Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pengantar Kesusastraan Umum

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pengantar Kesusastraan Umum"— Transcript presentasi:

1 Pengantar Kesusastraan Umum
PUISI Pengantar Kesusastraan Umum

2 Definisi Puisi berasal dari bahasa latin, Poio/poieo ; seni tertulis yang mengutamakan bahasa sebagai fungsi estetik selain fungsi semantik (makna) Perbedaan fiksi dan prosa adalah penekanan segi estetik suatu bahasa , seperti perulangan yang sengaja, metafora, rima dsbnya. Bentuk puisi bisa berupa pantun (puisi kuno), jika di Jepang Haiku (sajak 3 larik, 17 suku kata), mantra, kadang hanya pengulangan satu kata, dan keanehan lainnya.

3 Unsur-Unsur Puisi Unsur Puisi terbagi menjadi struktur fisik dan struktur batin Struktur fisik puisi terdiri dari: Perwajahan puisi (Tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.

4 Struktur fisik puisi Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., Gaya Bahasa/majas, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup: Onomatopei (tiruan terhadap bunyi) Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya Pengulangan kata/ungkapan.

5 Struktur Batin Puisi Tema/ makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dll. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll. Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca

6 Jenis-Jenis Puisi Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain : Jumlah kata dalam 1 baris Jumlah baris dalam 1 bait Persajakan (rima) Banyak suku kata tiap baris Irama Ciri puisi lama: Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

7 Jenis Puisi Lama Mantra , Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan. Contoh Mantra; Assalammu’alaikum putri satulung besar Yang beralun berilir simayang Mari kecil, kemari Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Akan membasuh mukamu

8 Jenis Puisi Lama GURINDAM Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India) CIRI-CIRI GURINDAM: a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst. b. Berasal dari Tamil (India) c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatu sebab akibat. Contoh : Kurang pikir kurang siasat (a) Tentu dirimu akan tersesat (a) Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b ) Bagai rumah tiada bertiang ( b )

9 Jenis Puisi Lama SYAIR ; Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab. CIRI – CIRI SYAIR : a. Setiap bait terdiri dari 4 baris b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata c. Bersajak a – a – a – a d. Isi semua tidak ada sampiran e. Berasal dari Arab Contoh : Pada zaman dahulu kala (a) Tersebutlah sebuah cerita (a) Sebuah negeri yang aman sentosa (a) Dipimpin sang raja nan bijaksana (a) Negeri bernama Pasir Luhur (a) Tanahnya luas lagi subur (a) Rakyat teratur hidupnya makmur (a) Rukun raharja tiada terukur (a)

10 Jenis Puisi Lama PANTUN Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat. CIRI – CIRI PANTUN : 1. Setiap bait terdiri 4 baris 2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran 3. Baris 3 dan 4 merupakan isi 4. Bersajak a – b – a – b 5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata 6. Berasal dari Melayu (Indonesia)

11 Jenis Pantun ; dilihat dari bentuk
a. PANTUN BIASA ;Pantun biasa sering juga disebut pantun saja. Kalau ada jarum patah Jangan dimasukkan ke dalam peti Kalau ada kataku yang salah Jangan dimasukan ke dalam hati

12 Jenis Pantun 3. TALIBUN Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya. Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi. Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi. Jadi : Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c. Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d Contoh : Kalau anak pergi ke pekan Yu beli belanak pun beli sampiran Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi berjalan Ibu cari sanak pun cari isi Induk semang cari dahulu

13 Jenis Pantun 2. SELOKA (PANTUN BERKAIT) Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait. CIRI-CIRI SELOKA: a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua. b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga c. Dan seterusnya Contoh : Lurus jalan ke Payakumbuh, Kayu jati bertimbal jalan Di mana hati tak kan rusuh, Ibu mati bapak berjalan Kayu jati bertimbal jalan, Turun angin patahlah dahan Ibu mati bapak berjalan, Ke mana untung diserahkan

14 Jenis pantun 4. PANTUN KILAT ( KARMINA ) CIRI-CIRINYA :
a. Setiap bait terdiri dari 2 baris b. Baris pertama merupakan sampiran c. Baris kedua merupakan isi d. Bersajak a – a e. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata Contoh : Dahulu parang, sekarang besi (a) Dahulu sayang sekarang benci (a)

15 Jenis Pantun ; dilihat dari isi
PANTUN ANAK-ANAK Elok rupanya si kumbang jati Dibawa itik pulang petang Tidak terkata besar hati Melihat ibu sudah datang PANTUN ORANG MUDA Tanam melati di rama-rama Ubur-ubur sampingan dua Sehidup semati kita bersama Satu kubur kelak berdua  PANTUN ORANG TUA Asam kandis asam gelugur Kedua asam riang-riang Menangis mayat di pintu kubur Teringat badan tidak sembahyang  PANTUN JENAKA Elok rupanya pohon belimbing Tumbuh dekat pohon mangga Elok rupanya berbini sumbing Biar marah tertawa juga PANTUN TEKA-TEKI Kalau puan, puan cemara Ambil gelas di dalam peti Kalau tuan bijak laksana Binatang apa tanduk di kaki

16 Puisi Baru Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Ciri-ciri Puisi Baru: Bentuknya rapi, simetris; Mempunyai persajakan akhir (yang teratur); Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain; Sebagian besar puisi empat seuntai; Tiap-tiap barisnya terdiri atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.

