia glumae Benih Padi Phillipine 2011, 2013 16 Tilletia laevis Biji Gandum Lithuania, Australia, Rusia, USA 2011, 2012 17 T. indica Pakistan 18 T. tritici Lithuania, Australia, Rusia 19 Pseudomonas syringae pv. Lachrimans Benih Melon, Semangka Thailand 2012 20 Pseudomonas viridiflava Bawang Bombay Belanda via Malaysia 2014

8 CAPAIAN KINERJA CEGAH TANGKAL CEMARAN PSAT TAHUN 2010 - 2014
NO NAMA CEMARAN PSAT KOMODITAS ASAL TAHUN 1 Aflatoksin Kacang Tanah India 2010, 2011, 2012 2 Pb (Timbal) Cabe, Bawang Putih, Jeruk Cina 2010 Bawang Bombay, Pir 3 Cd (Cadmium) Bawang Putih Jerman 2012 Cabe Kering India, Belanda 2010, 2014 Cabe 2011 Wortel Seledri 4 Salmonella spp 5 Residu Pestisida Popcorn Argentina 6 Formalin Kismis Inggris 2013

9 CAPAIAN TINDAKAN KH/KT PENAHANAN, PENOLAKAN DAN PEMUSNAHAN TAHUN 2010-2014
URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014*) A KARANTINA HEWAN 1 PENAHANAN 1,453 2,105 1,671 1,423 926 2 PENOLAKAN 793 1,402 1,002 871 482 3 PEMUSNAHAN 583 877 887 960 580 B KARANTINA TUMBUHAN 57 172 329 453 565 105 220 263 636 410 56 187 302 617 393 TOTAL 3,047 4,963 4,454 4,960 3,356 *) Catatan : serapan per tanggal 27 September 2014

10 CAPAIAN KINERJA MANAJERIAL TAHUN 2010-2014
NO INDIKATOR TAHUN 2011 2012 2013 TARGET 2014 1 IKM (80.11) (80.44) (82.03) Sangat Baik Baik 2 IPNBK 3.5 3.72 3.91 (70.00) (74.39) (79.75) 3 SAKIP 67.58 78.00 82.47 (B) (A) 4 PETA KERAWANAN Agak Rawan Bebas 5 ISO PELAYANAN 27 Satker 30 Satker 40 Satker 6 ISO (Laboratorium) 8 Satker 10 Satker

11

12

13 HASIL EVALUASI SAKIP BARANTAN TAHUN 2010-2013
No. Tahun Nilai Kategori / Predikat Keterangan 1 2010 53,98 C (cukup baik) aspek perencanaan kinerja (16,11), penetapan rencana kinerja tahunan (3,38), penetapan kinerja (3,21), pengukuran kinerja (11,20), pelaporan kinerja (8,92), evaluasi kinerja (5,92), pencapaian sasaran (11,80) 2 2011 67,58 B (sangat baik) aspek perencanaan kinerja (31,64), pengukuran kinerja (15,11), pelaporan kinerja (11,19), evaluasi kinerja (2,72) dan pencapaian sasaran (6,92) 3 2012 78,00 A (sangat baik) aspek perencanaan kinerja (29,00), pengukuran kinerja (16,00), pelaporan kinerja (13,00), evaluasi kinerja (5,00) dan pencapaian sasaran (15,0) 4 2013 82,47 A (sangat baik) aspek perencanaan kinerja (30,91), pengukuran kinerja (15,98), pelaporan kinerja (12,83), evaluasi kinerja (6,50) dan pencapaian sasaran (16,25)