17 Jenis-Jenis Puisi Baru
Menurut isinya dibedakan menjadi dua; Balada ; adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya. Contoh: Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Balada Matinya Seorang Pemberontak”.

18 Jenis-Jenis Puisi Baru
Himne ; puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Bahkan batu-batu yang keras dan bisu Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri Menggeliat derita pada lekuk dan liku bawah sayatan khianat dan dusta. Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.

19 Jenis Puisi baru ; menurut isi
Epigram ; puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani, epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman dan teladan. Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari Bahasa Prancis, Romantique yang berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang. Satire  adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin Satura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim etc)

20 Contoh Puisi Baru Contoh Epigram
Hari ini tak ada tempat berdiri Sikap lamban berarti mati Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.(Iqbal) Contoh Ode Generasi Sekarang Di atas puncak gunung fantasi Berdiri aku, dan dari sana Mandang ke bawah, ke tempat berjuang Generasi sekarang di panjang masa Menciptakan kemegahan baru Pantun keindahan Indonesia Yang jadi kenang-kenangan Pada zaman dalam dunia

21 Contoh Puisi Baru Contoh Elegi Pada suatu pagi hari
Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu. Ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi agar ia bisa berjalan sendiri saja sambil menangis dan tak ada orang bertanya kenapa. Ia tidak ingin menjerit-jerit berteriak-teriak mengamuk memecahkan cermin membakar tempat tidur. Ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-rintik di lorong sepi pada suatu pagi. (Sapardi Djoko Damono) Contoh Satire Aku bertanya tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur jidat penyair-penyair salon, yang bersajak tentang anggur dan rembulan, sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya, dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan, termangu-mangu dl kaki dewi kesenian. (WS Rendra)

22 Jenis Puisi baru ; menurut bentuk
Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai). Contoh: Berkali kita gagal Ulangi lagi dan cari akal Berkali-kali kita jatuh Kembali berdiri jangan mengeluh

23 Jenis Puisi baru ; menurut bentuk
Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai). Contoh: Dalam ribaan bahagia datang Tersenyum bagai kencana Mengharum bagai cendana Dalam bah’gia cinta tiba melayang Bersinar bagai matahari Mewarna bagaikan sari

24 Jenis Puisi baru ;menurut bentuk
Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai). Contoh : Mendatang-datang jua Kenangan masa lampau Menghilang muncul jua Yang dulu sinau silau Membayang rupa jua Adi kanda lama lalu Membuat hati jua Layu lipu rindu-sendu

25 Jenis Puisi baru ;menurut bentuk
Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai). Hanya Kepada Tuan Satu-satu perasaan Hanya dapat saya katakan Kepada tuan Yang pernah merasakan Satu-satu kegelisahan Yang saya serahkan Hanya dapat saya kisahkan Yang pernah diresah gelisahkan Satu-satu kenyataanYang bisa dirasakan Hanya dapat saya nyatakan Yang enggan menerima kenyataan

26 Jenis Puisi baru ;menurut bentuk
Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai). Contoh: Merindu Bagia Jika hari’lah tengah malam Angin berhenti dari bernapas Sukma jiwaku rasa tenggelam Dalam laut tidak terwatas Menangis hati diiris sedih

27 Jenis Puisi baru ;menurut bentuk
Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai). Contoh: Indonesia Tumpah Darahku Duduk di pantai tanah yang permai Tempat gelombang pecah berderaiB erbuih putih di pasir terderai Tampaklah pulau di lautan hijau Gunung gemunung bagus rupanya Ditimpah air mulia tampaknya Tumpah darahku Indonesia namanya

28 Jenis Puisi baru ;menurut bentuk
Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai). Contoh: Awan Awan datang melayang perlahan Serasa bermimpi, serasa berangan Bertambah lama, lupa di diri Bertambah halus akhirnya seri Dan bentuk menjadi hilang Dalam langit biru gemilang Demikian jiwaku lenyap sekarang Dalam kehidupan teguh tenang

29 Jenis Puisi baru ;menurut bentuk
Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap sebagai ”Pelopor/Bapak Soneta Indonesia”. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).

30 Contoh Soneta Gembala (M.Yamin) Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a ) Melihat anak berelagu dendang ( b ) Seorang saja di tengah padang ( b ) Tiada berbaju buka kepala ( a ) Beginilah nasib anak gembala ( a ) Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b ) Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b ) Pulang ke rumah di senja kala ( a ) Jauh sedikit sesayup sampai ( a ) Terdengar olehku bunyi serunai ( a ) Melagukan alam nan molek permai ( a ) Wahai gembala di segara hijau ( c ) Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c Maulah aku menurutkan dikau ( c )

31 Puisi Kontemporer Kata kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai dengan perkembangan zaman atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman. Selain itu, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam kurun waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata makin kasar, ejekan, dan lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambing intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi. Tokoh-tokoh puisi kontemporer di Indonesia saat ini, yaitu sebagai berikut: Sutardji Calzoum Bachri dengan tiga kumpulan puisinya O, Amuk, dan O Amuk Kapak Ibrahim Sattah dengan kumpulan puisinya Hai Ti Hamid Jabbar dengan kumpulan puisinya Wajah Kita

32 Jenis Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer dibedakan menjadi 3 yaitu 1. Puisi mantra adalah puisi yang mengambil sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum Bachri adalah orang yang pertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi kontemporer. Ciri-ciri mantra adalah: Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami melainkan sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan akibat tertentu Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran dan kemanjuran itu terletak pada perintah.

33 Contoh Mantra Kontemporer
Shang Hai ping di atas pong pong di atas ping ping ping bilang pong pong pong bilang ping mau pong? bilang ping mau mau bilang pong mau ping? bilang pong mau mau bilang ping (Sutardji Calzoum Bachri)

34 Jenis Puisi Kontemporer
2. Puisi mbeling ; bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan. Aturan puisi yang dimaksud ialah ketentuan-ketentuan yang umum berlaku dalam puisi. Puisi ini muncul pertama kali dalam majalah Aktuil yang menyediakan lembar khusus untuk menampung sajak, dan oleh pengasuhnya yaitu Remy Silado, lembar tersebut diberi nama "Puisi Mbeling". Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih lagi. Dasar puisi mbeling adalah main-main. Ciri-ciri puisi mbeling adalah: Mengutamakan unsur kelakar; pengarang memanfaatkan semua unsur puisi berupa bunyi, rima, irama, pilihan kata dan tipografi untuk mencapai efek kelakar tanpa ada maksud lain yang disembunyikan (tersirat).

35 Contoh Puisi Mbeling Sajak Sikat Gigi
Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur Di dalam tidur ia bermimpi Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbuka Ketika ia bangun pagi hari Sikat giginya tinggal sepotong Sepotong yang hilang itu agaknya Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali Dan ia berpendapat bahwa, kejadian itu terlalu berlebih-lebihan (Yudhistira Ardi Nugraha dalam Sajak Sikat Gigi) Menyampaikan ejekan kepada para penyair yang bersikap sungguh-sungguh terhadap puisi. Dalam hal ini, Taufik Ismail menyebut puisi mbeling dengan puisi yang mengkritik puisi.

36 Jenis Puisi Kontemporer
3. Puisi konkret adalah puisi yang disusun dengan mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah hingga menyerupai gambar tertentu. Puisi seperti ini tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media. Di dalam puisi konkret pada umumnya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda dan/atau gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya.

37 Contoh Puisi Kongkret Doktorandus Tikus I selusin toga me nga
seratus tikus berkampus diatasnya dosen dijerat profesor diracun kucing kawin dan bunting dengan predikat sangat memuaskan (F.Rahardi) 丁丁丁丁丁 丁 丁 丁 丁 丁 丁 丁 丁 丁 丁 叩きつけられてゐる 丁 藻(もう)でまっくらな 丁 丁 丁 塩の海 丁 丁 丁 丁 丁 熱 丁 丁 丁 丁 丁 熱 熱 丁 丁 丁 (尊 々 殺 々 殺 殺 々 尊 々 々 尊 々 殺 々 殺 殺 々 尊 々 尊) (Kenji Miyazawa)

38 Puisi Kontemporer Puisi kontemporer sebagai puisi inkonvensional ternyata juga perlu memerhatikan beberapa unsur sebagai berikut: Unsur bunyi; meliputi penempatan persamaan bunyi (rima) pada tempat-tempat tertentu untuk menghidupkan kesan dipadu dengan repetisi atau pengulangan-pengulangannya. Tipografi; meliputi penyusunan baris-baris puisi berisi kata atau suku kata yang disusun sesuai dengan gambar (pola) tertentu. Enjambemen; meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk menuju baris berikutnya. Kelakar (parodi); meliputi penambahan unsur hiburan ringan sebagai pelengkap penyajian puisi yang pekat dan penuh perenungan (kontemplatif)

39 Hal-Hal Penting dalam Membaca Puisi
Ketepatan ekspresi/mimik Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka. Kinesik yaitu gerak anggota tubuh. Kejelasan artikulasi , Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata. Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya. Irama puisi artinya panjang pendek, keras lembut, tinggi rendahnya suara. Intonasi atau lagu suara

40 Hal-Hal Penting dalam Membaca Puisi
Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut : Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting. Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjud, dan sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa dan sebagainya. Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.

41 Fitrianapd.lecture.ub.ac.id


Download ppt "Pengantar Kesusastraan Umum"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google