14 PERMASALAHAN HASIL AUDIT KARANTINA HEWAN
PERMASALAHAN PADA DIREKTORAT KESWAN No Uraian Sebab Dampak 1 Pangan Asal Hewan/PAH dan Bahan Asal Hewan (BAH) hanya dilakukan pengujian organoleptik (tekstur) dan pemeriksaan fisik (kemasan). Tidak seluruhnya dilakukan uji Total Plate Count (TPC), residu antibiotik, residu hormon, uji E. coli, uji Salmonella serta uji bebas dari formalin (BKP Kelas I Palembang dan SKP Kelas I Bengkulu tahun 2014) Belum efektifnya pengendalian dari pimpinan terhadap tindakan karantina hewan, petugas karantina hewan belum cermat dalam melakukan tindakan karantina sesuai dengan peraturan yang berlaku. Belum sepenuhnya melindungi konsumen untuk bahan asal hewan/hasil bahan asal hewan yang Aman Sehat Utuh dan Halal. 2 Terdapat pengeluaran media pembawa Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) yang tidak sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor. 316.a/Kpts/PD /L/11/06 tanggal 20 November 2006 tentang Petunjuk Teknis Tindakan Karantina Hewan Terhadap Media Pembawa HPAI, yaitu pengeluaran tidak dilengkapi dengan Surat Izin Pengeluaran Hewan dari pejabat yang berwenang/Kantor Pelayanan Perizinanan Terpadu (SKP Kelas I Bengkulu tahun 2014) Petugas karantina hewan belum cermat dalam melakukan tindakan karantina sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berpotensi menyebarkan HPHK di wilayah pengeluaran.

15 PERMASALAHAN PADA DIREKTORAT KESWAN
LANJUTAN...... PERMASALAHAN PADA DIREKTORAT KESWAN No Uraian Sebab Dampak 3 Pemasukan kulit sapi pada tahun 2014 (Raw Hide White) tidak disertai dengan surat rekomendasi pemasukan dari Menteri Pertanian dan ijin Pemasukan dari Menteri Perdagangan (BKP Kelas I Medan tahun 2014) Kurangnya pengendalian terhadap pelaksanaan tindakan karantina hewan oleh Koordinator fungsional, terbatasnya SDM dibandingkan dengan jumlah pemasukan/ pengeluaran MP. Berpotensi masuk dan keluarnya HPHK ke dalam wilayah, produk HBAH kurang aman dikonsumsi. 4 Pemasukan DOC asal AS melalui Bandara Soekarno Hatta dan dilakukan serah terima antara petugas Karantina BBKP Soekarno Hatta dengan BKP kelas I Medan. Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No : 316.a/Kpts/PD /L/11/06 tanggal 20 Nopember 2006 tentang Petunjuk Teknis Tindakan Karantina Hewan Terhadap Media Pembawa Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) yang berbunyi bahwa “DOC hanya dapat diangkut untuk satu kali tujuan dan tidak boleh transit”. (BKP Kelas I Medan tahun 2014))

16 PERMASALAHAN PADA DIREKTORAT KESWAN
LANJUTAN...... No Uraian Sebab Dampak 5 Satuan jumlah dalam rekomendasi Pemasukan Bahan Baku Kulit yang diterbitkan oleh Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan tidak sama dengan satuan jumlah dalam sertifikat karantina hewan (KH-12), yaitu untuk wet salted bovine hide pada Rekomendasi Ditjen PKH menyebutkan Kg, sedangkan pada Barantan menyebutkan ft. Belum ada ketentuan perhitungan yang sama di Barantan, sehingga dilakukan konversi dari berat bersih mengacu 1 lembar satara 23 Kgm net. Adanya kesulitan dalam pemeriksaan fisik media pembawa HPHK berupa bahan baku kulit, khususnya dalam memeriksa keseuaian jenis dan jumlah. 6 Pemasukan sapi bibit dan sapi potong belum sepenuhnya terpantau, karena pada umumnya tidak melalui pintu-pintu pemasukan resmi, melainkan melalui jalur darat yang merupakan kewenangan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Tengah melalui check point di daerah perbatasan (BKP Kelas II Palu tahun 2014). Kurangnya koordinasi antara BKP Kelas II Palu dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prop Sulteng. Sapi bibit berpotensi menularkan penyakit gangguan reproduksi dan zoonosis

17 PERMASALAHAN PADA DIREKTORAT KESWAN
LANJUTAN...... No Uraian Sebab Dampak 7 Hasil pelaksanaan pengujian dengan TPC terhadap pengeluaran media pembawa daging bebek, bakso dan daging burger ditemukan kadar Batas Maksimum Cemaran Mikroba/BMCM melebihi batas maksimal namun tetap dikeluarkan sertifikat kesehatan hewan (BKP Kelas II Medan Tahun 2014). Kurangnya pengendalian koordinator fungsional terhadap pelaksanaan tindakan karantina. Berpotensi terjadi penyebaran produk bahan asal hewan yang kurang aman dikonsumsi.

18 PERMASALAHAN PADA DIREKTORAT KESWAN PERMASALAHAN KARANTINA TUMBUHAN
No Uraian Sebab Dampak 1 Masalah yang sering terjadi dengan lalu lintas komoditas yaitu masih kurang terpantaunya kegiatan antar area masuk dan keluar diantaranya masih banyak pintu-pintu pemasukan yang belum dijaga oleh petugas karantina terutama kegiatan domestik yang melalui jalur darat, terbatasnya jumlah petugas karantina, dan kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat pengguna jasa mengenai perkarantinaan. Kurang optimalnya koordinasi dengan institusi terkait Berpotensi masuk dan keluarnya OPTK dari dan ke dalam wilayah 2 Pengujian laboratorium pada pemasukan media pembawa PSAT tidak dilakukan pada seluruh parameter yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pertanian No.88/Permentan/PP.340 /12/2011 tentang Pengawasan Keamanan Pangan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran PSAT (BBKP Tanjung Priok Tahun 2014). Terbatasnya ketersediaan bahan uji laboratorium untuk pengujian bakteri dan virus di Laboratorium Karantina Tumbuhan BBKP Tanjung Priok. PSAT yang masuk ke Indonesia belum sepenuhnya aman.

19 PERMASALAHAN PADA DIREKTORAT KESWAN
LANJUTAN No Uraian Sebab Dampak 3 Terdapat pemasukan media pembawa dari luar negeri yang barangnya telah beredar di pasar tetapi belum dilengkapi dengan Sertifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan/pelepasan PSAT/KT-9 (BBKP Tanjung Priok tahun 2014). Pemeriksaan masih dilakukan di luar tempat pemasukan (depo). Berpotensi masuknya OPTK dari luar negeri ke Indonesia 4 Dari uji terap yang dilaksanakan pada tahun 2011 dan 2012 sebanyak 17 kegiatan, yang telah ditetapkan dengan Permentan dan SK Kabarantan baru 5 kegiatan atau 29,41%, telah dilakukan desiminasi baru 6 kegiatan atau 35,29 %, serta telah diaplikasikan di tingkat lapangan (UPT) baru 2 uji terap atau 11,76 % (BUTTMKP tahun 2014) Aspek legal formal dalam bentuk penerbitan SK, peraturan, pedoman, juklak dan juknis, serta rekomendasi uji terap lanjutan sebelum hasil uji terap diaplikasikan merupakan wewenang Badan Karantina Pertanian, sekalipun pada tahap perencanaan seluruh kegiatan uji terap yang dilakukan oleh BUTTMKP telah dikonsultasikan dan mendapatkan persetujuan dari pusat. Pemanfaatan hasil uji terap yang dihasilkan oleh BUTTMKP belum efektif diaplikasikan di tingkat lapangan (UPT dan pengguna jasa).

20 PERMASALAHAN PADA DIREKTORAT KESWAN
LANJUTAN...... No Uraian Sebab Dampak 5 Belum terdapat keseragaman format sertifikat ISPM#15 dari provider yaitu terdapat perbedaan pada catatan kaki pada beberapa sertifikat (BBKP Surabaya tahun 2014) Barantan lalai dalam membuat standar format sertifikat ISPM#15 Berpotensi masuk dan keluarnya OPTK ke dalam wilayah NKRI. 6 Terdapat pengeluaran sertifikat pelepasan karantina tumbuhan antar area tanpa dilakukan pemeriksaan laboratorium padahal target pest media pembawa termasuk OPTK Golongan I kategori AI, diantaranya pemasukan bawang merah dengan target OPTK Delia Platura asal Surabaya (SKP Kelas II Manokwari Tahun 2014). Kelalaian dari petugas karantina dalam melakukan tindakan karantina Berpotensi masuknya OPTK ke dalam wilayah NKRI.

21 PERMASALAHAN PADA DIREKTORAT KESWAN
LANJUTAN...... No Uraian Sebab Dampak 7 Pelaksanaan pemusnahan terhadap pemasukan media pembawa (bunga potong, wortel, benih jagung, benih padi melebihi jangka waktu yang ditetapkan dalam Permentan No.09/Permentan /OT.140/2009 tentang persyaratan tatacara tindakan karantina terhadap pemasukan MP OPTK ke dalam wilayah Republik Indonesia yaitu melebihi 14 hari setelah penolakan (BBKP Tanjung Priok dan BKP Kelas I Batam tahun 2014). Kelalaian dari petugas karantina dalam melakukan tindakan karantina. Berpotensi adanya pemasukan OPTK ke Wilayah Negara RI

22 HASIL REVIU RKAKL BADAN KARANTINA PERTANIAN 2015
Perencana penganggaran TA.2015 untuk biaya eksploitasi dan pemeliharaan aset milik Badan Karantina Pertanian dan UPT belum berdasarkan pada laporan BMN yang valid sehubungan data BMN yang dipergunakan adalah data BMN tahun 2013. Pencantuman volume pada output/sub output maupun komponen/sub komponen masih belum tepat terutama untuk pemeliharaan gedung kantor dan pengadaan barang sehubungan masih menggunakan volume paket yang seharusnya m2 atau unit sehingga mudah diukur pencapaiannya. Disamping itu terdapat pemeliharaan gedung kantor yang belum mencantumkan volume, dan pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi yang tidak sesuai dengan rincian volume pada detail kegiatan. Pengalokasian anggaran untuk pelaksanaan tindakan karantina (hewan dan tumbuhan) diluar pintu pemasukan dan pengeluaran belum disertai dengan data pendukung sebagai dasar untuk menilai kalayakan pengalokasian anggaran.

23 Reviu RKA-KL tahun dalam mendukung Refocusing swasembada padi, jagung, kedelai, tebu dan daging sapi Alokasi anggaran untuk Refocusing swasembada padi, jagung, kedelai, tebu dan daging sapi, senilai Rp ,00 berasal dari kegiatan yang sama namun difocuskan untuk mendukung Swasembada Padi, Jadung, Kedelai dan Daging sapi.

24 Kelemahan dalam pergeseran kegiatan dan anggaran Refocusing yang telah dilakukan perbaikan pada saat reviu, antara lain : Volume atas rincian kegiatan pada anggaran yang semula belum dicantumkan telah dilakukan perbaikan.. KAK Monitoring dan Evaluasi (Monev) Karantina Tumbuhan Benih (Padi, Jagung dan Kedelai) belum menjelaskan lokasi tanam atas benih padi, jagung dan kedelai yang akan dikunjungi maupun MP lainnya. Terhadap hal tersebut telah dilakukan perbaikan pada KAK.

25 Lanjutan … Terdapat sisa anggaran untuk Kegiatan analisa resiko terhadap importasi MP OPTK (Padi, Jagung dan Kedelai) Rp ,00 dan sisa senilai Rp ,00, yang seharusnya tidak ada sisa, Terhadap hal tersebut telah dilakukan perbaikan. Kegiatan uji coba KT (benih padi, jagung dan kedelai) senilai Rp ,00 belum mencerminkan jenis metode yang akan digunakan dan belum dilengkapi dengan KAK Terhadap hal tersebut telah dilakukan perbaikan dan dilengkapi dengan KAK.

26 Hasil Audit Kinerja TA 2010 - 2014
No Uraian 2010 (Rp) 2011 2012 2013 2014 s.d. Oktober 2014 (Rp) 1. KN ,62 ,68 ,20 ,50 ,19 2 Tidak Efektif ,00 ,00 ,00 ,00 ,00 3 Tidak Efisien ,00 ,00 ,00 ,00 ,50 4 Tidak tertib - ,00 ,00 ,57 ,60

27 Perkembangan Tindak Lanjut Temuan Kerugian Negara
No Tahun Nilai KN (Rp) Tindak Lanjut Sisa KN 1. 2010 ,77 ,77 2 2011 ,41 3 2012 ,59 4 2013 ,61 5 2014 ,19 ,36 ,00 *) : data sampai dengan Oktober 2014 (Audit kinerja tahap V)

28 Terima Kasih


Download ppt "EVALUASI KINERJA BADAN KARANTINA PERTANIAN TAHUN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google